Rabu, 01 Juni 2011

Situs Makam Datu Sentul ‘Sinom’ (12)

SENTUL, -- Penelusuran Situs - situs Sejarah jejak masa lalu diwilayah wet Sesait, terus dilakukan hingga berita ini diturunkan.

Perjalanan panjang yang penuh lika-liku menguras waktu dan tenaga dalam pencarian jejak-jejak masa lalu, tentang keberadaan kehidupan para pendahulu penghuni gumi Sesait yang pernah jaya dimasanya ini, membutuhkan kesabaran yang luar biasa.

Pasalnya, para pencari situs Sejarah ini, tidak jarang harus bersusah payah keluar masuk hutan, masuk kampung, melewati areal persawahan, menyusuri sungai, belum lagi turun naik perbukitan. Hal ini membutuhkan semangat dan kesabaran yang tinggi, bagi para pencari jejak masa lalu, dibawah pimpinan Agus Engkang dan Bukren Klau ini.

Pada penelusuran kali ini, menurut Bukren Klau, difokuskan pada pencarian Situs Makam Datu Sentul yang bernama ’Sinom’. Makam ini tidak jauh dari jalan raya Sentul-Cempaka dan terletak dipinggir telabah, sekitar 10 meter  sebelah timur rumah Masdan (43) di Sentul Desa Pendua Kecamatan Kayangan Lombok Utara.

Keberadaan Makam ini, yang oleh masyarakat setempat diyakini memilki Karomah tersendiri. Misalnya saja, menurut salah seorang tokoh masyarakat Sentul yang tidak ingin dipublikasikan namanya mengatakan, ketika ada anggota masyarakat yang secara kebetulan duduk di atas makam Datu ini, maka seketika buah pelirnya terasa membesar. Padahal kenyataannya tidak demikian. Hanya perasaannya saja yang merasakan buah pelirnya membesar.

Pernyataan tersebut dibenarkan juga oleh Bukren Klau. ”Memang benar, dulu pernah ada orang yang sengaja duduk di atas makam Datu Sentul itu dan tiba-tiba orang tersebut tidak bisa bangun dari tempat duduknya, karena buah zakarnya terasa membesar dan berat untuk diangkat,” katanya.

Padahal lanjutnya, buah zakarnya tidak apa-apa dan biasa saja. Tidak ada perubahan. Itu hanya perasaannya saja yang dirasakan membesar. Kalau sudah demikian keadaannya, jika mengobati penyakit seperti itu, menurut Bukren Klau, harus pergi ke Makam tersebut, mengaku salah dan memohon kepada Yang Kuasa agar disembuhkan penyakit yang dideritanya. ”Insya Allah sembuh,” katanya meyakinkan.

Menurut sejarah, ketika Datu Sinom ini memerintah kerajaan Sentul ratusan tahun silam, diceritakan bahwa pada masa jayanya, Datu Sinom adalah satu – satunya Raja yang tidak memiliki musuh dengan raja-raja yang berkuasa dilingkar utara gunung Rinjani kala itu. Termasuk dengan Raja Sesait. Karena antara Raja Sentul dengan Raja Sesait berbesan.

Wilayah kerajaan Sentul diyakini adalah hanya sebatas gontoran Sentul yang sekarang hingga Gubug Setowek. Kerajaan ini memiliki Kaula Bala sejumlah 44 KK. Itulah sebabnya, hingga sekarang, jumlah penduduk yang mendiami daerah Sentul yang menjadi sebuah Dusun saat ini harus berjumlah 144 jiwa. Tidak boleh lebih dari itu. Kalau lebih, menurut Bukren, harus pindah tempat tinggal diluar dari wet Sentul.Karena dikhawatirkan ada perang. Itulah sebabnya, penduduk Sentul harus berjumlah 144 jiwa,tidak boleh lebih dari itu.

Peninggalan Datu Sinom diantaranya adalah Sumur Lokok Buyut. Sumur ini adalah tempat pemandian Datu Sinom beserta keluarganya. Namun keberadaan keluarga maupun sampai kapan memerintah, tidak banyak diketahui. Namun peninggalannya yang terkenal hingga sekarang yaitu "Tembang Sinom yang diciptakannya. Sehingga, dikalangan para penyair/pejanjam, tembang ini sudah tidak asing lagi ditelinga mereka. Hanya, Datu sinom ini memiliki menantu yang bernama Merkani. Merkani inilah yang menurunkan nenek moyang Bukren Klau di Sesait.

Dalam menjalankan kehidupan dalam lingkungan kerajaan, Merkani hidup sebagai seorang pande besi. Karena sebagian besar kaula bala kerajaan Sentul waktu itu, hidup sebagai petani. Kehidupan para petani masa itu, berhuma diladang. Dimana, seluruh gontoran Sentul ini dulunya penuh dengan hutan belantara. Sehingga sebagian besar rakyatnya membuka hutan belantara untuk dijadikan ladang/huma. Dalam mengelola ladang inilah para petani masa itu kebanyakan menggunakan alat Susur terbuat dari galih kayu busur. Oleh Raja Sentul Sinom kala itu, diperintahkanlah menantunya Merkani untuk membuat alat susur dari besi. Sehingga oleh rakyat kerajaan Sentul masa itu, Merkani yang juga menantu Raja Sinom ini, di kenal dengan sebutan Pande Merkani.

Hingga sekarang makam Pande Merkani yang terletak tidak jauh dari makam Datu Sinom (mertuanya) ini, tetap terpelihara dengan baik oleh keturunannya di Sentul. Salah satu keturunannya adalah Bukren Klau.

Menurut rencana dari pihak keturunan Pande Merkani Bukren Klau, kedua makam, baik makam Datu Sinom maupun makam Pande Merkani yang asal Klungkung Bali ini, dalam waktu dekat disekitar kompleks makam tersebut akan dibangun pagar pembatas. Hal ini dilakukan, menurut Bukren adalah untuk menjaga kelestarian situs sejarah para penguasa yang pernah ada dan jaya dimasanya. (Eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar