Minggu, 22 April 2012

Budidaya Melon di Lahan Kering, Butuh Keseriusan

Selengen,(SK),-- Budidaya Melon tidak semudah apa yang dibayangkan. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah yang termasuk famili Cucurbitaceae, dimana banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika.
Lain halnya dengan Winarto (40) warga Selengen Kecamatan Kayangan membudidayakan Melon di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan sebagai andalan irigasinya. Tanaman melon (Cucumis melo) relatif sulit dibudidayakan dibandingkan dengan tanaman dari famili Cucurbitaceae lainnya. Tanaman melon bisa tumbuh baik pada curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun, suhu 30 – 35o C, intensitas cahaya matahari tinggi, kelembaban udara 70 – 80 % atau minimal 60 %, ketinggian 300 – 1000 m dpl, dan jenis tanah berlempung.

Hal tersebut diakui Winarto sebagai ajang uji coba, karena untuk mengairinya saja membutuhkan air hujan. Ketika tidak ada hujan,katanya, dirinya mengaku membendung kali Beru yang merupakan sisa buangan dari sawah, yang kemudian di sedot untuk kebutuhan penyiramannya. Dikatakan Winarto, dirinya mencoba membudidayakan Melon tersebut sebagai percobaan, dimana lahan yang 4 Ha yang ditanami Melon sejumlah 4.000 pohon itu di sewanya pada pemilik tanah Jonar Siahaan (warga Ampenan).

Disamping itu, Winarto sering menularkan ilmunya untuk para petani di daerah setempat tentang bagaimana bercocok tanam membudidayakan tanaman buah yang menjanjikan ini, sehingga banyak yang berhasil. 

Dalam membudidayakan Melon di daerah Selengen ini, menurut Winarto, banyak suka dukanya.Baik dari segi keamanan maupun dari segi pengairannya.Karena letaknya jauh dari keramian, maka keamanan tanaman buah ini rentan kehilangan.Disamping itu untuk mengairinya butuh kerja keras dan keseriusan dalam mengelolanya. Jika hanya setengah-setengah, mungkin tidak akan berhasil.

Walau demikian, Winarto yang merupakan anak ke 4 dari 6 bersaudara ini mengaku sangat senang dengan pekerjaannya sekarang ini.Keinginan yang sangat kuat inilah yang mendorong semangatnya untuk bagaimana keberadaannya selaku petani Melon di daerah terpencil ini di akui Pemerintah.Sehingga dirinya berniat bahwa untuk panen perdananya nanti akan mengundang Bupati KLU.

Kondisi inilah yang membuat Winarto menghadap Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH beberapa waktu lalu, untuk mengutarakan maksudnya.

“Pada intinya, kami silaturahmi ke Bupati KLU beberapa waktu lalu itu, disamping ada rencana panen perdana mengundang Bupati, juga kami butuh bantuan pengadaan sumur bor sebagai alternative untuk mengairi lahan kami,”katanya.

Melon milik Winarto tersebut, hingga hari ini sudah berusia 55 hari, tinggal beberapa hari lagi panen. Namun keamanan tanaman buah yang memiliki prosfek menjanjikan di masa mendatang ini, rawan sekali. Buktinya, beberapa waktu lalu, ada sekitar 19 buah Melon hilang.Itulah sebabnya dirinya kepingin panen muda.

Terkait kondisi ini, Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH menyarankan agar sebelum panen tiba, keamanannya selalu di maksimalkan. Tidak hanya itu, Bupati juga menindak lanjutinya dengan memerintahkan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian KLU dan Pemerintah Kecamatan Kayangan untuk turun langsung melihat kondisi lokasi budidaya Melon tersebut.

Menindak lanjuti hal tersebut, Dinas Pertanian menurunkan Kabid.Pertanian Sabdi,SP, Pemerintah Kecamatan menurunkan Kasi Trantib dan Pemerintah Desa Selengen menurunkan Kaur Pemerintahan, turun langsung ke lokasi budidaya Melon milik Winarto tersebut,Kamis (19/04) lalu.

Kabid Pertanian KLU Sabdi,SP menyarankan agar selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi, jangan sampai terulang kembali.”Kehilangan 18 biji itu, jangan sampai terulang kembali, “sarannya.(Eko).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar