Senin, 01 Oktober 2012

Siswa SDN 2 Kayangan, Peraih Medali Perak Lomba MIPA Tingkat Nasional

Kayangan,(SK),-- SDN 2 Kayangan Kecamatan Kayangan KLU pada tahun 2012 ini bertambah lagi perbendaharaan koleksi prestasi yang diraihnya.

Tidak tanggung-tanggung prestasi yang diraih sekolah ini patut diperhitungkan. Pasalnya, pada tanggal 5 – 9 September 2012 lalu, salah seorang siswanya Solana Dwijati Astika yang saat ini sedang duduk di kelas VI SD 2 Kayangan, di percaya mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Nasional bidang IPA.
Atas prestasi yang diraih Solana Dwijati Astika, tentu membanggakan bagi sekolahnya, masyarakat KLU dan orang tuanya, kendati dalam lomba ini kurang mendapatkan perhatian khusus dari Dikbudpora KLU.

Kepala Sekolah SDN 2 Kayangan Subagia,AP.S.Pd menyatakan, selama masa persiapan untuk mengikuti lomba OSN di Jakarta, pihaknya bersama orang tua Solana terus berupaya memberikan bimbingan.Dari pihak Dikbudpora KLU tidak ada bantuan atau perhatian khusus pada persiapan tersebut.

“Apalah artinya mengagung-agungkan daerah ini banyak prestasi yang di raih, namun tidak ada perhatian khusus terhadap yang berprestasi,terutama kepada siswa kita Solana yang mengharumkan nama baik KLU dalam lomba Olimpiade Sains IPA tingkat Nasional dan peraih medali perak ini, ”katanya.

Dikatakan, walau tidak ada perhatian khusus yang diberikan pihak Dikbudpora KLU dalam hal ini, pihak sekolah bersama orang tua Solana Dwijati Astika, terus memberikan pelatihan dan bimbingan seadanya.Upaya tersebut di wujudkan dengan mencari guru pembimbing sendiri, sehingga salah seorang guru Fisika SMA Negeri 1 Kayangan Sahlam,S.Pd siap membimbingnya.

Walau persiapannya agak singkat, dengan modal percaya diri, Solana berangkat ke Jakarta bersama salah seorang pembimbingnya dari Unram. Dengan di dampingi orang tuanya ini, Solana berkeyakinan dan bertekad besar meraih prestasi.Namun sebelum berangkat ke Jakarta,Solana dengan di damping Kepala Sekolahnya Ketut Subagia menghadap Bupati KLU dan Bupati memberikan bekal uang saku 3 juta rupiah.
Dengan bekal inilah, Solana akhirnya bisa ke Jakarta mengikuti lomba Olimpiade Sains IPA, dimana bersama rekannya dari Kota Mataram dalam lomba tersebut mengambil bidang masa jenis kelereng dan buah bekel dalam bidang pelajaran Fisika.Namun Solana bersama temannya tersebut ketika mengerjakan soal teori II yang juga cukup sulit dan harus dikerjakannya secara kolektif, membuatnya kehabisan waktu.”Sayang dalam mengerjakan soal teori II kehabisan waktu sehingga hasilnya tidak maksimal,”kata Solana.

Menurut Solana, dalam lomba olimpiade Sains IPA tingkat Nasional tersebut, dirinya berlomba bersama 198 peserta lain dari seluruh Indonesia yang di bagi menjadi dua bagian, 99 orang di bidang IPA dan 99 orang dibidang Matematika.Sehingga dalam lomba ini NTB bisa meraih prestasi dan membawa 4 medali, yaitu 2 medali perak dan 2 medali perunggu.

Dikatakannya, dirinya dalam lomba tersebut memilih bidang Fisika yaitu tentang massa jenis kelereng, sedangkan temannya dari Kota Mataram memilih bidang yang sama dengannya meneliti massa jenis buah bekel.Hasilnya, keduanya berhasil keluar sebagai juara II tingkat Nasional dan mendapatkan medali perak.Sementara temannya yang berasal dari Sumbawa mengikuti bidang Matematika dan berhasil sebagai juara ke III dan membawa medali perunggu.

Peserta yang dianggap paling berat menurut Solana berasal dari Jawa Tengah, karena memang mereka sudah sering dan terbiasa mengikuti lomba yang sama.NTB khususnya KLU dalam lomba ini harus berbangga, walau hanya meraih medali perak.Ini karena memang dari sejak persiapan hingga hari pelaksanaan lomba di Jakarta serba kekurangan. Bayangkan, dengan bermodal pakaian sekolah merah putih yang biasa di pakai Solana bersekolah setiap hari, pakaian itu pula yang di pakainya ketika mengikuti lomba ini.

Sadar dengan segala kekurangan tersebut tidak membuat Solana patah semangat atau rasa malu saat berlomba dengan peserta lain dari seluruh Indonesia.Setelah berjuang dengan sekuat tenaga dibawah bimbingan guru dan orang tuanya akhirnya Solana mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan menjadi juara II dan mendapatkan medali perak.

Melihat prestasi yang di raih seorang Solana ini, banyak sekolah setingkat SMP yang menawarkan jasa agar Solana bisa melanjutkan sekolah di Jogja dan Bandung.Namun semua itu di tolak oleh Solana. Dia mengaku maunya sekolah di Mataram saja ketika nantinya sudah tamat SD 2 Kayangan.

Ketika wartawan media ini menanyakan, kenapa tidak sekolah di Tanjung saja? Dengan tegas Solana mengatakan, “itu sia-sia saja,ilmu kita tidak berkembang,” katanya.

Sementara itu, Kadus Karang Lande dimana Solana bertempat tinggal Zakwan mengatakan, Solana Dwijati Astika yang merupakan anak ketiga dari pasangan Mujiono dan Sekati ini patut diperhitungkan.Sebagai juara II tingkat Nasional dalam lomba Olimpiade Sains IPA, tentu hal ini tidak mudah meraihnya.Jadi,peran serta keterlibatan Pemerintah Daerah melalui Dikbudpora KLU harus melihat dan intensif melakukan pembinaan kepada mereka yang berprestasi di bidang pendidikan.

“Harapan kami selaku tokoh masyarakat di daerah Dayan Gunung ini, agar dimasa mendatang terhadap mereka yang berprestasi supaya dilakukan pembinaan terus – menerus, jangan di biarkan begitu saja,sayang KLU memiliki potensi ini, kalau tidak di garap maksimal,tentu KLU sngat rugi kehilangan siswa berprestasi,”sesal Zakwan.(Eko).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar