Senin, 20 Februari 2012

Petir Menyambar, Satu Keluarga Menjadi Korban

Dangiang,(SK),-- Hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Kayangan yang disertai dengan dentuman petir empat kali, yang terjadi pada hari jum’at,(17/02) sekitar pukul 17,30 wita, membawa korban.

Akibat sambaran petir itu, setidaknya ada dua keluarga yang menjadi korban. Satu keluarga di Dusun Empak Mayong Desa Kayangan dan satu keluarga di Dusun Banten Damai Desa Dangiang Kecamatan Kayangan KLU.

Kejadian yang menimpa keluarga Amaq Par (58) Dusun Empak Mayong tersebut, tidak separah yang dialami keluarga H.Pajarudin (35) Dusun Banten Damai.

Untuk keluarga Amaq Par hanya terkena imbas dari sambaran petir yang atap rumahnya yang terbuat dari Seng tembus akibat terjangan sambaran petir yang terjadi kemarin (jum’at sore).

Menurut keterangan Jon (40) keluarga dekat korban mengatakan,walau hanya terkena imbas, namun keluarga yang terkena sambaran petir itu sempat juga dibawa ke Puskesmas Kayangan untuk mendapatkan pertolongan pihak medis.

Hal serupa juga menimpa keluarga H.Pajarudin Dusun Banten Damai Desa Dangiang. Dalam keluarga ini, salah seorang anggota keluarganya meninggal akibat sambaran petir itu.

Menurut keterangan H.Pajarudin, kejadian yang menimpa keluarganya akibat terjangan petir yang menyambar hingga isterinya meningal itu, berawal dari dirinya bersama isterinya baru pulang nyabit rumput di pematang sawah, kemudian istirahat di gubuq/pondok depan rumahnya yang biasa digunakan untuk mangkal setiap hari usai kerja bersama keluarga dan anak-anaknya.

Belum sempat memberikan makan sapinya, kemudian dirinya mengaku bersama isterinya Husnul Hotimah (30) berniat memperbaiki atap pondoknya itu, sambil duduk membuat tali, sementara istrinya berdiri memperbaiki atap yang terbuat dari anyaman daun kelapa (gasoan). Dirinya berharap agar dapat bernaung nantinya ketika hujan lebat.

Dikatakan H.Pajarudin, rumah dan pondoknya ini berada persis di dekat pohon asam.Pondoknya ini menempel dengan pohon asam itu. Sedang asik membuat tali, tiba-tiba ada suara petir keras sekali. Ketika terjadi petir selama tiga kali berturut-turut disertai dengan hujan lebat, dirinya mengaku sempat takut.

Namun ketika terjadi sambaran petir yang terakhir itulah dirinya bersama isterinya kena sambaran petir itu, sehingga membuatnya jatuh terlempar bergulingan sejauh 7 meter.Setelah siuman katanya,baru dia mengetahui bahwa isterinya juga kena.Dia pikir hanya dirinya saja yang kena.

H.Pajaraudin mengaku, istrinya terkena sambaran petir itu dibagian perut sebelah kiri dan dibawah dada, serta sekujur tubuhnya menghitam.Sementara dirinya hanya luka lecet disekitar paha dekat lutut dan pinggangnya terasa sakit, sehingga tidak bisa bangun dari tempatnya duduk.
”Yang menolong saya pertama kali adalah ibu saya, ,”kata H.Pajarudin, yang secara kebetulan waktu itu sebelum kejadian ibunya berada didekatnya.

Korban segera dilarikan ke Puskesmas Kayangan untuk mendapatkan pertolongan dari pihak medis. Namun sayang, belum sampai ke Puskesmas, nyawa korban tidak tertolomg dan menghembuskan nafas yang terakhir pada pukul 18,00 wita. ’Innaa lillaahi wainnaa ilaihi rooji’uun’. Jenazah Husnul Hotimah akan dimakamkan hari Sabtu, 18/02/2012 di pemakaman umum Desa Dangiang di Dusun Jelantik, sekitar pukul 14,00 wita.

Menurut keterangan anaknya yang sulung Iza Maulana (6) mengatakan dirinya mengaku melihat sinar dan asap melesat depan ibu dan bapaknya sebelum terkapar tidak berdaya itu. Dikatakannya, sinar itu datangnya dari arah atas pohon asam. Tiba-tiba berbunyi keras menghantam pohon asam yang berdiri kokoh tidak jauh dari tempat ibunya berdiri memperbaiki atap pondoknya. Seketika itu, katanya, ibunya langsung jatuh tersungkur sambil telungkup didekat pangkal pohon asam. Sementara bapaknya yang ketika itu juga berada di dekat ibunya berdiri, sambil duduk membuat tali untuk mengikat atap itu, terjatuh dan terlempar sejauh 7 meter.

Keterangan ini dibenarkan oleh neneknya Hj.Halimatussakdiyah (55), yang waktu itu juga dirinya mengaku berada didekat TKP. Tidak hanya itu, keterangan yang berhasil dihimpun media ini dari berbagai sumber di TKP, juga membenarkan kejadian itu.

”Isteri H.Pajarudin sedang berdiri memperbaiki atap rumah,tiba-tiba jatuh telungkup didekat pangkal pohon asam, bersamaan dengan bunyi petir yang keras itu,”katanya.

”Mudah-mudahan uluran tangan pemerintah ketika melihat kejadian ini, sangat kami harapkan, dan semoga kejadian serupa tidak terulang kembali,”harapnya.

Kejadian yang menimpa keluarga H.Pajarudin akibat terkena sambaran petir itu, langsung ditinjau dan diberikan bantuan oleh BPBD KLU. (Eko).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar