Kayangan,(SK),-- Musyawarah Antar Desa (MAD) Tutup Buku Unit
Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kayangan tahun buku 2012 berlangsung di aula
Kantor Camat Kayangan, Rabu (3/01/2013).
Dalam MAD Tutup Buku UPK PNPM
Kayangan ini di hadiri oleh Camat Kayangan, Muspika, Faskab KLU, FT,
FK,TPK,Kepala Desa dan para Kader Desa se Kecamatan Kayangan serta undangan
lainnya.
Camat Kayangan yang diwakili
Sekcam Sukadi,S.Sos dalam pengantarnya sangat mengapresiasi kegiatan PNPM yang
telah berhasil dalam melaksanakan programnya selama setahun
berjalan.Keberhasilan Program PNPM selama ini sangat nyata di rasakan
masyarakat.Sebab secara keseluruhan para stackholder program yang menasional
ini sangat bagus pelaksanaannya,mulai dari tingkat yang paling bawah proses
demi proses dilaksanakan dengan teliti.
Sebagai pelaksana program PNPM,
maka Sekcam asal Tanjung ini meminta kepada UPK PNPM Kayangan, bahwa dalam MAD
Tutup Buku kali ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban yang harus dijalankan.
Sebab bagaimana pun Musyawarah Antar Desa (MAD) tutup buku tahun 2012 yang
digelar Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Kecamatan ini merupakan salah satu
bentuk pertanggungjawaban setelah mengemban amanah selama setahun berjalan.
Selanjutnya Sukadi menyatakan, bahwa dari pelaksanaan
MAD tutup buku ini, nantinya akan diketahui perjalanan UPK yang mengelola dana
kelompok Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP), apakah berjalan mulus atau banyak
hambatan yang terjadi. Hal ini perlu dipertanggngjawabkan, baik secara materi
maupun secara administrasi, karena Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) itu merupakan program pemerintah yang tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan.
Ketua UPK Kecamatan Kayangan Edy Kartono,SE
mengatakan, dari 239 jumlah kelompok SPP yang ada, terdapat 58 kelompok SPP
yang bermasalah yang tersebar diseluruh desa dan yang paling banyak kempok SPP
yang bermasalah adalah desa Santong yaitu 19 kelompok.
Dikatakan Edy Kartono, banyaknya kelompok SPP
yang bermasalah ini disebabkan karena tunggakan macet.Namun diantara 58
kelompok yang bermasalah tersebut ada pula yang sudah menyelesaikannya di awal
tahun ini.Sehingga diharapkan dalam waktu dekat, kelompok SPP bermasalah
lainnya bisa menyelesaikan tuggakannya.
Untuk mengatasi kelompok SPP bermasalah tersebut
sangat dibutuhkan peran serta dan kerja keras semua pihak,terutama para pelaku
PNPM dalam bekerja di wilayah ini. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyelewengan dana SPP yang tidak diinginkan.
Pada kesempatan MAD tutup buku tahun 2012
tersebut, Ketua UPK Kecamatan Kayangan, Edy Kartono,SE memamparkan perkembangan
dana SPP. Dari modal RP. 5.179.500.000 pada saat tutup buku tahun 2011 lalu
meningkat menjadi 9.155.500.000 pada saat tutup buku tahun 2012.Jadi ada
peningkatan 3.976.000.000 yang bergulir di 212 kelompok tahun 2011 dan
meningkat menjadi 239 kelompok pada tahun 2012 atau 2.367 anggota.
Dijelaskan Edy Kartono, resiko pinjaman pada
tahun 2011 sebesar 171.134.295 atau 11,49%. Dari pengelolaan SPP tersebut,
surplus laba pada saat tutup buku tahun 2011 dapat di alokasikan sebesar
210.524.514 dan alokasi laba yang dibagi pada tahun 2011 sebesar 125.367.159.
Pada tanggal 31 Desember 2012 tingkat
pengembalian UPK Kayangan sebesar 94,06 %. Jadi pada tahun ini UPK Kayangan
mengalami peningkatan pengembalian, sehingga pada tahun ini UPK Kayangan
mendapatkan bonus. Adapun besaran cadangan resiko pada tahun 2011 sebesar
171.134.295 yang pada tahun 2012 meningkat sebesar 173.270.930, jadi ada
peningkatan jumlah pinjaman yang macet sebesar 2.136.635.Sedangkan alokasi
pembagian surplus selama tahun 2012 tersebut di dasarkan atas perhitungan
laporan laba rugi microfinance yang telah dibuat pihak UPK.
Pendapatan (pengembalian SPP dan pendapatan non
oprasional) sebesar 533.990.149, sedangkan biaya pengeluaran oprasional dan non
oprasional sebesar 151.434.894, sehingga surplus laba bersih untuk tahun 2012
sebesar 382.555.255 (laba bersih bersumber dari pendapatan dan bungan bank).”Inilah
laba yang masuk dalam pembagian alokasi surplus tahun 2012,”tandas Edy Kartono.
Untuk lebih jelasnya, Edy Kartono menjelaskan
bahwa, alokasi pembagian laba atau pendapatan per Januari hingga Desember 2012 terdiri
dari Surplus laba bersih sebesar 382.555.255, resiko pinjaman tahun 2012
sebesar 173.270.930, dan resiko pinjaman tahun 2011 sebesar 171.134.295
(sebagai dasar untuk mempertimbangkan alokasi penggunaan surplus), alokasi laba
dibagi sebesar 380.418.620 dan alokasi laba tidak dibagi sebesar 2.136.635
serta alokasi laba yang langsung masuk surplus ditahan sebesar 168.997.660.
Sehingga alokasi laba bersih yang dibagi
sebesar 380.418.620, dengan ancer-ancer
pertama melihat dari kinerja UPK dapat meningkatkan dana bergulir yang
dibuktikan dengan tingkat pengembalian diatas 93 % yang ditargetkan Provinsi
NTB. Dan tingkat pengembalian UPK Kayangan sebesar 94,06 % per 31 Desember
2012, maka bonus UPK tahun 2012 dapat diberikan maksimal 2 kali gaji pokok.
Dari alokasi laba bersih yang dibagi sebesar 380.418.620 tersebut diberikan untuk tambahan
modal UPK sebesar 73,5 % (279.607.686), untuk penguatan kelembagaan UPK sebesar
10 % (38.041.862), dan bonus pengurus UPK diberikan 1,5 % (5.706.279) serta
untuk dana social diaberikan 15 % (57.062.793).Sehingga posisi laba ditahan
tahun 2011 sebesar 450.741.981 dan posisi hutang UPK tahun 2012 sebesar
100.810.934.(Eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar