Tanjung,(SK),-- Dalam rangka suksesnya Program
Penguatan Keberdayaan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintahan Desa
dalam mendorong Desa Mandiri kerjasama Access phase II,Pemda KLU dan
YLKMP, maka pihak YLKMP, mengahdirkan seluruh Fasilitator Pendukung
(Fasduk) dan Fasilitator Pendamping (Fasping) yang tersebar di seluruh
SKPD yang ada di KLU, Jum’at (11/05) pekan lalu.
Dalam
pertemuan yang berlangsung di Sekreatriat YLKMP tersebut, R.Agus
Hadianto, selaku Koordinator Program Access Phase II mengatakan, maksud
dan tujuan dilaksanakannya Monitoring dan Evaluasi terhadap program
adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak atau perubahan yang terjadi
pada zona 1 dan zona 2 yang telah di targetkan oleh program yang telah
dilaksanakan pada triwulan 1 tahun 2012 ini.
Dikatakannya, monitoring dan evaluasi, selain memberikan informasi
apakah program, kebijakan atau strategi pengembangan di inplementasikan
sesuai dengan perencanaan atau tidak, juga untuk melakukan penilaian
terhadap suatu hasil dan dampak atau perubahan dari program.
Karena monitoring, menurut R.Agus Hadianto sangat penting dilakukan sebagai system pengawasan yang digunakan oleh mereka yang bertanggung jawab atas suatu program, untuk memastikan bahwa semuanya berjalan menurut rencana dan sumber daya tidak terbuang.
Karena monitoring, menurut R.Agus Hadianto sangat penting dilakukan sebagai system pengawasan yang digunakan oleh mereka yang bertanggung jawab atas suatu program, untuk memastikan bahwa semuanya berjalan menurut rencana dan sumber daya tidak terbuang.
Sementara itu, Minardi staf Admin mengatakan, dalam proses monitoring
berarti ada umpan balik dan respon para pihak yang terlibat dalam suatu
program.Prosesnya pun berkesinambungan selama siklus suatu program
berjalan. Sementara evaluasi menjadi suatu tempat untuk melakukan
penilaian terhadap suatu hasil dan dampak dari program
“Jadi data yang dikumpulkan waktu monitoring menjadi dasar untuk
analisis evaluasi yaitu penilaian dari dampak program atas zona-zona
yang menjadi target program,”katanya mengurai.
“Dengan demikian, monitoring dan evauasi itu sangat dibutuhkan
sebagai alat efektif untuk menilai keberhasilan dan kegagalan suatu
program atau untuk lebih meningkatkan strategi pengembangan atau
perbaikan dimasa mendatang,”tutupnya.
Rumedi, salah seorang Fasilitator Pendukung yang aktif dalam berbagai
pertemuan dengan warga termarginalkan ini mengatakan, banyak hal yang
dilakukannya dalam kapasitasnya selaku Fasilitator Pendukung bersama
Fasduk yang lainnya. Diakuinya, bahwa menjadi Fasilitator dalam program
Access ini membutuhkan keseriusan,keuletan,kemauan yang tinggi dan
mencintai pekerjaan itu. Tanpa itu semua, dirinya yakin tidak akan
berhasil dalam melaksanakan sebuah program.
Rumedi yang mantan Kepala Desa Gumantar 2007 silam itu dalam
penyampaian refleksinya menyatakan, monitoring dan evaluasi program
penguatan keberdayaan warga,organisasi warga dan pemerintahan desa dalam
mendorong desa mandiri untuk triwulan pertama ( Desember 2011 -
Februari 2012), menggunakan tahapan kegiatan berupa metode kajian
dokumen,wawancara,diskusi terfokus,refleksi diri dan melihat data.
Lebih jauh Rumedi menyatakan, kajian dokumen program itu merupakan
rencana program yang dibuat sebelumnya,catatan proses kegiatan atau
catatan hasil pertemuan, laporan-laporan kegiatan kemudian dianalisa
apakah kegiatan yang dilakukan benar-benar dapat mencapai hasil sesuai
dengan yang direncanakan, dan apakah benar-benar membawa perubahan yang
diinginkan program atau tidak. Jadi dalam kaji dokumen program ini yang
dibutuhkan adalah dokumen kegaiatan triwulan pertama dan laporan
kegiatannya.Jadi yang melakukan kajian dokumen program tersebut adalah
tim Managemen, yang terdiri dari Koordinator program,admin keuangan,PM
dan Media.
Hal – hal yang harus dipersiapkan oleh tim managemen dalam monitoring
dan evaluasi kali ini, diantaranya kegiatan utama,OM (Outcome
Mapping),prinsip dan nilai,absensi kegiatan, photo-photo kegiatan dan
media serta perbandingan biaya kegiatan Vs capaian yang telah diperoleh
Selain itu,lanjutnya, beberapa kegiatan yang dilakukan selama
pertemuan dengan warga, misalnya membandingkan kondisi sebelum dan
setelah program dan meminta kepada para peserta pertemuan menceritakan
kondisi sebelum dan setelah program dimulai dengan sekarang, serta
kejadian-kejadian penting yang terjadi selama waktu itu dan melihat
seberapa luas pengaruh kegiatan dari dampak selain program.
Selanjutnya dalam pertemuan yang dihadiri seluruh stacholder
pelaksana program Access tersebut, masing-masing diberikan kesempatan
untuk refleksi bersama dalam internal tim dan Fasping.Sehingga dalam
refleksi bersama ini apa saja yang telah dilakukan,melihat kemajuan yang
telah dicapai, apa hambatannya dan bagaimana menerapkan capaian
kedepan, semuanya menjadi jelas terungkap.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar