Sesait,(SK),-- Sebagai langkah awal persiapan
mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) pada bulan Juni 2012 mendatang
di Bandung, Lemkari (Lembaga Karatedo Indonesia) Ranting Kayangan
lakukan berbagai persiapan.
Menurut Aswadin, disamping sebagai perintis sekaligus pelatih Lemkari di wilayah ranting Kayangan, juga sebagai Ketua MSH (Majelis Sabuk Hitam) KLU mengatakan sangat berharap keterlibatan seluruh elemen masyarakat terutama instansi pemerintah atau insan yang simpati terhadap keberadaan Lemkari di wilayah Kayangan ini, agar ikut memperhatikan dan memfasilitasi kelengkapan berbagai alat latihan yang dibutuhkan.
Menurut Aswadin, disamping sebagai perintis sekaligus pelatih Lemkari di wilayah ranting Kayangan, juga sebagai Ketua MSH (Majelis Sabuk Hitam) KLU mengatakan sangat berharap keterlibatan seluruh elemen masyarakat terutama instansi pemerintah atau insan yang simpati terhadap keberadaan Lemkari di wilayah Kayangan ini, agar ikut memperhatikan dan memfasilitasi kelengkapan berbagai alat latihan yang dibutuhkan.
Memang dalam geliat sehari-hari dalam mempersiapkan para peserta
didiknya, Aswadin dihadapkan pada keharusan mengirimkan peserta oleh
Pengda PB Lemkari untuk mengikuti kejurnas di Bandung bulan Juni 2012
maupun berbagai even kejuaraan Lemkari di Surabaya pada bulan Mei 2012
mendatang. “Kami diberikan mandat oleh Pengda PB Lemkari untuk
mengirimkan atlit mengikuti Kejurnas,” katanya. “Jadi kami mau tidak mau
harus mempersipakan diri semaksimal mungkin untuk persiapan menuju
Kejurnas tersebut,” tambahnya.
Keberadaan Lemkari ranting Kayangan di bawah asuhan Aswadin yang
mulai dirintisnya sejak tahun 1990 ini, memang boleh dibilang mengalami
pasang surut. Karena beberapa tahun silam (1995) dirinya pernah
meninggalkan asuhannya tersebut untuk merantau ke Korea. Namun diakui
Aswadin, walau demikian program latihannya terus dilanjutkan oleh rekan
seperguruannya Alimudin hingga beberapa tahun kemudian.
Rupanya Alimudin juga dihadapkan pada dilema yang mengharuskan dirinya pergi meninggalkan asuhannya itu merantau ke Sulawesi pada tahun 1998 dan kembali 2003. Setelah Alimudin kembali ke Lombok dan Aswadin sudah pulang dari Korea, maka mulai tahun 2011 lalu, keduanya sepakat untuk melanjutkan program latihan dengan mengumpulkan kembali peserta didiknya yang sempat istirahat beberapa tahun lamanya itu, untuk kemudian memulai bangkit.
Hingga saat ini jumlah peserta yang mengikuti program Lemkari ranting Kayangan yang tersebar di beberapa tempat tersebut berjumlah 213 orang. Dari jumlah itu seluruhnya tersebar di pangkalan SD 1 Sesait, BUS Santong, Lokok Ara, Sambik Jengkel dan Sumur Pande.
Rupanya Alimudin juga dihadapkan pada dilema yang mengharuskan dirinya pergi meninggalkan asuhannya itu merantau ke Sulawesi pada tahun 1998 dan kembali 2003. Setelah Alimudin kembali ke Lombok dan Aswadin sudah pulang dari Korea, maka mulai tahun 2011 lalu, keduanya sepakat untuk melanjutkan program latihan dengan mengumpulkan kembali peserta didiknya yang sempat istirahat beberapa tahun lamanya itu, untuk kemudian memulai bangkit.
Hingga saat ini jumlah peserta yang mengikuti program Lemkari ranting Kayangan yang tersebar di beberapa tempat tersebut berjumlah 213 orang. Dari jumlah itu seluruhnya tersebar di pangkalan SD 1 Sesait, BUS Santong, Lokok Ara, Sambik Jengkel dan Sumur Pande.
Program latihannya pun sudah ditentukan, yaitu setiap hari Selasa,
Rabu dan Kamis sore di pangkalan Sumur Pande, SD 1 Sesait, Lokok Ara dan
pangkalan BUS Santong minggu pagi. Sedangkan pangkalan Sambik Jengkel
pada setiap malam Kamis.
Selama program ini berjalan, Aswadin mengaku bahwa peserta didiknya
sudah ada yang mengikuti ujian kenaikan tingkat. Diantaranya, untuk
kenaikan tingkat dari sabuk putih ke sabuk kuning berjumlah 43 orang,
dari sabuk kuning ke sabuk hijau berjumlah 9 orang dan dari sabuk hijau
ke sabuk biru hanya satu orang. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini,
kita gelar kembali ujian kenaikan tingkat untuk berbagai warna sabuk,”
kata Aswadin. (Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar