Sesait,(SK),-- Di
lingkungan masyarakat adat Sesait, cerita Cupak Gurantang di kenal
dengan sebutan Kayak. Cerita ini pun tidak sembarang cerita, melainkan
di sadur dari Kitab Takepan Lontar Kasmaran yang hingga kini tersimpan
di Kampu Sesait.
Menurut
budayawan asal Sesait Masidep,S.Pd mengatakan, sejak berdirinya pada
bulan Agustus 1958 silam, para tokoh penggagas sekaligus pemain seperti
Sauban dan dibantu Malon, Remait, Rekawi, Amaq Kelas, Gendek, Dranjang,
Ripen,Amaq Musti, Amak Israh serta Amaq Tami’in, keberadaan kesenian ini
terus eksis. Selain itu, tokoh yang tidak kalah penting ikut sebagai
pendukung kesenian tersebut diantaranya Puk Sardin,Puk Napinah,Puk Laku,
Puk Sumenep,Puk Satar, Puk Saharim, Aca, Amaq Amaq Lepak,Amaq
Jamiah,Amaq Aru, Amaq Siradi dan lainnya.
Dikatakan, kesenian Cupak gurantang
Pusaka Jati Sesait yang kini mulai bangkit tersebut mengalami puncak
kejayaan pada masa yang pertama yaitu ketika Sauban berperan sebagai
Gurantang dan Cupak diperankan oleh Saharim dan putri diperankan oleh
Kilo, yaitu dari sejak berdirinya tahun 1958 hingga awal tahun 1970-an.
Kemudian kesenian ini pun mengalami puncak kejayaannya pada masa
generasi kedua setelah Sauban yaitu pada zamannya Nasudin sebagai
Gurantang, Naskiah (adiknya) sebagai putri dan Amaq Satar sebagai Cupak
tahun 1972-1980-an. ”Kenapa kesenian ini mengalami puncak kejayaannya
berakhir hingga tahun 1980-an, karena Nasudin selaku pemeran utama
Gurantangnya kala itu mengabdi ke perbatasan NTT dan Timor Leste sebagai
alat Negara yaitu TNI AD,”jelas Masidep.
Namun diakui Masidep, ayah dari Nasudin yang dulunya berperan sebagai Gurantang dan pada generasi kedua hanya berperan sebagai peniup suling, walau pemeran utama gurantangnya tidak lagi berperan karena bertugas sebagai seorang TNI AD di perbatasan NTT dan Timor Leste, sehingga posisi gurantangnya di gantikan oleh adiknya Naskiah dan ketenarannya pun terus berlanjut hingga tahun 1985. Setelah tahun itu, ketenarannya sudah mulai redup karena sebagian pemain maupun sekaha pendukungnya ada yang wafat. Seperti Sauban, Amaq Satar, Amaq Ripen, Amaq Lepak, Amak Israh, Amak Kelas, Rekawi, Amak Deranjang dan lain sebagainya.Disamping itu ada beberapa perlatannya yang dijual dan ada pula yang lapuk di makan rayap karena saking lamanya tersimpan tidak pentas lagi.
Namun diakui Masidep, ayah dari Nasudin yang dulunya berperan sebagai Gurantang dan pada generasi kedua hanya berperan sebagai peniup suling, walau pemeran utama gurantangnya tidak lagi berperan karena bertugas sebagai seorang TNI AD di perbatasan NTT dan Timor Leste, sehingga posisi gurantangnya di gantikan oleh adiknya Naskiah dan ketenarannya pun terus berlanjut hingga tahun 1985. Setelah tahun itu, ketenarannya sudah mulai redup karena sebagian pemain maupun sekaha pendukungnya ada yang wafat. Seperti Sauban, Amaq Satar, Amaq Ripen, Amaq Lepak, Amak Israh, Amak Kelas, Rekawi, Amak Deranjang dan lain sebagainya.Disamping itu ada beberapa perlatannya yang dijual dan ada pula yang lapuk di makan rayap karena saking lamanya tersimpan tidak pentas lagi.
Bersyukurlah, setelah 35 tahun kemudian,
sekembalinya pemeran utama gurantang (Nasudin) dari rantauan pada awal
tahun 2013 lalu ke kampung halamannya di Dusun Lokok Sutrang Desa Sesait
KLU, maka seluruh pemain dan sekaha yang pernah mendukung kesenian
Cupak Gurantang pada masa lalu terutamna yang masih hidup di hubunginya
untuk bagaimana kesenian yang pernah jaya dimasanya dulu dibangkitkan
kembali. Ternyata upaya ini di dukung oleh seluruh keluarga para sekaha
dan pemain yang masih hidup.Sehingga mulailah Nasudin dibantu oleh
saudara-saudaranya seperti Masidep, Eko, Jhon, Jinul, Asrudin, Rangga
dan lainnya menyusun kekuatan dengan membentuk pengurus terlebih dahulu
baru kemudian menata keadaan anggota yang masih setia pada kesenian
leluhur ini.
Dalam rapat pertama yang digelarnya awal
Januari 2013 lalu, disepakati untuk membentuk Pengurus dan calon sekaha
serta para pemain yang masih hidup semuanya didata.Sebagai Ketua
Masidep,S.Pd, Sekretaris Zaenulhadi, S.Pd, Bendahara Eko Sekiadim,S.Sos
dan selaku Ketua Umum Serka (Purn) TNI AD Nasudin.Disamping pengurus
inti, terbetuk pula seksi-seksi diantaranya seksi sekaha, seksi pentas,
seksi Pewarah, seksi dokumentasi dan seksi transportasi.
Disamping kepengurusan yang sudah
terbentuk, maka disepakati pula sebagai tempat Sekreatriat kesenian ini
di Dusun Lokok Sutrang Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok
Utara Nusa Tenggara Barat.Jadual latihan pun disepakati setiap malam
Kamis dan jadual pentasnya setiap malam minggu di sekretariatnya Dusun
Lokok Sutrang.(Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar