Sabtu, 28 September 2013

Cupak dan Gurantang Menerima Tugas Berat (3)

Sesait,(SK),-- Selanjutnya dalam Takepan Lontar Kasmaran itu diceritakan, tersebutlah dua orang bersaudara kakak – beradik Kasmaran dan Montong Ulung yang lebih dikenal dengan sebutan Gurantang-Cupak, dimana dalam menjalani kehidupan masing-masing memiliki karakter yang berbeda, sehingga Kasmaran prustasi dengan sikap kakaknya karena tidak konsekuen dalam kehidupan. Akhirnya Kasmaran pergi nglalu (mengembara) entah kemana tanpa arah tujuan. Montong Ulung kakaknya pun menyesal berbuat seperti itu.Maka di susullah adiknya agar selalu bersama, susah maupun senang ditanggung bersama. Setelah menemukan adiknya, maka merekapun mengembara bersama-sama.

Dalam perjalanan mengembara tersebut, kedua kakak-beradik bertemu dengan orang asing yang memiliki tanduk.Orang asing yang ditemukan itu tiada lain adalah Mahapatih Mangkubumi dan Mangkunegaran yang sedang menjalankan tugas rajanya untuk mencari putri yang hilang di culik makhluk Raksasa sekaligus mencari orang pemberani (pendekar).
Setelah saling adu argument antara kedua belah pihak, maka Cupak menyanggupi dirinya yang akan membunuh raksasa yang menculik sang putri. Mendengar kesanggupan Cupak tersebut, kedua Mahapatih membawa Cupak bersama adiknya Gurantang menuju istana Kerajaan Daha untuk di hadapkan kepada baginda Prabu Daha.
Tiba di depan istana,Cupak menyuruh adiknya menunggu di luar tembok istana, sementara dirinya masuk ke istana menghadap Prabu Daha. Dihadapan sang Prabu, Cupak berjanji dan sanggup mencari sang putri yang hilang dan membunuh raksasa yang menculiknya.Dasar Cupak yang banyak akal tanpa pikir panjang, dia mengumbar janji, yang penting bagaimana dia dapat makan.
Mendengar kesanggupan Cupak ini,maka Prabu Daha pun memberikan perbekalan secukupnya pada sang pemberani Cupak termasuk memberikan Keris Pusaka leluhur Kerajaan Daha dan menjamunya dengan berbagai macam hidangan sebelum Cupak berangkat melaksanakan tugasnya.Usai dijamu, maka berangkatlah Cupak bersama adiknya yang sejak tadi menunggu di luar istana untuk mencari dan membunuh raksasa yang menculik putri Datu Daha.
Perjalanan mencari raksasa pun sangat melelahkan bagi sang Cupak.Dalam keadaan seperti itu, sempat terlintas dalam hati sang Cupak ingin mengajak adiknya mengurungkan niatnya untuk mencari raksasa sesuai dengan janjinya kepada sang Prabu.Namun adiknya mengatakan, teruskan saja, karena terlanjur sudah berjanji.Jadi pantang mundur, kata adiknya.
Perjalanan pun dilanjutkan dengan menyusuri hutan,lembah,naik-turun jurang dan perbukitan yang penuh dengan tantangan. Ketika mereka merapat dan mendekati sebuah gua, yang dijumpai pertama kali adalah bekas telapak kakinya sebesar Mayang Pinang.Cupak pun takut melihat bekas telapak kakinya itu. Bagaimana besar makhluknya, jika bekas kakinya saja seperti itu,pikir Cupak pada adiknya.Lalu Cupak terus membujuk adiknya agar mengurungkan niat untuk mencari raksasa itu.Tetapi adiknya terus bersikeras untuk tetap melanjutkan perjalanan mencari raksasa Kalimandaru untuk menepati janji kepada Prabu Daha. Hal serupa terus dilakukan Cupak ketika mereka menemukan lagi bekas kencingnya seperti bekas kubangan kerbau, bekas kotorannya seperti bukit,kemudian menemukan jurang dan di jurang inilah di yakini sebagai tempat gua tempat tinggalnya raksasa yang mereka cari.
Oleh adiknya, Cupak di suruh duluan masuk ke dalam gua untuk perang melawan raksasa dengan membawa keris pusaka leluhur kerajaan daha.Baru mendengar suara raksasa berdehem saja, Cupak lari tunggang langgang, dia mengira suara Guntur. Lalu Cupak menyuruh adiknya gurantang yang masuk gua dan perang melawan raksasa. Akhirnya, raksasa pun bisa di kalahkan oleh gurantang.
Cupak mencoba turun ke dalam gua untuk mencari sang putri.Namun sang Cupak hanya turun hingga pertengahan gua.Lalu kembali naik ke atas, karena Cupak khawatir jangan-jangan masih ada raksasa llainnya yang ada di dalam.Kemudian Cupak menyuruh adiknya saja yang turun ke gua mencari dan menyelamatkan sang putri.Pendek cerita akhirnya sang putri ditemukan di dalam gua raksasa lalu di bawa naik oleh gurantang.(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar