Senin, 01 Oktober 2012

Ponpes Maraqitta’limat Santong Tanamkan Teori Praktek

Santong,(SK),-- Dakwah Bil Hal… mungkin itulah prinsip yang selalu dijunjung tinggi oleh para guru dan santri di Madrasah Tsanawiyah ( MTs.) Maraqitta’limat yang beralamat di jalan Embung Santong Barat, Desa Santong Kecamatan Kayangan. Hal tersebut diwujudkan dengan mengadakan kegiatan bhakti sosial, bertempat di beberapa fasilitas umum seperti : Jalan perkampungan, mushalla dan masjid-masjid.

Menurut Saparwadi,Lc. (30) Kepala MTs. Maraqitta’limat Santong , kegiatan bakti sosial yang rutin dilaksanakan setiap hari Jumat pagi tersebut adalah merupakan rangkaian kegiatan Imtaq yang diprogramkan setiap hari Jum’at di sekolah tersebut, dengan tujuan untuk menanamkan jiwa sosial yang dalam terhadap siswa serta untuk mengajak masyarakat sekitar agar memiliki kepedulian social dengan bergotong royong. Hal ini penting dilakukan untuk merubah pola fikir santri yang cendrung cuek terhadap lingkungan.

Pihak sekolah menginginkan santri tidak hanya diajarkan berteori saja, tetapi tidak kalah pentingnya mereka harus diajak untuk praktik dilapangan. Kegiatan ini juga bisa menjadi contoh bagi masyarakat agar selalu membiasakan diri bergotong royong.

Sementara itu Ustadz Wapdi (56) Pimpinan Ponpes Maraqitta’limat Santong mengungkapkan, kondisi masyarakat saat ini bahwa kondisi sosialnya boleh di bilang sangat memprihatinkan. “Ini yang harus kita bangun kembali, kita harus berusaha mengembalikan sikap sosial masyarakat yang kian terkikis dan semua itu kita bisa memulainya dari menanamkan sikap gotong royong pada pribadi Generasi muda khususnya para santri agar dapat menerapkannya ditengah masyarakat banyak.

Wapdi, selaku Pimpinan Yayasan sekaligus juga sebagai tokoh masyarakat dan agama di Desa Santong mengaku bahwa selama ini Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Maraqitta’liumat Santong juga berupaya dengan mengajak para Santri agar selalu melaksanakan praktik ibadah dari materi pelajaran yang diajarkan terutama Pelajaran Keagamaan. Misalnya praktik Sholat Sunat Dluha setiap pagi sebelum masuk kelas, Berdo’a bersama, Puasa hari senin dan kamis dan sebagainya. Beliau mengatakan bahwa semua itu mudah dipelajari teorinya tapi sangat sulit dilaksanakan praktiknya.

Sementara itu salah seorang santri bernama Asiadi (16 Th) mengatakan dirinya cukup merasa terbina di Ponpes tersebut karena adanya kegiatan-kegiatan praktikum yang dilaksanakan sehingga kita tidak merasa jenuh belajar didalam ruang kelas terus.

Pondok Pesantren yang mengelola Lembaga Sosial berupa panti Asuhan dan Madrasah Tsanawiyah ini membina sebanyak 78 Santri yang seluruhnya di pondokkan dalam sebuah asrama di lingkungan Ponpes tersebut. Selain itu, siswa atau Santri yang dekat dengan Ponpes boleh tinggal di rumahnya sendiri.Sedangkan yang tinggal dalam asrama sebanyak 45 orang yang diberikan biaya pendidikan dan biaya kebutuhan sehari-hari secara gratis. Bahkan untuk tahun Pelajaran 2012/2013 ini Pondok Pesantren tersebut akan membuka lembaga pendidikan baru yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian. (Yudik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar