Pemenang,(SK),--
 Berdasarkan UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah 
merupakan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang 
dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh 
pada tahapan pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Geladi Lapang yang melibatkan seluruh 
stackholder pengambil kebijakan, baik ditingkat Kabupaten Lombok Utara 
maupun di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, bersinergi sesuai dengan
 tugas dan peran masing-masing.
Refleksi geladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami yang diselenggarakan di Kecamatan Pemenang bil khusus di Gili Trawangan, Handoyo, selaku pihak yang mewakili Korem 162/WB Nusa Tenggara Barat menyatakan, kegiatan heboh yang menyedot perhatian dunia Internasional tersebut, diharapkan sebagai bahan evaluasi,koreksi dan masukan serta pembelajaran bagi seluruh stakeholder pengambil kebijakan di daerah ini dimasa mendatang.”Alhamdulillah, kita sudah bisa melaksanakan kegiatan ini dengan aman,”puji Handoyo.
Refleksi geladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami yang diselenggarakan di Kecamatan Pemenang bil khusus di Gili Trawangan, Handoyo, selaku pihak yang mewakili Korem 162/WB Nusa Tenggara Barat menyatakan, kegiatan heboh yang menyedot perhatian dunia Internasional tersebut, diharapkan sebagai bahan evaluasi,koreksi dan masukan serta pembelajaran bagi seluruh stakeholder pengambil kebijakan di daerah ini dimasa mendatang.”Alhamdulillah, kita sudah bisa melaksanakan kegiatan ini dengan aman,”puji Handoyo.
Rasa syukur ini tentunya akan dijadikan 
pelajaran untuk diambil hikmahnya dan menjadi pembelajaran yang positif 
bagia para pemegang kebijakan kedepan.Karena kegiatan yang baru pertama 
kali di gelar di NTB khususnya di KLU untuk menjaga segala kemungkinan 
terjadi bencana alam serupa,sehingga seluruh stakeholder pemegang 
kebijakan di daerah ini betul-betul siap ketika terjadi bencana alam 
gempa bumi berpotensi tsunami sungguhan.
”Saya yakin, diantara kita yang hadir 
disini untuk menyaksikan bagaimana stakeholder berkoordinasi dalam gladi
 lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Gili Trawangan Kecamatan 
Pemenang ini masih ada yang bingung,kita kerja apa,”katanya.
Sebagai gambaran tingkat keberhasilan 
pelaksanaan gladi lapang ini,Handoyo memaparkan secara sepintas yang 
telah dilaksanakan sejak persiapan sebelum gladi lapang ini digelar. 
Dimana persiapan pendahuluan sudah dilakukannya beberapa hari  
sebelumnya dengan melibatkan para pelaku, baik sebagai pemeran 
korban,petugas penyelamat,tenaga medis, siapa yang harus mengangkat 
korban dan mengevakuasinya dari gili trawangan menuju bangsal dan siapa 
yang melanjutkan ke posko penanganan selanjutnya.Termasuk bagaimana bala
 bantuan berdatangan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait, 
baik yang ada di tingkat Kabupaten maupun yang ada ditingkat 
Provinsi.Semuanya itu,kata Handoyo, sudah dikondisikan sebelumnya.”Jadi 
inilah yang kami persiapkan pada saat gladi awal,bukan gladi lapang yang
 hari ini pelaksanaan prakteknya,”tandasnya.
Sepintas Handoyo menjelaskan kronologi 
yang dilaksanakannya dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di
 Gili Trawangan Kecamatan Pemenang KLU ini. Dimana dalam gladi ini 
diperkirakan telah terjadi gempa bumi yang berkekuatan 7,5 SR dengan 
kedalaman 25 km yang berpusat di 115”,58 20,005’ BT, 8”11’55,436’ LS 
atau 16,8 km sebelah utara Gili Trawangan sekitar pukul 09,15 Wita yang 
dirasakan oleh masyarakat NTB, yang memungkinkan terjadinya tsunami.
Dari Badan BMKG akan menginformasikan 
secara menyeluruh dan berantai.”Kami yang berada di aparatur 
Pemerintah,HP-HP yang telah teridentifikasi mendapatkan informasi 
tersebut, baru dari Bapak Gubernur NTB atau secara hirarki dari Kepala 
Desa lapor ke Camat,kemudian Camat lapor ke Bupati dan Bupati lapor ke 
Gubernur, bahwa telah terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami di 
daerah kita ini (Gili Trawangan),”terang Handoyo.
Dari sini kemudian ditentukan bahwa di daerah tersebut perlu ada penanganan tanggap darurat. Selanjutnya seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten maupun yang ada di Provinsi sudah membentuk cluster-cluster yang sudah ditentukan organisasinya.Secara otomatis aparat Pemerintah Sipil,TNI/POLRI dan organisasi masyarakat lainnya yang sudah terbentuk menggabungkan diri untuk siap melakukan penanganan.Setelah itu ada petunjuk telah diberlakukan tanggap darurat sehingga seluruh komponen yang telah terbentuk dan menggabungkan diri tersebut, siap berangkat menuju lokasi tanggap darurat untuk melaksanakan penanganan.
Dari sini kemudian ditentukan bahwa di daerah tersebut perlu ada penanganan tanggap darurat. Selanjutnya seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten maupun yang ada di Provinsi sudah membentuk cluster-cluster yang sudah ditentukan organisasinya.Secara otomatis aparat Pemerintah Sipil,TNI/POLRI dan organisasi masyarakat lainnya yang sudah terbentuk menggabungkan diri untuk siap melakukan penanganan.Setelah itu ada petunjuk telah diberlakukan tanggap darurat sehingga seluruh komponen yang telah terbentuk dan menggabungkan diri tersebut, siap berangkat menuju lokasi tanggap darurat untuk melaksanakan penanganan.
Setelah sampai dilokasi tanggap daruat, 
maka cluster-cluster dan organisasi masyarakat lainnya itu dibagi 
menjadi dua bagian, bagian pertama bertugas mendirikan tenda 
cluster-cluster dan bagian kedua cluster sesuai tugas berangkat menuju 
lokasi penanganan.Jika ada korban, diangkat,di evakuasi dan dibawa ke 
Posko untuk mendapatkan penanganan medis selanjutnya.
Baru aparat daerah ditingkat desa 
seperti Babinsa, Babinkamtib menghimbau masyarakat untuk berkumpul di 
satu titik untuk kemudian di evakuasi ke tempat aman.Bagi mereka yang 
masih hidup perlu diamankan dan bagi yang sudah meninggal ada tim 
evakuasi yang berangkat membawa ke tempat evakuasi medis.”Inilah 
gambaran awal sebelum dilaksanakannya gladi lapang.Hingga disini belum 
terlihat dan tergambar kegiatan itu, sehingga perlu digelar gladi 
lapang,”terang Handoyo.
Tetapi, kata Perwira Menengah di jajaran
 Korem 162/Wb ini mengatakan, setelah seluruh tim yang tergabung dalam 
cluster-cluster melaksanakan sesuai dengan tufoksinya saat gladi awal 
dan sudah dilaksanakan gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami 
sesungguhnya pada hari Sabtu (08/12/2012) itu, baru tergambar sedikit. 
”Tidak apa-apa,”katanya.
Diakuinya, memang dari sini pihaknya 
bersama seluruh stakeholder yang terlibat dalam dalam gladi tersebut 
mulai belajar, mulai koordinasi dan dari sini pula mulai bagaimana 
memberikan pemahaman  kepada seluruh aparatur daerah termasuk dinas 
instansi terkait untuk membangun koordinasi  dan memberikan pemahaman 
kepada masyarakat bahwa seperti itulah gambaran sedikit bagaimana upaya 
penanganan dari petugas, termasuk para relawan dari masyarakat bergabung
 untuk menangani terhadap para korban dilapangan terkait dengan 
terjadinya bencana alam sesungguhnya.
Yang lebih penting dari tujuan digelarnya gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami ini adalah keinginan dari para pemegang kebijakan di daerah ini dapat memberikan pemahaman terhadap para wisatawan bahwa daerah NTB umumnya dan daerah KLU khususnya ini aman untuk di kunjungi.
Yang lebih penting dari tujuan digelarnya gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami ini adalah keinginan dari para pemegang kebijakan di daerah ini dapat memberikan pemahaman terhadap para wisatawan bahwa daerah NTB umumnya dan daerah KLU khususnya ini aman untuk di kunjungi.
“Hari ini sudah kita laksanakan,terima 
kasih atas kerjasama dan koordinasinya, karena masih banyak hal yang 
harus kita belajar, tetapi minimal hari ini kita dapat sentuhan dari 
Pemerintah mulai dari pelaksanaan gladi lapang kali ini.Hal ini menjadi 
kesempatan bagi KLU untuk memberi pembelajaran dan bisa melakukan 
memberikan pemahaman antar instansi, antar bagian untuk membangun 
kerjasama,”urai Handoyo.
“Setidaknya hari ini kita memulai untuk 
siap menanggulangi bencana dan kita sama-sama berdo’a dan Insya Allah di
 tempat kita ini tidak ada bencana,”ajak Handoyo kepada seluruh tim yang
 terlibat dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Kecamatan 
Pemenang KLU.
Kepala BPBD Provinsi NTB Husnudin Al 
Rasyid dalam sambutannya sesaat sebelum menutup secara resmi gladi 
lapang gempa bumi berpotensi tsunami tersebut mengatakan, Alhamdulillah 
kegiatan yang sudah di gelar sejak pagi hingga siang ini patut di acungi
 jempol, karena tidak ada satupun yang tidak terlibat dalam gladi 
ini.Apalagi katanya, anggota masyarakat yang memposisikan diri sebagai 
korban, itu luar biasa.Ini adalah yang pertamakali digelar di KLU selama
 pisah dengan Lombok Barat.
Dikatakan, lambang segi tiga biru yang 
merupakan lambang BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memiliki 
arti yang luar biasa.Segitiga sudut puncak melambangkan Pemerintah, 
sudut kiri adalah masyarakat dan sudut kanan bawah adalah lembaga dunia 
usaha.Semua itu pada waktu gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami 
tersebut berperan.
Wabil khusus, Husnudin menyampaikan 
ucapan terima kasih kepada masyarakat yang terlibat langsung 
memposisikan diri sebagai pemeran korban.”Ini luar biasa, kami sampai 
merinding melihat ekspresi wajah betul-betul nyata seperti kejadian yang
 sesungguhnya, ”puji Husnudin, sambil menyatakan andaikata ada sutradara
 pembuat film, tentu mereka ini bisa masuk sebagai pemeran utama, 
pembantu maupun figuran.
Husnudin juga memuji atas kerja sama 
semua pihak yang terlibat dalam gladi lapang tersebut yang sejak pagi 
hingga siang itu patut di acungi jempol.Karena tidak ada satupun yang 
tidak terlibat.Ini adalah yang pertama kali dilakukan di Lombok Utara 
selama Kabupaten ini ada.”Mudah-mudahan pada tahun 2013 mendatang 
kegiatan serupa akan di gelar di Pulau Sumbawa, khususnya di Kabupaten 
Sumbawa Barat.
Alhamdulillah, kegiatan gladi lapang 
gempa bumi berpotensi tsunami diwilayah Tioq Tata Tunaq ini, semua 
stakeholder yang terlibat telah bekerja sama denganh baik, sehingga 
kegiatan yang menyedot perhatian dunia Internasional ini bisa dikatakan 
berhasil. Buktinya, dalam simulasi tersebut dihadiri langsung dari 
perwakilan Negara Amerika Serikat.Ini menunjukkan bahwa perhatian dunia 
Internasional terhadap keberadaan Gili Trawangan tersebut sudah 
mendunia.Karena antara Pemerintah,masyarakat dan dunia usaha telah 
melakukan koordinasi, tugas dan fungsinya dengan baik.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, satu 
hal yang sangat penting adalah sudah tercipta silaturrahim diantara 
seluruh stakeholder pengambil kebijakan dalam kegiatan yang berdasarkan 
arahan Presiden RI tentang Penanggulangan Bencana dilaksanakan di 
KLU.”Insya Allah apa yang telah kita lakukan pada hari ini akan tercatat
 sebagai amal baik kita masing-masing,”tutup Husnudin.(Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar