Sesait,(SK),-- Mungkin tidak banyak masyarakat 
Lombok yang mengenal makam Kubur Beleq Sesait Kecamatan Kayangan KLU. 
Makam yang dianggap keramat oleh masyarakat wet Sesait itu adalah makam 
seorang ulama besar penyebar Islam.Biasanya makam itu dikunjungi pada 
saat lebaran atau pada setiap musim panen berakhir dan ketika masyarakat
 ada yang melakukan nazar, yaitu meminta kepada Tuhan Yang Maha 
Esa.Setelah nazar dikabulkan, mereka pun kembali melakukan ziarah ke 
makam itu.
Tidak sedikit mitos yang melingkari keberadaan makam Kubur Beleq, 
sosok ulama yang dikabarkan sebagai mubaligh berasal dari Bagdad ini, 
sebarkan Islam sampai ke tanah Sesait, sekitar awal abad ke 17. 
Kini makamnya, yang dalam komunitas Sesait – Kayangan dikenal dengan sebutan Kubur Beleq, ziarahnya dilakukan dua kali setahun dan dilakukan setiap hari Jum’at. Ritual ziarah makam Kubur Beleq ini, oleh komunitas Sesait disebut ’Ngaturang Ulak Kaya’.
Kini makamnya, yang dalam komunitas Sesait – Kayangan dikenal dengan sebutan Kubur Beleq, ziarahnya dilakukan dua kali setahun dan dilakukan setiap hari Jum’at. Ritual ziarah makam Kubur Beleq ini, oleh komunitas Sesait disebut ’Ngaturang Ulak Kaya’.
”Ini adalah sebagai bukti bentuk wujud syukur kita kepada Allah Swt. 
Sehingga kita sebagai generasi penerus, jangan sampai makna Ngaturang 
Ulak Kaya dengan membawa dulang kesini ( Kubur Beleq...red) ini,  
memberikan penafsiran yang berbeda. Ini murni bentuk wujud syukur kita 
kepada Allah Swt,” urai Djekat dihadapan ratusan para peziarah.
Disamping itu, lanjut Djekat, bahwa Wali yang berjasa dalam 
menyebarkan Islam di tanah Sesait ini, sangat penting keberadaannya di 
komunitas Sesait zaman dulu, karena telah menjadi bagian penting dalam 
kehidupan mereka, karena berjasa dalam penyebaran agama Islam di gumi 
Sesait, sehingga makamnya memiliki makna spiritual yang luar biasa.
Makam Kubur Beleq, diyakini sebagai makam Titik Pati yang bergelar 
Kanjeng Pangeran Sangupati, adalah penyebar Islam pertama di tanah 
Sesait awal abad 17 silam. Makam ini terletak sekitar 300 meter arah 
utara dusun Sesait Desa Sesait Kecamatan Kayangan Lombok Utara. Untuk 
sampai ke tempat makam Kubur Beleq ini, tidak harus menguras tenaga yang
 besar. Cukup jalan kaki beberapa menit, sudah sampai dilokasi.Begitu 
tiba dilokasi makam, kita akan singgah dulu dimakam Titik Pati yang 
lokasinya persis didekat pintu masuk.
Para peziarah yang akan melakukan ziarah ke makam Kubur Beleq, 
terlebih dahulu harus melakukan zikir di makam Titik Pati ini. Karena 
diyakini bahwa makam ini adalah makam dari ayahanda dari Kanjeng 
Pangeran Sangupati. Jadi sebelum ziarah ke makam Kanjeng, harus ke makam
 ayahandanya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk minta ijin 
tentang hajatan datang ke makam tersebut.
”Makam Titik Pati ini diyakini oleh masyarakat adat Sesait bahwa, 
inilah makam para penyebar ajaran Islam di tanah Sesait yang pertama 
kali menganut Islam, tetapi belum sunnat,”jelas pembekel adat Sesait 
Masidep.
Dijelaskannya juga bahwa, setelah selesai zikir/minta ijin di makam 
Titik Pati, lalu dilanjutkan ke makam Kanjeng Pangeran Sangupati, yang 
lokasinya tidak jauh dari tempat itu. Hanya beberapa meter saja.
Makam Kanjeng Pangeran Sangupati, yang menurut komunitas Sesait dikenal dengan sebutan Kubur Beleq, disekelilingnya terdapat empat makam kecil-kecil, yang diyakini juga sebagai makam para pendampingnya.
Empat orang pendamping Kanjeng dalam rangka syiar Islam ditanah 
Sesait ini, yang oleh orang Sesait dikenal sebagai patih/panglima 
perang. Keempat patih ini adalah Daman, Jumanah, Rafikah dan Rafi’ah.
Dalam masa hayatnya, Kanjeng Pangeran Sangupati mendedikasikan 
dirinya untuk menyerukan kepada warga masyarakat Sesait agar menganut 
Islam, maka peran para patih inilah yang sangat penting dalam membantu 
syiarnya ajaran Islam saat itu.
Namun peran wali ini dalam menyiarkan ajaran Islam di Sesait, belum 
sepenuhnya tuntas memberikan pencerahan  terhadap warga. Karena sang 
wali terlebih dahulu mangkat. Sehingga sinkretisme (paham agama yang 
melibatkan unsur tahayul) dan animisme, bercampur aduk dengan ajaran 
yang diajarkan. Maka lahirlah pemahaman Islam waktu telu dan praktek 
keagamaan lainnya yang jauh dari ajaran Islam.
Menurut Djekat salah seorang tokoh adat Sesait mengatakan bahwa, wali
 yang membawa dan menyebarkan ajaran Islam di tanah Sesait yang 
dimakamkan disini adalah Titik Pati. Ziarah ini dilakukan dua kali 
setahun, dengan maksud menapak tilas perjalanan sejarah penyebaran Islam
 di tanah Sesait. (Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar