Kayangan,(SK),-- Kegiatan gotong royong yang di
laksanakan dalam rangka mendukung susksesnya kegiatan BBGRM tahun 2012
ini adalah merupakan sifat asli bangsa Indonesia yang di wariskan secara
turun-temurun.
Nilai budaya gotong royong yang selama ini sudah mulai menghilang dari peredaran kehidupan masyarakat pedesaan perlu dibangkitkan kembali. Untuk membangun semangat yang sudah mulai agak terpinggirkan itu, dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk bagaimana mengembalikan semangat gotong royong yang merupakan sifat asli bangsa Indonesia tersebut, bangkit kembali.
Nilai budaya gotong royong yang selama ini sudah mulai menghilang dari peredaran kehidupan masyarakat pedesaan perlu dibangkitkan kembali. Untuk membangun semangat yang sudah mulai agak terpinggirkan itu, dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk bagaimana mengembalikan semangat gotong royong yang merupakan sifat asli bangsa Indonesia tersebut, bangkit kembali.
Untuk memacu semangat masyarakat dalam kebersamaan menuju pada
penguatan integrasi social melalui kegiatan gotong royong, serta
meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk melanjutkan dan
mengembangkan pembangunan berbasis desa, maka perlu mengajak seluruh
komponen masyarakat agar ikut serta dalam implementasinya.
Kegiatan BBGRM (Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat) yang dilaksanakan diseluruh daerah dalam provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012 ini berlangsung satu bulan penuh. Sehingga dalam kurun waktu yang singkat tersebut, diharapkan mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, terutama semangat gotong royong yang hampir punah itu terbangun kembali.
Kegiatan BBGRM (Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat) yang dilaksanakan diseluruh daerah dalam provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012 ini berlangsung satu bulan penuh. Sehingga dalam kurun waktu yang singkat tersebut, diharapkan mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, terutama semangat gotong royong yang hampir punah itu terbangun kembali.
Menurut Sekcam Kayangan yang tergabung dalam tim dua R.Kertamono yang
ditemui di sela-sela kesibukannya Gotong royong perbaikan irigasi dan
rambas pinggir jalan di Dusun Dangiang Barat Desa Dangiang Kecamatan
Kayangan KLU mengatakan, tentang nilai gotong royong tersebut, bangsa
Indonesia memiliki konsep bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri di
dunia ini, akan tetapi dikelilingi oleh komunitas, masyarakat dan alam
sekitarnya.
Dikatakannya, di dalam system makrokosmos tersebut, ia merasakan dirinya hanya sebagai unsure kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar. Selain itu,lanjutnya, karena itu ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesama.
Salah satu tujuan BBGRM ini adalah untuk memacu semangat persatuan
dan kesatuan serta partisipasi masyarakat menuju kemandirian bangsa.
Disamping itu, katanya, diharapkan mampu meningkatkan semangat
kebersamaan,kekeluargaan,kegotong-royongan dan keswadayaan masyarakat
dalam membangun daerahnya.
Untuk wilayah Kecamatan Kayangan dibawah binaan Bappeda dan
Inspektorat KLU itu, memasuki minggu ketiga pelaksanaan BBGRM yang telah
di canangkan oleh Bupati KLU awal Mei 2012 lalu, hampir seluruh wilayah
desa yang menjadi sasaran lokasi kegiatan rampung.
Sementara itu, I Made Labda,SH Kasubag Umum dan Kepegawaian Bappeda
KLU yang turun langsung berbaur dengan masyarakat dalam kegiatan BBGRM
di Desa Dangiang Kecamatan Kayangan tersebut mengatakan, ada sebuah
paradigma perubahan yang terjadi tentang gotong royong dikalangan
masyarakat. Namun, Made Labda, yang sempat bertugas di Kecamatan
Kayangan di periode awal terbentuknya Kecamatan tersebut mengaku bahwa,
paradigma itu tidak benar.
Dikatakannya, jiwa gotong royong yang dimiliki masyarakat di
pedesaan, yang merupakan sifat asli bangsa Indonesia ini masih ada dan
tetap terpelihara.”Khususnya di KLU, jiwa gotong royong itu masih ada
kok,”katanya serius.
Diakui Labda, kalau ingin melihat keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan gotong royong, para pemimpin sebaiknya jangan memerintah saja, tapi mari mengajak dan ikut serta berbaur dengan masyarakat dalam pelaksanaan gotong royong. “Kalau memerintah saja, berarti dia tidak ikut, tapi kalau mari mengajak, berarti ikut,”tandas Labda yang berpenampilan low profil ini.
Diakui Labda, kalau ingin melihat keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan gotong royong, para pemimpin sebaiknya jangan memerintah saja, tapi mari mengajak dan ikut serta berbaur dengan masyarakat dalam pelaksanaan gotong royong. “Kalau memerintah saja, berarti dia tidak ikut, tapi kalau mari mengajak, berarti ikut,”tandas Labda yang berpenampilan low profil ini.
Paradigma gotong royong di tatanan kearifan local itu masih eksis,
apalagi dengan motto mempolong merenten, setiap orang pasti dan harus
kerja sama-sama, tanpa pandang bulu,”jelas Labda.
Pejabat Kepala Desa Dangiang Muhzar menyatakan respon kepada
Pemerintah Daerah KLU yang mau turun langsung ke tingkat bawah yaitu di
masyarakat, sehingga masyarakat tidak hanya melihat slogan belaka, tapi
kenyataan dan keterlibatan langsung para pejabat KLU yang mau berbaur
bersama-sama bergotong royong, yang diinginkan masyarakat. Artinya, para
Pejabat Pemda KLU,Pemerintah Kecamatan dan masyarakat saling bahu
membahu demi suksesnya pelaksanaan program BBGRM yang telah di canangkan
Bupati KLU awal Mei lalu.
“Atas nama masyarakat, kami mengucapkan terima kasih kepada Pemda
KLU, atas keterlibatannya langsung dalam kegiatan ini,”kata Muhzar yang
juga Sekdes Dangiang ini.
“Kita sangat bersyukur, dengan adanya kegiatan BBGRM ini, semangat
gotong royong yang dimiliki masyarakat semakin termotivasi sehingga
bangkit kembali, karena dengan motovasi Pemerintah Daerah, ini merupakan
pencerahan pada masyarakat, ”tandasnya.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar