Sabtu, 30 April 2011

Jelang Lomba Desa Tingkat Kabupaten, Desa Sesait Lakukan Berbagai Persiapan

SESAIT, -- Menjelang Pelaksanaan Lomba Desa tingkat Kabupaten Lombok Utara, kini Desa Sesait yang memiliki 23 buah dusun ini, telah melakukan berbagai persiapan.

Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Sesait Sahabudin, mengatakan bahwa, dalam rangka menghadapi Lomba Desa Tingkat Kabupaten tahun ini, pihaknya telah melakukan berbagai upaya persiapan kearah itu. Mulai dari persiapan administrasi dari semua lini, sampai kepada bagaimana menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

”Enaknya sekarang, lomba desa tidak seperti dulu lagi.Sekarang hanya penilaian secara administrasi saja. Kalau dulu dijaman orde baru, disamping penilaiannya secara administrasi, juga penilaiannya bagaimana mampu menggerakkan partisipasi masyarakat,”katanya penuh semangat.

Sahabudin mengaku, bahwa penilaian lomba desa saat ini masih tetap mengacu pada 8 indikator yang dinilai. Tetapi menurutnya, dari 8 indikator ini, pihaknya hanya memprioritaskan dua saja, yaitu bagaimana menggerakkan angka partisipasi masyarakat dan penataan administrasi desa dari berbagai lini.

Ketika ditanya, mengapa partisipasi masyarakat dalam hal ini swadaya masyarakat yang ditonjolkan, Sahabudin mengatakan, karena itu merupakan angka poin tertinggi.

”Sesait, jika dibandingkan dengan desa yang lain di Kecamatan Kayangan, Sesaitlah yang paling tinggi angka partisipasi masyarakatnya,”katanya.

Melihat kondisi fisik kantor desa Sesait saat ini, masih seperti keadaan semula belum ada perubahan dari sejak kepemimpinan Murdan. Maka Sekdes yang biasa dipanggil Budin ini menjelaskan kepada Penulis, bahwa walau kondisi fisik kantor desa Sesait seperti itu, pihaknya tetap maju dalam lomba desa tahun ini. Karena mereka berkeyakinan dalam waktu dekat akan mendapatkan dana stimulan dari Pemda KLU untuk perbaikan kantor desa Sesait yang sudah lama hanya disangga dua buah tiang petung bambu tersebut.

Menghadapi lomba desa tahun ini, pihak-pihak (dinas) yang terkait juga sering turun ke desa ini dalam pembinaan terkait dengan bidang tugas atau leading sektor masing-masing.

”Tim Penggerak PKK tingkat Kabupaten maupun tingkat Kecamatan sudah sering turun melakukan pembinaan,disamping itu, dinas terkait juga sering turun membina, seperti dari Dikbudpora, Kesehatan,Pertanian, Peternakan, dll,”ungkap Budin.

Sementara rencana pelaksanaan lomba desa tingkat Kabupaten Lombok Utara tahun ini, Budin belum bisa memastikannya. Yang jelas menurutnya, pelaksanaannya sekitar minggu kedua bulan mei dan untuk tingkat provinsi bulan juni mendatang.

Tetapi menurut Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Kayangan Yusminiati Tresnahadi, mengatakan bahwa pelaksanaan lomba desa tingkat Kabupaten Lombok Utara yang diwakili Desa Sesait tahun ini, pastinya tanggal 12 Mei 2011 mendatang.(Eko)






























Jumat, 29 April 2011

Legenda Situs Sumur Lokok Paok Sesait ( 10 )

SESAIT, -- Penelusuran jejak situs-sistus sejarah Sesait tempo dulu yang tersebar diwilayah wet Sesait, hingga kini terus dilakukan.

Dalam penelusuran pencarian situs sejarah Sesait ini, Agus Wahyudi, salah seorang tokoh Pemuda Sesait, mengatakan bahwa, keberadaan situs-situs Sesait selama ini masih banyak yang belum ditemukan. Sedangkan yang sudah ditemukan baru sebagian kecil saja.

”Situs-situs sejarah Sesait yang sebagian besar tersebar diwilayah bagian timur KLU ini, masih banyak yang belum ditemukan, baru sebagian kecil saja,”kata Agus Wahyudi, yang biasa dipanggil Agus Engkang ini.

”Kami akan terus mencoba menelusuri jejak situs sejarah Sesait yang merupakan peninggalan nenek moyang Tau Lokaq Sesait yang pernah ada di zaman dulu, yang nyaris terlupakan ini. Sehingga nantinya, penemuan kami ini akan menjadi bukti bahwa peradaban Tau Lokak Sesait zaman dahulu betul-betul pernah ada dan jaya dimasanya,”jelas Agus Engkang semangat.

Dari hasil penulusuran jejak-jejak masa lalu tersebut, kali ini fokus pada penemuan situs pemandian Inaq Empleng Bleleng yaitu Situs Sumur Lokok Paok.

Sekitar satu kilo meter ke arah barat laut Kampung Sesait inilah lokasi situs Sumur Lokok Paok itu berada. Keberadaan sumur ini, persis dilereng bukit gontoran Gunung Konoq, diatas Lokok Saong sebelah timur Gubuq Setowek, yang  hingga kini keasliannya masih terpelihara rapi. Hanya saja, seiring dengan perubahan zaman jutaan abad yang silam, penutup dari sumur ini sudah raib ditelan waktu.

Menurut cerita M.Ali salah seorang tokoh masyarakat Sesait, menceritakan hal ihwal keberadaan sumur lokok paok tersebut.

Di ceritakannya bahwa, sumur lokok paok ini, dulu pada zaman ireng, sumur ini diyakini sebagai sumur tempat pemandian Inaq Empleng Bleleng. Batu lesung yang ada persis didekat sumur ini, diyakini sebagai wadah tempat menumbuk kelapa atau sejenisnya sebagai alat untuk keramas. Kebiasaan orang tua zaman dahulu, sebelum mandi, biasanya keramas terlebih dahulu, baru kemudian mandi ’melangeh’.

Tidak jauh dari tempat batu lesung tadi, yaitu sekitar satu meter arah utara darinya terdapat satu buah batu lesung lagi yang lubangnya ada lima. Ini, menurut M.Ali, diyakini juga sebagai tempat Inaq Empleng Bleleng menaruh segala macam racikan ramuan untuk dijadikan obat-obatan.

Disamping situs Sumur Lokok Paok, ada dua sumur lagi berderet disebelah utaranya, yaitu Sumur Lokok Lengkak dan Sumur Lokok Koloh yang menyerupai gua. Dari sumur Koloh yang menyerupai gua inilah hingga sekarang digunakan oleh penduduk Sejongga, untuk mengambil air sebagai sumber kehidupan mereka.

Menurut legenda yang berkembang secara turun- binurun dikalangan masyarakat Sesait, dari zaman dahulu hingga sekarang, diceritakan bahwa; pada zaman ireng (zaman kegelapan) atau mungkin juga pada zaman gletser jutaan tahun silam, hiduplah sepasang keluarga yang bernama Empleng Bleleng. Keluarga ini hidup dan berkembang membentuk sebuah komunitas yang oleh masyarakat setempat, diyakini mereka tinggal di gontoran Sesait yang sekarang. Sebagaimana layaknya kehidupan manusia zaman sekarang, kehidupan keluarga inipun yang pada zamannya, dalam kesehariannya terus bekerja banting tulang diladang miliknya demi menghidupi keluarganya. 

Dari hari berganti hari, terus berlangsung sepanjang masa, kehidupan sepasang keluarga Empleng Bleleng pun berubah menjadi masa paceklik. Pada masa ini kehidupan keluarganya mengalami masa serba kekurangan. Tidak ada yang akan dimasak. Keluarga ini berusaha semampunya untuk mendapatkan sekedar penyambung hidup bagi keluarganya. Sehingga pada suatu ketika, sang ibu (Empleng Bleleng) sedang menyajikan makanan sekedar pengganjal perut bagi anak-anaknya. Sedangkan sang suami ketika itu sedang bekerja diladang.

Diceritakan dalam legenda tersebut bahwa, ketika Inaq Empleng Bleleng menyajikan makanan buat anak-anaknya, tiba-tiba anaknya nyeletuk mengatakan; ”Inaq, awas ’dowen epe’ (punyamu ibu),”kata anaknya yang paling besar.

Tanpa pikir panjang, ibunya langsung memukul anaknya yang berbicara tadi dengan menggunakan sendok sayuran yang biasanya terbuat dari tempurung kelapa.

Peristiwa pemukulan Inaq Empleng Bleleng kepada anaknya ini, terdengar juga sampai diladang dimana lokasi tempat sang suami bekerja. Kemudian sang Suami begitu melihat keadaan anaknya yang berlumuran darah dari kepalanya, sang suami marah dan kalang kabut. Saking marahnya, sehingga kemarahannya ini tidak bisa dibendung, akhirnya sang suami kalap, dan menebas buah dada (payudara) sang isteri dengan menggunakan parang.

Karena akibat tebasan parang dari suaminya ini, Inaq Empleng Bleleng lantas pergi ke tengah arungan (laut dangkal) guna merendam lukanya.Ini dimaksudkan agar darah yang terus mengucur keluar dari lukanya itu bisa dihentikan.

Berhari-hari, berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan, Inaq Empleng Bleleng terus berendam.Karena terlalu lamanya berendam, anak yang ditinggalkan dirumahnya bersama suami dan anaknya yang paling besar, menjadi kewalahan. Pasalnya, anaknya yang bungsu masih membutuhkan air susu ibunya.

Dalam keadaan penyesalan yang amat dalam, sang suami berharap agar sang istri bisa keluar dari tengah arungan atau dari berendamnya. Namun, sang istri bersikukuh tidak mau keluar, dia memilih tetap tinggal dalam arungan tersebut.

Sang suami sudah kehabisan akal membujuk istrinya, agar mau keluar menyusui anaknya yang masih kecil tersebut. Tetapi, istrinya tetap tidak memperdulikannya. Langkah terakhir yang ditempuh sang suami yaitu dengan menyuruh anaknya yang paling besar menyusul ibunya. Dengan langkah yang tertatih-tatih sambil menggendong adiknya, lalu menyusul ibunya, dengan harapan adiknya dapat disusui ibunya.

Setibanya dipinggir pantai, sambil berlarian kesana-kemari dengan memanggil-manggil ibunya, agar keluar sebentar menyusui adiknya. Sementara adiknya sambil digendong terus menangis tiada hentinya. Sampai-sampai suaranya tidak kedengaran lagi. Karena ibunya tidak mau keluar, sang kakak juga ikut menangis sejadi-jadinya. Akhirnya, mungkin karena naluri sang ibu muncul dihatinya,tidak tega melihat nasib kedua anaknya terus menangis dipinggir pantai, lalu dipanggillah anaknya agar ikut masuk ke tengah arungan menemui ibunya. Lalu kedua anaknya masuk ke tengah arungan menemui ibunya.

Ajaib, setelah ibu dan kedua anaknya bertemu saling melepas rindu, maka sang ibu tidak mau lagi berpisah dengan kedua anaknya. Lalu dia memohon kepada Yang Kuasa agar mereka dijadikan batu saja. Sehingga permohonan ibu yang malang ini, terkabulkan. Sekarang batu penjelmaan dari Empleng Bleleng dan kedua anaknya ini,masih ada terpelihara dengan baik ditanah milik almarhum Dabak Sesait di Gunung Konoq, sekitar satu kilometer barat laut Kampung Sesait sekarang.(Eko).                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

KUA Kayangan Gelar Sosialisasi UU No.1/1974

KAYANGAN, -- Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Islami dan peranan keluarga sebagai potensi subyek pembangunan Nasional, sebaiknya diawali dari sejak terjadinya perkawinan.

Demikian yang dikatakan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kayangan L.Moh.Sidik,S.Sos dalam sosialisasi UU No.1/1974 tentang Perkawinan, yang dihadiri Pengurus Yayasan, Pengurus Komite, para guru MA/MTs dan ratusan siswa-siswi MA Nurul Islam, yang berlangsung di gedung MTs Nurul Islam Kayangan,Rabu (27/04).

Selanjutnya L.Moh.Sidik memaparkan bahwa, Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan yang sempurna.Perkawinan yang dilakukan terlalu dini atau dibawah umur atau belum dewasa menurut hukum positif, akan menyebabkan resiko tinggi terhadap kematian ibu hamil dan bayi.Agama Islam mengajarkan agar dalam perkawinan dihindari usia muda karena rawan dalam apek fisik, mental, sosial dan ekonomi.

Lebih lanjut L.Moh.Sidik juga menjelaskan terkait dengan perkawinan.Menurutnya, perkawinan dalam Islam adalah suatu aqad atau perjanjian mengikat antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak dengan suka rela. Kerelaan kedua belah pihak merupakan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhoi Allah Swt.

”Islam itu mengajarkan bahwa perkawinan tidaklah hanya sebagai perjanjian biasa seperti perjanjian jual beli atau sewa menyewa dan lain-lain, melainkan merupakan suatu perjanjian suci, dimana kedua belah pihak dihubungkan menjadi suami isteri atau saling meminta menjadi pasangan hidup dengan mempergunakan nama Allah,”jelasnya.

Sedangkan menurut Hamdun,S.Ag salah seorang Penyuluh Agama Islam Kecamatan Kayangan menyampaikan terkait dengan maksud dan tujuan dari sosialisasi UU No.1/1974 tentang Perkawinan mengarah ke lembaga pendidikan khususnya bagi siswa-siswi MA Nurul Islam Kayangan ini adalah karena siswa-siswi setingka MA perlu dibekali pemahaman tentang Perkawinan. Hal ini dimaksudkan, menurutnya, sangat penting artinya, ketika mereka selesai sekolah agar mereka bisa memahami tentang aspek-aspek hukum perkawinan. Namun Hamdun juga tidak mengenyampingkan sosialisasi UU No.1/1974 ini kepada masyarakat.

”Mudah-mudahan sosialisasi kepada masyarakat tentang UU ini, kedepan dapat kita laksanakan dengan baik, karena prosentase tingkat sosialisasi UU No.1/1974  diwilayah ini belum maksimal,”harapnya.

Terkait dengan isu masih banyaknya warga masyarakat Kayangan yang belum memiliki buku nikah, Agus Suparno,S.Hi selaku Petugas Pencatat Peristiwa Nikah (P3N) Desa Kayangan, yang juga Kepala MA Nurul Islam Kayangan ini mengatakan bahwa, masalah itu butuh pemahaman dari para petugas yang menangani masalah itu (P3N) tentang arti pentingnya buku nikah. Diakui Agus, memang seyogyanya, para petugas harus betul-betul melaksanakan tugas sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada.

”Jangan sampai asal selesai orang kawin, tetapi petugas tidak melanjutkannya ke KUA setempat untuk mendapatkan Buku Nikah,”kilahnya

”Kalau sudah seperti ini petugasnya, maka saya yakin, banyak masyarakat yang tidak memiliki Buku Nikah,”tambahnya.

Dalam UU No.1/1974 pasal 2 (2) dijelaskan bahwa tiap-tiap peristiwa perkawinan maka harus dicatat.Dan Pasal 1 (7) menyatakan bahwa perkawinan seseorang dianggap syah apabila dibuktikan dengan buku nikah.

”Kalau saja perkawinan tidak bisa dibuktikan dengan buku nikah, maka perkawinan seperti itu tidak sesuai dengan UU No.1/19974,”kata L.Moh.Sidik.

L.Moh.Sidik juga menyinggung masalah perlunya peristiwa perkawinan itu dicatat, diantaranya adalah karena lembaga publik, harus percaya pada bukti otentik (buku nikah/akte nikah) yang dikeluarkan oleh lembaga resmi (KUA). Disamping itu, akte nikah merupakan kepastian hukum seseorang, kepastian hukum anak, harta gono-gini yang diperoleh bersama serta menjamin hak kewarisan bagi para ahli waris.

Dalam diskusi ada beberapa masalah yang mencuat ke permukaan yang dipertanyakan oleh peserta sosialisasi, diantaranya masalah pernikahan Sirri yang ditanyakan oleh Dra Sukarah, masalah banyaknya masyarakat yang belum memiliki buku nikah yang ditanyakan oleh Susianto,S.Pd dan masalah maraknya kawin di usia muda yang ditanyakan oleh Nusiyanto. Namun semua pertanyaan yang diajukan oleh peserta, dijawab dengan lugas oleh narasumber, sehingga para peserta sosialisasi mendapatkan pengetahuan baru seputar ranah yang dipertanyakan.(Eko).

40 Pejabat Eselon IV KLU Ikuti Diklatpim

KAYANGAN, -- Berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklatpim jabatan PNS, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Utara pada akhir April 2011 ini menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim IV) Tingkat IV bagi Pejabat Eselon IV.

Pelaksanaan Diklatpim IV ini, untuk gelombang yang pertama diikuti 40 orang pejabat eselon IV mulai tanggal 28 April hingga 08 Juni 2011, bertempat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram. Diantara 40 orang peserta ini terdapat enam orang cewek dan 34 orang laki-laki.

Tujuan dilaksanakannya Diklatpim IV ini, menurut Camat Kayangan Tresnahadi, adalah  dalam rangka meningkatkan pengetahuan bagi para pejabat struktural eselon IV dilingkup Pemerintah Daerah Lombok Utara. Disamping itu, keluaran yang dihasilkan dari Diklatpim ini, nantinya yang pada akhirnya akan menjadi bahan evaluasi bagi para pejabat yang akan memegang jabatan.

”Ini penting artinya bagi para pejabat KLU yang saat ini berjumlah 164 jabatan, mulai eselon I hingga eselon IV,”jelasnya.

Diklatpim untuk angkatan pertama berjumlah 40 orang dari 164 pejabat eselon IV, yang pelaksanaannya diharapkan sudah selesai hingga tahun 2012 mendatang.

Menurut Tresnahadi, kedepan Pemerintah Daerah KLU dalam menentukan dan menempatkan para pejabat yang akan menempati jabatan struktural atau Fungsional, akan ditentukan berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan sudah pernah mengikuti Diklatpim.

”Ini merupakan implementasi dari roh PP 53/2010, ”terangnya.

Sementara itu, salah seorang peserta yang mendapatkan giliran yang pertama mengikuti Diklatpim ini Musanip,B.Sc (52) mengatakan, secara pribadi dirinya mendukung program pemerintah seperti ini, sebab dengan mengikuti pendidikan kepemimpinan bagi para pejabat yang ada lingkup Pemda KLU ini, betul-betul mengetahui dan faham apa yang menjadi tugas pokok dan fungsinya ketika diberi amanat dalam jabatan tertentu. Disamping itu, lanjutnya, juga bisa menerapkannya dilapangan secara disiplin dalam melaksanakan tugas sehari-hari sesuai dengan semangat PP 53/2010.

Terkait dengan tugasnya selaku PJOK, Musanip mengatakan, bahwa dirinya siap melayani kebutuhan bagi pelaku PNPM, baik tingkat Desa maupun tingkat Kecamatan.

”Bagi pelaku PNPM, saya siap melayani kebutuhannya setiap hari sabtu sore, baik di kantor maupun di rumah,”katanya.(Eko).

Rabu, 27 April 2011

KUA Kayangan Gelar Sosialisasi UU No.1/1974

KAYANGAN, -- Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Islami dan peranan keluarga sebagai potensi subyek pembangunan Nasional, sebaiknya diawali dari sejak terjadinya perkawinan.

Demikian yang dikatakan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kayangan L.Moh.Sidik,S.Sos dalam sosialisasi UU No.1/1974 tentang Perkawinan, yang dihadiri Pengurus Yayasan, Pengurus Komite, para guru MA/MTs dan ratusan siswa-siswi MA Nurul Islam, yang berlangsung di gedung MTs Nurul Islam Kayangan,Rabu (27/04).

Selanjutnya L.Moh.Sidik memaparkan bahwa, Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan yang sempurna.Perkawinan yang dilakukan terlalu dini atau dibawah umur atau belum dewasa menurut hukum positif, akan menyebabkan resiko tinggi terhadap kematian ibu hamil dan bayi.Agama Islam mengajarkan agar dalam perkawinan dihindari usia muda karena rawan dalam apek fisik, mental, sosial dan ekonomi.

Lebih lanjut L.Moh.Sidik juga menjelaskan terkait dengan perkawinan.Menurutnya, perkawinan dalam Islam adalah suatu aqad atau perjanjian mengikat antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak dengan suka rela. Kerelaan kedua belah pihak merupakan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhoi Allah Swt.

”Islam itu mengajarkan bahwa perkawinan tidaklah hanya sebagai perjanjian biasa seperti perjanjian jual beli atau sewa menyewa dan lain-lain, melainkan merupakan suatu perjanjian suci, dimana kedua belah pihak dihubungkan menjadi suami isteri atau saling meminta menjadi pasangan hidup dengan mempergunakan nama Allah,”jelasnya.

Sedangkan menurut Hamdun,S.Ag salah seorang Penyuluh Agama Islam Kecamatan Kayangan menyampaikan terkait dengan maksud dan tujuan dari sosialisasi UU No.1/1974 tentang Perkawinan mengarah ke lembaga pendidikan khususnya bagi siswa-siswi MA Nurul Islam Kayangan ini adalah karena siswa-siswi setingka MA perlu dibekali pemahaman tentang Perkawinan. Hal ini dimaksudkan, menurutnya, sangat penting artinya, ketika mereka selesai sekolah agar mereka bisa memahami tentang aspek-aspek hukum perkawinan. Namun Hamdun juga tidak mengenyampingkan sosialisasi UU No.1/1974 ini kepada masyarakat.

”Mudah-mudahan sosialisasi kepada masyarakat tentang UU ini, kedepan dapat kita laksanakan dengan baik, karena prosentase tingkat sosialisasi UU No.1/1974  diwilayah ini belum maksimal,”harapnya.

Terkait dengan isu masih banyaknya warga masyarakat Kayangan yang belum memiliki buku nikah, Agus Suparno,S.Hi selaku Petugas Pencatat Peristiwa Nikah (P3N) Desa Kayangan, yang juga Kepala MA Nurul Islam Kayangan ini mengatakan bahwa, masalah itu butuh pemahaman dari para petugas yang menangani masalah itu (P3N) tentang arti pentingnya buku nikah. Diakui Agus, memang seyogyanya, para petugas harus betul-betul melaksanakan tugas sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada.

”Jangan sampai asal selesai orang kawin, tetapi petugas tidak melanjutkannya ke KUA setempat untuk mendapatkan Buku Nikah,”kilahnya

”Kalau sudah seperti ini petugasnya, maka saya yakin, banyak masyarakat yang tidak memiliki Buku Nikah,”tambahnya.

Dalam UU No.1/1974 pasal 2 (2) dijelaskan bahwa tiap-tiap peristiwa perkawinan maka harus dicatat.Dan Pasal 1 (7) menyatakan bahwa perkawinan seseorang dianggap syah apabila dibuktikan dengan buku nikah.

”Kalau saja perkawinan tidak bisa dibuktikan dengan buku nikah, maka perkawinan seperti itu tidak sesuai dengan UU No.1/19974,”kata L.Moh.Sidik.

L.Moh.Sidik juga menyinggung masalah perlunya peristiwa perkawinan itu dicatat, diantaranya adalah karena lembaga publik, harus percaya pada bukti otentik (buku nikah/akte nikah) yang dikeluarkan oleh lembaga resmi (KUA). Disamping itu, akte nikah merupakan kepastian hukum seseorang, kepastian hukum anak, harta gono-gini yang diperoleh bersama serta menjamin hak kewarisan bagi para ahli waris.

Dalam diskusi ada beberapa masalah yang mencuat ke permukaan yang dipertanyakan oleh peserta sosialisasi, diantaranya masalah pernikahan Sirri yang ditanyakan oleh Dra Sukarah, masalah banyaknya masyarakat yang belum memiliki buku nikah yang ditanyakan oleh Susianto,S.Pd dan masalah maraknya kawin di usia muda yang ditanyakan oleh Nusiyanto. Namun semua pertanyaan yang diajukan oleh peserta, dijawab dengan lugas oleh narasumber, sehingga para peserta sosialisasi mendapatkan pengetahuan baru seputar ranah yang dipertanyakan.(Eko).

Sabtu, 23 April 2011

Pengurus Bazis Lokok Sutrang Susun Program Kerja

SESAIT, -- Pengurus Badan Amil Zakat Infak dan Sadaqah (BAZIS) Dusun Lokok Sutrang dalam waktu dekat akan  melaksanakan tugasnya. Pasalnya, usai sholat jum’at minggu ini, pengurus Bazis yang baru terbentuk beberapa waktu lalu, susun program kerja untuk jangka pendek, menengah maupun pamjang.

Ketua Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Zaenul Hadi, dalam pengantarnya menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rembuq kali ini, diantaranya masalah personil kepengurusan Bazis yang belum lengkap dan program kerja yang menjadi prioritas diawal kepemimpinannya.

Zaenul Hadi juga mengatakan dihadapan jama’ah yang hadir usai sholat jumat (22/04) bahwa sekarang ini adalah musimnya para petani panen disawah.Kalau pengurus Bazis belum ada program kerjanya, maka tentunya belum bisa berbuat maksimal.

Terkait dengan kepengurusan Bazis yang belum lengkap, salah seorang tokoh masyarakat Hardiono, menyarankan agar nanti pengurus yang sudah terbentuk saja yang melengkapi.

Hal senada juga disarankan oleh Karyati, bahwa personil yang melengkapi kepengurusan Bazis ini, sebaiknya pengurus yang sudah terbentuk yang menunjuk dan menentukan temannya bekerja. Sebab, menurutnya, kalau jama’ah yang menunjuk, siapa tahu yang ditunjuk jama’ah tadi nantinya dalam bekerja tidak seide, sepaham dan seiring dengan kepengurusan yang sudah ada.

”Kita takutnya dalam bekerja nantinya mereka tidak kompak,”kilahnya.

Sementara itu tokoh agama Dusun Lokok Sutrang Sumarto mengatakan bahwa, Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta yang tertentu diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Zakat merupakan salah satu rukum Islam yang lima, fardhu ’ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun yang kedua Hijriyah.

Selanjutnya Sumarto juga menjelaskan tentang benda yang wajib dikeluarkan zakatnya, diantaranya Binatang Ternak, Emas dan Perak, Biji Makanan yang mengenyangkan, Buah-buahan dan Harta Perniagaan.

”Zakat hasil paroan sawah, diwajibkan atas orang yang punya benih sewaktu mulai bercocok tanam,”jelasnya.

Kepala Dusun Lokok Sutrang Samudin, diakhir acara tersebut berharap agar semua program yang telah dibuat dan disusun Remaja Mesjid tersebut, dilaksanakan sesuai dengan semangat gotong royong, dan selalu mengedepankan kebersamaan.(Eko).










Ujian Nasional SMAN Kayangan diikuti 199 Siswa

Kayangan, -- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) secara serentak diseluruh Nusantara telah dimulai Senin (18/04) , termasuk juga SMA 1 Kayangan.

Dari 199 siswa yang mengikuti Ujian Nasional tahun ini, dua orang siswa diantaranya yang tidak mengikuti ujian. Hal ini disebakan karena  mengundurkan diri atau berhenti.

Kepala SMA 1 Kayangan Drs Moh.Hakam Yamin mengatakan, dari jumlah siswa 199 yang mengikuti ujian Nasional, termasuk jumlah siswa dari dua sekolah yang bergabung. Disamping itu, dalam menghadapi ujian nasional ini, pihaknya telah banyak berbuat sejak Desember tahun 2010 lalu. Salah satunya adalah membahas secara keseluruhan prediksi soal yang dibuat guru dan prediksi soal yang dibuat lembaga pendidikan Gama.Selain itu, pihaknya juga telah melakukan persiapan-persiapan dengan pengayaan, try out, belajar kelompok dibawah bimbingan guru dan diawasi komite sekolah dan istigosah.

”Mudah - mudahan dalam Ujian Nasional  tahun ini, siswa kita lulus 100%,”harapnya.

Pelaksanaan Ujian Nasional pada tahun ini, lanjutnya, pengawasannya dilaksanakan secara silang penuh, artinya pengawas ujiannya 100% guru-guru dari sekolah lain. Walau sempat kekurangan LJK sejumlah 16 lembar, namun pihak rayon sudah mengantisipasinya.

Terkait dengan pendistribusian soal UN, dilakukan pihak sekolah dengan pengawalan ketat dari Polsek Kayangan bersama pengawas dari Unram. Sistim pengawasan dilakukan dengan sistim silang penuh dengan lima paket soal di dalam satu ruang yang terisi 20 orang siswa.

Terkait dengan tidak adanya LJK dalam ruang 11 hari ketiga pelaksanaan UN, salah seorang guru SMA Islam Al Ikhwan Sesait Masidep,S.Pd  mengaku, pihaknya pada saat mengkemas paket soal dan LJK yang diterima dari  Dikbudpora Kabupaten, lengkap. Tetapi, ketika dititip di Polsek Kayangan, dirinya sudah mengeceknya kembali pada ceklis semuanya ada.

”Ini murni kesalahan kami yang keliru memasukkan ke paket soal. Pada saat kami memasukkan lembar LJK ke paket soal, kami cek di lembar ceklis semuanya ada, tetapi malah ada lembar LJK yang lupa kami masukkan ke paket soal UN,:sesalnya.(Eko).

 

Camat Kayangan Terapkan PP 53/2010

KAYANGAN, -- Sesuai dengan PP 53/2010, Penegakan disiplin bagi aparatur Pemerintah khususnya bagi PNS adalah menjadi keharusan setiap pimpinan SKPD melaksanakannya.

Terkait dengan penegakan disiplin sesuai dengan amanat PP 53/2010 ini, Camat Kayangan sudah memulainya sejak dini. Pasalnya setiap hari senin diadakan upacara bendera dihalaman Kantor Camat Kayangan yang dihadiri seluruh karyawan, baik yang PNS maupun yang non PNS. Termasuk juga para Sekdes dihadirkan. Sedangkan siangnya, menjelang pulang diadakan apel siang.

Pada kesempatan itu, Camat Kayangan Tresnahadi, selaku pembina upacara, mengamanatkan bahwa, sebagai implementasi jdari PP 53/2010, maka Bupati KLU Djohan Sjamsu telah memberikan instruksi secara tertulis kepada seluruh pimpinan SKPD untuk menegakkan disiplin dengan mengadakan upacara setiap hari senin dilingkungan kantor masing-masing, mulai 7,30 wita. Selain itu, Bupati juga berpesan lewat instruksinya itu agar masing-masing SKPD diminta mengadakan apel pagi dan apel siang selain hari senin.

Pada kesempatan itu. dalam amanatnya, Tresnahadi berpesan kepada seluruh karyawan Kantor Camat Kayangan, jangan pulang lebih awal sebelum waktunya. Kecuali kalau ada keperluan yang mendesak yang tidak bisa ditunda.

”Kalau karyawan yang ada keperluan penting/mendesak yang tidak bisa ditunda, boleh minta ijin kepada saya,”harapnya.

Terkait dengan kehadiran di kantor setiap hari, Tresnahadi juga menegaskan bahwa, sesuai dengan instruksi Bupati KLU yang merupakan inplementasi PP 53/2010 tentang peningkatan disiplin bagi aparatur pemerintah khususnya di daerah Lombok Utara, maka akan berpengaruh pada pemberian Tambahan Penghasilan bagi PNS.

”Jika ada PNS yang tidak masuk kantor atau tanpa keterangan, maka akan dipotong 2 %  dari Kesranya,”ingatnya.

Diakhir amanatnya Camat Kayangan mengajak seluruh karyawan-karyawati di Kantornya untuk melaksanakan perintah Bupati KLU lewat instruksinya. Camat Kayanagn juga mengingatkan bagi para Sekdes agar membuat absen tersendiri dengan mengetahui Kepala Desa setempat.(Eko).

 

Sabtu, 16 April 2011

Tahun 2011, Pemda Dilarang Rekrut CPNS Lulusan SMA

JAKARTA, -- Sesuai dengan data statistik, lulusan SMA masih mendominasi  PNS di Indonesia. Jumlahnya melonjak sejak tahun 2002.

Pemerintah Daerah (Pemda) diminta tidak mengusulkan lulusan SLTA dalam formasi CPNS tahun ini. Dimana tahun ini, pemerintah berencana merekrut sekitar 100 ribu CPNS, sebelum menerapkan sistem pertumbuhan nol (zero growth) tahun depan.

Sebagaimana dilansir koran Lombok Post edisi minggu 10 April 2011 lalu, Kepala Bagian Humas Kepegawaian Negara (BKN) Tumpak Hutabarat mengatakan, berdasarkan statistik, jumlah PNS yang berasal dari SMA masih cukup banyak.Sehingga jumlah ini akan dikurangi secara bertahap.

”Sesuai data statistik, lulusan SMA masih mendominasi PNS di Indonesia. Jumlahnya melonjak sejak tahun 2002.Karena itu tahun ini kita tidak akan menerima lulusan SMA lagi,”tegas Tumpak di Jakarta,Jumat (8/4).

Kalaupun Pemda kukuh untuk memasukkan lulusan SMA karena alasan untuk dipekerjakan sebagai tenaga kebersihan, keamanan dan pengemudi, pemerintah pusat tidak bisa lagi mengabulkannya.


Menurut Tumpak, sebaiknya ketiga posisi tersebut di-outsourcing saja karena tidak dimungkinkan rekrutmen CPNS dari pendidikan SLTA maupun menjadi tenaga honorer baru.

”Sebenarnyasudah sejak beberapa tahun lalu, lulusan SMA tidak bisa lagi diangkat CPNS.Tapi karena pertimbangan daerah dikawasan timur Indonesia masih kurang SDM lulusan DII, ya terpaksa diterima meski persentasenya kecil. Namun mulai tahun ini sudah tidak bisa lagi, struktur kepegawaian kita sudah over lulusan SMA,”tegasnya.

Lulusan SMA masih memungkinkan masuk dalam formasi CPNS, lewat jalur honorer tertinggal. Karena berdasarkan verifikasi dan validasi honorer kategori  I (yang dibiayai APBN/APBD) masih banyak lulusan SMA.

”Kalau lulusan SMA yang merupakan honorer tertinggal bisa masuk dalam formasi. Namun tidak berlaku untuk formasi pelamar umum,”pungkasnya.(esy/jpnn/sgm).

Jumat, 15 April 2011

100 Pejabat KLU Ikuti Pelatihan dan Ujian Sertifikasi

Medana, -- Sesuai Perpres 54/2010 pasal 12 disebutkan bahwa untuk ditetapkan sebagai Pengguna Anggaran (PA),Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), maka harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah harus memiliki sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Terkait dengan hal tersebut, Pemda KLU mulai Senin hingga Rabu (11-13 April 2011) lalu menyelenggarakan Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, bagi 100 Pejabat Eselon II, III dan IV dilingkup Pemda KLU.

Ketua Panitia Penyelenggara H.Irman,ST mengatakan bahwa, dalam melaksanakan ketentuan pasal 93 Permendagri No.13 tahun 2006, jo Permendagri No.76, jo No.9 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka perlu diadakan pelatihan dan ujian sertifikasi bagi aparat Pemerintah Daerah KLU. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan kemampuan serta menambah jumlah aparatur Pemerintah yang memiliki kwalifikasi pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan dan kebutuhan.

Menurut Irman, bahwa tujuan diselenggarakannya Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kali ini adalah untuk meningkatkan pengetahuandan memberikan pemahaman kepada para peserta terkait dengan Perprse 54/2010. Selain itu, lanjutnya, tersedianya tenaga dan aparatur pemerintah di KLU yang mampu dibidang kompetensi sebagai pejabat/panitia pengadaan barang/jasa pemerintah.


Sementara itu, Sekda KLU Suardi,SH.MH dalam sambutannya mengharapkan agar semua peserta yang ikut pelatihan dan ujian sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah dilingkup Pemda KLU ini, lulus semua.

Terkait dengan kemampuan para Pejabat di KLU, Sekda yang murah senyum ini, kedepan pihaknya telah merancang sebagai sebuah persyaratan bahwa terkait dengan jabatan struktural para pejabat yang  natinya akan menduduki suatu jabatan tertentu di KLU, maka harus sudah memiliki sertifikasi keahlian Informasi Teknologi (IT).

”Kedepan, kita akan rancang salah satu persyaratan terkait dengan jabatan struktural, harus memiliki sertifikat keahlian IT,”katanya.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelatihan dan ujian sertifikasi ini adalah teridentifikasinya pegawai atau sumber daya aparatur di KLU yang berkwalitas dan kompetitif sehingga proses pengadaan barang/jasa pemerintah berjalan sesuai dengan prinsip transparansi.

Sementara itu menurut Kepala Balai Pemberdayaan dan Pengawasan Jasa Konstruksi Dinas PU Provinsi NTB Ir.Muhamad Rum,MT, mengatakan, bahwa latar belakang perubahan Perpres 54/2010 adalah efisiennya belanja negara dan persaingan yang sehat melalui pengawasan barang/jasa pemerintah belum sepenuhnya terwujud. Disamping itu, masih adanya multi tafsir serta hal-hal yang belum jelas dalam Kepres 80/2003.

Terkait dengan  metode pemilihan penyedia barang dan jasa, Muhamad Rum menjelaskan ada empat metode, diantaranya Pelelangan, Penunjukan langsung, Pengadaan langsung, dan Sayembara/Kontes.

Sedangkan syarat untuk penyedia barang/jasa, menurut M.Rum adalah harus memiliki Kompetensi Dasar (KD),

dimana KD ini hanya untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya serta hanya untuk usaha.

Hari terakhir dari pelatihan ini diadakan ujian, dimana pengujinya langsung didatangkan dari LKPP Jakarta. Pengumuman kelulusan satu bulan kemudian terhitung sejak pelaksanaan ujian itu dan hanya bisa dilihat via internet di web LKPP Jakarta.(Eko).

PENGURUS PKK KAYANGAN STUDY BANDING KE BALI


Kayangan,KLU
Pengurus PKK Kecamatan Kayangan study banding (3- 5 Nop.2010) ke Desa Mekar Buana Kecamatan Abian Semal Kabupaten Badung Bali. Menurut ketua rombongan Aluh Nursehan A.Md bahwa, study banding ini akan mengikutsertakan pengurus PKK tingkat Kabupaten,Pengurus PKK Kecamatan dan Pengurus PKK tingkat desa.Hal ini dimaksudkan, disamping ingin memperkenalkan KLU sebagai daerah baru, silaturrahmi membangun hubungan kerjasama dan sering pengalaman, juga akan belajar bagaimana tentang pelaksanaan dari 10 program pokok PKK di Desa ini. 

Camat Kayangan Tresnahadi,S.Pt dalam pengantarnya berpesan kepada pengurus PKK Kecamatan Kayangan yang akan berangkat study banding ke Bali ini agar berhati-hati dalam perjalanan,serta gunakan momen ini untuk merekam apa saja yang menjadi tujuan study banding tersebut, sehingga nantinya dapat di kembangkan di daerah masing-masing.

Rombongan  PKK Kecamatan dan PKK Desa se Kecamatan Kayangan study banding ke Bali kali ini menggunakan Bus Pemda KLU. Rombongan ini berjumlah 25 orang dan sebelum diberangkatkan, di awali arahan Camat Kayangan dan do’a bersama di pimpin langsung oleh Camat Kayangan.

Dalam perjalanan menuju Bali,menurut ketua rombongan Aluh Nursehan,A.Md bahwa, perjalanan ini sangat menyenangkan,buktinya ibu-ibu PKK tetap ceria dan bahagia karena semangat PKK,katanya.


Pada tanggal 4 Nopember 2010,rombongan Tim PKK Kecamatan dan PKK Desa se Kecamatan Kayangan  ini, diterima oleh Kepala BPMD Kabupaten Badung mewakili Bupati Badung. Di samping Kepala BPMD, hadir pula Kepala Dinas Kesehatan,Kepala Dinas Sosial,Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Badung,Tim Penggerak PKK Kabupaten Badung,Tim Penggerak PKK Kecamatan se Kabupaten Badung.

Dalam sambutannya,Kepala BPMD Kabupaten Badung mewakili Bupati Badung menyampaikan selayang pandang Kabupaten Badung. Moto Kabupaten Badung  adalah ”Cura Dharma Raksaka” artinya Kewajiban Pemerintah untuk melindungi Kebenaran dan Rakyatnya.”Demikian Kepala BPMD Kabupaten Badung mengawali sambutannya.

Kabupaten Badung adalah salah satu dari 9 Kabupaten yang ada di Bali,yang secara fisik mempunyai bentuk yang unik.Keunikan ini,kemudian diangkat menjadi lambang daerah, dimana di dalamnya terkandung semangat dan jiwa ksatria yang sangat erat hubungannya dengan perjalanan histori wilayah ini, yaitu peristiwa ”Puputan Badung."Semangat itu pula yang kemudian melandasi motto Kabupaten Badung yaitu ” Cura Dharma Raksaka.”urainya.

Usai menyampaikan selayang pandang Kabupaten Badung, selanjutnya Kepala BPMD Kabupaten Badung di dampingi Sekretaris PKK Kabupaten Badung mengantar rombongan Study Banding ke Desa Mekar Buana Kecamatan Abian Semal.Tiba di Kantor Desa (Perbekel) Mekar Buana, sudah menunggu Tim Penggerak PKK Kecamatan Abian Semal dan Tim Penggerak PKK Desa Mekar Buana dan seluruh dinas instansi tingkat Kecamatan Abian Semal. Secara kebetulan Perbekel (Kepala Desa) nya adalah perempuan, Dra Ni Wayan Kerti.  Dalam membangun desanya ini, Dra Ni Wayan Kerti di kenal sangat tekun dan ulet, sehingga tidak heran selama di bawah kepemimpinannya, Desa Mekar Buana ini sering mendapatkan penghargaan sebagai Juara Satu dalam lomba GSI,Juara satu lomba Desa Siaga dan sederet penghargaan dalam program lainnya.

Dalam penerimaannya Perbekel Dra Ni Wayan Kerti menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kedatangan rombongan Study Banding dari Lombok Utara serta memaparkan kondisi riil dan data base Desa Mekar Buana yang sangat komplit dengan program-programnya dan tidak kalah menarik yaitu Kopwan Dewi Kunti yang sukses,dimana Kopwan ini awalnya adalah dari dana UBPKK Desa Mekara Buana. (ndr).







































TP PKK Kecamatan Kayangan, Lakukan Pembenahan

Sesait, Lombok Utara
Pengurus TP PKK Kecamatan Kayangan baru-baru ini lakukan pembenahan tufoksi pokja satu hingga pokja empat di aula Kantor Camat Kayangan ( 10/02/2011).

Hadir dalam acara ini, selain dihadiri Ketua Tim PKK Kecamatan Ny.Yusminiati Tresnahadi, juga dihadiri seluruh pengurus PKK tingkat Kecamatan dan  desa.

Dalam arahannya, Ketua TP PKK Kecamatan Kayangan berharap agar masing – masing anggota yang tergabung dalam pokja-pokja bisa menguasai tugas dan fungsinya.Semuanya ini, tentunya akan berdampak positif bagi anggota dalam mengembangkan bakat  serta potensi-potensi yang ada pada diri anggota, dalam peningkatan SDM.

Namun diakuinya, bahwa dalam melakukan pembinaan ke desa-desa terdapat beberapa kendala. ”Kami sudah lakukan pembinaan ke desa, terkait tufoksi masing-masing. Tetapi hasilnya belum maksimal,”urai Ny.Tresnahadi.

Contoh kecil saja, lanjutnya, ”Padahal contoh blanko isian misalnya, sudah kami kirim ke desa, namun masih saja belum mampu untuk menerapkan apa yang menjadi petunjuk atau acuan,”katanya.

”Silahkan TP PKK tingkat Desa (Pokja-Pokja) selalu berkoordinasi dengan kita di tingkat Kecamatan, agar selalu nyambung,”pinta Ny.tresnahadi.

Menurut salah seorang Pengurus PKK Desa Sesait Ani, bahwa dirinya sudah melakukan pembinaan kepada pengurus tingkat bawah, tetapi diakuinya masih saja belum maksimal melakukan sesuai dengan petunjuk yang sudah ada.

”Mungkin ini disebabkan karena seringnya ganti personil yang melakukan pelatihan. Sementara yang ikut pelatihan lain dan yang mengisi juga orang lain. Terang saja tidak nyambung,”urai Ani.

Sedangkan menurut Nyoman Kertaningsih, ”Hal tersebut bisa saja terjadi, petugas yang selalu berubah. Artinya yang ikut pelatihan lain, yang isi blanko orang lain. Hal inilah yang membuat rancu program,”katanya.

Sementara itu, Sekretaris TP PKK Kecamatan Kayangan Aluh Nursehan menyatakan bahwa, pihak desalah yang berperan aktif melakukan pembinaan terhadap kader-kadernya di tingkat bawah.

Aluh Nursehan juga menyatakan, selain melakukan pembenahan administrasi ditingkat kecamatan, juga dilakukan hal yang sama ditingkat desa.(Eko).

Ketipak, Lirik Lagu Andalan Cilokaq Bat Pawang

SESAIT, -- Kesenian tradisional Cilokaq Pada Demen Bat Pawang, memiliki ciri khas yang unik, dibanding dengan Cilokaq dari daerah lain di Lombok.
Keunikan ini membuat girang siapa saja yang butuh hiburan. Dari segi pemberian nama saja, Cilokaq Pada Demen ini menjadikan semua orang senang. Lebih-lebih lirik lagu andalannya Ketipak. 

Menurut salah seorang tokoh pemuda Bat Pawang Susianto (28) mengatakan bahwa, keberadaan Cilokaq Pada Demen yang didirikan atas inisiatip para tokoh  muda Bat Pawang tahun 2000 lalu ini, memang sangat digemari oleh seluruh masyarakat Bat Pawang, terutama dari kalangan generasi mudanya. Hal yang paling unik digemari dan disenangi oleh mereka adalah lirik lagunya yang berjudul Ketipak.

”Kesenian tradisional Cilokaq Bat Pawang ini adalah Cilokaq yang pertama kali ada di Desa Sesait.Setelah itu baru bermunculan empat grup Cilokaq yang kesemuanya ini ada di Desa Sesait,”jelas Susianto.

Kesenian tradisional seperti ini, disetiap daerah jika disebut Cilokaq kedengarannya sudah tidak asing lagi didengar di masyarakat pedesaaan, terutama  yang haus hiburan. Bahkan keberadaannya sudah merambah keseluruh pelosok.

Dalam satu perkampungan kadangkala ada dua grup atau lebih. Hal ini mungkin karena keberadaan kesenian tradisional ini prosfek kedepannya menjanjikan, sehingga tumbuhnya pun bak jamur.

 Menurut Aluwin Hadi (32) salah seorang tokoh Pemuda Desa Pendua mengatakan bahwa, keberadaan kesenian tradisional seperti Cilokaq yang akhir-akhir ini semakin ramai bermunculan disetiap daerah, ini disebabkan karena budaya kita suka meniru.

”Kalau kita lihat didaerah kita dayan gunung ini, kesenian tradisional yang namanya Cilokaq  adalah belum ada yang asli. Artinya, kesenian ini asalnya dari daerah Lombok bagian Selatan yang Migrasi ke Lombok Utara. Nah, penduduk yang migrasi ke dayan gunung inilah yang membawa kesenian ini,”terang Aluwin.

Jadi, menurut Aluwin, Cilokaq yang dibangun menjamur dibeberapa daerah pelosok di dayan gunung ini sifatnya meniru. Sehingga statistiknya pun turun naik, tergantung mana yang ngetren, kemudian ditiru dan dicontoh. Keberadaannya pun tidak akan berlangsung lama. Sebagai contoh, lanjutnya, sebut saja seperti Kecimol. Dulu diawal-awal ngetrennya kesenian ini, semua dan bahkan disetiap daerah pasti ada grup kecimol. Tetapi, lama kelamaan juga akan pudar.

”Semoga saja, kesenian Cilokaq yang dibangun di Bat Pawang desa Sesait maupun di daerah Sempakok desa Pendua ini terus berlanjut, jangan sampai keberadaannya timbul tenggelam,”harap Aluwin.

Cilokaq Pada Demen Bat Pawang pimpinan Aman Ida ini, kerap kali mendapatkan kondangan dalam berbagai acara kenduri. Misalnya sebut saja acara Ngurisan, Sunatan, Perkawinan dan bahkan acara sosial lainnya. Lagu andalannya pun tetap dengan lirik Ketipak.Sehingga keuntungan pun membawa berkah bagi grup ini.

Keberadaan Cilokaq inipun tidak terlepas dari dukungan para pemimpin setempat.Buktinya, selain kelengkapan peralatan yang dimiliki grup ini, pembinaan personil pun terus dibenahi.

Menurut Kepala Dusun Bat Pawang Desa Sesait Ariandi, mengatakan bahwa,  dalam melakukan pembinaan  terhadap grup Cilokaq ini, pihaknya telah banyak berbuat, yaitu dengan melibatkan berbagai elemen yang ada dimasyarakat.

”Semua elemen kami ajak musyawarah, membicarakan berbagai hal menyangkut pembinaan grup ini. Sehingga disepakati segala kebutuhan dan keperluan perlengkapannya bisa dipenuhi,”katanya.

Dikatakan Ariandi, pihaknya telah membagi jatah kepada bawahannya, sehingga ada yang mendapatkan jatah pengadaan kostum, Sapuk (ikat kepala) dan alat kelengkapan lainnya.(Eko).

Pimpinan YAPNIKA Mantapkan Managemen Lembaga

KAYANGAN, -- Sejak berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam Kayangan (YAPNIKA) tahun 1993 silam, hingga kini telah banyak mengalami perubahan.

Berdasarkan akte pendiriannya, Yayasan ini dirintis oleh Ketuanya Ust.Muh.Turmuzi,SH.M.Pd, Wakilnya H.Murti,S.Pd, Sekretaris Nurdin,S.Pd dan Bendahara Sa’i (alm). Namun dalam perkembangan selanjutnya dibawah kepemimpinan Nurdin,S.Pd, Yayasan NIKA ini sudah mengalami kemajuan yang pesat.

Dalam arahannya Pimpinan Pondok Pesantren NIKA Ust.Muh.Turmuzi,SH.M.M.Pd dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung MA Nurul Islam, Minggu (10/04) dan dihadiri seluruh pengurus Yayasan, Komite, Dewan Guru dari Kedua Lembaga MA/MTs, TU dan undangan lainnya, mengatakan bahwa pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman seluruh civitas akademika MA/MTs Nurul Islam Kayangan dalam mengelola Managemen Lembaga.

Dikatakannya bahwa pemahaman tentang Yayasan dan Pondok dalam implementasinya harus bisa dibedakan agar dalam pengelolaannya tidak rancu. Jadi dibutuhkan pemahaman yang mendasar tentang tufoksi masing-masing lembaga.

”Ini butuh pemahaman yang mendasar bagi pengelola kedua lembaga, baik MA/MTs,”katanya.

Sementara itu, Nurdin, selaku Ketua Yayasan dalam sambutannya juga menyoroti sering tumpang tindihnya tugas Yayasan dan tugas Pondok. Hal ini disebabkan karena garis tufoksi antara Yayasan dan Pondok belum jelas.

”Selama ini tugas dan fungsi managemen lembaga masih saling tumpang tindih, belum adanya pembagian tufoksi yang jelas,”katanya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu pembinaan lebih intensif kepada para pengelola managemen yang ada di Yayasan Nurul Islam ini.

 ”Kami berharap agar masing-masing pihak dalam menjalankan tufoksi di Yayasan ini, seringlah berkoordinasi dengan pihak Yayasan maupun kepada pimpinan Pondok, agar tidak terjadi saling tumpang tindihnya pekerjaan,”kilah Nurdin yang juga Kepala UPTD Pendidikan Kayangan ini.

Hal yang mencuat dalam pertemuan ini, juga terkait dengan aturan yang sudah berlaku sejak awal berdirinya Madratsah Nurul Islam ini. Diantaranya yang dipertanyakan peserta rapat adalah masalah denda jika siswa yang kawin masih duduk dibangku sekolah.

”Masalah denda, jika siswa kawin, itu dimaksudkan agar jangan sampai siswa kawin ketika masih sekolah. Tetapi ini jangan sampai dijadikan ajang bisnis,”ungkap Susianto, guru BP di MA Nika.

Agus Suparno,S.Hi, Kepala MA Nurul Islam Kayangan, mengatakan bahwa, untuk tahun 2011 ini, Madrasah Aliyah Nurul Islam Kayangan mendapatkan jatah tiga orang guru yang sudah disertifikasi.

”Sebenarnya guru yang dipanggil untuk melengkapi berkas usulan sertifikasi dari sekolah ini, ada lima orang, diantaranya Murdiyanto,SE, Najamudin,S.Pd, Misiyadin, S.Pd, Marnawati,S.Pd dan Edy Kartono,SE,  tetapi yang dua orang mengundurkan diri,”jelas Agus.

Agus juga menjelaskan, dari kelima guru yang dipanggil untuk melengkapi berkas tersebut,  dua diantaranya mengundurkan diri, yaitu Marnawati,S.Pd dan Edy Kartono,SE. Dengan demikian, MA Nurul Islam Kayangan hingga kini memiliki tiga orang guru yang sudah sertifikasi.

Dibagian akhir pertemuan tersebut, Pimpinan Yapnika berpesan; jagalah Image, tanamkan kepercayaan, sosialisasikan program yang ada, tunjangan disesuaikan dengan kemampuan anggaran, tampilkan program yang terbaik. (Eko).

Sabtu, 02 April 2011

Perekrutan Calon Tenaga Guru Honorer SDN 2 Sesait Dibatalkan Oleh Komite Sekolah

 

Kayangan, KLU - Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai dengan paradigma baru manajemen pendidikan, perlu adanya pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekolah secara optimal. Hal ini penting, karena sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program tersebut.

Di sisi lain, masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Demikian di ungkapkan oleh Kepala Dikbudpora Kecamatan Kayangan Sahti, M.Pd dalam sambutannya pada acara silaturrahmi Kepala SDN 2 Sesait dengan Komite sekolah,  beberapa hari yang lalu.

Hadir pula dalam acara tersebut, Pengawas TK SD/MI, Pengurus Komite Sekolah dan seluruh orang tua murid SDN 1 Sesait

Selanjutnya, Kepala Dikbudpora juga memaparkan tentang fungsi dan peran pentingnya memberdayakan masyarakat sekitar sekolah. Hal ini terungkap, ketika pihak sekolah tidak melibatkan pihak Komite sekolah secara penuh dalam perekrutan calon tenaga guru honorer di sekolah tersebut. Pihak sekolah hanya meluluskan calon tenaga guru yang berasal dari luar. Sementara calon tenaga guru yang ikut tes berasal dari masyarakat sekitar sekolah tidak di luluskan. Hal inilah yang membuat Komite sekolah berang. Karena ada indikasi salah satu oknum guru di sekolah tersebut membocorkan soal tes kepada salah seorang calon yang di nyatakan lulus.

Sehingga dalam rapat Komite tersebut perekrutan hasil penyaringan calon Tenaga Guru Honorer akhirnya dibatalkan. ”Pokoknya hasil tes yang diadakan pihak sekolah, cacat hukum dan ini harus dibatalkan,”kata Zaenul Hadi, salah seorang  tokoh muda Dusun Lokok Sutrang dengan nada tinggi. ”Seharusnya, pihak sekolah harus melibatkan Komite ( orang tua murid ) secara proporsional dan dalam perekrutan calon tenaga pendidik di sekolah ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah, sehingga dalam mengambil berbagai keputusan, orang tua murid atau Komite, merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya,”Lanjut Zaenul Mahdi dengan nada lantang.

Menyikapi situasi ini, dengan dipandu Kepala Dinas  Dikbudpora, maka masalah perekrutan calon tenaga guru di SD 2 Sesait di pending atau ditinjau ulang. Sehingga untuk membahas masalah ini, di bentuklah panitia khusus yang terdiri dari Pengurus Komite Sekolah ditambah 4 orang dari tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Usai silaturrahmi Kepala Sekolah SD 2 Sesait, Suryadi Jaya, mengharapkan kepada Komite agar segera membahas masalah tersebut.( ndr ).

Subak Sambik Belat Adakan Syukuran

Kayangan, Lombok Utara - Tradisi masyarakat Sasak Dayan Gunung bawa dulang ke bedugul ( balai pertemuan P3A ) adalah sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya panen para petani. Seperti Subak Sambik Belat Desa Sesait baru-baru ini adakan syukuran  dengan penuh hidmat.

Menurut ketua Panitia syukuran Jumadil mengatakan bahwa, "ada beberapa program yang sudah kami laksanakan tahun ini dan sudah  selesai dikerjakan, diantaranya adalah Pembangunan Damrah di kali Sutrang dan Pembangunan Jalan 2 km yang menghubungkan Dusun Lokok Sutrang dengan Kebun Kunyit, Kebaloan, Melepah, Kelanjuhan, Lokok Ara,Pansor dan Sumur Pande," terang Jumadil.

Tanpak hadir dalam acara ini Djekat anggota DPRD KLU, Camat Kayangan, Pengamat Pengairan, Pemusungan Sesait, para pengurus P3A, dan para undangan lainnya.

Dalam sambutannya Djekat mengingatkan bahwa acara yang digelar Pengurus P3A Subak Sambik Belat ini merupakan wujud syukur kita kepada Allah Swt atas suksesnya program pembangunan di daerah ini. "Bentuk wujud syukur ini, bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti yang kita lakukan saat ini yaitu dengan membawa dulang ke tempat ini ( balai pertemuan P3A )," urainya.Yang penting, jangan kita salah memberikan penafsiran bahwa, dengan membawa dulang ke Bedugul (sebutan untuk Balai Pertemuan P3A) ini, kita artikan dengan penafsiran yang lain,ini adalah bentuk wujud syukur kita kepada Allah Swt,tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Camat Kayangan yang diwakili Kasi PMD Musanip, B.Sc, intinya bagaimana kita mensyukuri tentang program-program yang dilaksanakan oleh Pemerintah lewat  PNPM, yang sekarang ini sudah merambah ke seluruh pelosok. Musanip juga mengingatkan bahwa, "Damrah yang sudah selesai dibangun ini agar dimanfaatkan dan dijaga dengan baik, jangan sampai rusak akibat tangan usil yang tidak bertanggung jawab,"tegasnya.(ndr).

MUNCULNYA MATA AIR BARU MEMBAWA BERKAH

Kayangan,Lombok Utara - Kemunculan mata air baru di tengah sawah milik Kasmudin Dusun Lokok Senggol secara tiba-tiba membuat warga geger. 

Pasalnya, ketika terjadi hujan lebat sore hari Sabtu, 18 Desember 2010, Kaslip yang baru pulang dari ngarat sapi, tiba-tiba saja dikejutkan dengan bunyi deruan air yang sangat dahsyat datang dari arah belakang rumahnya. Lalu Kaslip meneliti dari mana sumber datangnya air tersebut,yang  sebelumnya tidak ada. Kejadian ini, kemudian diberitahukan kepada Kasmudin pemilik sawah karena air tersebut asalnya dari sawah miliknya. Baru ke esokan harinya, ketika Nisni berangkat bekerja ditemukan lagi tanah yang
mengalami penurunan sekitar  10  meter tidak jauh dari tempat kejadian.

Kepala Dusun Lokok Senggol Nasrudin ketika dihubungi membenarkan kejadian tersebut. ”Ya, memang benar di tanah sawah milik Kasmudin muncul mata air diikuti penurunan permukaan tanah sedalam 10 meter lebih, tidak jauh dari lokasi mata air yang baru muncul,” terangnya. Dengan kejadian ini membuat warga banyak yang berdatangan yang ingin melihat dari dekat peristiwa langka tersebut dan bahkan ada pula yang mengambil airnya untuk di jadikan obat. ”Ini membawa berkah bagi warga,” urai Nasrudin.

Salah seorang warga dari Dusun Lokok Sutrang Desa Sesait (Gerobak)  membenarkan bahwa dirinya juga pernah datang dan mengambil airnya.”Untuk segala macam obat,” katanya singkat.

Sementara itu, Kepala Desa Pendua ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa, ”kemunculan mata air baru ini membawa berkah bagi penduduk sekitarnya. Nantinya mata air ini akan ditampung kemudian dimanfaatkan untuk pengairan irigasi. Di samping itu bisa digunakan sebagai sumber kehidupan bagi warga masyarakat setempat,” tegasnya.(ndr).

Jumat, 01 April 2011

Tiang Listrik Miring, Warga Bat Pawang Resah


Sesait, Lombok Utara - Akibat seringnya turun hujan akhir-akhir ini, berakibat pada saluran air di Subak Paok Mra Bat Pawang jebol. Tiang listrik yang berada persis dipinggir saluran tersebut juga miring. Hal inilah yang membuat warga Bat Pawang resah.

Ahmad Muhari (PLN ), ketika dihubungi via telepon celulernya mengatakan bahwa, tiang listrik yang miring di Bat Pawang tersebut adalah akibat bajir besar air kiriman yang masuk ke saluran induk.

 ”Itu akibat dari banjir besar yang masuk ke saluran, sehingga tiang listrik yang berdiri persis dipinggir saluran miring. Karena dasar tiang listrik terkikis air,”terang Muhari.

Ketika ditanya, apakah ada upaya dari pihak PLN untuk mengatassi hal tersebut, Muhari mengaku bahwa, dari pihak PLN sudah berupaya mengantisipasi hal tersebut. Salah satunya menurut Muhari yaitu dengan menghubungi CV yang akan menanganinya.

”Insya Allah minggu depan, tiang listrik yang miring di Bat Pawang akan diperbaiki oleh CV yang sudah ditunjuk oleh PLN untuk mengerjakannya,”jelas Muhari.

Memang keberadaan tiang listrik yang miring ini tidak jauh dari pemukiman warga.Terang saja warga dibuat resah. ”Kami khawatir, seandainya tiang listrik yang miring ini jatuh/roboh, maka akan menimpa pemukiman penduduk yang ada disekitarnya,”kata Jandi salah seorang warga setempat.

Menurut Keliang Sesait Pedalaman Taat, ketika ditemui disela-sela kesibukannya memimpin warganya gotong royong (13/02/2011) di jalan yang rusak dekat tiang listrik yang miring tersebut mengaku bahwa, kalau tiang listrik ini tidak cepat diperbaiki, maka akan berakibat pada satu desa yang menggunakan penerangan aliran listrik ini terganggu.

”Jika tiang listrik yang miring ini roboh, kalau tidak diperbaiki cepat maka satu desa Pendua lumpuh,  tidak bisa mendapatkan penerangan, ”terang Taat.

MENGAIS REZEKI DI JALAN RAYA

Kayangan,Lombok Utara - Mencari nafkah dalam rangka menyambung hidup untuk setiap manusia memerlukan kerja keras. Setiap hari banting tulang untuk mengais rezeki demi melaksanakan tanggungjawab memenuhi kebutuhan keluarga. Seperti Deno (28) asal Sambik Jengkel Desa Selengen misalnya, setiap hari bekerja mengangkat pasir yang menutupi badan jalan disepanjang jalan raya Beraringan - Tampes. Pasir yang menutupi badan jalan akibat guyuran hujan akhir-akhir ini, membuat kerepotan para pengguna jalan.

Penghasilannya setiap hari dari mengais rezeki di jalan raya ini, tidaklah seberapa. Tergantung belas kasihan dari para pengendara motor yang melintasi jalan tersebut. Diakui Deno bahwa, kadangkala pendapatan mereka setiap hari tidak tentu. ”Ini tergantung keikhlasan mereka, ”sebut Deno yang dibenarkan Anto rekannya. ”Diantara 200 motor yang melintas di jalan ini, belum tentu yang memberikan 2 orang. Ini semua tergantung keikhlasan mereka,”  ungkapnya. ”Tapi itu semua kami hadapi dengan penuh lapang dada,”  kilah Deno menambahkan.

Ketika ditanya, kenapa harus jauh-jauh bekerja sampai ke Beraringan hanya sekedar mengangkat pasir,  padahal disepanjang jalan Tampes juga banyak timbunan pasir di badan jalan. Dengan tersipu Deno mengatakan bahwa di jalur tersebut sudah ada teman mereka yang menghandle. ”Kami sudah minta ijin kepada pemerintah setempat, itu semua tidak ada masalah,”  belanya.
Di tempat terpisah Kepala Dusun Beraringan Syafrudin, ketika dikonfirmasi tentang hal tersebut, beliau membenarkan bahwa  memang benar, ada warga asal Sambik Jengkel yang pernah datang kepada dirinya, minta ijin untuk mengangkat pasir  yang memenuhi badan jalan akibat erosi diwilayahnya. Hanya yang disesalkannya, kenapa tidak ada warganya yang peduli tentang itu, kenapa justru warga dari wilayah lain yang peduli. Padahal kalau kita perhatikan, itu banyak mendatangkan keuntungan bagi warganya di Dusun Beraringan.  Jadi, dibutuhkan kesadaran dan kepedulian yang tinggi untuk dapat melihat situasi yang menguntungkan ini.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Kayangan Jamaan aspari, ketika ditemui disela-sela kesibukannya menerima peserta KKN Unram di Kantor Camat Kayangan (17/01/2011), mengatakan,  ”hal itu tidak masalah, siapa saja punya hak untuk bekerja mengais rezeki dimana saja, lebih - lebih ini di jalan raya, ”kilahnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Desa Kayangan yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, ”pekerjaan seperti mengangkat pasir di badan jalan adalah pekerjaan mulia, banyak pihak yang diuntungkan. Tapi harus benar-benar ikhlas bekerja. Pekerjaan yang mestinya bisa tuntas selama 2 hari, ini dikerjakan hingga memakan waktu 4 - 5 hari. Ini kan tidak bekerja ikhlas namanya, ”ujarnya dengan nada kesal. Kekesalannya ini terungkap, katanya beberapa kali lewat di jalan tersebut, pada hari ke tiga dari sejak lewat dari sebelumnya, keadaannya jalan yang dibersihkan tidak jauh berubah terkesan lamban dan memakan waktu lama bila dibandingkan dengan volume pekerjaan dan bahkan terus melakukan aksinya meminta belas kasihan penyumbang bagi pengendara lalu lintas, dengan dalih sekedar untuk beli es katanya.

”Sebenarnya, kalau niat mereka ikhlas bekerja, tidak perlu pekerjaan ditunda, dperpanjang masa kerja sampai mereka memperoleh imbalan lebih dari para penyumbang yang melintas di jalan tersebut, inikan artinya mengharapkan lebih banyak imbalan, berati apa yang telah diperbuat kurang didasari rasa ikhlas,  tapi perlu kita berikan penghargaan atas inisiatif mereka,”  tambahnya. (ndr)

Panitia Maulid Adat Lakukan Evaluasi

Kayangan,Lombok Utara - Baru-baru ini, Panitia Maulid Adat Sesait, adakan evaluasi tahap akhir di Kampu (09/02/2011).

Hadir dalam acara ini, disamping panitia inti, juga dihadiri Pemusungan,Tau Lokak Empat, Pengurus Perbekel Adat, para Keliang dan undangan lainnya.

Agenda yang dibahas kali ini, menurut Ketua Panitia Asrin, adalah evaluasi secara keseluruhan persiapan panitia.

Dikatakan Asrin bahwa, persiapan panitia menjelang pelaksanaan hari ’H’ hingga saat ini  hampir 80 %. Mulai dari persiapan pembenahan lokasi Kampu,Lokok Kremean, renovasi Mesjid Kuno,  dan bahan-bahan material lainnya. ”Semuanya sudah siap,”jelas Asrin mantap.

Namun diakui Asrin, hanya beberapa poin saja yang masih belum rampung. Misalnya, katanya, hanya alat – alat Tameng (Perisai) dan Penjalin (rotan) sebagai alat pemukul yang belum terkumpul.”Mudah-mudahan pada saatnya nanti, persiapan kita sudah rampung,”katanya.

Untuk menunjang suksesnya pelaksanaan Maulid Adat ini, Asrin juga menyatakan bahwa, banyak hal yang sudah dilakukannya. Diantaranya gotong royong di Lokok Kremean (tempat cuci beras dalam prosesi Maulid Adat), gotong royong di lokasi acara puncak (Kampu dan Mesjid Kuno).

Disamping itu, lanjut Asrin, juga dilakukan sosialisasi tentang pelaksanaan Maulid Adat. Seperti himbauan melalui Kepala Desa,Kepala

Dusun yang ada di wet Sesait,Santong,Pendua dan Kayangan. Juga kata Asrin, sosialisasi melalui selebaran, baliho, pamflet, radio dan internet.

Sekretaris Perbekel Adat Sesait Masidep, juga berpesan kepada para pemuda yang ada di wet Sesait untuk sama-sama menyukseskan gawe beleq (Maulid Adat..red) ini.
”Mari kita sebagai generasi muda di wet ini, kita sukseskan program gawe beleq ini, jangan kita jadi tamu tapi kitalah yang melayani tamu,”himbau Masidep.

Sementara itu, Pemusungan Sesait Murdan, dalam arahannya memaparkan bahwa, dalam prosesi maulid adat ini, bukan hanya ritualnya saja yang tonjolkan, tetapi lebih pada ajang silaturrahmi para pemuda yang ada di wet Sesait. Sehingga kedepan, para pemuda diharapkan mampu melestarikan adat budaya yang ada di wet Sesait.

Pada kesempatan itu, Murdan juga menjelaskan tentang keberadaan Tau Lokak Empat yang ada di wet Sesait. ”Tau Lokak Empat menurut Murdan, beda dengan istilah yang digunakan di Bayan. Sedangkan Sesait ada kemiripan dengan sebutan yang ada di Kraton Yogyakarta,”beber Murdan.

”Yang mirip sebutan itu adalah Mangkubumi, Penghulu, Pemusungan dan Jintaka. Inilah yang disebut Tau Lokak Empat,”jelasnya. (Eko)

.Rangkaian Prosesi Ritual Maulid Adat di Wet Sesait

Sesait, Lombok Utara - ”Pelaksanaan prosesi ritual Maulid Adat di wet Sesait di laksanakan selama empat hari dan rangkaian acaranya dimulai dengan Bau Praja Nina atau Praja Mulud (mencari/menangkap anak perempuan yang belum aqil baliq sebagai simbol kesucian) untuk Menutu Pare Bulu (menumbuk padi yang berbulu sampai menjadi beras).

Praja Nina ini ditempatkan dirumah yang sudah disiapkan disekitar Kampu, mulai tinggal sejak ditangkap sampai berakhirnya ritual prosesi Maulid Adat.

Setelah  itu dilanjutkan  Menguluh yaitu mengambil Pare Bulu (padi yang berbulu) dari Sambi (lumbung) pada hari Senin (14/02/2011),” beber Asrin dengan rinci.

”Hari kedua,( lanjut Asrin), adalah Menutu Pare (Selasa) dan unggun (kulit padi) dibuang ke Lokok kremean dirangkaikan dengan mandi Praja Mulud. Setelah itu dilanjutkan dengan Pembuatan Jaja Pangan (Jajan sejenis wajik) dan air untuk membuatnya diambilkan dari Lokok Paok. Menjelang Magrib, Gong Gambelan (Gong Dua) diturunkan,”urai Asrin.

”Selanjutnya, hari ketiga (Rabu) tambah Asrin, yaitu acara Merembun (mengumpulkan) beras bagi Ina Bapu (sebutan bagi kaum hawa/ibu-ibu dan nenek-nenek) sekaligus juga waktu untuk membuat jajan selain pangan. Menjelang sore hari akan dilakukan persiapan Memajang atau Ngengelat yang akan dilaksanakan setelah sholat Asyar berjamaah sampai menjelang waktu sholat Magrib dan Isya di Mesjid Kuno,”cerita Asrin.

”Ritual Memajang merupakan ritual pertama sebagai pembuka pelaksanaan ritual-ritual lainnya.Adapun makna dari ritual Memajang adalah sebagai simbol persamaan dan kesetaraan umat Manusia sebagai makhluk citaan Allah Swt,”lanjut Asrin.

Asrin menambahkan bahwa setelah selesai Memajang yang dilakukan oleh Tau Lokok Empat ( Mangkubumi,Penghulu,Pemusungan dan Jintaka), dilanjutkan dengan sholat Magrib dan Isya. Ini semua dilaksanakan di Mesjid Kuno.

Kegiatan berikutnya yang dilaksankan di halaman Mesjid Kuno adalah Semetian (Perisian) yaitu saling pukul menggunakan Penjalin (rotan) yang masing-masing bertameng. Acara semetian harus diawali oleh Pepadu (Jagoan) Nina Sik Wah Supuk (perempuan uzur yang sudah monopaus), barulah Pepadu Mama boleh bertarung sampai tengah malam.

Adapun  acara puncak prosesi ritual Maulid Nabi Besar Muhammad Saw (lanjut Asrin) yang dikemas secara adat dilaksanakan pada hari keempat (Kamis), yaitu keesokan harinya setelah Memajang dan Semetian dilakukan.

Rangkaian ritual pada acara puncak tersebut, diawali dengan ritual Bisok Beras (cuci beras) dipagi harinya ke Lokok Kremean (diyakini sebagai tempat pemandian bidadari dan orang-orang suci). Cuci beras ini dilakukan oleh kaum hawa (baik yang masih gadis maupun yang sudah berkeluarga), dengan di Abih (diapit) baris tiga oleh  kaum laki-laki (barisan Nina ditengah diapit barisan Mama).

Ba’da Zhohor, acara dilanjutkan dengan Berkurban dengan menyembelih Kerbau (Sembeleh Kok) yang ukuran,umur dan bobot sudah menjadi ketentuan para leluhur (Kok Kembalik Pokon). Sementara di dalam Kampu, pada saat yang bersamaan, Nasi Aji (yang akan dibawa ke Mesjid Kuno) dan Payung Agung (nanti ditempatkan dipintu masuk Mesjid Kuno) juga dipersiapkan. Persiapan ini tidak sembarang orang yang mengerjakannya, harus berdasarkan Purusa (garis keturunan).

Setelah berkurban (Sembeleh Kok), dilanjutkan dengan Mbau Praja Mama dengan cara mengejar dan menangkap setiap laki-laki yang belum aqil baliq sebanyak tiga orang yang akan dijadikan putra Mahkota, untuk disandingkan dengan Praja Nina (yang sudah terpilih pada hari pertama saat menutu pare bulu) sebagai Praja Mulud (sepasang putra-putri mahkota).

Praja Mulud bertugas sebagai penjaga pintu Mesjid Kuno dengan membawa Payung Agung dan menjaganya dari sentuhan orang lain yang melewati pintu Mesjid Kuno. Jika Payung  Praja Mulud (Payung Agung) disentuh orang lain, maka diberi sanksi yaitu dipukul menggunakan Pemecut (Penjalin yang diberi tali) oleh Praja Mulud.

Menjelang sore hari pada hari terakhir dari ritual Maulid Adat di wet Sesait ini, kemudian dilanjutkan dengan Naikang Dulang Nasi Aji (dulang yang berkaki satu yang dikhususkan bagi Tau Lokak Empat; Pemusungan, Mangkubumi,Penghulu dan Jintaka).

”Waktu Naikang Nasi Aji ke Mesjid Kuno ini, diyakini yaitu pada waktu Gugur Kembang Waru ( waktu menjelang Magrib). Prosesi ritualpun berakhir dan ditutup dengan Do’a oleh Penghulu Adat,”jelas Asrin.(Eko).

Wakil Bupati KLU Hadiri Prosesi Awal Maulid Adat Sesait

SESAIT KLU- Seperti biasa, ditahun-tahun sebelumnya, datangnya bulan maulid tahun ini juga di ikuti oleh digelarnya prosesi Maulid Adat di beberapa wet adat yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara, seperti pembukaan prosesi Maulid Adat yang digelar di Wet Sesait.

Kegiatan pembukaan prosesi Maulid Adat wet Sesait ini, dihadiri dan diikuti langsung oleh Wakil Bupati KLU beserta beberapa pejabat Pemda KLU. Acara yang dimulai tepat pukul 16 : 00 wita, yang di dahului sholat Asar berjamaah di Musholla Kampu Sesait. Para tamu undangan dengan didampingi Tau Lokak Empat beriringan menuju tempat acara dilaksanakan (Mesjid Kuno) dan prosesi ini berjalan sacral dan meriah.

Nampak rombongan iring-iringan pemuda-pemudi dari berbagai dusun di wilayah wet Sesait, berjalan menuju pusat lokasi digelarnya perayaan awal prosesi maulid adat yang terletak di dalam perkampungan Sesait.

Dengan membawa berbagai macam hasil pertanian, yang dihajatkan sebagai bahan untuk masakan dalam pelaksanaan hari puncak yang jatuh pada hari kamis besok, para muda-mudi ini perlahan memasuki area penyimpanan berbagai barang bawaan, ke sebuah tempat yang disebut kampu.

Sementara dalam sambutannya di Mesjid Kuno Sesait, Wakil Bupati KLU, H, Najmul Ahyar, mengatakan, bahwa perayaan Maulid Adat ini adalah salah satu tradisi budaya yang patut dilestarikan. Sehingga kalau adat dan agama dijadikan bersinergi dalam kehidupan sehari-hari dari setiap manusia, maka inilah yang dikatakan adat luwir gama.

“Agama dan adat tidak bisa dipisahkan dan harus sejalan dan saling beriringan,” ungkapnya di hadapan para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat wet Sesait.

Lebih lanjut dijelaskannya, prosesi Maulid Adat ini, diharapkan dapat memberikan transpormasi nilai-nilai agama agar dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara, tokoh adat Sesait, Djekat, dihadapan para undangan dan masyarakat Sesait mengatakan, hari ini adalah prosesi awal yang dilakukan masyarakat adat wet sesait, dimana masyarakat berbondong –bondong datang ke Kampu membawa berbagai macam barang berupa kayu uyunan, beras, puntik, lekok-buak, tembakau secukupnya serta hasil bumi lainnya, yang oleh masyarakat Sesait dinamakan merembun (mengumpulkan).

“Merembun adalah prosesi awal maulid adat, dimana masyarakat datang dengan membawa berbagai barang bawaan, baik yang bersipat material ataupun hasil bumi,”ungkap Djekat.

Rangkaian prosesi Maulid Adat ini akan terus berlangsung hingga hari kamis. Adapun rangkaian prosesi lanjutan yang akan dilakukan hingga hari ini adalah peresean dan bisoq menik (cuci beras) di sebuah sungai yang memang di sakralkan dari jaman dahulu hingga saat ini. Selanjutnya disusul dengan penyembelihan dua ekor kerbau didepan pintu Mesjid Kuno Sesait. Dan prosesi ritual Maulid Adat Sesait akan berakhir setelah dulang Nasi Aji diturunkan dari Mesjid Kuno.(Eko).

Pembekel Adat Sesait, Tinjau Persiapan Panitia

Sesait, Lombok Utara - Pelaksanaan Maulid Adat di wet Sesait sudah diambang pintu. Untuk melihat persiapan ini, maka Sekretaris Umum Pembekel Adat Sesait Masidep, didampingi Tau Lokak Empat meninjau langsung persiapan Panitia Pelaksana Maulid Adat di Kampu Sesait (14/02/2011).

Asrin (39) selaku Ketua Panitia Pelaksana mengatakan bahwa, persiapan yang dilakukan sampai dengan H-2 hampir 95 %. Tinggal beberapa point saja yang terus dibenahinya.

”Persiapan kita sudah 95% rampung, tinggal kita benahi beberapa kekurangannya,” jelas Asrin mantap.

Sementara itu, Sekretaris Perbekel Adat Masidep, menghimbau kepada  Panitia secara keseluruhan agar segala sesuatunya dimusyawarahkan. ”Sekecil apapun masalah yang dihadapi, harus dirembuq, jangan sampai masing-masing anggota jalan sendiri-sendiri,” pinta Masidep.

Masidep juga memberikan arahannya, seputar tugas masing-masing panitia, baik pada waktu mulai acara sampai dengan selesainya acara. Termasuk juga siapa yang bertugas apa dan dimana dan melakukan apa. Semuanya dirinci dengan jelas.

Diakui Masidep bahwa,vKomposisi Panitia Maulid Adat tahun ini dibagi tiga yaitu Penanggung Jawab Umum; Tau Lokak Empat, Penanggung Jawab Pelaksana; Pembekel Adat dan Panitia Pelaksana; Asrin (Upik).

Panitia yang terlibat pada pelaksanaan Maulid Adat tahun ini, menurut Asrin, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang tegabung dalam Kelompok Bajang dari masing-masing dusun yang ada di wet Sesait, (Pendua, Sesait, Kayangan dan Santong Asli).

”Keanggotaan Panitia Pelaksana Maulid Adat kali ini, kita libatkan semua kelompok bajang dan elemen masyarakat yang ada di wet Sesait,” jelas Asrin.

Ketika ditanya seputar keikutsertaannya pada tahun-tahun sebelumnya, Asrin mengaku bahwa dirinya pernah dilibatkan dalam panitia, namun tidak difungsikan sebagaimana layaknya panitia.

Pada kesempatan itu, Asrin juga melaporkan kepada Perbekel Adat tentang rangkaian pelaksanaan ritual prosesi Maulid Adat. Mulai dari Menguluh hingga berakhirnya proses pelaksanaan Maulid Adat. (Eko)

Penjaga Situs Lokok Kremean, Marga Sanggia

Sesait, Lombok Utara - Lokok Kremean adalah salah satu situs Sesait yang hingga kini masih lestari.Belum lama ini, situs yang tiap tahunnya langganan digunakan sebagai rangkaian prosesi bisok beras (cuci beras) menjelang pelaksanaan Maulid Adat, kini dibenahi.

Puluhan pemuda wet Sesait yang tergabung dalam Himpunan Pemuda Pencari Situs Sesait (HPPSS) bekerjasama dengan marga Sanggia gotong royong membenahi situs Lokok Kremean (24/02/2011).

Menurut penuturan Lakiep (48) yang sudah empat tahun menjaga situs ini, mengaku bahwa, keberadaan dirinya sebagai penjaga situs tersebut berdasarkan Purusa (garis keturunan) dari Bapuk Buntit-Amaq Sanggia (Marga Sanggia).

”Saya menjaga situs Lokok Kremean ini sudah empat tahun, dari sejak ayah saya tiada. Marga kami menjaga situs ini secara turun-temurun atau berdasarkan Purusa,”beber Lakiep.

Disamping situs Lokok Kremean, lanjut Lakiep, ada pula situs yang lain. Diantaranya adalah Sumur Jukung, Sumur Minyak, Batu Lesong dan Lokok Nampih.

Lakiep menjelaskan bahwa, situs-situs ini ada keterkaitannya satu sama lain.

”Menurut cerita orang tua jaman dahulu, bahwa sebelum pelaksanaan Maulid Adat, ditempat situs ini, Pare (padi)  ditutu (ditumbuk) , kemudian ditampik (dibersihkan), kemudian di Krem (di rendam), lalu dibuat Jaja Pangan (sejenis penganan), lau di goreng. Setelah semuanya  ini sudah selesai, kemudian dibawa kembali menggunakan Jukung (sampan/rakit) ke Kampu (rumah adat) di Sesait untuk proses selanjutnya.”cerita Lakiep dengan semangat.

”Itulah sebabnya ada situs Batu Lesong (digunakan untuk menumbuk padi), situs Lokok Nampih (tempat Menampik/membersihkan beras), situs Lokok Kremean (tempat merendam beras sebelum dibuat jaja pangan) dan situs Sumur Jukung (diyakini sebagai sampan/rakit untuk membawa beras dan jaja pangan ke Kampu),”jelas Lakiep.

Ketika ditanya, apakah ada perhatian dari Perbekel Adat terhadap dirinya selaku penjaga situs Lokok Kremean tersebut, Lakiep mengaku tidak ada sama sekali. Hanya saja, katanya kalau sudah ada keperluan menggunakan situs ini sebagai tempat prosesi kegiatan Maulid adat, baru pihak Perbekel Adat menghubungi dirinya.

”Ini betul-betul karena Purusa saja, kami menjaga situs ini. Walau kami menjaganya berdasarkan Purusa, namun kami ikhlas, biarpun tidak mendapatkan perhatian serius dari pemegang kebijakan,”kilah Lakiep. (Eko).

Ritual Bisok Menik ke Lokok Kremean, Diguyur Hujan

SESAIT KLU- Rangkaian lanjutan prosesi Maulid Adat pada hari yang ke empat (Kamis 17/02/2011) di wet Sesait, kembali dilaksanakan dengan agenda Bisok Beras (bisok Menik), sekitar satu km ke arah barat daya Mesjid Kuno Sesait.
Nampak rombongan iring-iringan para pemuda-pemudi dari berbagai dusun di wilayah wet Sesait, berjalan menuju pusat lokasi digelarnya ritual bisok beras (bisok menik) di Lokok Kremean, yang merupakan  prosesi awal sebelum beras dimasak dalam Kampu, yang terletak di dalam perkampungan Sesait.

Walau Sesait diguyur hujan sejak pagi harinya, namun peserta bisok beras yang terdiri dari kaum hawa baik yang masih gadis, sudah berkeluarga  maupun yang sudah monopaus, tidak menyurutkan semangat mereka untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan sacral ritual tahunan ini. Semangat mereka semakin bertambah manakala diiringi oleh dua barungan (grup) gong dua yang ikut mengiringi dari belakang.

“Wah, semangat betul kita ini, walau kita tidak pakai alas kaki, kita tetap semangat ikut ambil bagian untuk dapat bisok beras,” kata Turni, salah seorang  peserta bisok beras dari Sumur Pande, yang dibenarkan juga oleh temannya Rusmiati dari Rebakong.

Ketua Panitia Pelaksana Asrin, mengatakan bahwa, kegiatan ritual bisok beras ke Lokok Kremean tahun ini diikuti oleh sekitar 230 orang peserta. Kegiatan ini, menurut Asrin sempat tertunda dari jadual semula, karena disebabkan kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

“Dari pagi hari sampai digelarnya ritual ini, hujan terus turun, sehingga jadual yang kita rencanakan mulai jam 07,00 molor menjadi jam 09,15. Ini bukan kesalahan kami panitia, tapi inilah kehendak Yang Kuasa,” jelas Asrin.

Diakui Asrin, walau hujan terus mengguyur Sesait, namun prosesi ritual bisok beras jalan terus dan semangat peserta juga antusias. “Mungkin ini karena pesertanya banyak, sehingga mereka juga semangat, lebih-lebih banyak peserta dari kalangan muda-mudi,” katanya menambahkan.
 
Sementara itu, dari kalangan generasi muda asal sumur Pande Demung Waji, mengatakan sangat terharu melihat rekan-rekan sebayanya penuh semangat ikut kegiatan sacral yang tiap tahun diselenggarakan wet Sesait ini. Sehingga, tidak terasa katanya air matanya jatuh dan tidak bisa ngomong apa-apa.

“Ini patut kita berikan apresiasi kepada generasi muda khususnya di wet Sesait. Karena kita lihat sekarang ini, para pemuda wet Sesait sudah mulai menampakkan jati dirinya. Buktinya, yang nampak menonjol dari kegiatan Maulid Adat ini adalah dari generasi mudanya, dari sejak perencanaan, penggalangan dana, pencarian situs sejarah, pelaksanaan ritual, sampai dengan berakhirnya rangkaian prosesi Maulid Adat ini, semuanya dari kalangan generasi muda yang ada di wet Sesait,” beber Demung Waji. (Eko)

Puncak Maulid Adat Sesait, Dulang Nasi Aji di Naikkan

SESAIT KLU – Ritual prosesi Maulid Adat wet Sesait, pada puncaknya yang terakhir (hari keempat) dengan menaikkan Nasi Aji ke Mesjid Kuno.

Nasi Aji yang dinaikkan ini berjumlah tiga buah dulang  yang berkaki satu,  yang bentuk dulangnya seperti Waruga pada jaman batu besar.

Disebut Nasi Aji, karena cara penyajian segala isinya dengan cara berdiri dan dibungkus / dibalut dengan kain putih.

“Pada intinya, ini adalah sebuah simbol bahwa, apapun isinya tidak ada yang mengetahui, karena dibungkus dengan kain putih,”kata Lakiep dari Marga Sanggia pada suatu kesempatan.

Mengapa jumlahnya harus tiga dulang? Lakiep menjelaskan,” karena itu ada hubungannya dengan Menjango, Membangar dan Bukak Tanak,”jelasnya.

Dulang Nasi Aji  berisikan segala jenis makanan yang sebelumnya sudah disajikan oleh Praja Mulud di dalam Kampu. Isinya terdiri dari nasi, lauk-pauk (tanpa garam), pisang, jaja pangan, jaja tutu dan lain secukupnya. Semua penganan ini disajikan / diatur dengan cara berdiri. Masing-masing dulang dibungkus dengan menggunakan kain putih (melambangkan kesucian).

Menurut salah seorang tokoh adat Sesait A.Rahini (55) bahwa, Nasi Aji yang  berjumlah tiga dulang ini, diperuntukkan bagi Tau Lokak Empat. Sedangkan dulang selebihnya itu adalah sebagai pengiring dulang Nasi Aji, dan diperuntukkan bagi siapa saja yang ada di dalam Mesjid Kuno.

“Khusus dulang Nasi Aji yang tiga buah ini, sudah ada peruntukannya. Satu dulang untuk pasangan Pemusungan dan Penghulu, satu dulang untuk pasangan Mangkubumi dan Jintaka, dan satu dulang yang lainnya diperuntukkan bagi tamu undangan yang lain, yang setingkat dengan jabatan Tau Lokak Empat,”terang A.Rahini.

Tetapi yang unik disini, lanjutnya, bahwa Mangkubumi itu tidak makan. Sebagai penggantinya dicarilah orang yang sederajat dengannya, untuk menyantap Nasi Aji bersama dengan Jintaka

Ada lagi sebutan yang unik dalam Tau Lokak Empat. Misalnya, Penghulu, tidak disebutkan Penghulu saja, tetapi ditambah sebutan nama didepannya dengan sebutan Mas Penghulu. Sedangkan yang lain, seperti Pemusungan, Mangkubumi dan Jintaka, sebutannya tetap tidak berubah.

“Yang lain, tetap sebutannya, hanya Penghulu saja yang disebut Mas Penghulu,”jelas A.Rahini.

Ketika ditanya mengapa demikian, A.rahini menjawab dengan senyum, “Karena itu identik dengan Penggentik (Pengganti),”katanya.(Eko).

Ritual Penyembelehan Koq (kerbau) Yang Kembalik Pokon

SESAIT KLU – Sudah menjadi tradisi ketentuan para leluhur bahwa, ritual bisok menik dalam rangkaian prosesi Maulid Adat Sesait, harus ke Lokok Kremean, yang lokasinya sekitar satu km kearah barat daya Mesjid Kuno.

Usai bisok menik ini, rangkaian selanjutnya setelah bakda zhohor adalah sembeleh Koq (kerbau) kembalik pokon, yang ukuran,umur dan bobot sudah menjadi ketentuan para leluhur.

Menurut A.Rahini (55) salah seorang tokoh adat Sesait bahwa, seluruh rangkaian pekerjaan ritual adat di wet Sesait ini adalah berdasarkan perhitungan kalender Jango Bangar.

“Pelaksanaan ritual adat di wet Sesait seluruhnya berdasarkan perhitungan kalender Jango Bangar. Termasuk juga acara ritual penyembelehan Koq didepan pintu Mesjid Kuno Sesait ini,”jelas A.Rahini.

Namun diakui A.Rahini bahwa sebelum acara penyembelehan Koq dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan penyembelehan tiga ekor ayam yang putek mulus,bulu telu (tiga) dan bing kuning, ditempat dimana nantinya pemyembelehan Koq dilaksanakan.

“Warna bulu ayam putek mulus (symbol kesucian) melambangkan Penghulu, warna bulu telu (biru, symbol kesuburan) melambangkan Mangkubumi, dan warna bing kunig (merah-kuning, symbol keberanian dan kemakmuran) melambangkan Pemusungan dan Jintaka,”beber A.Rahini lugas.
Ketika ditanya,  mengapa ayam yang tiga warna tadi disembeleh duluan, A.Rahini yang juga anak mantan dari Mangkubumi terdahulu ini, mengatakan dengan senyum bahwa, pada saat itu ada Manik – Mulud (Firman Allah Swt) segala sesuatu mulai ada.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Maulid adat wet Sesait Asrin, mengatakan bahwa yang mengerjakan ritual persiapan  penyembelehan Koq ini adalah Purusa A.Dalik-A.Kayam Bat Pawang.

“Yang melakukan melekok koq (ikat kerbau) sebelum disembeleh dari Purusa A.Dalik-A.Kayam Bat Pawang. Jadi tidak sembarang yang melakukannya,”jelas Asrin yang dikenal dalam komunitas Sesait ini dipanggil Upik.

Sedangkan yang akan melakukan penyembelehan adalah dari Tau Lokak Empat, bisa Mangkubumi, Pemusungan,Penghulu dan Jintaka.Tergantung kesepakatan mereka, siapa yang akan melakukan penyembelehan.(Eko).