Sabtu, 11 Februari 2012

Semetian Meriahkan Maulid Adat Wet Sesait

Sesait,(SK), -- Wet Sesait meliputi empat desa yang ada wilayah Kecamatan Kayangan yaitu Desa Kayangan, Desa Pendua, Desa Santong (Khusus Dusun Santong Asli) dan Desa Sesait sendiri. Pada tahun ini menggelar acara ritual Maulid Adat yang dihadiri ribuan orang dari berbagai penjuru Lombok Utara.

Maulid Adat di wet Sesait memang berbeda dengan Maulid Adat di daerah lainnya di Lombok Utara.Wet Sesait menggelar Maulid adat agak maju beberapa hari dibandingkan dengan daerah lain. Perbedaan ini menurut perhitungan Tau Lokak Empat adalah berdasarkan perhitungan Jango Bangar.

“Kami memiliki penanggalannya berdasarkan perhitungan Jango Bangar, bahkan untuk Maulid adat pada tahun-tahun berikutnya sudah bisa ditentukan hari dan tanggalnya mulai sekarang,”ungkap Djekat salah seorang tokoh adat tertua di wet Sesait.

Di masa mendatang, Bupati KLU yang hadir memberikan sambutan pada acara Maulid Adat di Sesait ini mengatakan bahwa, kegiatan Maulid Adat seperti yang digelar di Sesait ini, bisa menanamkan rasa tanggung jawab untuk mempertahankan tradisi. Namun jangan sampai semangat pelaksanaan kegiatan adat itu dilupakan.Maulid Adat merupakan salah satu bentuk penghormatan masyarakat terhadap Nabi Muhammad Saw.
Pembuka acara resmi kegiatan Semetian atau yang lebih populer disebut Perisean, diawali dengan tampilnya kaum hawa berusia lanjut untuk bertarung. Setelah beberapa babak, Masidep selaku wasit menyudahi penampilan jawara dari kaum hawa tersebut.Kemudian presian dilanjutkan dengan penampilan para jawara-jawara yang biasa tampil diberbagai event dari beberapa wilayah penjuru Kayangan. Misalnya dari Pansor,Sambik Jengkel,Gumantar,Dasan Beleq dan Rebakong.

Kegiatan Semetian dalam rangkaian Maulid Adat seperti di Sesait ini perlu dilestarikan. Karena ritual seperti ini adalah warisan para leluhur dan masih memberikan manfaat positif pada masyarakat.

Tentunya kita semua berharap, kedepannya kegiatan Maulid Adat bisa ditata dengan lebih bagus lagi. Dalam artian, keunikan Maulid Adat itu bisa menjadi daya tarik pariwisata. Agar kegiatan sakral itu tidak terganggu, perlu dipikirkan acara seremonial yang bisa diikuti oleh wisatawan yang pada ujungnya akan memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Sesait.

“Kalau Gong Dua ini sacral, mungkin perlu ada gong lainnya yang disiapkan sewaktu-waktu untuk menyambut tamu,”kata Djekat. (Eko).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar