Selasa, 11 Desember 2012

Gelar Geladi Lapang Gempa Bumi Berpotensi Tsunami KLU, Dinilai Berhasil

Pemenang,(SK),-- Berdasarkan UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah merupakan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh pada tahapan pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang peranan, fungsi dan tugas pokok serta prosedur yang dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi NTB,Sabtu (08/12/2012) menggelar Geladi Lapang Gempa Bumi Berpotensi Tsunami di Kecamatan Pemenang, dinilai berhasil.

Geladi Lapang yang melibatkan seluruh stackholder pengambil kebijakan, baik ditingkat Kabupaten Lombok Utara maupun di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, bersinergi sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.

Refleksi geladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami yang diselenggarakan di Kecamatan Pemenang bil khusus di Gili Trawangan, Handoyo, selaku pihak yang mewakili Korem 162/WB Nusa Tenggara Barat menyatakan, kegiatan heboh yang menyedot perhatian dunia Internasional tersebut, diharapkan sebagai bahan evaluasi,koreksi dan masukan serta pembelajaran bagi seluruh stakeholder pengambil kebijakan di daerah ini dimasa mendatang.”Alhamdulillah, kita sudah bisa melaksanakan kegiatan ini dengan aman,”puji Handoyo.

Rasa syukur ini tentunya akan dijadikan pelajaran untuk diambil hikmahnya dan menjadi pembelajaran yang positif bagia para pemegang kebijakan kedepan.Karena kegiatan yang baru pertama kali di gelar di NTB khususnya di KLU untuk menjaga segala kemungkinan terjadi bencana alam serupa,sehingga seluruh stakeholder pemegang kebijakan di daerah ini betul-betul siap ketika terjadi bencana alam gempa bumi berpotensi tsunami sungguhan.

”Saya yakin, diantara kita yang hadir disini untuk menyaksikan bagaimana stakeholder berkoordinasi dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Gili Trawangan Kecamatan Pemenang ini masih ada yang bingung,kita kerja apa,”katanya.

Sebagai gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan gladi lapang ini,Handoyo memaparkan secara sepintas yang telah dilaksanakan sejak persiapan sebelum gladi lapang ini digelar. Dimana persiapan pendahuluan sudah dilakukannya beberapa hari sebelumnya dengan melibatkan para pelaku, baik sebagai pemeran korban,petugas penyelamat,tenaga medis, siapa yang harus mengangkat korban dan mengevakuasinya dari gili trawangan menuju bangsal dan siapa yang melanjutkan ke posko penanganan selanjutnya.Termasuk bagaimana bala bantuan berdatangan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait, baik yang ada di tingkat Kabupaten maupun yang ada ditingkat Provinsi.Semuanya itu,kata Handoyo, sudah dikondisikan sebelumnya.”Jadi inilah yang kami persiapkan pada saat gladi awal,bukan gladi lapang yang hari ini pelaksanaan prakteknya,”tandasnya.

Sepintas Handoyo menjelaskan kronologi yang dilaksanakannya dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Gili Trawangan Kecamatan Pemenang KLU ini. Dimana dalam gladi ini diperkirakan telah terjadi gempa bumi yang berkekuatan 7,5 SR dengan kedalaman 25 km yang berpusat di 115”,58 20,005’ BT, 8”11’55,436’ LS atau 16,8 km sebelah utara Gili Trawangan sekitar pukul 09,15 Wita yang dirasakan oleh masyarakat NTB, yang memungkinkan terjadinya tsunami.

Dari Badan BMKG akan menginformasikan secara menyeluruh dan berantai.”Kami yang berada di aparatur Pemerintah,HP-HP yang telah teridentifikasi mendapatkan informasi tersebut, baru dari Bapak Gubernur NTB atau secara hirarki dari Kepala Desa lapor ke Camat,kemudian Camat lapor ke Bupati dan Bupati lapor ke Gubernur, bahwa telah terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami di daerah kita ini (Gili Trawangan),”terang Handoyo.

Dari sini kemudian ditentukan bahwa di daerah tersebut perlu ada penanganan tanggap darurat. Selanjutnya seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten maupun yang ada di Provinsi sudah membentuk cluster-cluster yang sudah ditentukan organisasinya.Secara otomatis aparat Pemerintah Sipil,TNI/POLRI dan organisasi masyarakat lainnya yang sudah terbentuk menggabungkan diri untuk siap melakukan penanganan.Setelah itu ada petunjuk telah diberlakukan tanggap darurat sehingga seluruh komponen yang telah terbentuk dan menggabungkan diri tersebut, siap berangkat menuju lokasi tanggap darurat untuk melaksanakan penanganan.

Setelah sampai dilokasi tanggap daruat, maka cluster-cluster dan organisasi masyarakat lainnya itu dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama bertugas mendirikan tenda cluster-cluster dan bagian kedua cluster sesuai tugas berangkat menuju lokasi penanganan.Jika ada korban, diangkat,di evakuasi dan dibawa ke Posko untuk mendapatkan penanganan medis selanjutnya.

Baru aparat daerah ditingkat desa seperti Babinsa, Babinkamtib menghimbau masyarakat untuk berkumpul di satu titik untuk kemudian di evakuasi ke tempat aman.Bagi mereka yang masih hidup perlu diamankan dan bagi yang sudah meninggal ada tim evakuasi yang berangkat membawa ke tempat evakuasi medis.”Inilah gambaran awal sebelum dilaksanakannya gladi lapang.Hingga disini belum terlihat dan tergambar kegiatan itu, sehingga perlu digelar gladi lapang,”terang Handoyo.

Tetapi, kata Perwira Menengah di jajaran Korem 162/Wb ini mengatakan, setelah seluruh tim yang tergabung dalam cluster-cluster melaksanakan sesuai dengan tufoksinya saat gladi awal dan sudah dilaksanakan gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami sesungguhnya pada hari Sabtu (08/12/2012) itu, baru tergambar sedikit. ”Tidak apa-apa,”katanya.

Diakuinya, memang dari sini pihaknya bersama seluruh stakeholder yang terlibat dalam dalam gladi tersebut mulai belajar, mulai koordinasi dan dari sini pula mulai bagaimana memberikan pemahaman kepada seluruh aparatur daerah termasuk dinas instansi terkait untuk membangun koordinasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa seperti itulah gambaran sedikit bagaimana upaya penanganan dari petugas, termasuk para relawan dari masyarakat bergabung untuk menangani terhadap para korban dilapangan terkait dengan terjadinya bencana alam sesungguhnya.

Yang lebih penting dari tujuan digelarnya gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami ini adalah keinginan dari para pemegang kebijakan di daerah ini dapat memberikan pemahaman terhadap para wisatawan bahwa daerah NTB umumnya dan daerah KLU khususnya ini aman untuk di kunjungi.

“Hari ini sudah kita laksanakan,terima kasih atas kerjasama dan koordinasinya, karena masih banyak hal yang harus kita belajar, tetapi minimal hari ini kita dapat sentuhan dari Pemerintah mulai dari pelaksanaan gladi lapang kali ini.Hal ini menjadi kesempatan bagi KLU untuk memberi pembelajaran dan bisa melakukan memberikan pemahaman antar instansi, antar bagian untuk membangun kerjasama,”urai Handoyo.

“Setidaknya hari ini kita memulai untuk siap menanggulangi bencana dan kita sama-sama berdo’a dan Insya Allah di tempat kita ini tidak ada bencana,”ajak Handoyo kepada seluruh tim yang terlibat dalam gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Kecamatan Pemenang KLU.

Kepala BPBD Provinsi NTB Husnudin Al Rasyid dalam sambutannya sesaat sebelum menutup secara resmi gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami tersebut mengatakan, Alhamdulillah kegiatan yang sudah di gelar sejak pagi hingga siang ini patut di acungi jempol, karena tidak ada satupun yang tidak terlibat dalam gladi ini.Apalagi katanya, anggota masyarakat yang memposisikan diri sebagai korban, itu luar biasa.Ini adalah yang pertamakali digelar di KLU selama pisah dengan Lombok Barat.

Dikatakan, lambang segi tiga biru yang merupakan lambang BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memiliki arti yang luar biasa.Segitiga sudut puncak melambangkan Pemerintah, sudut kiri adalah masyarakat dan sudut kanan bawah adalah lembaga dunia usaha.Semua itu pada waktu gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami tersebut berperan.

Wabil khusus, Husnudin menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat yang terlibat langsung memposisikan diri sebagai pemeran korban.”Ini luar biasa, kami sampai merinding melihat ekspresi wajah betul-betul nyata seperti kejadian yang sesungguhnya, ”puji Husnudin, sambil menyatakan andaikata ada sutradara pembuat film, tentu mereka ini bisa masuk sebagai pemeran utama, pembantu maupun figuran.

Husnudin juga memuji atas kerja sama semua pihak yang terlibat dalam gladi lapang tersebut yang sejak pagi hingga siang itu patut di acungi jempol.Karena tidak ada satupun yang tidak terlibat.Ini adalah yang pertama kali dilakukan di Lombok Utara selama Kabupaten ini ada.”Mudah-mudahan pada tahun 2013 mendatang kegiatan serupa akan di gelar di Pulau Sumbawa, khususnya di Kabupaten Sumbawa Barat.

Alhamdulillah, kegiatan gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami diwilayah Tioq Tata Tunaq ini, semua stakeholder yang terlibat telah bekerja sama denganh baik, sehingga kegiatan yang menyedot perhatian dunia Internasional ini bisa dikatakan berhasil. Buktinya, dalam simulasi tersebut dihadiri langsung dari perwakilan Negara Amerika Serikat.Ini menunjukkan bahwa perhatian dunia Internasional terhadap keberadaan Gili Trawangan tersebut sudah mendunia.Karena antara Pemerintah,masyarakat dan dunia usaha telah melakukan koordinasi, tugas dan fungsinya dengan baik.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, satu hal yang sangat penting adalah sudah tercipta silaturrahim diantara seluruh stakeholder pengambil kebijakan dalam kegiatan yang berdasarkan arahan Presiden RI tentang Penanggulangan Bencana dilaksanakan di KLU.”Insya Allah apa yang telah kita lakukan pada hari ini akan tercatat sebagai amal baik kita masing-masing,”tutup Husnudin.(Eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar