Sesait,(SK),-- Di ceritakan Cupak bersama adiknya Gurantang kembali
ke gua dan raksasa pun berhasil dibunuh oleh Gurantang. Sang Putri berhasil di
selamatkan kembali. Namun setelah putri berhasil keluar dari dalam gua dengan
menggunakan tali laso, Gurantang tertinggal dalam gua, karena ketika giliran
Gurantang diangkat, tali laso terputus, karena memang sengaja di putuskan oleh
Cupak. Jadilah Gurantang seorang diri dalam gua, yang keberadaannya tidak
diketahui berapa lama tinggal di dalam gua yang gelap dan berbau amis itu.
Dalam takepan lontar kasmaran
tersebut di ceritakan, setelah raksasa berhasil di bunuh oleh Gurantang dan
sang putri juga berhasil di selamatkan, oleh Cupak kemudian mengajak sang putri
pulang kembali ke istana menghadap Prabu Daha (ayahanda sang putri) untuk menepati
janjinya. Dihadapan Prabu Daha Cupak pun menagih janji untuk segera di kawinkan
dengan putri Candra Wulan Sasih.
Setibanya di istana, Cupak diterima langsung oleh Prabu
Daha sendiri yang didampingi para pembesar kerajaan, termasuk kedua Mahapatih
Mangkubumi dan Mangkunegaran. Di hadapan Datu Daha dan para pembesar kerajaan
itu, Cupak kembali berpesan, jika ada orang yang kurus kerempeng yang datang
dan berkeliaran di luar istana dan mengaku dirinya gurantang adiknya, maka di
bunuh saja, itu musuh kerajaan, kata Cupak. Hal ini tiada lain adalah akal
licik Cupak supaya tidak ada penghalang baginya untuk dapat mempersunting putri
Datu Daha Candra Wulan Sasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar