Kamis, 02 Agustus 2012

Cengkeh Mengangkat Derajat Perekonomian Masyarakat

Kayangan,(SK),-- Sejak Reformasi pada tahun 1998 para petani di Desa Santong khususnya sangat merasakan manfaatnya, pasalnya ada beberapa hasil komoditi perkebunan yang dulunya tidak memiliki harga namun setelah Reformasi kini harga hasil komoditi perkebunan tersebut melambung tinggi seperti vanili, kopi, kakao, kemiri, cengkeh dan lain-lain.
Tingginya harga hasil komoditi perkebunan tersebut selalu membawa angin segar tersendiri bagi para petani di Desa santong, karena Desa Santong adalah Desa yang 70% merupakan kawasan perkebunan. Hal ini disebabkan karena Desa Santong berada pada dataran tinggi, jadi sebagian warganya merupakan petani perkebunan dan bahkan saat ini banyak warga Desa Santong yang dulunya memiliki areal persawahan mereka mengubah fungsinya menjadi areal perkebunan.

Menurut Marjan (34) salah seorang petani yang beralamat di Dusun Mekarsari Desa Santong Kecamatan Kayangan Lombok Utara mengungkapkan ada beberapa hal yang menyebabkan petani mengubah areal persawahannya menjadi perkebunan, diantaranya; yang pertama karena tanaman perkebunan tidak terlalu membutuhkan perawatan. Kedua harga hasil perkebunan jauh lebih tinggi, ketiga tanaman perkebunan tidak terlalu membutuhkan biaya dibanding tanaman persawahan, keempat semakin kecilnya debit air disaluran irigasi menyebabkan kebutuhan tanaman persawahan tidak mencukupi dan menyebabkan gagal panen, kelima biaya penanaman dan perawatan pada tanaman persawahan tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan.

Dikatakan, salah satu tanaman perkebunan yang menjadi pavorit di Lombok Utara adalah tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh ini tersebar di wilayah Kecamatan Kayangan, Gangga dan Bayan. Tanaman ini juga menjadi komoditi andalan Lombok Utara selain kelapa, kopi dan coklat atau kakao. Bahkan tanaman yang satu ini sengaja dijadikan sebagai Ikon pada lambang Desa santong.

Menurut Sahdan (45) salah seorang pengusaha cengkeh di Desa Santong mengatakan, saat ini setiap musim cengkeh hampir semua lapisan masyarakat di Desa Santong khususnya merasa perekonomiannya terangkat, karena banyak lapangan kerja yang tercipta, seperti harga cenkeh kering saaat ini mencapai antara 80.000 s/d 85.000/Kg , harga tangkai kering 5.000 s/d 6.000/Kg, harga daun cenkeh 700 s/d 800/ Kg. Begitu juga dengan buruh memetik buah cengkeh ongkosnya mencapai 50.000 s/d 60.000/hari.

Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat, mulai dari petani pemilik lahan, para pengusaha, dan para buruh tani. Selain itu sejak tahun 2010 lalu beberapa pengusaha dari jawa datang ke Desa Santong membuka usaha penyulingan minyak daun cenkeh, usaha ini membuka peluang terciptanya lapangan kerja baru bagi para pemuda di Desa Santong dan juga para orang-orang tua jompo yang tekun mengumpulkan daun cengkeh kering.

Sebagian besar petani di Desa Santong ini menanam pohon cengkeh, karena tanaman yang memiliki prosfek menjanjikan ini sangat menunjang perekonomian warga.Meskipun panennya hanya sekali dalam setahun, namun hasilnya lumayan menguntungkan.

Petani cengkeh lainnya,Sahid,BA (48) mengatakan, stabilnya harga cengkeh tahun ini dikarenakan curah hujan yang turun selama ini tidak terlalu intens, sehingga curah hujan ini tidak mengganggu bunga cengkeh.(Yudik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar