Pemenang,(SK),--
Berdasarkan UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah
merupakan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh
pada tahapan pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Dalam
rangka meningkatkan pemahaman tentang peranan, fungsi dan tugas pokok
serta prosedur yang dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana, maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara melalui Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Provinsi NTB,Sabtu (08/12/2012) menggelar Geladi Lapang
Gempa Bumi Berpotensi Tsunami di Kecamatan Pemenang, dinilai berhasil.
Geladi Lapang yang melibatkan seluruh
stackholder pengambil kebijakan, baik ditingkat Kabupaten Lombok Utara
maupun di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, bersinergi sesuai dengan
tugas dan peran masing-masing.
Refleksi geladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami yang diselenggarakan di Kecamatan Pemenang bil khusus di Gili Trawangan, Handoyo, selaku pihak yang mewakili Korem 162/WB Nusa Tenggara Barat menyatakan, kegiatan heboh yang menyedot perhatian dunia Internasional tersebut, diharapkan sebagai bahan evaluasi,koreksi dan masukan serta pembelajaran bagi seluruh stakeholder pengambil kebijakan di daerah ini dimasa mendatang.”Alhamdulillah, kita sudah bisa melaksanakan kegiatan ini dengan aman,”puji Handoyo.
Refleksi geladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami yang diselenggarakan di Kecamatan Pemenang bil khusus di Gili Trawangan, Handoyo, selaku pihak yang mewakili Korem 162/WB Nusa Tenggara Barat menyatakan, kegiatan heboh yang menyedot perhatian dunia Internasional tersebut, diharapkan sebagai bahan evaluasi,koreksi dan masukan serta pembelajaran bagi seluruh stakeholder pengambil kebijakan di daerah ini dimasa mendatang.”Alhamdulillah, kita sudah bisa melaksanakan kegiatan ini dengan aman,”puji Handoyo.
Rasa syukur ini tentunya akan dijadikan
pelajaran untuk diambil hikmahnya dan menjadi pembelajaran yang positif
bagia para pemegang kebijakan kedepan.Karena kegiatan yang baru pertama
kali di gelar di NTB khususnya di KLU untuk menjaga segala kemungkinan
terjadi bencana alam serupa,sehingga seluruh stakeholder pemegang
kebijakan di daerah ini betul-betul siap ketika terjadi bencana alam
gempa bumi berpotensi tsunami sungguhan.
”Saya yakin, diantara kita yang hadir
disini untuk menyaksikan bagaimana stakeholder berkoordinasi dalam gladi
lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Gili Trawangan Kecamatan
Pemenang ini masih ada yang bingung,kita kerja apa,”katanya.
Sebagai gambaran tingkat keberhasilan
pelaksanaan gladi lapang ini,Handoyo memaparkan secara sepintas yang
telah dilaksanakan sejak persiapan sebelum gladi lapang ini digelar.
Dimana persiapan pendahuluan sudah dilakukannya beberapa hari
sebelumnya dengan melibatkan para pelaku, baik sebagai pemeran
korban,petugas penyelamat,tenaga medis, siapa yang harus mengangkat
korban dan mengevakuasinya dari gili trawangan menuju bangsal dan siapa
yang melanjutkan ke posko penanganan selanjutnya.Termasuk bagaimana bala
bantuan berdatangan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait,
baik yang ada di tingkat Kabupaten maupun yang ada ditingkat
Provinsi.Semuanya itu,kata Handoyo, sudah dikondisikan sebelumnya.”Jadi
inilah yang kami persiapkan pada saat gladi awal,bukan gladi lapang yang
hari ini pelaksanaan prakteknya,”tandasnya.
Sepintas Handoyo menjelaskan kronologi
yang dilaksanakannya dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di
Gili Trawangan Kecamatan Pemenang KLU ini. Dimana dalam gladi ini
diperkirakan telah terjadi gempa bumi yang berkekuatan 7,5 SR dengan
kedalaman 25 km yang berpusat di 115”,58 20,005’ BT, 8”11’55,436’ LS
atau 16,8 km sebelah utara Gili Trawangan sekitar pukul 09,15 Wita yang
dirasakan oleh masyarakat NTB, yang memungkinkan terjadinya tsunami.
Dari Badan BMKG akan menginformasikan
secara menyeluruh dan berantai.”Kami yang berada di aparatur
Pemerintah,HP-HP yang telah teridentifikasi mendapatkan informasi
tersebut, baru dari Bapak Gubernur NTB atau secara hirarki dari Kepala
Desa lapor ke Camat,kemudian Camat lapor ke Bupati dan Bupati lapor ke
Gubernur, bahwa telah terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami di
daerah kita ini (Gili Trawangan),”terang Handoyo.
Dari sini kemudian ditentukan bahwa di daerah tersebut perlu ada penanganan tanggap darurat. Selanjutnya seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten maupun yang ada di Provinsi sudah membentuk cluster-cluster yang sudah ditentukan organisasinya.Secara otomatis aparat Pemerintah Sipil,TNI/POLRI dan organisasi masyarakat lainnya yang sudah terbentuk menggabungkan diri untuk siap melakukan penanganan.Setelah itu ada petunjuk telah diberlakukan tanggap darurat sehingga seluruh komponen yang telah terbentuk dan menggabungkan diri tersebut, siap berangkat menuju lokasi tanggap darurat untuk melaksanakan penanganan.
Dari sini kemudian ditentukan bahwa di daerah tersebut perlu ada penanganan tanggap darurat. Selanjutnya seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten maupun yang ada di Provinsi sudah membentuk cluster-cluster yang sudah ditentukan organisasinya.Secara otomatis aparat Pemerintah Sipil,TNI/POLRI dan organisasi masyarakat lainnya yang sudah terbentuk menggabungkan diri untuk siap melakukan penanganan.Setelah itu ada petunjuk telah diberlakukan tanggap darurat sehingga seluruh komponen yang telah terbentuk dan menggabungkan diri tersebut, siap berangkat menuju lokasi tanggap darurat untuk melaksanakan penanganan.
Setelah sampai dilokasi tanggap daruat,
maka cluster-cluster dan organisasi masyarakat lainnya itu dibagi
menjadi dua bagian, bagian pertama bertugas mendirikan tenda
cluster-cluster dan bagian kedua cluster sesuai tugas berangkat menuju
lokasi penanganan.Jika ada korban, diangkat,di evakuasi dan dibawa ke
Posko untuk mendapatkan penanganan medis selanjutnya.
Baru aparat daerah ditingkat desa
seperti Babinsa, Babinkamtib menghimbau masyarakat untuk berkumpul di
satu titik untuk kemudian di evakuasi ke tempat aman.Bagi mereka yang
masih hidup perlu diamankan dan bagi yang sudah meninggal ada tim
evakuasi yang berangkat membawa ke tempat evakuasi medis.”Inilah
gambaran awal sebelum dilaksanakannya gladi lapang.Hingga disini belum
terlihat dan tergambar kegiatan itu, sehingga perlu digelar gladi
lapang,”terang Handoyo.
Tetapi, kata Perwira Menengah di jajaran
Korem 162/Wb ini mengatakan, setelah seluruh tim yang tergabung dalam
cluster-cluster melaksanakan sesuai dengan tufoksinya saat gladi awal
dan sudah dilaksanakan gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami
sesungguhnya pada hari Sabtu (08/12/2012) itu, baru tergambar sedikit.
”Tidak apa-apa,”katanya.
Diakuinya, memang dari sini pihaknya
bersama seluruh stakeholder yang terlibat dalam dalam gladi tersebut
mulai belajar, mulai koordinasi dan dari sini pula mulai bagaimana
memberikan pemahaman kepada seluruh aparatur daerah termasuk dinas
instansi terkait untuk membangun koordinasi dan memberikan pemahaman
kepada masyarakat bahwa seperti itulah gambaran sedikit bagaimana upaya
penanganan dari petugas, termasuk para relawan dari masyarakat bergabung
untuk menangani terhadap para korban dilapangan terkait dengan
terjadinya bencana alam sesungguhnya.
Yang lebih penting dari tujuan digelarnya gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami ini adalah keinginan dari para pemegang kebijakan di daerah ini dapat memberikan pemahaman terhadap para wisatawan bahwa daerah NTB umumnya dan daerah KLU khususnya ini aman untuk di kunjungi.
Yang lebih penting dari tujuan digelarnya gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami ini adalah keinginan dari para pemegang kebijakan di daerah ini dapat memberikan pemahaman terhadap para wisatawan bahwa daerah NTB umumnya dan daerah KLU khususnya ini aman untuk di kunjungi.
“Hari ini sudah kita laksanakan,terima
kasih atas kerjasama dan koordinasinya, karena masih banyak hal yang
harus kita belajar, tetapi minimal hari ini kita dapat sentuhan dari
Pemerintah mulai dari pelaksanaan gladi lapang kali ini.Hal ini menjadi
kesempatan bagi KLU untuk memberi pembelajaran dan bisa melakukan
memberikan pemahaman antar instansi, antar bagian untuk membangun
kerjasama,”urai Handoyo.
“Setidaknya hari ini kita memulai untuk
siap menanggulangi bencana dan kita sama-sama berdo’a dan Insya Allah di
tempat kita ini tidak ada bencana,”ajak Handoyo kepada seluruh tim yang
terlibat dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Kecamatan
Pemenang KLU.
Kepala BPBD Provinsi NTB Husnudin Al
Rasyid dalam sambutannya sesaat sebelum menutup secara resmi gladi
lapang gempa bumi berpotensi tsunami tersebut mengatakan, Alhamdulillah
kegiatan yang sudah di gelar sejak pagi hingga siang ini patut di acungi
jempol, karena tidak ada satupun yang tidak terlibat dalam gladi
ini.Apalagi katanya, anggota masyarakat yang memposisikan diri sebagai
korban, itu luar biasa.Ini adalah yang pertamakali digelar di KLU selama
pisah dengan Lombok Barat.
Dikatakan, lambang segi tiga biru yang
merupakan lambang BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memiliki
arti yang luar biasa.Segitiga sudut puncak melambangkan Pemerintah,
sudut kiri adalah masyarakat dan sudut kanan bawah adalah lembaga dunia
usaha.Semua itu pada waktu gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami
tersebut berperan.
Wabil khusus, Husnudin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada masyarakat yang terlibat langsung
memposisikan diri sebagai pemeran korban.”Ini luar biasa, kami sampai
merinding melihat ekspresi wajah betul-betul nyata seperti kejadian yang
sesungguhnya, ”puji Husnudin, sambil menyatakan andaikata ada sutradara
pembuat film, tentu mereka ini bisa masuk sebagai pemeran utama,
pembantu maupun figuran.
Husnudin juga memuji atas kerja sama
semua pihak yang terlibat dalam gladi lapang tersebut yang sejak pagi
hingga siang itu patut di acungi jempol.Karena tidak ada satupun yang
tidak terlibat.Ini adalah yang pertama kali dilakukan di Lombok Utara
selama Kabupaten ini ada.”Mudah-mudahan pada tahun 2013 mendatang
kegiatan serupa akan di gelar di Pulau Sumbawa, khususnya di Kabupaten
Sumbawa Barat.
Alhamdulillah, kegiatan gladi lapang
gempa bumi berpotensi tsunami diwilayah Tioq Tata Tunaq ini, semua
stakeholder yang terlibat telah bekerja sama denganh baik, sehingga
kegiatan yang menyedot perhatian dunia Internasional ini bisa dikatakan
berhasil. Buktinya, dalam simulasi tersebut dihadiri langsung dari
perwakilan Negara Amerika Serikat.Ini menunjukkan bahwa perhatian dunia
Internasional terhadap keberadaan Gili Trawangan tersebut sudah
mendunia.Karena antara Pemerintah,masyarakat dan dunia usaha telah
melakukan koordinasi, tugas dan fungsinya dengan baik.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, satu
hal yang sangat penting adalah sudah tercipta silaturrahim diantara
seluruh stakeholder pengambil kebijakan dalam kegiatan yang berdasarkan
arahan Presiden RI tentang Penanggulangan Bencana dilaksanakan di
KLU.”Insya Allah apa yang telah kita lakukan pada hari ini akan tercatat
sebagai amal baik kita masing-masing,”tutup Husnudin.(Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar