Selasa, 27 November 2012

Sambut Musim Tanam Tokoh Adat Salut Gelar Roah Aci-Aci

Salut, (SK)---, Sebuah ritual menyambut musim penghujan dan bercocok tanam. Tokoh adat, dan tokoh masyarakat salut menggelar acara Roah Aci-Aci Jum’at 23/11/2012. pagi tadi.

Acara ini merupakan sebuah ritual dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun yang sangat melekat dan kental dalam benak dan keyakinan mereka. Kendati saat ini zaman semakin maju, ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin berkembang. Namun acara ritual ini tetap lestari dan tidak bisa dihilangkan dan hanyut seiring dengan berbagai pengaruh perkembangan tersebut. 

Pelaksanaannya secara rutin dilakukan tiap tahun disetiap akhir musim kemarau dan memasuki musim penghujan. “dengan di selenggarakannya acara Roah Aci-Aci ini menjadi pertanda peralihan musim dari musim kemarau kemusim penghujan. maka kegiatan bercocok tanam bagi para petani dapat dimulai” kata Sainur AR, Salah seorang Tokoh Adat sekaligus Tokoh masyarakat Salut

Dikatakannya kepada media ini, Prihal rangkaian acara Roah Aci-Aci. Acara ini di awali dengan masak memasak, pemotongan empat ekor Ayam yaitu ayam Hitam Mulus, Ayam Putih Mulus, Ayam Bulu tiga, dan Ayam beraneka Warna oleh pemangku adat yaitu Amaq. Tirnip. Ayam tersebut tidak dimasak berkuah melainkan hanya dibakar atau dipanggang dengan bumbu pelecing. “Ini menjadi menu khas dan utama dalam acara Roah Aci-aci ini. 

Setelah ayam panggangnya dan berbagai olahan makan lainya matang lalu dibawa ke tengah hutan adat yang didalamnya terdapat tiga buah situs sejarah yang disakralkan yaitu Batu Sembelak, Kubur Gatep (Makam Demung Pengempokan) dan juga terdapat sumber Mata Air Kolang. Ditempat itulah acara inti dari Roah aci-aci digelar.

Dalam acara tersebut Para tokoh adat dan tokoh masyarakat yang ikut dalam acara dimaksud dengan penuh khusuk dan hidmat mengamini do’a yang dipimpin oleh Pemangku Amaq Tirnip. Do’a yang dipanjatkannya berisi tentang harapan-harapan semoga diberikan rahmat, keberkahan, bil khusus dalam hal bercocok tanam, bertani, dan berkebun agar mendapatkan hasil panen yang berlimpah ruah. Dan juga memohon supaya dijauhkan dan dihindarkannya dari berbagai mala petaka, balak, cobaan,dan bencana serta gangguan terhadap tanaman sehingga menyebabkan kegagalan panen

“Kegiatan ini tujuannya baik karena intinya memanjatkan do’a. hanya saja kemasannya ala adat, karena kami ingin tetap melestarikan tradisi ritual yang diwariskan oleh nenek moyang kami, Kata Amaq. Tirnip.

Setelah do’a dipanjatkan, dilanjutkan dengan makan bersama dengan menyantap makanan yang sudah mereka bawa dari kampung. Para tokoh adat dan tokoh masyarakat desa Salut ini melakukan kegiatan reboisasi hutan adat Salut. Masing masing menanam pohon dengan harapan dikemudian hari dapat meningkatkan debet air sehingga salut tidak kekurangan air lagi dan demi tetap lestarinya hutan tersebut.(MTQ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar