Rabu, 29 Agustus 2012

Menapak Sejarah Ratu Dewi Anjani di Gunung Rinjani

Suarakomunitas.net,--Pada satu masa di dekat negri Alengka (tempat para raksasa), tersebutlah sebuah pertapaan yang disebut dengan Gunung Sukendra. Pertapaan itu dihuni oleh Resi Gotama dan keluarganya. Resi Gotama adalah keturunan Bathara Ismaya, putra Prabu Heriya dari Mahespati.

Resi Gotama memiliki seorang kakak bernama Prabu Kartawirya yang kelak akan menurunkan Prabu Arjunasasrabahu. Atas jasa-jasa dan baktinya kepada para dewa, Resi Gotama dianugrahi seorang bidadari kahyangan bernama Dewi Windradi. Dari hasil perkawinannya mereka dikaruniai tiga orang anak Dewi Anjani, Guwarsa (Subali) dan GuwaResi (Sugriwa).

Tahun berganti tahun, Dewi Windradi yang selalu dalam kesepian karena bersuamikan seorang brahmana tua, akhirnya tergoda oleh panah asmara Bhatara Surya (dewa Matahari). Terjadi saat sang dewi sering berjemur telanjang mandi sinar matahari di pagi hari. Terjalinlah hubungan asmara secara rahasia sedemikian rapih sehingga sampai bertahun-tahun tidak diketahui oleh Resi Gotama, maupun oleh ketiga putranya yang sudah menginjak dewasa. Akibat suatu kesalahan kecil yang dilakukan oleh Dewi Anjani, jalinan kasih yang sudah berlangsung cukup lama itu, akhirnya terbongkar dan membawa akibat yang sangat buruk bagi keluarga Resi Gotama.

Karena rasa cintanya yang begitu besar pada Dewi Anjani, Dewi Windradi mengabaikan pesan Bhatara Surya, memberikan pusaka kedewataan Cupumanik Astagina kepada Anjani. Padahal ketika memberikan Cupumanik Astagina kepada Dewi Windradi, Bhatara Surya telah berwanti-wanti untuk jangan sekah-kali benda kedewatan itu ditunjukkan apalagi diberikan orang lain, walau itu putranya sendiri. Kalau pesan itu sampai terlanggar, sesuatu kejadian yang tak diharapkan akan terjadi.

Cupumanik Astagina adalah pusaka kadewatan yang menurut ketentuan dewata tidak boleh dillhat atau dimiliki oleh manusia lumrah. Larangan ini disebabkan karena Cupumanik Astagina disamping memiliki khasiat kesaktian yang luar biasa, juga didalamnya mengandung rahasia kehidupan alam nyata dan alam kesuragaan. Dengan membuka Cupumanik Astagina, melalui mangkoknya kita akan dapat melihat dengan nyata dan jelas gambaran surga yang serba polos, suci dan penuh kenikmatan.

Sedangkan dari tutupnya akan dapat dilihat dengan jelas seluruh kehidupan semua makluk yang ada di jagad raya. Sedangkan khasiat kesaktian yang dimiliki Cupumanik Astagina ialah dapat memenuhi semua apa yang diminta dan menjadi keinginan pemiliknya.

Bagi masyarakat hindu, cupu ini merupakan suatu wadah berbentuk bundar berukuran kecil terbuat dari kayu atau logam. Manik = permata, melambangkan sesuatu yang indah. Asthagina=delapan macarn sifat yang harus dimiliki oleh seorang brahmana:
1. daya sarwa buthesu (belas kasih kepada sekalian makluk),
2. ksatim (suka memaafkan, sabar),
3. anasunyah ( tidak kecewa atau menyesal),
4. saucam (suci lahir batin),
5. anayasah (tidak mengeluarkan tenaga berlebih-lebihan. Jawa; nyengka, ngaya),
6. manggalam (beritikad baik),
7. akarpanyah (tidak merasa miskin baik dalam hal batiniah maupun lahiriah, begitu pula dalam hal budi),
8. asprebah (tidak berkeinginan atau bahwa nafsu duniawi)]

Namun dorongan rasa cinta terhadap putri tunggaInya telah melupakan pesan Bhatara Surya. Dewi Windradi memberikan Cupumanik Astagina kepada Anjani, disertai pesan agar tidak menunjukkan benda tersebut baik kepada ayahnya maupun kepada kedua adiknya.

Suatu kesalahan dilakukan oleh Anjani. Suatu hari ketika ia akan mencoba kesaktian Cupumanik Astagina, kedua adiknya, Guwarsa dan Guwarsi melihatnya. Terjadilah keributan diantara mereka, saling berebut Cupumanik Astagina. Anjani menangis melapor pada ibunya, sementara Guwarsa dan Guwarsi mengadu pada ayahnya. Bahkan secara emosi Guwarsa dan Guwarsi menuduh ayahnya, Resi Gotama telah berbuat tidak adil dengan menganak emaskan Anjani. Suatu tindakan yang menyimpang dari sifat seorang resi.

Tuduhan kedua putranya membuat hati Resi Gotama sedih dan prihatin, sebab ia merasa tidak pernah berbuat seperti itu. Segera ia memerintahkan Jembawan, pembantu setianya untuk memanggil Dewi Anjani dan Dewi Windradi. Karena rasa takut dan hormat kepada ayahnya, Dewi Anjani menyerahkan Cupumanik Astagina kepada ayahnya. Anjani berterus terang, bahwaa benda itu pemberian dari ibunya.

Sementara Dewi Windradi bersikap diam membisu tidak berani berterus terang dari mana ia mendapatkan benda kadewatan tersebut. Dewi Windradi seperti dihadapkan pada buah simalakama. Berterus terang, akan memebongkar hubungan gelapnya dengan Bhatara Surya. Bersikap diam, sama saja artinya dengan tidak menghormati suaminya.

Sikap membisu Dewi Windradi membuat Resi Gotama marah, dan mengutuknya menjadi patung batu, yang dengan kesaktiannya, dilemparkannya melayang, dan jatuh di taman Argasoka kerajaan Alengka disertai kutukan, kelak akan memjelma kembali menjadi manusia setelah dihantamkan ke kepala raksasa.

Demi keadilan, Resi Gotama melemparkan Cupumanik Astagina ke udara. Siapapun yang menemukan benda tersebut, dialah pemiliknya. Karena dorongan nafsu, Dewi Anjani, GuwaResi Guwarsa dan Jembawan segera mengejar benda kadewatan tersebut. Tetapi Cupumanik Astagina seolah-olah mempunyal sayap. Sebentar saja telah melintas dibalik bukit. Cupu tersebut terbelah menjadi dua bagian, jatuh ke tanah dan berubah wujud menjadi telaga. Bagian Cupu jatuh di negara Ayodya menjadi Telaga Nirmala, sedangkan tutupnya jatuh di tengah hutan menjadi telaga Sumala.

[Mitos yg hidup di kalangan masyarakat Dieng menyebutkan bahwa Telaga Merdada, yang letaknya 3,5 kilometer dari Desa Dieng, dianggap sebagai penjelmaan dari Cupu Manik Astagina. Di dekat Telaga Pengilon atau Telaga Cermin (konon cerita, bisa dipakai untuk kaca cermin) terdapat Goa Semar. Masyarakat setempat mempercayainya sebagai bekas tempat semedi Bodronoyo atau Semar. Goa batu ini mempunyai panjang sekitar lima meter dan dikeramatkan oleh masyarakat Dieng].

Anjani, Guwarsi, Guwarsa dan Jembawan yang mengira cupu jatuh kedalam telaga, langsung saja mendekati telaga dan meloncat masuk kedalamnya. Suatu malapetaka terjadi, Guwarsa, Guwarsi dan Jembawan masing-masing berubah wujud menjadi seekor manusia kera. Melihat ada seekor kera dihadapannya, Guwarsa menyerang kera itu karena menganggap kera itu menghalang-halangi perjalanannya.

Pertarungan tak pelak terjadi diantara mereka. Pertempuran seru dua saudara yang sudah menjadi kera itu berlangsung seimbang. Keduanya saling cakar, saling pukul untuk mengalahkan satu dengan lainnya. Sementara Jembawan yang memandang dari kejauhan tampak heran melihat dua kera yang bertengkar namun segala tingkah laku dan pengucapannya sama persis seperti junjungannya Guwarsa dan Guwarsi. Dengan hati-hati Jembawan mendekat dan menyapa mereka. Merasa namanya dipanggil mereka berhenti bertengkar. Barulah mereka sadar bahwa ketiganya telah berubah wujud menjadi seekor kera. Dan merekapun saling berpelukan! menangisi kejadian yang menimpa diri mereka.

Adapun Dewi Anjani yang berlari-lari datang menyusul, karena merasa kepanasan, sesampainya di tepi telaga lalu merendamkan kakinya serta membasuh mukanya, dan… wajah, tangan dan kakinya berubah ujud menjadi wajah, tangan dan kaki kera. Setelah masing-masing mengetahui adanya kutukan dahsyat yang menimpa mereka, dengan sedih dan ratap tangis penyesalan, mereka kembali ke pertapaan.

Resi Gotama yang waskita dengan tenang menerima kedatangan ketiga putranya yang telah berubah wujud menjadi kera. Setelah memberi nasehat seperlunya, Resi Gotama menyuruh ketiga putranya untuk pergi bertapa sebagai cara penebusan dosa dan memperoleh anugerah Dewata.

Subali ‘tapangalong’ bergantungan di atas pepohonan seperti kalong (kelelawar besar) layaknya. Sugriwa ‘tapa ngidang’ mengembara dalam hutan seperti kijang, sedang Anjani ‘tapa ngodhok’ berendam di air seperti katak ulahnya di tepi telaga Madirda. la tidak makan kalau tidak ada dedaunan atau apapun yang dapat dimakan yang melayang jatuh di pangkuannya, dan untuk melepas rasa haus ia membasahi mulutnya dengan air embun.

Beberapa tahun berlalu, syahdan Batara Guru pada suatu waktu melanglang buana dengan naik lembu Andininya. Ketika melewati telaga Madirda dilihatnya Anjani bertapa berbadan kurus kering, timbul rasa belas kasihannya, maka dipetiknya dedaunan sinom (daun muda pohon asam), dilemparkan ke arah telaga dan jatuh di pangkuan Anjani. Anjanipun memakannya, dan … iapun menjadi hamil karenanya.

Setelah tiba saatnya, bayi yang dikandungnya lahir dalam ujud kera berwarna putih sekujur badannya. Bayi itu kemudian diberi nama Hanoman, mengacu kepada daun sinom pemberian Batara Guru yang menyebabkan kehamilan Anjani. Dengan demikian dituturkan bahwa Hanoman adalah putra Batara Guru dan Dewi Anjani.

Hingga saat ini belum ada teman-teman di Lombok dapat menceritakan mengapa Gunung Rinjani ada di Lombok….. hanya mereka bercerita kadang para pendaki saat mencapai caldera dalam keadaan capai suka mendapatkan penampakan dari Dewi Rinjani yang cantik dengan sebagian tangannya dan mukanya berbulu mirip kera…. katanya…

Konon dalam kisah kerajaan Majapahit, Damar Wulan dapat mengalahkan Menak Jinggo setelah dia bertapa di Gunung Rinjani. Menak Jinggo menuntut ilmunya di Gunung Slamet. Semakin tinggi tempatnya, maka semakin besar kekuatan super natural yang akan diperoleh….. walla hualam…. hanya Tuhan yg tahu…. Tapi kalau lihat sejarah agama, kitab-kitab itu memang diturunkan di alam bebas seperti puncak gunung dan didalam gua.(**)

HUT Pramuka Sebagai Ajang Mendorong Perkembangan dan Kemandirian

Kayangan,(SK),-- Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Gerakan Pramuka yang ke 51 tahun 2012 untuk tingkat Kabupaten Lombok Utara di pusatkan di Lapangan Umum Kecamatan Kayangan,Selasa (14/08) lalu.
Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kambicab) Gerakan Pramuka Lombok Utara H.Djohan Sjamsu,SH bertindak selaku Pembina Upacara dan dihadiri oleh seluruh pengurus Kwarcab,Ka.Kwarran, para andalan,para Pembina mahir (S/T/G) dan seluruh anggota Pramuka se KLU.

Dalam amanatnya, H,Djohan Sjamsu,SH yang juga Bupati KLU berharap agar peringatan hari Pramuka ke-51 kali ini dapat mendorong perkembangan dan kemandirian gerakan pramuka untuk mempercepat keberhasilan dalam upaya pembentukan karakter kaum muda yang lebih baik, serta sebagai calon pemimpin masa depan yang lebih baik dan handal.

Dikatakan Bupati, harapan ini tentunya sangat relevan dengan tema yang diamanatkan,”Tingkatkan kemandirian Gerakan Pramuka untuk keberhasilan pembentukan karakter kaum muda”.

Selanjutnya, Bupati menyatakan sangat apresiasi kepada anggota Pramuka KLU yang telah berhasil menorehkan berbagai prestasi dan kegiatan, baik ditingkat Daerah,Nasional maupun Internasioanl. Diantara prestasi yang dimaksud antara lain, telah berhasil dengan sukses mengikuti Jambore Nasional di OKI Palembang Sumatera Selatan tahun 2011.Para Pembina pramuka KLU yang telah berhasil mendapatkan predikat terbaik dalam mengikuti KMD dan KML tingkat Kwartir Daerah NTB.

Kemudian, pramuka KLU juga telah berhasil masuk 6 besar pada kegiatan Lomba Tingkat IV (LT- IV) Kwartir Daerah NTB tahun 2012. Selain itu, gerakan pramuka KLU juga telah berhasil sebagai juara satu lomba Saka Wira Kartika Pramuka TNI AD se NTB untuk kategori putra dan putri, serta melaksanakan kemah dan pentas seni bersama pramuka Australia sebagai wujud promosi wisata KLU.

Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut, dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan kepramukan merupakan salah satu pendidikan non formal.Yang menjadi wadah pengembangan potensidiri serta memiliki akhlak mulia,pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan Negara.

Pekembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh kaum muda.Akibatnya,pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal.Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan Negara membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air,kepribadian yang kuat dan tangguh,rasa kesetiakawanan social, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerjasama,rasa tanggungjawab serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa.

Dengan menyadari permasalahan tersebut, maka pada peringatan HUT Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 2006 silam, telah dicanangkan revitalisasi gerakan pramuka oleh Bapak Presiden RI. Momentum revitalisasi gerakan pramuka tersebut dirasakan sangat penting dalam upaya pembangunan kepribadian bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.

Sementara itu, menurut Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka KLU Ahmad Abdul Gani,S.Pd.M.Pd mengatakan, dari sejak awal perkembangannya sampai saat ini, revitalisasi gerakan pramuka telah mengalami kemajuan yang cukup berarti.Gerakan pramuka telah dijadikan sebagai salah satu pilar penting dalam system pendidikan nasional.Dimana menurut andalan paling senior di KLU ini menyatkan, Pendidikan kepramukaan telah diajarkan kepada seluruh kaum muda di daerah ini. Selain itu,katanya, gerakan pramuka telah menjadi organisasi yang menarik seluruh elemen masyarakat untuk merapatkan barisan dalam menuju cita-cita bangsa yang mulia.

Dikatakannya, secara umum ada tiga sasaran pokok revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI, diantaranya; pertama,memperkuat dasar hokum gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan non formal di tanah air.Penguatan dasar hokum ini telah berhasil dicapai yakni dengan telah terbitnya UU No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Kedua,pembaharuan system pendidikan kepramukaan.Pembahasan ini juga telah selesai dilaksanakan.Pada saat ini pendidikan kepramukaan telah memiliki kurikulum baru,konsep akreditasi Gugus Depan (Gudep) serta sertifikasi dan lisensi para Pembina. Sedangkan yang masih dalam tahap persiapan adalah pelaksanaan ujicoba pelbagai konsep tersebut khususnya akreditasi,sertifikasi dan lisensi yang nantinya apabila berhasil akan diberlakukan secara nasional.

Kemudian yang ketiga tentang kemandirian organisasi.Berbeda dengan sasaran pertama dan yang kedua, sasaran ketiga ini masih memerlukan kerja keras.Dibutuhkan pembiayaan yang besar untuk menopang kegiatan gerakan pramuka. Untuk itu, sebagaimana yang diamanatkan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, sebagai langkah awal dalam membantu pendanaan, setiap kwartir perlu melakukan pendataan asset yang dimiliki, untuk kemudian bagi asset yang dinilai pemanfaatannya kurang optimal dapat dikembangkan menjadi kegiatan usaha.

Sebelum mengakhiri sambutannya,Bupati Djohan Sjamsu meminta kepada para pimpinan SKPD, mulai dari Kepala Sekolah SD/MI,SMP/MTs, dan SMA/MA,Kepala Desa dan Camat, pada saatnya nanti untuk mengikuti orientasi pimpinan Pramuka guan mengetahui bagaimana Pramuka kedepan secara khusus.

Usai memberikan sambutan, Bupati Djohan Sjamsu menyerahkan bantuan berupa sepeda motor kepada Kwartir Cabang Gerakan Pramuka KLU dan uang pembinaan bagi lima pengurus Kwarran di 5 kecamatan yang ada di wilayah KLU.(Eko).
 

Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kayangan Tempati Sekretariat Baru

Kayangan,(SK),--- Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang ke 51 tanggal 14 Agustus 2012, Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Kayangan sudah bisa bernafas lega.

Pasalnya, di hari yang bersejarah itu, dari sejak terbentuknya Kecamatan Kayangan tahun 1998 lalu, yang diikuti pula dengan terbentuknya Kepengurusan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kayangan, maka sejak itu pula keberadaan kepengurusan dan lembaga ini terkatung-katung.Baru pada HUT Gerakan Pramuka yang ke 51 tahun 2012 kali ini, keinginan dan harapan untuk memiliki secretariat sendiri menjadi kenyataan.

Sejak berdirinya Kecamatan Kayangan 14 tahun silam, maka kepengurusan Kwarran Gerakan Pramuka Kayangan paling tidak sudah tiga orang yang memimpin, diantaranya, untuk periode Pertama 2000-2004 dipimpin oleh Masngudi,BA (alm), kemudian digantikan oleh M.Sugiono,S.Adm untuk periode uyang kedua 2004-2008 dan untuk periode ketiga 2008-sekarang dipimpin Syukri,S.Pd.

Pada periode pertama masa kepemimpinan Ketua Kwartir Ranting Masngudi,BA (alm), memang boleh dibilang hanya sekedar dikatakan baru cikal bakal adanya kepengurusan Kwarran.Demikian juga dimasa kepemimpinan M.Sugiono,S.Adm, secretariat Kwarran masih numpang di UPTD Dikbudpora Kecamatan Kayangan.Namun walau masih nunut di naungan tersebut, pada masa itu sudah banyak prestasi yang pernah diraih Kwarran ini. Sebut saja, berhasil mengirim peserta Jamcab,Jamda,Jamnas dan Raimuna Nasional di Cibubur dan Jatinangor Jawa Barat pada tahun 2006 dan 2007, serta beberapa prestasi lainnya dalam usaha pengembangan gerakan pramuka penegak/pandega dan orang dewasa.

Begitu pula dimasa kepemimpinan Syukri,S.Pd, disamping berhasil mengirim peserta ke Jamcab,Jamda maupun Jamnas di OKI Sumatera Selatan tahun 2011 lalu, juga berhasil mengirim peserta dalam ajang pertemuan Penegak/Pandega di Gunung Sedau Lombok Barat yang diselenggarakan Korem 162/Wb Mataram dan menjadi peserta terbaik pertama dalam kegiatan pentas seni dan bela Negara putra dan putri.Selain itu, menjadi pelaksana HUT Gerakan Pramuka ke 51 tingkat Kabupaten Lombok Utara yang di pusatkan di Kayangan pada tahun 2012.

Dengan keberhasilan pelaksanaan kegiatan HUT Gerakan Pramuka ke 51 tanggal 14 Agustus 2012 ini, secara bersamaan pula Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH selaku Kamabicab meresmikan penggunaan gedung eks UPTD Dikbudpora Kecamatan Kayangan sebagai Sekreatriat Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kayangan.Maka sejak itulah Kwarran Kayangan sudah memiliki Sekreatriat.

Keberhasilan ini, menurut Ka.Kwarran Syukri,S.Pd adalah tidak terlepas dari keuletan, keseriusan dan perjuangan seorang Supriadi Lengar dibantu oleh rekan-rekannya di DKR Kayangan, seperti Ariadi Tukul,Rian Setiawan, Juliadi,Ahmad Payandi,Sahirin,Ema Supiati, Fendi Mukhlis, serta para andalan ranting lainnya.

Dikatakan Syukri, dengan adanya secretariat Kwarran seperti sekarang ini, diharapkan akan menjadi salah satu tempat generasi muda yang tergabung dalam wadah Kepramukaan untu mengembangkan bakat,berkreasi dan berkarya serta memupuk persaudaraan diantara anggota Pramuka lainnya di lingkup Kwarran Kayangan.

Untuk melatih anggota Pramuka Penegak/Pandega Kwarran Kayangan, maka Syukri yang juga Kepala SMP Satap Salut ini mengatakan, di secretariat Kwarran dan DKR di usahakan kerja sama dengan pihak pengusaha di Kayangan untuk bagaimana belajar membuka usaha dagang dengan membuka Kedai Pramuka yang nantinya akan dilaksanakan oleh anggota DKR Kayangan.”Usaha ini sudah dimulai sejak ditempatinya Sekretariat ini,”kata Syukri.

Menurut Supriadi Lengar, perjuangan untuk mendapatkan dukungan dari Pemda KLU sehingga mendapatkan pengakuan, banyak suka dan dukanya dalam menempuh perjalanan hingga bisa menempati Sekretariat eks Gedung UPTD Dikbudpora Kecamatan Kayangan ini adalah penuh tantangan.
“Kita berharap dukungan semua pihak terhadap maju mundurnya Gerakan Pramuka Kayangan ini, karena tidak semua orang peduli terhadap organisasi ini,”kata Supriadi Lengar sedih.(Eko).
 

Bupati KLU Ajak Warga Lendang Batu Bersatu Padu Dukung Program Pembangunan

Kayangan,(SK),--- Banyak cara yang dilakukan oleh para pejabat mendekatkan diri dengan masyarakatnya.Salah satunya adalah dengan melakukan kunjungan-kunjungan kerja, baik secara resmi ataupun tidak resmi.

Begitu pula yang dilakukan Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH, Jum’at (24/08) lalu melakukan kunjungan kerja yang pertama pasca bulan Ramadhan ke Mesjid Baitul Makmur Lendang Batu Desa Kayangan Kecamatan Kayangan KLU.

Hadir mendampingi Bupati H.Djohan Sjamsu,SH dalam kunjungan kerjanya kali ini Kabag Humas Drs Jumarep,Camat Kayangan Tresnahadi,S.Pt,Kasi Trantib Eko Sekiadim,S.Sos,Kasi Kesos Edy Sutrisno,SE,Kasubag Perencanaan Atmaja Gumbara,SP,Kepala Desa Kayangan Jamaan Aspari, Ketua BPD Kayangan Akh.Syahrudin,S.Pd,Penghulu Desa Kayangan H.Nurudin dan sejumlah undangan lainnya.

Dihadapan jama’ah Mesjid Baitul Makmur Lendang Batu, Bupati H.Djohan Sjamsu,SH dalam sambutannya mengatakan, maksud kedatangannya dalam kunjungan Safari Jum’at yang dilakukannya pasca bulan Ramadhan tahun ini adalah untuk yang pertama kali.Hal tersebut dilakukan untuk mendekatkan diri dengan masyarakatnya. Disamping itu untuk menyampaikan informasi berbagai program prioritas pembangunan yang telah,sedang dan akan dilakukan di gumi paer Dayan Gunung ini.

Dikatakan, segala program pembangunan yang dijalankan pemerintah, baik yang berskala kecil,sedang,maupun yang berskala besar, tidak mungkin akan berhasil dan terwujud jika tidak di dukung oleh seluruh masyarakat.Untuk itu Bupati berharap dan mengajak seluruh warga masyarakat Dayan Gunung yang terkenal taat dan religius ini untuk bersatu padu mendukung program pembangunan.

“Tolong bantu saya dalam proses pembangunan di KLU ini dengan cara bersatu padu,satukan hati, jangan bertengkar, sebab kalau kita ribut melulu, tentu proses pembangunan di daerah Tioq Tata Tunaq ini akan terganggu,”tegas Bupati.

Selanjutnya Bupati H.Djohan Sjamsu pada kesempatan itu mengajak seluruh masyarakat Lendang Batu Desa Kayangan untuk menyatukan pendapat,persepsi dalam membangun KLU ini. Karena menurut H.Djohan Sjamsu bahwa jabatannya selalu Bupati KLU periode ini adalah merupakan jabatan amanah, maka dalam menjalankan tugasnya selaku Bupati, dirinya berharap juga agar menjadi amanah.

Di tegaskannya, KLU di usianya yang ke 4 tahun ini sudah banyak mengukir prestasi, diantaranya berdasarkan evaluasi pusat tentang program pembangunan yang dilaksanakan selama ini, dari 57 Kabupaten/Kota se Indonesia, KLU menempati urutan ke 6 dalam hal keberhasilan pembangunannya.”Ini patut kita syukuri, karena ini adalah tidak terlepas dari keikutsertaan dan peran serta seluruh masyarakat KLU dalam mendukung proses pembangunan di daerah ini,”puji Bupati.

Namun yang menjadi PR KLU yang hingga kini belum tertuntaskan, menurut Bupati adalah masalah tapal batas antara KLU dan Lobar. Tentang masalah ini, Pemerintah KLU telah menyerahkan kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menengahi.

Selain itu terang Bupati, yang menjadi PR KLU selanjutnya adalah masalah Asset Lombok Barat yang berada di wilayah KLU. Mestinya, katanya apapun yang menjadi asset milik Pemda Lobar yang ada di KLU harus diserahkan kepada Pemda KLU.

Selanjutnya yang menjadi PR KLU berikutnya adalah masalah kemiskinan, dimana 43,14% dari 234.000 penduduk KLU berdasarkan statistic tergolong miskin.Justeru dengan ini banyak program pengentasan kemiskinan yang diberikan pemerintah pusat kepada KLU. Sehingga langkah-langkah untuk mengentaskan kemiskinan di daerah ini telah banyak dilakukan, seperti membentuk kelompok nelayan,kelompok pedagang bakulan,kelompok pertanian dan sebagainya yang hingga kini semua sudah berjalan.

Disamping pokus pada kemiskinan, Pemda KLU juga mempokuskan pada bidang kesehatan.Dimana pada tahun ini akan dibangun berbagai fasilitas kesehatan, diantaranya di Kayangan akan dibangun Puskesmas di daerah Santong, kemudian di Bayan juga dibangun Puskesmas di senaru,lalu di Pemenang akan dibanguna Puskesmas di daerah Pandanan Nipah. Selain itu di pusat kota Tanjung juga akan dibangun sarana kesehatan yang lebih besar yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan dua tipe yaitu tipe A dua lantai dengan biaya APBD KLU sebesar 10 M dan tipe B juga lantai dua dengan biaya APBN 9 M. “Ini menjadi PR kita yang belum tuntas hingga saat ini,”terangnya.

Semetara itu untuk mendukung berbagai fasilitas kesehatan yang dibangun tersebut, Pemerintah Daerah KLU juga telah membantu 9 orang putra putri terbaik KLU untuk kuliah di Fakultas kedokteran (Unram dan Brawijaya) dengan diberikan support dana stimulant masing-masing berkisar sebesar 25 – 30 juta rupiah.

“Keinginan kita harus ada putra asli Dayan Gunung yang menjadi dokter, tentu nantinya yang akan mengisi di RSUD ini, sehingga kedepan dokter yang asli KLU ini akan dapat melayani masyarakat KLU sendiri, jadi tidak perlu kita inpor dari daerah lain,”jelas Djohan Sjamsu.

Dalam menyampaikan aspirasi,Bupati juga tidak mengharapkan adanya demo, jika ada masalah dan keinginan yang perlu disampaikan, katanya, silahkan datang ke rumah dinasnya. Pada kesempatan itu, sebagai Bupati memberikan bantuan dana stimulant sebesar 5 juta rupiah kepada Ta’mir Mesjid Baitul Makmur Lendang Batu Desa Kayangan.”Mudah-mudahan dana ini bermanfaat,”kata Bupati singkat.(Eko).
 

Warga Jugil Heboh Temukan Bayi di Bawah Pohon Jambu Mete

Gangga. Mustiadi (28) warga Jugil Dusun Lokok Piko, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU), Sabtu pagi,(25/08), saat hendak mengembalakan sapinya dikejutkan dengan sesosok orok bayi laki-laki mungil sedang menangis di bawah pohon mete.

Dengan penemuan orok bayi tersebut, terang saja seisi kampong Jugil pagi itu dibuat geger.

Mustiadi, sebagaimana biasa setiap pagi adalah pekerjaan rutinnya pergi mengembalakan sapi miliknya. Berangkat dari rumah biasa saja tanpa ada firasat apa-apa. Dengan langkah gontai namun pasti Mustiadi terus menggiring sapinya menuju tanah kebun miliknya yang penuh dengan tanaman mete.

Diakui Mustiadi, di saat melewati kebun miliknya, dia mendengar suara tangis bayi yang nyaring. Tanpa pikir panjang, Mustiadi lalu mencari sumber dari mana arah suara tadi. Ternyata suara tangisan itu berasal dari anak kecil dari arah bawah pohon jambu mente. Bayi mungil itu lalu diangkat dan dibersihkan dari kerumunan semut merah dan hitam dari wajah dan sekujur tubuh bayi itu lalu kemudian dibawa pulang ke rumahnya.

Sepontan dengan penemuan bayi itu, kampung Lokok Piko Dusun Jugil dibuat geger dan bahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, berita tersebut sudah tersebar ke seluruh pelosok Desa Sambik Bangkol, Kecamatan maupun warga masyarakat KLU dibuat gempar.

Menurut keterangan Mustiadi, ketika ditemukan bayi tersebut sedang keadaan menangis dan ketika itu pula semut merah dan hitam yang mengerubutinya keluar dari mulut dan lubang hidungnya. Wajah bayi yang masih merah tersebut, hamper sekujur tubuhnya berlubang akibat gigitan semut maupun nyamuk selama berada dibawah pohon jambu mente itu. Untung saja nasib baik memihak kepada bayi mungil yang tidak berdosa itu ditemukan oleh seorang pengembala sapi yang rutin setiap hari dikerjakannya itu.

Kepala Desa Sambik Bangkol Jamaludin,S.Sos yang dikonfirmasi masalah penemuan bayi tersebut membenarkan dan pihaknya sudah melaporkannya ke Polsek Gangga untuk ditangani lebih lanjut.

Kabar terakhir yang dihimpun media ini dari berbagai sumber, bayi mungil itu sekarang dirawat di RSUD Tanjung.Oleh dokter rumah sakit diperiksa secara intensif seluruh organ tubuh bayi malang itu dan dimasukkan ke dalam incubator.

Dr Krisna yang memeriksa bayi malang tersebut mengatakan, kondisi bayi masih dalam keadaan sehat, hanya saja katanya, wajahnya masih penuh luka bekas gigitan semut merah. Selain itu, semua organ tubuhnya berfungsi normal.

“Bayi malang ini diperkirakan dilahirkan sekitar pukul 04,00 wita dini hari dan pada saat ditemukan tali pusarnya sudah diikat, sehingga bayi malang yang mungil ini diperkirakan dilahirkan di rumah dukun,” terang dr Krisna.

Berita tentang penemuan bayi tersebut membuat semua warga ingin melihatnya dari dekat, sehingga warga sekitar kota Tanjung berduyun-duyun ke RSUD Tanjung. Warga yang melihat kondisi bayi tersebut bahkan ada yang meminta untuk mengadopsinya sebagai anak. Namun, oleh Miardi adik dari penemu bayi tersebut yang sudah hampir lima tahun belum dikaruniai anak inilah yang nantinya yang akan mengambil dan merawatnya. Buktinya, Miardi bersama isterinya sudah memberinya nama Rizki Ananda Anugerah.

”Mudah-mudahan ini sesuai dengan namanya akan merupakan anugerah dari Allah SWT kepada kami,” kata Miardi bahagia yang didampingi isterinya. (Eko)

Pelatihan Pengelolaan Keuangan Desa Penting Bagi Pemerintah Desa

Kayangan,(SK),--- Dalam rangka mewujudkan kemandirian Desa dan mendorong pengelolaan pembangunan dan keuangan Desa yang akuntabel dan sesuai dengan Permendagri no. 37 tahun 2007, maka pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan terkait dengan pengembangan Desa penting untuk dimiliki oleh para pelaku pembangunan Desa. 

Peningkatan kapasitas pelaku pembangunan Desa, dalam hal ini pemerintah dan masyarakat di Desa dalam era otonomi Daerah, pemerintah Desa dituntut untuk lebih mandiri dan professional, baik dari segi pembangunan, pelayanan masyarakat dan administrasi. Mewujudkan itu semua, tentunya bukan hal yang mudah, apalagi sering berubahnya aturan dan regulasi yang berkaitan tentang Desa. disisi lain adanya perangkat baru membutuhkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan agar cita-cita kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Desa cepat terwujud.

Oleh sebab itu, pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan terkait dengan pengelolaan keuangan pembangunan Desa penting untuk dimiliki oleh para pelaku pembangunan Desa. Mempertimbangkan hal tersebut perkumpulan YLKMP yang didukung oleh ACCESS melakukan penguatan untuk Pemerintah Desa sebagai Pengelola Keuangan Desa dan masyarakat pengguna anggaran sebagai pelaku pembangunan melalui “PelatihanPengelolaan Keuangan di Desa” demikian dikatakan Aswadi (37) selaku Fasilitator dalam pembukaan pelatihan tersebut.

Kegiatan Pelatihan ini diikuti oleh sebanyak 40 orang peserta yang berasal dari 4 Desa di kecamatan Kayangan, yakni Desa Santong, Sesait, Kayangan dan Desa Dangiang dan peserta ini juga berasal dari berbagai unsur antara lain Kepala Desa, LPM, BPD, Sekretaris Desa, Bendahara, KAUR dan KPM.

Kegiatan Pelatihan tersebut berlangsung selama 4 hari, mulai dari hari senin tanggal 13 s/d 16 Agustus 2012 dari Pukul : 08 : 30 s/d 16:00 Wita. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula kantor Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

Aswadi juga menambahkan bahwa kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan antara lain:
1. Termotivasinya TPKD untuk melaksanakan standar pengelolaan keuangan Desa yang bisa di akses kelompok perempuan, pemuda, warga miskin dan lain-lain.
2. Meningkatkan kemampuan TPKD dalam pengelolaan anggaran secara transparan dan akuntabel.
3. Mengembangkan pemahaman dan keterampilan peserta tentang: Prinsip pengelolaan keuangan termasuk Monev, Alur Pengeluaran keuangan, 

Tugas dan peran masing-masing pihak seperti kades, bendahara, PTPKD dan warga, Standar pembukuan dasar dan system akuntansi pemerintah dn Pengelolaan asset dan potensi Desa.

Sementara itu Sami’un salah seorang peserta mengungkapkan “bahwa pada dasarnya kegiatan pelatihan ini cukup melelahkan karena dilaksanakan pada saat kita menjalankan ibadah puasa, tapi kami sangat berteima kasih kepada Panitia atau Fasilitator yang memberikan kebijakan pulang lebih awal, dan kami juga merasakan sekali apa yang kami dapatkan dari semua kegiatan pada pelatihan ini.(Yudik)

Juara Umum Lomba Pawai Takbiran, Akhirnya Lepas dari Lokok Sutrang

Sesait,(SK),-- Pupus sudah harapan dan perjuangan Remaja Mesjid Lokok Sutrang mempertahankan gelar juara umum pada pawai takbiran tahun ini.

Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang setelah dua tahun berturut-turut sejak tahun 2010-2011 sebagai juara umum sekaligus pemegang piala bergilir Lomba Pawai Takbiran, akhirnya pada pawai takbiran tahun 1433 H / 2012 kali ini gelar tersebut terlepas.

Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Zainulhadi,S.Pd mengatakan, keikutsertaan mereka dalam lomba pawai takbiran tahun ini adalah untuk yang terakhir kali, setelah dua tahun berturut-turut keikutsertaannya dan selama itu pula tetap sebagai pemegang juara umum. Hal tersebut dilakukannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada remaja mesjid yang lain, dimana selama ini selalu mengharapkan juara umum.

Dikatakan Zainulhadi,selama dirinya memimpin Remaja Mesjid Baiturrahim di Dusun Lokok Sutrang dan selama mengikuti berbagai event, baik tingkat Desa maupun tingkat yang lebih tinggi, timnya selalu mendapatkan nominasi terbaik.Sehingga menurutnya hal inilah yang membuat iri Remaja Mesjid lain yang ada di Desa Sesait.Untuk itu, kata Zainul, pihaknya akan istirahat untuk tidak mengikuti kegiatan apapun yang dilaksanakan oleh pihak desa, kecuali yang dilaksanakan ditingkat Kecamatan dan Kabupaten, kemungkinan mereka akan membuka diri untuk berpartisifasi.

Sebagaimana diketahui bahwa tradisi pawai takbiran ini sebagian besar umat Islam Suku Sasak di Pulau Lombok melaksanakannya. Tidak terkecuali umat Islam Suku Sasak yang ada di Dayan Gunung.Hampir seluruh wilayah ini menggelar pawai takbiran menjelang Idul Fitri tiap tahun ini.Sehingga pada malam yang sama yaitu pada malam 1 Syawal 1433 H seluruh kawasan KLU mulai dari ujung barat hingga ujung timur gumi Tioq Tata Tunaq ini menggelarnya.Ada yang dilombakan dan ada pula yang sekedar merayakannya sebagai wujud syukur kepada Allah Swt untuk memuji kebesaran-Nya.

Begitu pula dengan pawai takbiran yang di gelar Panitia Pawai Takbiran tingkat Desa Sesait Kecamatan Kayangan KLU, diikuti oleh sekitar 25 tim Remaja Mesjid se Desa Sesait yang langsung dihadiri Camat Kayangan Tresnahadi dan di dampingi Pemusungan Sesait Murdan.

Dalam sambutannya Camat Kayangan Tresnahadi mengatakan, pelaksanaan lomba pawai takbiran yang gelar oleh Panitia di tingkat Desa Sesait ini lebih meriah dibanding dengan kegiatan lomba yang sama ditingkat Kecamatan Kayangan.Walau demikian, Tresnahadi berharap pada tahun-tahun mendatang harus lebih meriah lagi dari yang sekarang.”Karena ini adalah kegiatan yang positif, maka tidak salah kita semua harus mendukung kegiatan ini dengan keikutsertaan dalam pawai kemenangan ini,”katanya.

Dikatakan, mudah-mudahan pada kegiatan pawai takbiran yang sama dimasa mendatang, keikut sertaan remaja mesjid lebih banyak lagi dari yang sekarang.Jadi yang belum sempat berpartisipasi pada tahun ini, maka pada tahun 2012 mendatang keikut sertaan seluruh remaja mesjid yang ada agar mengambil bagian pada kegiatan sekali setahun ini.

Lepasnya piala bergilir yang selama dua tahun berturut-turut dipegang Remaja Mesjid Lokok Sutrang tersebut adalah wajar dalam sebuah perlombaan.Namun lepasnya tropy itu dinilai tidak wajar oleh sebagian orang.

Menurut Ketua Kontingen Lomba Pawai Takbiran Dusun Lokok Sutrang Karyati Al Bayan mengatakan, lepasnya peringkat juara umum dari kontingennya itu sudah hal yang lumrah.Namun diakuinya bahwa cara lepasnya itu tidak wajar.Ada indikasi kecurangan yang dilakukan pihak Panitia tingkat desa.Sebut saja katanya, ketika Dewan Juri selesai melakukan penilian dari keseluruhan peserta yang tampil, mestinya Dewan Jurilah yang akan merekap hasilnya. 

ementara Dewan Juri hanya duduk diam saja.Usai itu baru Dewan Juri disodorkan hasil rekapan yang sudah dibuat Panitia untuk kemudian di umumkan para juaranya oleh Dewan Juri. Salah seorang Dewan Juri yang tidak mau disebut namanya, ketika ditanya tentang hal ini membenarkan.”Kami hanya mengumumkan saja para juaranya dan dewan juri tidak mengetahui berapa saja nilai yang diberikan oleh masing-masing dewan juri untuk setiap tim peserta lomba,”katanya.

Sementara itu, Keliang Lokok Sutrang Asrudin mengatakan, untuk beberapa tahun berikutnya, Remaja Mesjid Baiturrahim tidak akan ikut berpartisipasi lagi dalam kegiatan serupa.Kalaupun diharuskan ikut, kemungkinan akan ikut ambil bagian ditingkat Kecamatan ataupun ditingkat Kabupaten.Sedangkan untuk tingkat desa, tidak akan ikut lagi pada tahun berikutnya.”Kami berikan kesempatan Remaja Mesjid yang lain,”terang Asrudin.(Eko).

Geliat Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Surang, Jelang Lomba Pawai Takbiran

Sesait,(SK),--- Sudah menjadi tradisi umat Islam khususnya di Lombok, menjelang perayaan dua hari besar Islam yaiu Idul Fitri dan Idul adha, selalu mengumandangkan takbir,tahmid di berbagai tempat, baik melalui Mesjid,Langgar,Surau,Musholla dan lain-lainnya. Begitu pula dengan Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Desa Sesait Kecamatan Kayangan KLU, pada setiap hari besar seperti ini senantiasa mengambil bagian.

Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya menjelang idul fitri , kesibukan Remaja Mesjid sudah mulai kelihatan dimana-mana mempersiapkan segala sesuatunya terkait kelengkapan pendukung kegiatan lomba.Begitu pula dengan yang dilakukan Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Surang. Dalam menghadapi lomba pawai takbiran kali ini membutuhkan keseriusan dalam menangani kelengkapan pendukung lomba seperti Beduk dan Miniatur Mesjid, maupun kelengkapan pendukung lainnya seperti Mesin Genset.

Menurut Ketua Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Zaenulhadi,S.Pd yang ditemui disela-sela kesibukannya menyelesaikan Miniatur Mesjid Kuno Sesait dan Miniatur Mesjid Modern mengatakan, kesiapan anggotanya dalam mempersiapkan sarana pemdukung lomba pawai takbiran tahun ini mendekati finish. “Hampir 99 % kesiapan miniature akan rampung,”kata Zaenulhadi.

Memang diakui Zaenulhadi bahwa keterlibatannya mengikuti lomba pawai takbiran tahun ini sangat berat dirasakannya, sebab pihaknya akan mempertahankan gelar juara umum yang ketiga kalinya, setelah dua tahun berturut-turut timnya mampu bertahan sebagai juara umum satu dalam lomba pawai takbiran seperti yang rutin di gelar tiap ahun ini.

Memang, kata Zaenulhadi, keikut sertaan timnya dalam lomba pawai takbiran tiap tahun ini sangat diperhitungkan oleh tim lainnya yang ada di Desa Sesait. Pasalnya, pada setiap kali mengikuti lomba pawai takbiran, tim Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang adalah im yang sangat tangguh bagi tim lainnya. Sehingga pada setiap kali mengikuti lomba serupa, tim lainnya menganggap tim remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang merupakan saingan terberat dari tim remaja Mesjid yang lainnya.

“Makanya, kami pada lomba mempertahankan juara umum lomba pawai takbiran pada tahun ini, apakah kami dapat juara atau tidak, pada tahun berikutnya, kami tidak akan tampil atau tidak ikut serta dalam lomba yang sama ditingkat desa.Kalupun kami ikut lomba hal yang serupa, mungkin kami ikut di tingkat Kabupaten Lombok Utara,”kata Zaenulhadi.

Senada dengan itu, Miswadi salah seorang tokoh agama Dusun Lokok Sutrang berharap agar pada setiap lomba yang digelar paniia tingkat Desa Sesait, supaya dalam penjurian atau penilaian agar selalu obyektif dan transparan serta tidak memihak kepada daerah asal dewan juri. Siapapun yang mendapatkan nilai terbaik dalam pelaksanaan lomba tersebut entunya akan menjadi hak prerogaif Dewan Juri dalam memberikan penilaian kepada tiem Remaja Mesjid yang terbaik dan layak menjadi juara. Semoga saja para dewan juri yang memberikan penilaian dalam lomba pawai takbiran pada tahun ini benar-benar melaksanakan amanat sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.(Eko).

Sabtu, 18 Agustus 2012

HUT RI Ke 67 Kecamatan Kayangan Berlangsung Sederhana

Kayangan, -- Puncak peringatan HUT RI ke 67 dan HUT Kecamatan Kayangan ke 12 tahun 2012 di tandai dengan Upacara Bendera yang dilaksanakan di lapangan umum Kecamatan Kayangan tanggal 17 Agustus 2012.
Bertindak selaku Inspektur Upcacara adalah Camat Kayangan Tresnahadi,S.Pt. Pada peringatan HUT RI ke 67 dan HUT Kecamatan Kayangan ke 12 tahun ini, banyak melibatkan para petugas dari unsur Polsek Kayangan, seperti Komandan Upacara dan Danki. Sedangkan Danki lainnya melibatkan anggota Pol.PP dan DKR Pramuka Kayangan. Tidak itu saja,Pasukan Pengibar Bendera (Paskib) juga melibatkan sekolah-sekolah SMA/MA yang tersebar di wilayah Kecamatan Kayangan.

Pada peringatan HUT RI dan HUT Kecamatan Kayangan kali ini, dihadiri oleh anggota Muspika,para Kepala SKPD tingkat Kecamatan, para Kepala Desa, Kepala Dusun, BPD, LPM,Tokoh Agama,Tokoh masyarakat se Kecamatan Kayangan serta siswa–siswi SD, SMP, SMA/MA,Pramuka, PMR, Kelompok Wana Tani Kayangan, Karang Taruna Kayangan, dan Bajang Patuh Lokok Sutrang.

Dalam sambutan Bupati Lombok Utara yang dibacakan oleh Inspektur Upacara menegaskan bahwa, daerah ”Tioq Tata Tunaq” yang baru berusia 4 tahun membutuhkan semangat patriotisme yang tinggi untuk mengisi kemerdekaan. Dengan kerja keras sungguh-sungguh maka pembangunan Lombok Utara lebih maju dan beradab.

Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu, dalam amanatnya tersebut menekankan bahwa, dinamika pembangunan, baik fisik maupun non fisik, terus diperjuangkan pelaksanaannya, guna meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat, terbebas dari keterbelakangan dan ketertinggalan, meski hasil yang diperoleh belumlah sempurna, namun secara perlahan sudah mengarah kepada peningkatan yang menggembirakan.

Peringatan HUT RI kali ini mengambil tema, dengan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945,kita bekerja keras untuk kemajuan bersama, kita tingkatkan pemerataan hasil-hasil pembangunan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tema ini diharapkan Bupati, akan semakin menumbuhkan kesadaran bersama, untuk lebih meningkatkan akselerasi program pembangunan, sehingga hasil dari pembangunan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat KLU.

Selanjutnya Bupati Djohan Sjamsu juga memaparkan bahwa Nasionalisme dan rasa kebangsaan terasa mengalami kemajuan, seiring dengan semakin tumbuhnya kesadaran dan kian mantapnya pendidikan politik masyarakat Lombok Utara.

Dikatakan Bupati, semua pihak patut berbangga, dalam mengisi kemerdekaan dan melanjutkan perjuangan para pahlawan, Kabupaten Lombok Utara telah turut mendorong dinamika perkembangan otonomi daerah di tanah air. Selain itu, kata Bupati, seluruh masyarakat KLU patut bersyukur kehidupan sosial ekonomi,budaya dan politik di KLU senantiasa berjalan dengan tertib,aman dan lancar.Hal ini membuktikan bahwa hubungan kemitraan dan sinergi antara Pemerintah, stackholgers,pemuka agama dan masyarakat terjalin dengan baik.

Di usianya yang genap 4 tahun pada tanggal 21 Juli 2012 lalu,proses pembangunan di KLU telah dilaksanakan secara bertahap menuju kondisi yang diharapkan.Meskipun masih terdapat beberapa persoalan yang menuntut perhatian bersama, namun secara umum harus ada yang di syukuri tentang adanya keberhasilan pembangunan yang diraih dan capai untuk daerah Tioq Tata Tunaq tercinta ini.

Oleh karena itu,Bupati Djohan Sjamsu pada akhir amanatnya menyampaikan beberapa hal, diantaranya, indeks pembangunan manusia (IPM) KLU mengalami peningkatan dari 57,79% tahun 2008 menjadi 58,40% tahun 2009 dan 58,96% tahun 2010.Rata-rata pertumbuhan IPM pertahun mencapai 1,01%, sehingga dari hasil tersebut, maka pada tahun 2012 ini,KLU menduduki rangking pertama untuk tingkat pertumbuhan IPM di Provinsi NTB.

Kemudian masalah total pendapatan daerah pada tahun 2011 ditargetkan sebesar 386,72 Milyar rupiah lebih.Target pendapatan ini dapat terlampaui dengan realisasi sebesar 402,44 Milayr rupiah lebih atau 104,06% dari target.Hal ini mengindikasikan kemandirian KLU sebagai daerah otonomi baru.

Selanjutnya masalah pertumbuhan ekonomi KLU dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011,ekonomi tumbuh mencapai 5,71%, jauh diatas pertumbuhan tahun 2010 yang besarnya 4,03%.Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tersebut mampu mengimbangi laju inflasi yang terjadi di daerah Dayan Gunung ini.

Selain itu masalah pembangunan Infrastruktur pelayanan dasar menunjukkan perkembangan yang signifikan.Salah satunya adalah untuk kondisi jalan sampai dengan tahun 2011, dari 209,57 KM jalan Kabupaten,67,85 KM dalam kondisi baik dan 45,44KM dalam kondisi sedang.Khusus untuk infrastruktur perumahan, pada tahun 2012 ini pemerintah KLU mengalokasikan dana 4 Milyar rupiah untuk melanjutkan pelaksanaan kegiatan yang diperuntukkan bagi rehabilitasi 400 rumah tidak layak huni (RTLH).

Pada akhir sambutannya Bupati mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Lombok Utara untuk saling bekerja sama bahu membahu dan rasa kebersamaan yang sangat dibutuhkan. Satukanlah hati, niat dan langkah,serta kuatkanlah rasa kebersamaan kegotong royongan dalam berbagai kegiatan demi kemajuan Lombok Utara guna mencapai masyarakat dayan gunung yang lebih maju dan beradab. ( Eko ).

 

MISTERI YANG MELINGKARI GUNUNG RINJANI

(SK*) Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.
Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Danau kawah Segara Anak dengan Gunung Barujari di tepi danau dilihat dari puncak Gunung Rinjani di sisi timur. Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.

Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.

Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004. Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak. Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.

Gunung ini merupakan bagian dari ‘cincin api’ yang terkenal dan memegang peranan penting dalam aspek kehidupan spiritual masyarakat setempat. Diperkirakan bahwa nama Rinjani berasal dari istilah Jawa Kuno yaitu ‘Tuhan’.

Di sekitar lereng Gunung Rinjani terdapat hutan lebat yang terperciki air terjun yang dikelilingi pemandangan yang luar biasa indahnya.

Di dalam kawasan gunung terdapat danau berbentuk sabit yaitu danau Segara Anak yang luar biasa berjarak sekitar 6 km bersebrangan dengan titik terlebarnya. Danau sulfur ini berada 600 m di bawah lereng kawah. Dari tengah danau ini naik gunung api yang baru yaitu Gunung Baru yang merupakan akibat dari erupsi bertubi-tubi tahun 1990-an. 

Segara Anak merupakan tempat spiritual. Orang Bali datang kesini setiap tahun dan mengadakan upacara yang disebut pekelan dimana perhiasan ditempatkan di danau sebagai persembahan kepada roh gunung. Masyarakat Sasak Wetu Telu juga menganggap danau tersebut sebagai tempat suci dan mereka datang ke sini untuk berdoa pada malam bulan purnama. Gunung Rinjani terbentang di Taman Nasional Gunung Rinjani. Taman dengan luas 41.330 ha dan di dalamnya terdapat zona transisi Garis Wallacea. Di tempat inilah flora dan fauna tropis Asia Tenggara bertemu dengan flora dan fauna Australia. Taman Nasional ini didirikan tahun 1997 dan merupakan salah satu dari 40 taman nasioanl yang ada di Indonesia.

Gunung Rinjani memiliki danau kawah yang disebut danau Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan mas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru, danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut "Segara Anak".

Bagi para wisatawan, rute trek Rinjani yang berlangsung selama 3 hari meliputi trekking dari Senaru ke lereng kawah, menuruni kawah danau lalu berlanjut ke Sembalun Lawang yang dianggap sebagai salah satu tempat penjelajahan terbaik di Asia Tenggara. Para trekker yang sejati biasanya meneruskan perjalanan ke puncak gunung berapi. Gunung berapi ini dapat ditempuh dari Sembalun Lawang dan menghabiskan waktu 4 hari yang berakhir di Senaru.

Untuk memastikan bahwa masyarakat setempat mendapatkan keuntungan dari pemasukan pariwisata maka Trek Rinjani dikelola oleh kemitraan resmi Taman Nasional yaitu perwakilan masyarakat dan industri sektor umum dan pribadi pariwisata Lombok. Masyarakat menjalankan koordinasi koperatif penjelajahan di Rinjani Trek Center (RTC) di Senaru dan Rinjani Information Center (RIC) di Sembalun Lawang.

Pemasukan dari pariwisata dan tiket masuk digunakan untuk konservasi, manajemen, dan membantu Taman Nasional dengan pemeliharaan Trek Rinjani, dengan demikian Taman Nasional dapat terpelihara dengan baik. Model manajemen ini adalah manajemen yang unik di Indonesia dan dianggap sebagai contoh praktik ekowisata di Indonesia.

Danau segara anak menyimpan berbagai misteri dan dan kekuatan gaib, itulah sebabnya manusia merasa betah tinggal lama di tempat ini. Disinilah komunitas mahkluk gaib yang disebut Jin bermukim dalam jumlah yang sangat banyak. Keyakinan masyarakat apabila Danau Segara Anak terlihat luas menandakan bahwa umur orang orang yang melihat itu masih panjang. Sebaliknya jika tampak sempit maka menandakan umur si penglihat pendek, untuk itu harus melakukan bersih diri artinya harus berjiwa tenang, bangkitkan semangat hidup, pandang kembali danau sepuas-puasnya.

Setiap tahun diadakan upacara adat di danau ini baik oleh masyarakat yang beragama Hindu Bali atau pun Islam masyarakat Sasak. Masyarakat Hindu Bali dua kali setahun mengadakan upacara agama di danau ini. Masyarakat Sasak bisa beberapa kali mengadakan perjalanan dalam satu tahun. Terdapat air terjun kokok putih dan juga air panas yang sering dikunjungi orang untuk tujuan pengobatan.

Puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat sebuah kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata dapat terlihat istana Ratu Jin.

Pada jaman dahulu tidak jauh dari pelabuhan Lembar, terdapat sebuah Kerajaan Tuan yang diperintah oleh seorang Raja yang sangat bijaksana bernama Datu Tuan bersama permaisurinya yang sangat cantik Dewi Mas.

Di bawah pemerintahan Raja Datu Tuan, kerajaan dalam keadaan aman, damai, dan tenteram. Namun meskipun demikian Raja kelihatan sering bersedih, hal ini dikarenakan beliau belum dikarunia seorang putera, sementara Raja dan Permaisuri sudah semakin bertambah tua. Pada suatu hari Raja dan permaisuri duduk bercakap-cakap membicarakan masalah keluarga. Baginda mengemukakan bagaimana susahnya kelak karena tidak memiliki anak. Bersabdalah Datu Tuan “Adinda kanda ingin menyampaikan permintaan, ijinkanlah kakanda mengambil istri seorang lagi. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan dikaruniai anak yang akan menggantikan pemerintahan kelak”

Setelah Sang Permaisuri menyetujui, maka Baginda Datu Tuan segera meminang seorang gadis cantik yang bernama Sunggar Tutul, puteri dari Patih Aur.

Semenjak itu perhatian Raja terhadap Dewi Mas berkurang, beliau lebih sering tinggal di istana isteri yang baru. Raja yang terkenal adil ini telah bertindak tidak adil terhadap permaisurinya. Meskipun demikian Dewi Mas tetap selalu sabar, dan karena kemurahan Yang Maha Kuasa maka Dewi Mas mengandung.

Berita tentang Dewi Mas mengandung ini tentu saja mengejutkan Sunggar tutul, ia takut Raja akan berpaling dari dirinya dan kembali ke Permaisuri Dewi Mas. Untuk itu dengan cara yang licik Sunggar Tutul menghasut Raja, bahwa kehamilan Dewi Mas diakibatkan oleh perbuatan serong dengan seorang yang bernama Lok Deos.

Murkalah Baginda Datu Tuan, maka Dewi Mas pun di usir dari istana dan dibuang ke sebuah gili. Dengan ditemani para pengiringnya Dewi Mas tinggal di gili, mereka membangun suatu pemukiman. Dewi Mas tetap tegar dalam menempuh kehidupan menuju hari depan. Pada suatu ketika lewatlah sebuah kapal mendekati gili tersebut, seperti ada suatu kekuatan gaib sang Nakhoda kapal tersebut mengarahkan kapalnya ke gili, dan dari kejauhan dia melihat seorang wanita cantik yang bersinar. Nakhoda dan para awak kapalpun berlabuh dan mampir ke pondok Dewi Mas.

Setelah dijamu para penumpang kapal tersebut menanyakan kenapa Dewi Mas bisa tinggal di tempat tersebut, karena selama ini gili tersebut tidak berpenghuni. Dewi Mas pun menceritakan semua peristiwa yang dialaminya. Dewi Mas meminta Nakhoda dan awak kapal tersebut untuk mengantarkannya ke pulau Bali. Akhirnya Dewi Mas beserta para pengiringnya tinggal di Bali dan membangun pemukiman baru. 

Hari kelahiranpun tiba, Dewi Mas melahirkan dua anak kembar yang masing-masing disertai dengan keajaiban. Seorang bayi laki-laki lahir beserta sebilah keris, dan seorang lagi bayi perempuan lahir beserta anak panah. Bayi laki-laki ini diberi nama Raden Nuna Putra Janjak sedangkan bayi perempuan dinamakan Dewi Rinjani.

Kedua bayi tersebut tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan menarik. Namun pada suatu hari kedua anak tersebut menanyakan siapakah ayah mereka, karena selama ini mereka sering diejek teman-temannya karena tidak punya ayah. Karena desakan kedua anaknya yang terus menerus, maka Dewi Mas pun menceritakan semua kisah yang dialaminya. Diceritakannya bahwa ayah mereka adalah seorang Raja di Lombok yang bernama Datu Tuan, dirinya dibuang kesebuah gili karena difitnah oleh madunya Sunggar Tutul.

Raden Nuna Putra Janjak menjadi sangat marah dia memohon kepada ibunya agar diijinkan untuk menemui ayahnya ke Lombok. Karena terus didesak akhirnya Dewi Mas pun mengijinkan puteranya bersama para pengiring berlayar ke Lombok.

Sesampai di Lombok Raden Nuna Putra Janjak segera masuk ke istana namun di hadang oleh para penjaga. Pertarunganpun tak terelakkan, Raden Nuna Putra Janjak meskipun masih kecil namun dengan keris ditangan yang muncul bersamaan ketika ia lahir, sangatlah sakti dan tak tertandingi. Banyak lawan yang tak berdaya hingga Baginda Datu Tuan harus turun bertanding. Pertarungan yang serupun terjadilah, mereka saling menghujamkan kerisnya. Mereka berdua sama kuat, keris masing-masing tidak dapat saling melukai. Tiba-tiba terdengarlah suara gaib dari angkasa ” Hai Datu Tuan, jangan kau aniaya anak itu. Anak itu adalah anak kandungmu sendiri dari istrimu Dewi Mas”.

Setelah mendengar suara itu , ia amat menyesal maka dipeluknya Raden Nuna Putra Janjak. Setelah mendengar cerita dari Raden Nuna Putra Janjak , maka Baginda Datu Tuan segera menjemput permaisuri ke Bali. Seluruh istana dan penduduk Tuan bersuka cita, Dewi Mas tidak menaruh dendam sama sekali kepada Sunggar Tutul, mereka semua hidup damai dan tenteram. Raden Nuna Putra Janjak tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang sangat tampan dan bijaksana. Baginda Datu Tuan sudah semakin tua dan akhirnya menyerahkan tahta kerajaan kepada puteranya.

Sesudah puteranya naik tahta Baginda Datu Tuan kemudian menyepi di gunung diiringi putrinya Dewi Rinjani. Di puncak gunung itulah baginda dan puterinya bertapa bersemedi memuja Yang Maha Kuasa. Di puncak gunung ini Dewi Rinjani diangkat oleh para Jin dan mahluk halus menjadi Ratu. Dan sejak saat itulah gunung yang tinggi di pulau Lombok tersebut dinamakan Gunung Rinjani.(**).
 

Meski Berpuasa, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Kayangan Tetap Latihan

Kayangan,(SK),-- Pasukan Pengibar Bendera (Paskib) tingkat Kecamatan Kayangan meski sedang berpuasa mereka antusias melakukan kegiatan latihan. Hal itu dilakukan karena puncak peringatan HUT RI ke 67 tahun 2012 ini tinggal beberapa hari lagi.
Ketua Panitia HUT RI ke 67 tahun 2012 Raden Kertamono berharap agar puncak pelaksanaan upacara bendera pada tahun ini harus berhasil dan sukses. “Ini semua tentu berkat dukungan dan keterlibatan semua pihak yanag terlibat langsung maupun tidak langsung dalam panitia,”katanya optimis.

Selanjutnya R.Kertamono yang juga Sekcam Kayangan ini mengatakan, upacara bendera dalam rangka HUT RI ke 67 tahun 2012 ini didukung oleh tujuh sekolah tingkat SMA/MA yang tersebar diwilayah Kecamatan Kayangan sebagai pasukan pengibar bendera (Paskibra). ”Sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kita melibatkan semua sekolah tingkat SMA/MA yang ada diwilayah ini sebagai pasukan pengibar bendera.Hal ini dimaksudkan agar semua sekolah merasa memiliki,”tegasnya.

Hal senada juga dikatakan oleh coordinator seksi Upacara Drs Moh.Hakam Yamin, kegiatan yang melibatkan tujuh sekolah tingkat SMA/MA (SMAN 1 Kayangan,MA NW Santong,MA NW Dangiang,MA NI Salut,MA NIKA,MA BUS Santong dan SMA Islam Al Ikhwan Sesait) yang ada diwilayah ini dimaksudkan agar semua sekolah juga ikut memiliki dan bertanggung jawab atas sukses dan tidaknya pelaksanaan HUT RI yang diselenggarakan rutin tiap tahun ini.

“Jumlah personil yang mendukung kegiatan HUT RI ke 67 ini sebanyak 35 orang yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu pasukan Sembilan dan pasukan tujuh belas,”terangnya.

Hakam Yamin juga mengatakan bahwa, jadual latihannya rutin tiap hari, termasuk pada bulan puasa ini tetap dilakukan.Hal tersebut dilakukan menurutnya, karena memang pelaksanaan upacara bendera HUT RI pada tahun ini masih dalam bulan puasa.

Koordinator seksi upacara yang sedang menysun tesisnya ini berharap pelaksanaan upacara bendera pada saatnya nanti dapat berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan.Sebab, katanya, puncak keberhasilan upacara bendera terletak pada kesuksesan para petugas pengibarnya.Itulah sebabnya walau sedang berpuasa, para petugas yang tergabung dalam pasukan pengibar bendera (Paskibra) tingkat Kecamatan Kayangan ini tetap latihan dalam penyamaan formasi.Karena formasi inilah yang agak sulit menyamakan gerakannya. Hal ini dibutuhkan keseriusan dan penuh kesabaran dalam membimbing para peserta yang tergabung di pasukan Sembilan maupun di pasukan tujuh belas.Walau demikian, Hakam Yamin yakin pada hari “H” nanti diharapkan tidak ada kesalahan-kesalahan berarti.

“Sebagai manusia biasa tentu kesalahan-kesalahan sekecil apapun kita berusaha untuk meminimalisirnya,”katanya.

Sementara itu,Koordinator pelatih Rian Setiawan mengatakan, letak keberhasilan didikannya nanti ditentukan pada hari “H”. Kalau mulus jalannya upacara, tanpa ada kesalahan-kesalahan kecil yang diperbuat anggota, tentu pihaknya juga ikut bangga.Disamping dirinya, Rian Setiawan mengaku ada beberapa teman pelatih yang selama ini membantu dirinya,yang juga dari PPI (Purna Paskibra) KLU diantaranya, Ruslan Hadi, Juliadi,Fendi Mukhlis, Susilo Hadi Wirawan dan Wahyudi Al Azis.(Eko).
 

Rabu, 15 Agustus 2012

Warga Lokok Sutrang Gotong Royong Bersihkan Tanah Pekuburan

Kayangan,(SK),-- Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang di bulan Ramadhan.Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan positif, seperti kegiatan gotong royong.
 Begitu pula dengan warga Dusun Lokok Sutrang dibawah kepemimpinan Keliang Asrudin melakukan kegiatan gotong royong di tanah pekuburan umum dusun setempat dengan melibatkan warganya, Minggu pagi, (12/08).

Kepada wartawan media ini,Asrudin mengatakan, kegiatan gotong royong yang dilakukannya bersama warganya ini memang sudah menjadi agenda yang sudah di programkan.Selain program gotong royong di tanah pekuburan itu, dirinya juga mengaku bahwa diawal kepemimpinannya tersebut ada beberapa hal yang sudah di benahinya, diantaranya melengkapi jajaran perangkat dusun yang akan membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di tingkat dusun.Semua itu dilakukannya adalah karena memang sudah menjadi keharusan baginya sebagai seorang yang dipercaya untuk mengemban amanah memimpin dusun Lokok Sutrang untuk lima tahun kedepan (2012-2017).

Sebagai pejabat baru, dirinya mengaku tidak mungkin semua program dapat dijalankan tanpa keterlibatan dan dukungan dari seluruh masyarakatnya. Tanpa itu semua, ia yakin mustahil dapat terlaksana dengan baik dan maksimal. Walau sebagai orang baru dijajaran pemerintahan dusun Lokok Sutrang, ia sudah teruji sebelumnya banyak keberhasilan yang diraihnya dalam rangka memajukan dusun tersebut, diantaranya berhasil membawa kelompok muda dusun setempat dalam ajang lomba pawai takbiran selama dua tahun berturut-turut, berhasil membawa PS Polos mengukir prestasi diberbagai event, berhasil menggalang keterlibatkan seluruh elemen masyarakat dusun Lokok Sutrang untuk mewakili Kecamatan Kayangan dalam melaksanakan kegiatan PAB (Pekan Apresiasi Budaya) tingkat Kabupaten Lombok Utara beberapa waktu lalu serta sukses melaksanakan kegiatan pawai allegoris tingkat Kecamatan Kayangan pada bulan yang sama.

Samudin, mantan Keliang Lokok Sutrang mengatakan optimis segala program yang dijalankan pejabat baru nantinya akan sukses, yang tentunya itu semua atas dukungan seluruh masyarakat dusun.Diakuinya, pejabat baru ini adalah tidak pernah lepas dari kelompok bajang, sehingga dalam menjalankan segala programnya tentu semua itu pasti akan di dukung.

”Seperti halnya gotong royong di tanah pekuburan ini, ia mengumumkan sekali saja, semua masyarakat sudah pada berdatangan, ”kata Samudin memuji.

Sementara rivalnya dalam pemilihan Keliang Lokok Sutrang beberapa waktu lalu Leno Pradana mengaku sangat respon dengan kepemimpinan Asrudin. Mudah-mudahan segala program yang direncanakan kalau selalu melibatkan masyarakat, tentu di dukung sepenuhnya oleh masyarakat.”Asal kita mau mendengar suara masyarakat,insya Allah masyarakat akan mendukung,”sarannya.(Eko).
 

Nuzulul Qur’an di Sempakok Hadirkan Kelompok Haflah Kekait Gunungsari

Kayangan,(SK),-- Peringatan Nuzulul Qur’an di Mesjid Nurul Hijjah Dusun Sempakok Desa Santong Kecamatan Kayangan, yang di gelar Sabtu malam (11/08) dimeriahkan oleh Kelompok Haflah pimpinan Asror Zawawi,S.Pd Kekait Gunungsari Lombok Barat.

Ketua Panitia Munawir Haris, dalam laporannya menyampaikan, Peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan pada tahun ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lomba, diantaranya, lomba azan,lomba tadarrusan,lomba cerdas cermat,lomba puitisasi terjemahan Al-Qur’an,lomba pidato, lomba sholat berjamaah dan lomba baca Khutbah. 

Dikatakan, dana pendukung dari seluruh rangkaian kegiatan lomba tersebut didapatkan, disamping Kas Mesjid Nurul Hijjah, juga diperoleh dari para donatur masyarakat Dusun Sempakok sejumlah 1.631.000,- “Alhamdulillah, kegiatan ini bisa berlangsung dengan baik dan sukses berkat bantuan dan dukungan seluruh masyarakat Dusun Sempakok,”katanya.

Munawir Haris juga berharap dimasa mendatang kegiatan serupa akan ditingkatkan lagi dan bahkan diperluas dengan kegiatan-kegiatan lomba bidang keagamaan lainnya.

Kepala Desa Santong Muhakim dalam sambutannya mengatakan, kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan di Mesjid Nurul Hijjah Dusun Sempakok kali ini merupakan kegiatan yang positif, karena dengan diadakannya kegiatan ini maka akan terus terbangun silaturrahmi antar masyarakat diwilayahnya.

Peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan dengan mengambil tema “dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an kita tingkatkan kualitas pendidikan anak dalam baca tulis Al-Qur’an” tersebut, dihadiri Camat Kayangan yang diwakili Kasi Trantib Eko Sekiadim,S.Sos beserta staf Dawam,BKP PBB Radat, Kepala Desa Santong Muhakim,Pimpinan Yayasan BUS Santong Ust.L.Syarifudin,S.PdI, Kau Trantib,Kaur Pemerintahan, Kaur Kesra Desa Santong, Mahasiswa KKN Unram,Kelompok Haflah Kekait Gunungsari dan beberapa Kepala Dusun diwilayah Desa Santong serta seluruh masyarakat Dusun Sempakok.

Dikatakan, ada beberapa hal pokok yang di hadapi oleh Pemerintah Desa Santong, diantaranya masalah E-KTP yang belum tuntas 100%.Masyarakat Desa Santong yang hingga kini belum datang ke Kantor Camat untuk direkam datanya masih tersisa 2.539 wajib KTP, sedangkan yang sudah di endrol baru mencapai 63%.

Muhakim juga menyinggung masalah Listrik yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Dusun Sempakok, yang sejak puluhan tahun lalu menggunakan jasa PLTMH yang sudah diserahkan ke Dinas Pertambangan Provinsi NTB.Pihak PLN sendiri,kata Muhakim, sudah berjanji akan merealisasikannya pada bulan Agustus 2012 ini.Namun diakuinya hingga sekarang belum ada tanda-tanda akan di pasang instalasi listriknya.Namun, Kades yang juga da’i ini yakin pada tahun ini masyarakat Dusun Sempakok sudah bisa menikmati listrik PLN.

“Mohon bersabar, insya Allah, dalam waktu yang tidak terlalu lama, pihak PLN akan merealisasikan apa yang menjadi harapan dan kebutuhan masyarakat.Yang penting mohon jaga persatuan dan kesatuan, jangan ada masalah,”pinta Muhakim.

Camat Kayangan yang diwakili Kasi Trantib Eko Sekiadim,S.Sos dalam sambutannya berharap agar peringatan Nuzulul Qur’an ini dijadikan momen untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan anak dalam memahami baca tulis Al-Qur’an sejak dini.

Dikatakan, untuk sekian tahun mendatang, kita yakin dari wilayah Dusun yang jauh dari keramaian kota Kecamatan ini, tentunya akan bermunculan generasi Qur’ani yang mumpuni dibidangnya.Karena menurut Kasi Trantib yang asli Dayan Gunung ini, wajar wilayah ini mulai sekarang berbenah karena pada tahun 2013 mendatang wilayah Desa Santong akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ tingkat Kecamatan Kayangan.

Pimpinan PSTQ (Pengembang Study Tilawatil Qur’an) Kekait Gunungsari Lombok Barat Asror Zawawi,S.Pd, yang tampil memberikan taushyahnya pada peringatan Nuzulul Qur’an tersebut berharap agar bagaimana peran kita dalam mendorong dan memotivasi masyarakat Dusun Sempakok ini untuk selalu membaca Al-Qur’an.Karena menurut Asror Zawawi yang juga Qori’ Nasional yang baru pulang dari MTQ Internasional di Kalimantan tanggal 17 Ramadhan 1433 H tahun ini, agar para santri yang ada di wilayah ini mau belajar seni baca Al-Qur’an.Hal tersebut sangat penting arinya untuk dibudayakan.Lebih-lebih pada tahun 2013 mendatang, Desa Santong akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ tingkat Kecamatan Kayangan. Disamping itu,katanya, Al-Qur’an ini adalah mu’jizat yang terbesar.”Untuk itu bagaimana kita tetap dan selalu membaca Al-Qur’an, ”katanya.

Usai memberikan taushiyah tersebut, Ust.Asror Zawawi kembali tampil membawakan Haflah bersama kelompoknya, dimana kelompok Haflah ini terdiri dari para Qori’ dan Qori’ah, baik tingkat Kabupaten,Provinsi maupun tingkat Nasional dan bahkan Internasional seperti dirinya.

Kegiatan akhir dari seluruh rangkian peringatan Nuzulul Qur’an tersebut, dilanjutkan dengan pembagian hadiah bagi para juara dalam berbagai bidang mata lomba yang dilaksanakan panitia (Eko).
 

Sabtu, 11 Agustus 2012

Pengaruh Sumpah Amukti Palapa Patih Gajah Mada

Suarakomunitas.net,-- Kebesaran Maha Patih Gajah Mada sebagai patih Majapahit memang tak perlu diragukan lagi. Sumpah Palapa-nya yang mengawali kejayaan Kerajaan Majapahit bahkan jadi panutan. Tapi kematiannya sampai sekarang masih penuh misteri, termasuk soal lokasi makamnya.

Ada beberapa versi yang berkaitan dengan letak makam patih gajah Mada. Tercatat di Makam Panjang, situs Troloyo yang ada di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur ada sebuah makam yang diakui sebagai makam sang maha patih. Disamping itu, di desa Majapahit, Kecamatan Batauga, peisisr pulau Buton, Sulawesi Tenggara, terdapat makam yang juga dianggap sebagai makam Gajah Mada. Sedangkan di Lombok tepatnya di makam Selaparang yang disebut juga makam raja Selaparang, 2 jam dari Mataram, terdapat sebuah makam yang lagi-lagi dikabarkan sebagai peristirahatan terakhir patih Gajah Mada yang wafat pada tahun 1364 M itu.

Dimakam Selaparang memang terdapat beberapa makam raja-raja dari seluruh penjuru Nusantara. Masing-masing makam tersebut bercirikan batu nisan yang memiliki bentuk tersendiri. Batu nisan yang berbeda satu sama lain ini menggambarkan keragaman daerah asal para raja yang dimakamkan di sini. Yang paling unik tentu saja nisan dari makam Gajah Mada. Bentuknya seperti sumur bundar dengan sususan batu sungai berukuran sedang yang di tata rapi, tanpa tulisan apapun.

Menurut juru kunci makam Selaparang, sejak dulu kompleks ini tidak berubah susunanya, termasuk keunikan makam berbentuk sumur bundar itu. Sehingga ketika dilakukan renovasi, mereka cuman menambahkan semen dan batuan untuk merapikannya.

Sekarang hanya pihak keluarga raja Selaparang yang bisa dimakamkan disini, demikian juga dengan status juru kunci juga harus berdasarkan keturunan raja Selaparang. Karena itu, kunjungan ke makam harus sepengetahuan juru kunci.

Biasanya orang banyak berkunjung ke makam Selaparang ini dimasa Lebaran, banyak penduduk Lombok dan berbagai daerah lainya berziarah ke makam ini. Soal kebenaran makam Gajah Mada belum bisa diketahui secara pasti. Yang jelas kedatangan Gajah Mada ke Lombok pada tahun 1357 M memang tercatat pada prasasti Bencangah Punan yang ditulis dalam aksara Jejawan. Masa itu di catat sebagai zaman mulainya tradisi sastra di Lombok.

Saat cerita ini dikonfirmasikan pada sang juru kunci, dengan bijak ia mengatakan bahwa bagaimanapun juga, keberadaan makam Gajah Mada ini diharapkan memberi spirit untuk bersatunya anak negeri di Bumi Pertiwi ini. "Kalau kita tidak mau bersatu dan selalu terpecah belah, bagaimana nantinya negeri ini?" ujarnya pelan namun pasti.

Mahapatih Gajah Mada adalah seorang yang berkebangsaan Majapahit, beragama Hindu, dimaneliau memangku jabatan sebagai Mahapatih di Kerajaan Majapahit ketika berkuasanya Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Hayam Wuruk sejak tahun 1334-1359 M dan beliau wafat tahun 1364 M. Sebelum memangku jabatan Mahapatih di Kerajaan Majapahit, jabatan Mahapatih sebelumnya dijabat oleh Arya Tadah (Mpu Krewes) lalu sesudahnya digantikan oleh 6 mahamentri agung.

Gajah Mada wafat tahun 1364 adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit.

Menurut berbagai sumber mitologi kitab dan prasasti zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313 dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanegara yang mengangkatnya sebagai patih. Ia menjadi Mahapatih (besar) pada masa, Ratu Tribhuawanatunggadewi dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih kontroversial. Pada masa sekarang, Indonesia telah menetapkan Gajah Mada sebagai salah satu Pahlawan Nasional dan merupakan simbol nasionalisme dan persatuan Nusantara.

Sebuah arca yang diduga menggambarkan rupa Gajah Mada. Kini disimpan di museum Trowulan Mojokerto.Tidak ada informasi dalam sumber sejarah yang tersedia saat pada awal kehidupannya, kecuali bahwa ia dilahirkan sebagai seorang biasa yang naik dalam awal kariernya menjadi Begelen atau setingkat kepala pasukan Bhayangkara pada Raja Jayanagara (1309-1328) terdapat sumber yang mengatakan bahwa Gajah Mada bernama lahir Mada sedangkan nama Gajah Mada kemungkinan merupakan nama sejak menjabat sebagai patih.

Dalam pupuh Désawarnana atau Nāgarakṛtāgama karya Prapanca yang ditemukan saat penyerangan Istana Tjakranagara di Pulau Lombok pada tahun 1894 terdapat informasi bahwa Gajah Mada merupakan patih dari Kerajaan Daha dan kemudian menjadi patih dari Kerajaan Daha dan Kerajaan Janggala yang membuatnya kemudian masuk kedalam strata sosial elitis pada saat itu dan Gajah Mada digambarkan pula sebagai "seorang yang mengesankan, berbicara dengan tajam atau tegas, jujur dan tulus ikhlas serta berpikiran sehat.

Menurut Pararaton Gajah Mada sebagai komandan pasukan khusus Bhayangkara berhasil memadamkan Pemberontakan Ra Kuti, dan menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328 putra Raden Wijaya dari Dara Petak.Selanjutnya di tahun 1319 ia diangkat sebagai Patih Kahuripan dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.

Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Dan menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui, tetapi ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang memberontak terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akhirnya dapat ditaklukan. Akhirnya, pada tahun 1334 Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara.

Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut

“Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa” Artinya, Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.

Walaupun ada sejumlah pendapat yang meragukan sumpahnya, Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan penaklukan ke daerah Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339 pulau Bintan Tumasik (sekarang Singapura ), Semenanjung Malaya, kemudian pada tahun 1343 bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali) dan kemudian penaklukan Lombok dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas,Katingan,Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga) Kotawaringin, Sambas,Lawai, Kendawangan,Landak,Samadang, Tirem,Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.

Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah,Gurun,Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima,, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Terdapat dua wilayah di Pulau Jawa yang seharusnya terbebas dari invasi Majapahit yakni Pulau Madura dan Kerajaan Sunda karena kedua wilayah ini mempunyai keterkaitan erat dengan Narrya Sanggramawijaya atau secara umum disebut dengan Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit (Lihat: Prasasti Kudadu 1294 dan Pararaton, Lempengan VIII, Lempengan X s.d. Lempengan XII dan Invasi Yuan, InvasiMongol ke Jawa pada tahun 1293) sebagaimana diriwayatkan pula dalam Kidung Panji Wijayakrama.

Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa Perang Bubat (1357)bermula saat Prabu Hayam Wuruk mulai melakukan langkah-langkah diplomasi dengan hendak menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayah dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.

Dalam Nagarakretagama diceritakan hal yang sedikit berbeda. Dikatakan bahwa Hayam Wuruk sangat menghargai Gajah Mada sebagai Mahamantri Agung yang wira, bijaksana, serta setia berbakti kepada negara. Sang raja menganugerahkan dukuh "Madakaripura yang berpemandangan indah di Tongas, Probolinggo kepada Gajah Mada. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih; hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.

Disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di samping ia menjumpai bahwa Gajah Mada telah sakit. Gajah Mada disebutkan meninggal dunia pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi.

Raja Hayam Wuruk kehilangan orang yang sangat diandalkan dalam memerintah kerajaan. Raja Hayam Wuruk pun mengadakan sidang Dewan Sapta Prabu untuk memutuskan pengganti Gajah Mada. Namun tidak ada satu pun yang sanggup menggantikan Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk kemudian memilih empat Mahamantri Agung dibawah pimpinan Punala Tanding untuk selanjutnya membantunya dalam menyelenggarakan segala urusan negara. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Mereka pun digantikan oleh dua orang mentri yaitu Gajah Enggon dan Gajah Manguri. Akhirnya Hayam Wuruk memutuskan untuk mengangkat Gajah Enggon sebagai Patih Mangkubumi menggantikan posisi Gajah Mada.

Sebagai salah seorang tokoh utama Majapahit, nama Gajah Mada sangat terkenal di masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain Sukarno dan Mohammad Yamin sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi revolusi nasional Indonesia untuk usaha kemerdekaannya dari kolonialisme Belanda.(**).