Sesait,(SK),-- Maulid adat yang dilaksanakan
masyarakat adat wet Sesait, Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara,
dihadiri langsung Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH,Minggu (05/02/2012)
lalu.
Sebagai
pusat kegiatan pelaksanaan ritual Maulid adat yang rutin dilakukan tiap
tahun oleh masyarakat adat wet Sesait adalah di Mesjid Kuno Sesait.
Sementara menunggu acara memajang di mulai, masyarakat dari berbagai
dusun yang ada di wet Sesait, kaum hawa nampak hadir dengan menggunakan
pakaian khas sasak berupa Kebaya berbondong-bondong memasuki Kampu
dengan membawa berbagai keperluan untuk perayaan Maulid adat esok
harinya.
Kegiatan ini oleh masyarakat adat wet Sesait disebutnya ‘Merembun
atau mengumpulkan’. Disebut demikian, karena seluruh keperluan bahan
makanan untuk perayaan Maulid adat esok harinya dikumpulkan menjadi satu
di dalam Kampu, yang merupakan balai peninggalan Datu Sesait sekitar
abad ke 16 M.
Maulid adat di Kampung Sesait ini, sudah menjadi tradisi masyarakat
adat wet sesait untuk melaksanakannya setiap tahun. Salah satu keunikan
yang terkandung dalam perayaan Maulid adat di wet Sesait ini adalah
untuk membangkitkan semangat kegotong-royongan antar warga yang selama
ini sudah agak mulai pudar.
Djekat salah seorang tokoh adat Sesait dalam sekapur sirihnya usai memajang di Mesjid Kuno Sesait yang dilakukan oleh Tau Lokaq Empat,(Mangkugumi,Penghulu,Pemusungan,Jintaka) mengatakan, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw yang dilaksanakan secara adat di wet Sesait yang di dahului dengan memajang ini, adalah merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap tahun.
Djekat salah seorang tokoh adat Sesait dalam sekapur sirihnya usai memajang di Mesjid Kuno Sesait yang dilakukan oleh Tau Lokaq Empat,(Mangkugumi,Penghulu,Pemusungan,Jintaka) mengatakan, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw yang dilaksanakan secara adat di wet Sesait yang di dahului dengan memajang ini, adalah merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap tahun.
Namun diakui Djekat, ritual ini pernah ditinggalkan, tetapi sejak di
gagasnya kembali mulai tahun 1980-an, maka perayaan Maulid adat yang ada
di wet Sesait ini bangkit kembali.Sesungguhnya perayaan Maulid adat ini
dilaksanakan dengan tujuan disamping menapak tilas perjalanan sejarah
generasi terdahulu, juga ingin menepis stigma masyarakat luar yang
beranggapan bahwa masyarakat Sesait kolot, masih menganut waktu telu dan
lain sebagainya. “Justeru anggapan inilah yang ingin kita hilangkan dan
sejak tahun 1968 silam, masyarakat wet Sesait sudah menjawabnya,”tegas
Djekat, yang juga anggota DPRD KLU ini.
Sementara itu, Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH dalam sambutannya
menyambut baik dan mendukung tentang pelaksanaan ritual Maulid adat yang
dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan kebiasaan turun-temurun yang
telah dilakukan selama ini.Prosesi Maulid adat mengandung makna yang
luas, dimana antara adat dan agama saling bersinergi dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta mensuri-tauladani kehidupan
Nabi Muhammad Saw.
Djohan Sjamsu juga mengingatkan kepada seluruh tokoh adat Sesait dan
undangan lainnya dari Bayan,Soloh,Gumantar, Salut dan Pansor, bahwa
Adat bersendikan agama akan membuat semua kehidupan manusia menjadi
benar dan baik, serta di jauhkan dari sifat salah dan dosa.
“Yang penting bagaimana kita bisa mengambil hikmahnya dari peringatan ini,”kata Bupati.
“Yang penting bagaimana kita bisa mengambil hikmahnya dari peringatan ini,”kata Bupati.
Keberadaan umat Islam sekarang ini dengan rentang Nabi Muhammad Saw
sudah 1433 H cukup jauh, sehingga dengan perayaan Maulid adat di wet
Sesait ini, kita ingin mengayomi seluruh kepentingan masyarakat Dayan
Gunung, termasuk perayaan budaya yang saat ini sedang membudaya.
Bupati KLU pada kesempatan itu juga berpesan bahwa untuk tetap
lesatrinya perayaan Maulid Adat seperti yang dilaksanakan oleh
masyarakat adat Sesait,Gumantar maupun Bayan adalah paling tidak ada dua
yang bisa bertahan, yakni hayati ajaran agama dan selalu mempertahankan
adat budaya setempat.
Menjalani kehidupan modern dewasa ini, banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus di hadapi oleh setiap manusia. Diantaranya adalah nilai adat budaya yang semakin menipis, dimana nilai-nilai budaya yang selama ini terpelihara di tengah-tengah kehidupan masyarakat terus di gerogoti keasliannya oleh adanya budaya asing dan kemajuan teknologi, yang setiap saat berdifusi dengan budaya local.
Menjalani kehidupan modern dewasa ini, banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus di hadapi oleh setiap manusia. Diantaranya adalah nilai adat budaya yang semakin menipis, dimana nilai-nilai budaya yang selama ini terpelihara di tengah-tengah kehidupan masyarakat terus di gerogoti keasliannya oleh adanya budaya asing dan kemajuan teknologi, yang setiap saat berdifusi dengan budaya local.
“Ini akan menjadi pekerjaan yang bukan main beratnya dimasa
mendatang, yaitu dengan membentengi anak-anak kita dengan pendidikan
agama dan adat yang baik. Untuk itu, hanya dengan persatuan dan kesatuan
diantara semua tokoh, baik tokoh agama, adat dan pemerintah, maka
pekerjaan seberat apapun bisa di selesaikan,”jelasnya.
Pengaruh budaya global yang negative melalui media internet, juga disinggung Bupat, agar selalu hati-hati dengan media ini.
Pengaruh budaya global yang negative melalui media internet, juga disinggung Bupat, agar selalu hati-hati dengan media ini.
“Ini salah satu cara kita untuk mempertahankan adat budaya kita dan
harus yang konstruktif,”tegasnya.
Hanya dengan menjalankan ajaran agama dan adat budaya itulah kita
dapat menepis budaya asing yang menggerogoti budaya local yang setiap
saat dapat melumpuhkan budaya asli setempat.
“Ritual adat yang dapat membawa kemajuan, silahkan di laksanakan,
”ajaknya.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar