Sesait,(SK), -- Dalam pelaksanaan Maulid adat Wet
Sesait Kecamatan Kayangan, ada empat desa yang merupakan satu kesatuan
yang terlibat yaitu Desa Sesait, Pendua, Santong dan Kayangan.
Masyarakat empat desa ini adalah satu, hanya seiring dengan perubahan
waktu, dipisahkan secara administrative oleh lembaga yang disebut desa.
Sejak
hari pertama dimulainya Maulid Adat wet Sesait ini, seluruh masyarakat
yang tergabung dalam wet Sesait berkolaborasi membaur jadi satu dalam
mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan Maulid Adat. Tak
terkecuali remaja gadis juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang
digelar tahunan ini.
Hari pertama, dimulai sejak pagi hari prosesi awal dilakukan Menutu
(menumbuk padi) bulu di Kampu oleh Praja Nina (Praja Mulud), kemudian
terus berlanjut hingga malam hari yang diikuti oleh kaum hawa yang ada
dirumah masing-masing.
Pare bulu (padi yang berbulu) terus ditumbuk menggunakan wadah
sederhana yang oleh masyarakat Sesait disebut Lesong (lesung) dengan
penumbuk kayu. Ada juga menggunakan rantok yang terbuat dari kulit sapi
atau kerbau. Beras inilah yang nantinya akan dibawa oleh Praja Mulud
pada proses Bisoq Menik (cuci beras) ke sebuah sumur yang sebut Lokok
Kremean, yang secara turun-temurun digunakan.
Hari Kedua dilakukan Merembun, yang dilakukan oleh ribuan masyarakat
yang tergabung dalam wet Sesait menggunakan pakaian tradisional kebaya,
dengan membawa hasil bumi berupa beras, pisang, aneka kue,kelapa,kayu
bakar dan lain secukupnya. Bahan-bahan ini kemudian dikumpulkan menjadi
satu dalam ruangan khusus kompleks Kampu.
“Kegiatan merembun ini mencerminkan semangat gotong royong, yang
merupakan adat istiadat asli bangsa Indonesia. Merembun bisa juga
diartikan berkumpulnya seluruh masyarakat komunitas Sesait, yaitu
berkumpulnya di Kampu ini,”jelas Djekat.
Dalam prosesi Merembun ini, seluruh Komunitas yang masuk dalam wet
Sesait datang untuk membawa bahan-bahan yang digunakan dalam prosesi
Maulid adat. Mereka datang dari Desa Pendua, Santong, dan Desa Kayangan.
Keempat desa ini dulunya satu desa, tetapi seiring dengan perubahan
waktu, desa-desa tersebut saat ini hanya dipisahkan oleh administrasi
Pemerintahannya saja.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar