Kayangan,(SK),-- SDN 2 Kayangan Kecamatan Kayangan KLU pada tahun 2012 ini bertambah lagi perbendaharaan koleksi prestasi yang diraihnya.
Tidak tanggung-tanggung prestasi yang diraih sekolah ini patut 
diperhitungkan. Pasalnya, pada tanggal 5 – 9 September 2012 lalu, salah 
seorang siswanya Solana Dwijati Astika yang saat ini sedang duduk di 
kelas VI SD 2 Kayangan, di percaya mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat
 dalam lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Nasional bidang IPA.
Atas
 prestasi yang diraih Solana Dwijati Astika, tentu membanggakan bagi 
sekolahnya, masyarakat KLU dan orang tuanya, kendati dalam lomba ini 
kurang mendapatkan perhatian khusus dari Dikbudpora KLU.
Kepala Sekolah SDN 2 Kayangan Subagia,AP.S.Pd menyatakan, selama masa
 persiapan untuk mengikuti lomba OSN di Jakarta, pihaknya bersama orang 
tua Solana terus berupaya memberikan bimbingan.Dari pihak Dikbudpora KLU
 tidak ada bantuan atau perhatian khusus pada persiapan tersebut.
“Apalah artinya mengagung-agungkan daerah ini banyak prestasi yang di
 raih, namun tidak ada perhatian khusus terhadap yang 
berprestasi,terutama kepada siswa kita Solana yang mengharumkan nama 
baik KLU dalam lomba Olimpiade Sains IPA tingkat Nasional dan peraih 
medali perak ini, ”katanya.
Dikatakan, walau tidak ada perhatian khusus yang diberikan pihak 
Dikbudpora KLU dalam hal ini, pihak sekolah bersama orang tua Solana 
Dwijati Astika, terus memberikan pelatihan dan bimbingan seadanya.Upaya 
tersebut di wujudkan dengan mencari guru pembimbing sendiri, sehingga 
salah seorang guru Fisika SMA Negeri 1 Kayangan Sahlam,S.Pd siap 
membimbingnya.
Walau persiapannya agak singkat, dengan modal percaya diri, Solana berangkat ke Jakarta bersama salah seorang pembimbingnya dari Unram. Dengan di dampingi orang tuanya ini, Solana berkeyakinan dan bertekad besar meraih prestasi.Namun sebelum berangkat ke Jakarta,Solana dengan di damping Kepala Sekolahnya Ketut Subagia menghadap Bupati KLU dan Bupati memberikan bekal uang saku 3 juta rupiah.
Walau persiapannya agak singkat, dengan modal percaya diri, Solana berangkat ke Jakarta bersama salah seorang pembimbingnya dari Unram. Dengan di dampingi orang tuanya ini, Solana berkeyakinan dan bertekad besar meraih prestasi.Namun sebelum berangkat ke Jakarta,Solana dengan di damping Kepala Sekolahnya Ketut Subagia menghadap Bupati KLU dan Bupati memberikan bekal uang saku 3 juta rupiah.
Dengan bekal inilah, Solana akhirnya bisa ke Jakarta mengikuti lomba 
Olimpiade Sains IPA, dimana bersama rekannya dari Kota Mataram dalam 
lomba tersebut mengambil bidang masa jenis kelereng dan buah bekel dalam
 bidang pelajaran Fisika.Namun Solana bersama temannya tersebut ketika 
mengerjakan soal teori II yang juga cukup sulit dan harus dikerjakannya 
secara kolektif, membuatnya kehabisan waktu.”Sayang dalam mengerjakan 
soal teori II kehabisan waktu sehingga hasilnya tidak maksimal,”kata 
Solana.
Menurut Solana, dalam lomba olimpiade Sains IPA tingkat Nasional 
tersebut, dirinya berlomba bersama 198 peserta lain dari seluruh 
Indonesia yang di bagi menjadi dua bagian, 99 orang di bidang IPA dan 99
 orang dibidang Matematika.Sehingga dalam lomba ini NTB bisa meraih 
prestasi dan membawa 4 medali, yaitu 2 medali perak dan 2 medali 
perunggu.
Dikatakannya, dirinya dalam lomba tersebut memilih bidang Fisika 
yaitu tentang massa jenis kelereng, sedangkan temannya dari Kota Mataram
 memilih bidang yang sama dengannya meneliti massa jenis buah 
bekel.Hasilnya, keduanya berhasil keluar sebagai juara II tingkat 
Nasional dan mendapatkan medali perak.Sementara temannya yang berasal 
dari Sumbawa mengikuti bidang Matematika dan berhasil sebagai juara ke 
III dan membawa medali perunggu.
Peserta yang dianggap paling berat menurut Solana berasal dari Jawa 
Tengah, karena memang mereka sudah sering dan terbiasa mengikuti lomba 
yang sama.NTB khususnya KLU dalam lomba ini harus berbangga, walau hanya
 meraih medali perak.Ini karena memang dari sejak persiapan hingga hari 
pelaksanaan lomba di Jakarta serba kekurangan. Bayangkan, dengan 
bermodal pakaian sekolah merah putih yang biasa di pakai Solana 
bersekolah setiap hari, pakaian itu pula yang di pakainya ketika 
mengikuti lomba ini.
Sadar dengan segala kekurangan tersebut tidak membuat Solana patah semangat atau rasa malu saat berlomba dengan peserta lain dari seluruh Indonesia.Setelah berjuang dengan sekuat tenaga dibawah bimbingan guru dan orang tuanya akhirnya Solana mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan menjadi juara II dan mendapatkan medali perak.
Sadar dengan segala kekurangan tersebut tidak membuat Solana patah semangat atau rasa malu saat berlomba dengan peserta lain dari seluruh Indonesia.Setelah berjuang dengan sekuat tenaga dibawah bimbingan guru dan orang tuanya akhirnya Solana mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan menjadi juara II dan mendapatkan medali perak.
Melihat prestasi yang di raih seorang Solana ini, banyak sekolah 
setingkat SMP yang menawarkan jasa agar Solana bisa melanjutkan sekolah 
di Jogja dan Bandung.Namun semua itu di tolak oleh Solana. Dia mengaku 
maunya sekolah di Mataram saja ketika nantinya sudah tamat SD 2 
Kayangan.
Ketika wartawan media ini menanyakan, kenapa tidak sekolah di Tanjung
 saja? Dengan tegas Solana mengatakan, “itu sia-sia saja,ilmu kita tidak
 berkembang,” katanya.
Sementara itu, Kadus Karang Lande dimana Solana bertempat tinggal 
Zakwan mengatakan, Solana Dwijati Astika yang merupakan anak ketiga dari
 pasangan Mujiono dan Sekati ini patut diperhitungkan.Sebagai juara II 
tingkat Nasional dalam lomba Olimpiade Sains IPA, tentu hal ini tidak 
mudah meraihnya.Jadi,peran serta keterlibatan Pemerintah Daerah melalui 
Dikbudpora KLU harus melihat dan intensif melakukan pembinaan kepada 
mereka yang berprestasi di bidang pendidikan.
“Harapan kami selaku tokoh masyarakat di daerah Dayan Gunung ini, 
agar dimasa mendatang terhadap mereka yang berprestasi supaya dilakukan 
pembinaan terus – menerus, jangan di biarkan begitu saja,sayang KLU 
memiliki potensi ini, kalau tidak di garap maksimal,tentu KLU sngat rugi
 kehilangan siswa berprestasi,”sesal Zakwan.(Eko).
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar