Sesait,(SK),--
Berawal dari sebuah kampung kecil pada Pertengahan abad 15 M,
terbentuklah tatanan kehidupan masyarakat yang memegang teguh adat
istiadat dan budaya yang kental melegenda. Kearifan lokal yang terus
dipertahankan tersebut, sebelum kedatangan para wali penyebar Islam ke
gumi paer Sesait kala itu, masyarakat kampung tersebut sudah memiliki
keyakinan mempercayai adanya Tuhan, yaitu menganut keyakinan yang
disebut Islam Jelema Ireng (Wettu Telu), artinya ajaran Islam belum
sepenuhnya diterima (dalam hal Syariat). Namun dalam hal Ketauhidan,
masyarakat Sesait memiliki faham dan keyakinan yang sangat kuat.
Setelah kedatangan para Wali Allah (para penyebar Islam) yang
mengajarkan agama Islam kepada penduduk kampung tersebut, maka teranglah
pelaksanaan agama Islam di tempat itu.
Menurut Piagam Sesait yang di namakan
Kitab Muhtadi’, pada abad 15 M kala itu, Sesait dijadikan sebagai
Pusat Penyebaran Islam dan Pusat Pemerintahan Pertama yang
mencakup wilayah kekuasaan Sesait , karena berdasarkan atas keputusan
para wali di Jawa, bahwa wali yang pertama mengijakkan kakinya di
gumi Sasait adalah Kanjeng Syeh Said Saleh Pedaleman, berasal dari
Makkah Al-Mukarramah, dan Kanjeng Said Rahmad atau lebih dikenal oleh
masyarakat stempat dengan sebutan Bapuk Rahmad. Kedua wali tersebut
secara bersamaan datang ke kampung tersebut. Mereka berdua secara
bersama-sama menyebarkan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. Namun kedua wali penyebar Islam ini setelah tugas mereka dianggap
sudah berhasil, lalu mereka melanjutkan perjalanan ke daerah lain yaitu
ke tanah Jawa Dwipa. Tetapi kedua wali ini tidak begitu saja
meninggalkan daerah ini.Maka mereka sepakat siapa yang tetap tinggal dan
yang akan melanjutkan perjalanan.
Sejarah mencatat, bahwa yang tetap
tinggal di kampung tersebut adalah Kanjeng Syeh Said Saleh Pedaleman
dan beliau sebagai Mangku Gumi yang pertama di Kerajaan Sesait dengan
gelar Diah Kanjeng Pangeran Sangapati atau lebih dikenal dengan nama
Melsey Jaya. Kanjeng Syeh Said Saleh Pedaleman setelah ditinggal
rekannya Kanjeng Said Rahmad, tugas misi suci itu terus dilakukannya
hingga akhir hayatnya. Kanjeng Syeh Said Saleh Pedaleman inilah yang
menurunkan Demung-Demung Sesait. Setelah mangkat beliau dimakamkan di
hutan Pedewa Sesait sekitar 200 m kearah utara kampung Sesait sekarang
dan makam beliau masih terpelihara hingga saat ini.(Eko-Agus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar