Kamis, 26 Juli 2012

Potret Kehidupan Masyarakat Pedesaan

Kayangan,(SK),--“ Hujan emas di negeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri” sepenggal kalimat yang sangat sederhana namun memiliki makna yang mendalam dan jarang sekali orang yang mau menjadikannya sebagai cermin kehidupan untuk meraih masa depan yang gemilang.

Terbuai dan terlena dengan kemewahan hidup sering membuat orang lupa akan tujuan kehidupan yang sesungguhnya (kecuali untuk beribadah).Mengejar kebahagiaan hidup membuat setiap orang harus berpacu dengan waktu dan ingin selalu menjadi yang terdepan dan terbaik, sehingga kadang membuat kita lupa dengan aturan berkompetisi, menghalalkan segala cara yang penting tujuan tercapai.

Inaq Lukman (48 ) salah seorang warga Kayangan yang mencoba berjuang mengais rizki sebagai pemecah batu krikil menjadi contoh nyata bagaimana kerasnya perjuangan hidup zaman sekarang ini. Pesanan sekian kubik batu krikil oleh para konsumen membuatnya lupa menghapus tetesan keringat yang membasahi kaos oblong dipakainya, lupa akan pegal ditubuhnya, lupa akan taburan debu jalanan yang menghampirinya, hanya satu yang terbayang sebagai motivasi usahanya yakni kebahagiaan dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Ketika ditemui wartawan media ini di rumahnya Dusun Santong Barat Kecamatan Kayangan KLU, Inaq Lukman mengaku, dirinya ingin memberikan contoh bagi rekan-rekan pemuda khususnya yang tak memiliki lapangan pekerjaan untuk tidak gengsi melakukan pekerjaan seperti yang digelutinya selama ini yang walaupun kelihatan hina tetapi ini pekerjaan yang halal, tidak merugikan orang lain dan Insya Allah tidak mengandung benih korupsi.

Dikatakan, prosfek usaha yang selama ini menghidupi keluarganya dan sudah berlangsung delapan bulan menekuni pekerjaan tersebut,dirinya merasa tetap kualahan memenuhi pesanan konsumen.Diakuinya, batu pecahan hasil produksinya, banyak sekali orang yang membutuhkannya. Bahkan menurut beberapa Supplier matrial di beberapa proyek pembangunan di Lombok Utara, yang mengharuskan mereka harus beli matrial di luar KLU.

Hal inilah yang memotivasi dirinya untuk bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan sendiri tanpa harus berpangku tangan saja.Karena untuk pengadaan bahan baku krikil yang didapatkan di alam bebas sekarang ini sudah agak langka. Kebutuhan akan penyediaan krikil di daerah ini sangat di rasakan manfaatnya namun masih jauh dari harapan. Itulah sebabnya Inaq Lukman dengan bermodalkan pendidikan SD harus rela menggeluti pekerjaan yang membutuhkan ketabahan ini.Karena suply bahan baku bangunan seperti krikil ini sangat dibutuhkan dalam rangka menyukseskan program pembangunan jalan,jembatan dan lain sebagainya di kawasan KLU.

“Ini tentunya peluang bagi orang yang tidak punya pekerjaan, hasilnya lumayan bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dengan pendapatan rata-rata Rp. 30.000 perhari,”terangnya.

Inaq Lukman juga menambahkan motivasinya melakukan kegiatan ini adalah agar ia tetap selalu kumpul bersama keluarga, tidak pisah-pisah seperti menjadi tenaga kerja ke luar daerah dan ke luar negeri, karena menurutnya banyak sekali sekarang ini keluarga atau rumah tangga yang hancur berantakan bukan hanya karena faktor ekonomi tetapi juga faktor social lainnya. (Yudik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar