Kayangan,(SK),-- Sejak Reformasi pada tahun 1998 
para petani di Desa Santong khususnya sangat merasakan manfaatnya, 
pasalnya ada beberapa hasil komoditi perkebunan yang dulunya tidak 
memiliki harga namun setelah Reformasi kini harga hasil komoditi 
perkebunan tersebut melambung tinggi seperti  vanili, kopi, kakao, 
kemiri, cengkeh dan lain-lain.
Menurut Marjan (34) salah seorang petani yang beralamat di Dusun 
Mekarsari Desa Santong Kecamatan Kayangan Lombok Utara  mengungkapkan 
ada beberapa hal yang menyebabkan petani mengubah areal persawahannya 
menjadi perkebunan, diantaranya; yang pertama karena tanaman perkebunan 
tidak terlalu membutuhkan perawatan. Kedua harga hasil perkebunan jauh 
lebih tinggi, ketiga tanaman perkebunan tidak terlalu membutuhkan biaya 
dibanding tanaman persawahan, keempat  semakin kecilnya  debit air 
disaluran irigasi menyebabkan kebutuhan  tanaman persawahan tidak 
mencukupi dan menyebabkan gagal panen, kelima biaya penanaman dan 
perawatan pada tanaman persawahan tidak sesuai dengan hasil yang 
didapatkan.
Dikatakan, salah satu tanaman perkebunan yang menjadi pavorit di Lombok Utara adalah tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh ini tersebar di wilayah Kecamatan Kayangan, Gangga dan Bayan. Tanaman ini juga menjadi komoditi andalan Lombok Utara selain kelapa, kopi dan coklat atau kakao. Bahkan tanaman yang satu ini sengaja dijadikan sebagai Ikon pada lambang Desa santong.
Dikatakan, salah satu tanaman perkebunan yang menjadi pavorit di Lombok Utara adalah tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh ini tersebar di wilayah Kecamatan Kayangan, Gangga dan Bayan. Tanaman ini juga menjadi komoditi andalan Lombok Utara selain kelapa, kopi dan coklat atau kakao. Bahkan tanaman yang satu ini sengaja dijadikan sebagai Ikon pada lambang Desa santong.
Menurut Sahdan (45) salah seorang pengusaha cengkeh di Desa Santong 
mengatakan, saat ini setiap musim cengkeh hampir semua lapisan 
masyarakat di Desa Santong khususnya merasa perekonomiannya terangkat, 
karena banyak lapangan kerja yang tercipta, seperti  harga cenkeh kering
 saaat ini mencapai antara 80.000 s/d 85.000/Kg , harga tangkai kering 
5.000 s/d 6.000/Kg, harga daun cenkeh 700 s/d 800/ Kg. Begitu juga 
dengan  buruh memetik buah cengkeh ongkosnya mencapai  50.000 s/d 
60.000/hari.
Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat,
 mulai dari petani pemilik lahan, para pengusaha, dan para buruh tani. 
Selain itu sejak tahun 2010 lalu beberapa pengusaha dari jawa datang ke 
 Desa Santong membuka usaha  penyulingan minyak daun cenkeh, usaha ini 
membuka peluang  terciptanya lapangan kerja baru bagi para pemuda di 
Desa Santong dan juga para orang-orang tua jompo yang tekun mengumpulkan
 daun  cengkeh kering.
Sebagian besar petani di Desa Santong ini menanam pohon cengkeh, 
karena tanaman yang memiliki prosfek menjanjikan ini sangat menunjang 
perekonomian warga.Meskipun panennya hanya sekali dalam setahun, namun 
hasilnya lumayan menguntungkan.
Petani cengkeh lainnya,Sahid,BA (48) mengatakan, stabilnya harga 
cengkeh tahun ini dikarenakan curah hujan yang turun selama ini tidak 
terlalu intens, sehingga curah hujan ini tidak mengganggu bunga 
cengkeh.(Yudik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar