Sabtu, 28 September 2013

Mengenal Pemeran Utama Gurantang Pusaka Jati Sesait

Sesait,(SK),--- Sejak berdirinya pada tahun 1958 silam, kesenian tradisional Cupak Gurantang Pusaka Jati Sesait tidak terlepas dari peran para tokoh legendaris pendirinya, seperti Sauban, Saharim,Yahep,Dahu,Remait, Malon,Amak Kelas dan Puk Sardin.

Ketenaran kesenian tradisional Cupak Gurantang Pusaka Jati Sesait pada zamannya itu, menjadikan kesenian tersebut lebih dikenal luas oleh masyarakat seantero Dayan Gunung kala itu. Pada generasi pertama keberadaan kesenian yang sempat membuat heboh masyarakat lokal pada zamannya itu, sebagai pemeran utama Gurantangnya adalah Sauban. Sementara yang berperan sebagai Cupaknya adalah Saharim dan Remait serta putrinya di perankan oleh Kilo. Ketenarannya pun berakhir ketika posisi Gurantangnya di gantikan oleh putranya sendiri yaitu Nasudin pada tahun 1975.

Praktis sejak Nasudin tampil sebagai pemeran Gurantang dan Naskiah (adiknya) berperan sebagai putri, maka sejak saat itu ketenarannya pun kembali memuncak hingga Nasudin sendiri meninggalkan kesenian yang sempat membesarkan namanya itu, untuk mengabdi sebagai TNI AD di perbatasan NTT dan Timor Leste pada tahun 1980.

Kepada penulis, Nasudin yang merupakan generasi ke tujuh dari Sauban yang memerankan tokoh Gurantang kala itu mengatakan, dirinya tampil memrankan tokoh Gurantang menggantikan ayahnya (Sauban) adalah karena orang tuanya menginginkan adanya regenerasi.Ternyata keinginan dari orang tuanya pun terwujud.Dengan tampilnya Nasudin sebagai pemeran Gurantang menggantikan posisi orang tuanya, maka kesenian Cupak Gurantang Pusaka Jati Sesait kala itu semakin tenar dan lebih di kenal dari kesenian sejenis yang pernah ada di KLU.

Dikatakan, ketenaran kesenian tradisional yang sempat jaya pada decade tahun 1980-an itu, karena memang peran para tokoh pendukung saat itu sangat penting.

Generasi kedua, pemeran Gurantangnya Laina, Cupaknya Saharim dan putrinya Canep. Generasi ketiga, pemeran Gurantangnya Nursep, Cupak (Remait, Siradi, Yahep, Malon) dan putrinya Kinjep. Genrasi Keempat, pemeran gurantangnya Maharip, putrinya Senip. Sedangkan Cupaknya tetap Yahep, Malon,Remait dan Siradi.Genrasi Kelima, gurantangnya Jago dan putrinya kredek,Cupaknya Remait,Siradi,Malon, Yahep.Kemudian generasi keenam, gurantangnya Dugek dan putrinya Sidik, sedangkan Cupaknya Siradi,Remait, Yahep.Generasi ketujuh, Gurantangnya Nasudin dan putrinya Naskiah dan Cupaknya Remait,Yahep (A.Satar). Kemudian Generasi kedelapan, gurantangnya Naskiah, putrinya Same, sedangkan Cupaknya Remait,Yahep, Malon.Pada geresai Sembilan, Gurantangnya Murina dan putrinya Samina, sedangkan Cupaknya Remait, Yahep,

Pemeran utama Gurantang pada kesenian Cupak Gurantang Pusaka Jati Sesait patut di banggakan. Karena dengan kembalinya ia ke kampung halamannya di Dusun Lokok Sutrang Desa Sesait Kecamatan Kayangan KLU setelah purna tugas bulan Februari 2013 lalu, maka praktis kesenian yang sempat timbul tenggelam selama 35 tahun selama ditinggalkannya itu, kini bangkit kembali.

Karena Nasudin bertekad dan berkeinginan agar kesenian yang pernah membesarkan namanya itu kembali jaya sebagaimana pada masa dulunya. Lebih-lebih para sekaha dan para pemain pendukungnya yang kini masih hidup antusias untuk menghidupkan kembali kesenian ini. Sehingga sesuai dengan kesepakatan mereka tetapkan jadual latihannya setiap malam Kamis dan pentasnya setiap malam Minggu di sekretariatnya di Dusun Lokok Sutrang Desa Sesait KLU.

“Film dokumenternya sudah dibuat, kini dalam tahap finishing.Masyarakat yang ingin mengkoleksinya pun bisa memilikinya,”tandas Nasudin.

Film Cerita Cupak Gurantang Pusaka Jati Sesait ini nantinya akan di arsipkan di bagian kebudayaan di Dikbudpora KLU. Hal ini dilakukan agar kesenian tradisional tersebut tetap lestari sepanjang masa.Disamping itu, Perhatian Pemerintah Daerah juga sangat diperlukan terhadap tetap eksisnya keberlangsungan kesenian tradisional di daerah ini.Tanpa dukungan dan peran serta Pemerintah Daerah melestarikan sejarah dan nilai-nilai seni budaya lokal tentu semuanya itu hampa.(Eko)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar