Pemenang,(SK),-- Puji syukur kita panjatkan kepada 
Allah Swt atas rahmat dan nikmat yang diberikannya kepada kita,sehingga 
kita bisa hadir di tempat ini dalam rangka melkasanakan sesuatu yang 
sangat penting dan strategis yaitu gladi lapangan terhadap rencana yang 
telah dibuat dalam rangka penanggulangan bencana akibat gempa bumi yang 
berpotensi tsunami.
Demikian
 sepenggal pernyataan Sekda KLU Drs Suardi,MH dalam sambutannya sesaat 
sebelum gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami di Kecamatan 
Pemenang,Sabtu (08/12/2012) lalu.
Dikatakan, berbicara bencana, tentu kita tidak bisa lepas darinya dan
 juga kita tidak berharap bencana itu datang dalam kehidupan yang serba 
tidak menentu ini.Dimana dalam kehidupan ini tidak bisa tidak, senang, 
susah, sedih, bahagia, itu pasti akan kita alami.Tetapi hal itu tentu 
siapa pun tidak menginginkannya, yang kita inginkan adalah bagaimana 
kita bisa mengeleminir agar bencana itu tidak akan terjadi.
KLU jika ditinjau dari sisi tofografisnya berpotensi rawan 
bencana.Sehingga Mudah-mudahan dengan simulasi yang di gelar pihak BPBD 
Provinsi NTB dan BPBD KLU kali ini dan medan berat yang dibuat 
sedemikian rupa dengan melibatkan para aktor siap sebagai pelaku dari 
korban bencana warga Gili Trawangan bisa berperan dengan baik. Hajatan 
peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua orang agar senantiasa
 selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan-kemungkinan terjadi 
bencana alam seperti gempa bumi yang berpotensi tsunami. Sehingga 
pengalaman dan apa yang di hajatkan dari simulasi ini, tentunya dapat di
 raih dengan bagus.
Rencana Oprasional Ggladi (ROG) penanggulangan bencana gempa bumi berpotensi tsunami di KLU khususnya di Gili Trawangan, terdapat beberapa system rangkaian kronologis.Sistem gladi lapang gempa bumi yang berpotensi tsunami ini di dasarkan pada empat aspek peran Penanggulangan Bencana sesuai SOP (Standar Oprasional Penanggulangan) pada tiap-tiap stakeholder yaitu Situasi,Reaksi,Koordinasi dan Tindakan, dengan menitik beratkan pada arahan Presiden RI tentang Penanggulangan Bencana.
Rencana Oprasional Ggladi (ROG) penanggulangan bencana gempa bumi berpotensi tsunami di KLU khususnya di Gili Trawangan, terdapat beberapa system rangkaian kronologis.Sistem gladi lapang gempa bumi yang berpotensi tsunami ini di dasarkan pada empat aspek peran Penanggulangan Bencana sesuai SOP (Standar Oprasional Penanggulangan) pada tiap-tiap stakeholder yaitu Situasi,Reaksi,Koordinasi dan Tindakan, dengan menitik beratkan pada arahan Presiden RI tentang Penanggulangan Bencana.
Diceritakan, dalam kronologis gladi lapang tersebut, pada hari Sabtu 
pagi sekitar pukul 09,15 wita seluruh aktifitas penduduk di Kabupaten 
Lombok Utara umumnya dan khususnya di Gili Trawangan berjalan normal. 
Pagi yang cerah,suara debur ombak dan kicau burung menyambut suasana 
pagi di Gili Trawangan masyarakat melakukan aktivitas seperti biasanya, 
seperti nelayan,buruh,guru,bersekolah, dagang, bertani, loper koran dan 
lain sebagainya.Geliat perekonomian pun berjalan normal.
Tiba-tiba kehidupan masyarakat yang normal tadi di kejutkan dengan 
terjadinya getaran yang sangat kuat dan dirasakan oleh seluruh 
masyarakat NTB pada umumnya dan masyarakat KLU pada khususnya.Situasi 
masyarakat pada menit awal terjadinya gempa bumi  ini adalah terjadi 
hiruk pikuk, anak sekolah, pedagang, petani, nelayan dan juga wisatawan,
 lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.
Kemudian reaksi pada menit yang kedua, diceritakan, Pusdalops Badan 
Penanggulangan Bencana menerima info dari BMKG terkait kejadian Gempa 
Bumi 7,5 SR dengan kedalaman 25 km yang berpusat di 115”,58 20,005’ BT, 
8”11’55,436’ LS atau 16,8 km sebelah utara Gili Trawangan sekitar pukul 
09,15 Wita yang dirasakan oleh masyarakat NTB.
Pusdalops meneruskan informasi BMKG kepada BPBD KLU.Petugas BPBD memberikan informasi kepada Kepala Desa Gili Indah dan Forum PRB bahwa gempa bumi yang terjadi berpotensi tsunami.
Pusdalops meneruskan informasi BMKG kepada BPBD KLU.Petugas BPBD memberikan informasi kepada Kepala Desa Gili Indah dan Forum PRB bahwa gempa bumi yang terjadi berpotensi tsunami.
Setelah menerima laporan keadaan Gili Trawangan dan sebagian wilayah 
KLU, maka Bupati bersama Kepala Pelaksana BPBD KLU,Forkomda dan Elemen 
terkait melakukan rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati KLU H.Djohan 
Sjamsu,SH di Pendopo Kabupaten guna membahas langkah-langkah penanganan 
bencana selaku Komando tanggap darurat untuk wilayah setempat serta 
penetapan  tugas dan fungsi tiap-tiap instansi dan elemen pendukung 
dalam kegiatan tanggap darurat.
Dalam arahannya,Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH memerintahkan kepada 
seluruh masyarakat untuk segera bersiap-siap ambil bagian untuk 
mengamankan dan membantu teman-teman yang terkena musibah gempa 
bumi.Dimana gempa bumi ini berada di efisentrum selat Lombok yang akan 
melewati melanda tiga gili (Trawangan, Air dan Meno). Oleh karena itu, 
dihimbau kepada seluruh SKPD,BPBD,TNI-Polri dan masyarakat untuk 
membantu menyelamatkan seluruh korban-korban yang ada di Gili 
Trawangan.Sedangkan yang lain,terutama yang berada di darat, kiranya 
segera mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan
 terkait dengan korban bencana alam gempa bumi dan tsunami ini dapat di 
eleminir.
Selanjutnya, Kepala BPBD sesuai dengan rencana operasional gladi 
(ROG) penanggulangan bencana gempa bumi berpotensi tsunami yang di gelar
 di Kecamatan Pemenang tersebut, segera mengkoordinir pembentukan Tim 
bantuan Bencana, yang terbagi dalam beberapa Cluster tanggap darurat.
Kepala BPBD KLU melihat kondisi ini, segera menyikapi dan memerintahkan cluster-cluster yang sudah di bentuk untuk mengevakuasi masyarakat yang menjadi korban menuju lokasi yang lebih aman yaitu terminal Bangsal.
Kepala BPBD KLU melihat kondisi ini, segera menyikapi dan memerintahkan cluster-cluster yang sudah di bentuk untuk mengevakuasi masyarakat yang menjadi korban menuju lokasi yang lebih aman yaitu terminal Bangsal.
Dalam penanggulangan bencana alam akibat gempa bumi yang berpotensi tsunami ini dibagi menjadi beberapa cluster.
Pertama, Cluster Koordinasi, Manajemen dan Informasi. Cluster ini 
memberikan dukungan informasi,koordinasi dan dukungan komunikasi dalam 
penanggulangan bencana. Kedua,Cluster SAR dan Evakuasi.Cluster ini 
memberikan tindakan pertolongan pertama dan mencari serta memindahkan 
korban bencana ke lokasi yang lebih aman. Ketiga, Cluster Pendidikan dan
 perlindungan anak. Cluster ini memberikan bantuan pendidikan keluarga 
dalam masa tenggang darurat serta memberikan perlindungan dan pemenuhan 
kebutuhan anak.Keempat Cluster Kesehatan dan Nutrisi.Cluster ini 
memberikan bantuan pelayanan kesehatan dasar kepada pengungsi serta 
perawatan-perawatan cepat,tepat di lapangan.Kelima Cluster Pemulihan 
Darurat, Sanitasi dan air bersih.Cluster ini memberikan kenyamanan dalam
 mendukung masalah tanggap darurat yang akan mempersiapkan kebutuhan 
primer berupa air bersih yang siap minum menindak dri kondisi yang tidak
 normal yang dialami oleh bumi selalu menyebabkan air yang merupakan 
kebutuhan utama tidak aman untuk di konsumsi.Cluster Keenam,logistic dan
 peralatan.Cluster ini yang membantu dalam hal penyediaan dan 
pendistribusian peralatan logistic dalam masa tanggap darurat yang 
melibatkan semua unsure masyarakat yang membantu dalam penetapan sarana 
dan prasarana dalam tanggap darurat.Cluster terakhir yaitu Cluster 
Keamanan.Cluster ini yang merupakan cluster pendukung dalam menjaga 
keamanan serta kenyamanan dalam area pengungsian.
Sitem gladi lapangan gempa bumi berpotensi tsunami tersebut, di 
dasarkan atas empat aspek peran yang digunakan dalam penanggulangan 
bencana sesuai dengan Standar Oprasional Penanggulangan (SOP) pada 
tiap-tiap stakeholder seperti situasi,reaksi,koordinasi dan tindakan, 
dengan menitik beratkan pada arahan Presiden Republik Indonesia tentang 
Penanggulangan Bencana.
Dalam simulasi Gladi Lapang Gempa Bumi Berpotensi Tsunami di 
Kecamatan Pemenang tersebut, Tim dibagi menjadi 3 bagian, dimana Tim 
Pertama adalah Tim Bantuan Medis di kondisikan di berada di Pendopo 
Kabupaten Lombok Utara, Kedua Tim SAR dan Evakuasi pertama berada di 
Gili Trawangan dan Ketiga,Tim Bantuan Evakuasi Kedua di kondisikan 
berada di Polres KLU.
Dalam simulasi gladi lapang gempa bumi berpotensi tsunami ini 
mengharuskan keterlibatan dari semua stakeholder pengambil 
kebijakan,baik ditingkat Kabupaten Lombok Utara maupun ditingkat 
Provinsi Nusa Tenggara Barat, seperti Tim SAR 
TNI,Basarnas,Tagana,TRC,LSM,Kesehatan,Kelompok Forum PRB dan Dunia 
Usaha.
Setelah melakukan koordinasi dan mempersiapkan lokasi tanggap 
darurat,semua stakeholder bergerak sesuai dengan tugas dan fungsi 
masing-masing cluster.Kepala BPBD bersama Bupati KLU melakukan 
peninjauan tentang kesiapan tiap-tiap cluster di lokasi Posko tanggap 
darurat di Terminal Bangsal. Bupati pada kesempatan itu menanyakan 
tentang apa saja yang telah di siapkan.
Seiring dengan berjalannya masa tanggap darurat, datanglah bantuan-bantuan dari semua pihak,mulai dari TNI,POLRI, LANAL, LANUD, BPBD Provinsi NTB,PMI,Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi,BANK, Basarnas, Pramuka,LSM-LSM,NGO dan para relawan lainnya.Kedatangan bantuan-bantuan dari semua unsure dan elemen masyarakat peduli ini adalah untuk membantu korban penyelenggaraan masa tanggap darurat.
Seiring dengan berjalannya masa tanggap darurat, datanglah bantuan-bantuan dari semua pihak,mulai dari TNI,POLRI, LANAL, LANUD, BPBD Provinsi NTB,PMI,Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi,BANK, Basarnas, Pramuka,LSM-LSM,NGO dan para relawan lainnya.Kedatangan bantuan-bantuan dari semua unsure dan elemen masyarakat peduli ini adalah untuk membantu korban penyelenggaraan masa tanggap darurat.
Penanganan korban yang berada di Desa Gili Indah guna mendapatkan 
penanganan Medis yang memadai, dikarenakan diwilayah tersebut kurang 
sarana dan prasarananya untuk evakuasi korban.Maka setelah Kepala Desa 
Gili Indah berkoordinasi dengan pihak Posko tanggap darurat melalui 
pesawat radio, pihak Posko segera mengirimkan bantuan medis ke 
daerahnya.Selain itu,Kepala Posko tanggap darurat menginstruksikan tim 
evakuasi dan kesehatan yang tergabung dari TNI, Polri, 
Basarnas,PMI,Dinas Kesehatan untuk menuju ke Desa Gili Indah.
Persiapan tim evakuasi yang dipimpin oleh TNI segera menuju Desa Gili
 Indah. Sebelum tim diberangkatkan, maka pimpinan tim evakuasi 
menginformasikan dan mengkoordinir anggota untuk mempersiapkan 
perlengkapan dan kebutuhan perjalanan.
Setibanya di lokasi,tim evakuasi segera berkoordinasi dengan Kepala 
Desa Gili Indah sambil menuju ke lokasi tenda pengungsian darurat di 
atas bukit untuk melakukan kegiatan evakuasi dan memberikan bantuan 
penanganan medis kepada korban yang telah di evakuasi.
Ketua tim evakuasi melaporkan ke Posko tanggap darurat bahwa telah 
memberangkatkan Tim SAR I dengan membawa 15 korban prioritas (rentan dan
 luka berat).Seiring dengan berjalannya kegiatan SAR dan Evakuasi korban
 di gili Trawangan, tim SAR juga melakukan kegiatan SAR di Bangsal 
Kecamatan Pemenang dan sekitarnya untuk dibawa menuju ke Posko tanggap 
darurat guna mendapatkan penanganan dan perawatan.
Situasi dan kondisi di Posko tanggap darurat, setelah semua 
masyarakat terdampak mampu di kondisikan dan secara bersamaan Posko 
Tanggap Darurat menerima Info bahwa Tsunami tidak terjadi.Kegiatan alur 
Cluster-cluster yang ada dalam masa ini melakukan koordinasi,informasi 
dan komunikasi penanganan,rujukan-rujukan korban prioritas,pemberian 
pendidikan darurat,penyelenggaraan dapur umum lapangan untuk pengungsi 
dan pendistribusian-pendistribusian.
Berdasarkan UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah
 merupakan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang 
dilaksanakan secara terencana,terpadu,terkoordinasi dan menyeluruh pada 
tahapan pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Bupati didampingi Kepala BPBD KLU melakukan peninjauan pelayanan yang dilakukan oleh tiap-tiap cluster.Pada menit terakhir kejadian yang memporak-porandakan daerah Gili Trawangan dan sebagian Teluk Nara Pemenang Barat, setelah masa tanggap darurat dirasa cukup dalam masyarakat terdampak serta korban telah terkondisi dengan baik, maka Bupati menginstruksikan kepada Kepala BPBD selaku Komando Masa Tanggap Darurat untuk menyelesaikan masa tanggap darurat.Pada masa ini kegiatan yang dilakukan adalah dilanjutkan dengan Fase Rehab dan Rekon.
Bupati didampingi Kepala BPBD KLU melakukan peninjauan pelayanan yang dilakukan oleh tiap-tiap cluster.Pada menit terakhir kejadian yang memporak-porandakan daerah Gili Trawangan dan sebagian Teluk Nara Pemenang Barat, setelah masa tanggap darurat dirasa cukup dalam masyarakat terdampak serta korban telah terkondisi dengan baik, maka Bupati menginstruksikan kepada Kepala BPBD selaku Komando Masa Tanggap Darurat untuk menyelesaikan masa tanggap darurat.Pada masa ini kegiatan yang dilakukan adalah dilanjutkan dengan Fase Rehab dan Rekon.
Dari seluruh rangkaian kegiatan gladi lapang gempa bumi berpotensi 
tsunami dengan melibatkan seluruh stakeholder baik ditingkat Kabupaten 
Lombok Utara maupun ditingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, dinilai 
sukses dan berhasil.Sehingga untuk kegiatan yang serupa pada tahun 2013 
mendatang,Kepala BPBD Provinsi Husnudin berjanji akan menggelar di 
Kabupaten Sumbawa Barat. (Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar