Jumat, 01 April 2011

MENGAIS REZEKI DI JALAN RAYA

Kayangan,Lombok Utara - Mencari nafkah dalam rangka menyambung hidup untuk setiap manusia memerlukan kerja keras. Setiap hari banting tulang untuk mengais rezeki demi melaksanakan tanggungjawab memenuhi kebutuhan keluarga. Seperti Deno (28) asal Sambik Jengkel Desa Selengen misalnya, setiap hari bekerja mengangkat pasir yang menutupi badan jalan disepanjang jalan raya Beraringan - Tampes. Pasir yang menutupi badan jalan akibat guyuran hujan akhir-akhir ini, membuat kerepotan para pengguna jalan.

Penghasilannya setiap hari dari mengais rezeki di jalan raya ini, tidaklah seberapa. Tergantung belas kasihan dari para pengendara motor yang melintasi jalan tersebut. Diakui Deno bahwa, kadangkala pendapatan mereka setiap hari tidak tentu. ”Ini tergantung keikhlasan mereka, ”sebut Deno yang dibenarkan Anto rekannya. ”Diantara 200 motor yang melintas di jalan ini, belum tentu yang memberikan 2 orang. Ini semua tergantung keikhlasan mereka,”  ungkapnya. ”Tapi itu semua kami hadapi dengan penuh lapang dada,”  kilah Deno menambahkan.

Ketika ditanya, kenapa harus jauh-jauh bekerja sampai ke Beraringan hanya sekedar mengangkat pasir,  padahal disepanjang jalan Tampes juga banyak timbunan pasir di badan jalan. Dengan tersipu Deno mengatakan bahwa di jalur tersebut sudah ada teman mereka yang menghandle. ”Kami sudah minta ijin kepada pemerintah setempat, itu semua tidak ada masalah,”  belanya.
Di tempat terpisah Kepala Dusun Beraringan Syafrudin, ketika dikonfirmasi tentang hal tersebut, beliau membenarkan bahwa  memang benar, ada warga asal Sambik Jengkel yang pernah datang kepada dirinya, minta ijin untuk mengangkat pasir  yang memenuhi badan jalan akibat erosi diwilayahnya. Hanya yang disesalkannya, kenapa tidak ada warganya yang peduli tentang itu, kenapa justru warga dari wilayah lain yang peduli. Padahal kalau kita perhatikan, itu banyak mendatangkan keuntungan bagi warganya di Dusun Beraringan.  Jadi, dibutuhkan kesadaran dan kepedulian yang tinggi untuk dapat melihat situasi yang menguntungkan ini.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Kayangan Jamaan aspari, ketika ditemui disela-sela kesibukannya menerima peserta KKN Unram di Kantor Camat Kayangan (17/01/2011), mengatakan,  ”hal itu tidak masalah, siapa saja punya hak untuk bekerja mengais rezeki dimana saja, lebih - lebih ini di jalan raya, ”kilahnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Desa Kayangan yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, ”pekerjaan seperti mengangkat pasir di badan jalan adalah pekerjaan mulia, banyak pihak yang diuntungkan. Tapi harus benar-benar ikhlas bekerja. Pekerjaan yang mestinya bisa tuntas selama 2 hari, ini dikerjakan hingga memakan waktu 4 - 5 hari. Ini kan tidak bekerja ikhlas namanya, ”ujarnya dengan nada kesal. Kekesalannya ini terungkap, katanya beberapa kali lewat di jalan tersebut, pada hari ke tiga dari sejak lewat dari sebelumnya, keadaannya jalan yang dibersihkan tidak jauh berubah terkesan lamban dan memakan waktu lama bila dibandingkan dengan volume pekerjaan dan bahkan terus melakukan aksinya meminta belas kasihan penyumbang bagi pengendara lalu lintas, dengan dalih sekedar untuk beli es katanya.

”Sebenarnya, kalau niat mereka ikhlas bekerja, tidak perlu pekerjaan ditunda, dperpanjang masa kerja sampai mereka memperoleh imbalan lebih dari para penyumbang yang melintas di jalan tersebut, inikan artinya mengharapkan lebih banyak imbalan, berati apa yang telah diperbuat kurang didasari rasa ikhlas,  tapi perlu kita berikan penghargaan atas inisiatif mereka,”  tambahnya. (ndr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar