Sesait,(SK),-- Sudah dua kali Yayasan Al Ikhwan
Sesait menggelar rapat evaluasi terkait pertanggung jawaban Kepala
Sekolah SMA Al Ikhwan dalam penggunaan dana pada pembangunan 3 (tiga)
RKB.
Pada
rapat evaluasi tahap pertama yang dihadiri pihak Yayasan,Dewan
Wakap,Komite dan Dewan Guru di SMA Al Ikhwan, jum’at awal Februari 2012
lalu, belum ada titik temu. Pasalnya, Kepala Sekolah (Gb) selaku
penangggung jawab penggunaan dana yang bersumber dari APBN tahun 2011
itu, tidak bisa menjelaskan secara rinci keadaan Kas kepada Yayasan.
Jadi keterangan dari Kasek sebagai penanggung jawab pembangunan tiga
local RKB SMA AL Ikhwan tidak jelas.
Ketidak jelasan Kasek dalam memberikan keterangan itu menandakan
managemen yang digunakan sejak awal memang amburadul. Panitia
pembangunan yang memang sengaja dibentuk oleh Kasek Gb tidak berfungsi
sama sekali. Karena semua pekerjaan diambil alih olehnya. Ini sebagai
bukti ketika pembentukan panitia terkesan tergesa-gesa. Sehingga sejak
awal pembangunan terkesan pula sudah amburadul.
Menurut Masidep (48) salah seorang anggota Komite yang juga pengurus
Yayasan mengatakan, dalam proses perjalanan, panitia yang sudah dibentuk
itu memang sudah diberikan wewenang mengelola dana sebesar 37 juta
rupiah dari total dana 435 juta rupiah untuk pembangunan tiga RKB SMA AL
Ikhwan Sesait, termasuk juga bahan bangunannya.
Namun, lanjut Masidep, baru berjalan 25% keadaan bangunan itu, semua
pendanaan dan pengurusan bahan-bahan bangunan untuk pembangunan tiga RKB
SMA Al Ikhwan Sesait itu diambil alih oleh Kepala Sekolah (Gb). Jadi
panitia tidak berfungsi sama sekali. “Ini yang dikatakan Kasek itu
menggunakan managemen tukang cukur,”tandas Masidep.
Keadaan inilah yang mengharuskan pihak Yayasan Ponpes Al Ikhwan Sesait menggelar rapat evaluasi. Pihak Yayasan menginginkan agar proses pembangunan tiga RKB SMA itu berjalan normal, tidak ada riak yang mumpuni. Namun keinginan pihak Yayasan itu malah sebaliknya.
Keadaan inilah yang mengharuskan pihak Yayasan Ponpes Al Ikhwan Sesait menggelar rapat evaluasi. Pihak Yayasan menginginkan agar proses pembangunan tiga RKB SMA itu berjalan normal, tidak ada riak yang mumpuni. Namun keinginan pihak Yayasan itu malah sebaliknya.
“Bayangkan saja dari total dana 435 juta rupiah (afirmasi 75 juta,RKB
300 juta dan mebelair 60 juta), hanya dialokasikan kepada panitia
pembangunan sebesar 37 juta rupiah, sisanya kemana?,”kata Masidep dengan
nada tanya heran.
Memang diakui Masidep, keadaan fisik bangunan tiga RKB gedung SMA AL
Ikhwan kondisinya baru 90%, tinggal pasang keramik. Tetapi yang menjadi
pertanyaan pihak Yayasan adalah dana khusus untuk tiga local RKB SMA Al
Ikhwan yang sebesar 300 juta dan 60 juta untuk mebelair, termasuk dana
afirmasi 75 juta itu, kemana digunakan?
Dari jumlah dana 300 juta untuk pembangunan tiga local RKB itu, oleh
Kasek SMA Gb, hanya 37 juta rupiah yang diberikan kepada panitia
pembangunan. Lalu sisanya kemana? Memang ini patut dipertanyakan oleh
pihak Yayasan dalam rapat evaluasi dengar pendapat hingga dua kali
digelar itu. Rapat tahap pertama,Jumat awal awal Februari 2012 lalu
belum ada titik temu.Kemudian pihak Yayasan kembali menggelar rapat
evaluasi untuk tahap kedua, minggu, akhir Februari lalu, juga belum
membuahkan hasil.
Dalam rapat evaluasi tahap kedua ini pun Kepala Sekolah SMA Al
Ikhwan, kembali tidak bisa menjelaskan secara rinci posisi Kas
pembangunan, sehingga peserta rapat saling tuding (sesuatu yang tidak
seharusnya terjadi..red), sehingga Dewan Wakap Djekat menyetop rapat
dengan nada tinggi, dengan mendeadline Kepala Sekolah untuk melaporkan
secara rinci keadaan Keuangan Pembangunan tiga local RKB dan dana
lainnya, dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Gb pun berjanji untuk menyelsaikannya. Namun Gb selaku Kepala Sekolah
merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan proses pembangunan itu.
Sehingga tanpa pikir panjang, dirinya melihat panitia rupanya tidak bisa
bekerja sesuai dengan tugasnya, sehingga panitia tidak bisa memberikan
laporan terkait penggunaan dana yang sebesar 37 juta rupiah itu, dirinya
mengaku langsung ambil alih tugas panitia pembangunan itu.
Pihak Yayasan Ponpes Al Ikhwan Sesait berharap banyak agar proses
pembangunan tiga local RKB gedung SMA Al Ikhwan itu segera di
selesaikan.
“Apapun resikonya, harus diselesaikan. Kalaupun dana itu habis, apapun milik Gb selaku Kepala Sekolah, harus dilelang untuk menutupi penyelesaian pembangunan gedung itu,”tegas Masidep.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar