Tanjung,(SK),---Tanggal 1 Oktober 2012 yang jatuh 
pada hari Senin minggu ini adalah Kesaktian Pancasila. Peringatannya 
dilakukan disejumlah tempat. Di Tanjung misalnya, Bupati KLU H.Djohan 
Sjamsu,SH menjadi inspektur upacara di Lapangan Umum Supersemar Tanjung.
 

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Ibukota Kabupaten Lombok Utara tersebut, dipusatkan di Lapangan Umum Supersemar Tanjung, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, yang dihadiri unsur Muspida, Ketua DPRD KLU, seluruh pimpinan SKPD, TNI/POLRI, siswa-siswi SLTP/SLTA se kota Tanjung dan masyarakat. Penyelenggaraan upacara bendera memang kembali dipilih sebagai sarana untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila tahun ini. Sebagaimana diketahui, sejarah pernah menyebutkan tentang terbongkarnya peristiwa G 30/SPKI yang kemudian menjadi cikal bakal peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober. Sehingga setiap 1 Oktober pula, kantor-kantor instansi pemerintah maupun sekolah-sekolah, menggelar upacara nasional mengenang peristiwa tersebut.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Ibukota Kabupaten Lombok Utara tersebut, dipusatkan di Lapangan Umum Supersemar Tanjung, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, yang dihadiri unsur Muspida, Ketua DPRD KLU, seluruh pimpinan SKPD, TNI/POLRI, siswa-siswi SLTP/SLTA se kota Tanjung dan masyarakat. Penyelenggaraan upacara bendera memang kembali dipilih sebagai sarana untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila tahun ini. Sebagaimana diketahui, sejarah pernah menyebutkan tentang terbongkarnya peristiwa G 30/SPKI yang kemudian menjadi cikal bakal peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober. Sehingga setiap 1 Oktober pula, kantor-kantor instansi pemerintah maupun sekolah-sekolah, menggelar upacara nasional mengenang peristiwa tersebut.
Hari Kesaktian Pancasila, dianggap sebagai bukti bahwa Pancasila itu 
ampuh dan berhasil menghalau dan menumpas komunis dan Partai Komunis 
Indonesia (PKI) tahun 1965. Meskipun sampai kini kalangan sejarawan 
masih melakukan kajian-kajian terhadap tudingan pelaku pembantaian 
keenam jenderal dan seorang letnan tersebut.
Terlepas dari persoalan itu, sejumlah elemen masyarakat menilai 
perlunya tetap memaknai Hari Kesaktian Pancasila dalam kehidupan 
sehari-hari, terutama pada era pascareformasi seperti saat ini. 
Pancasila yang lahir dari akar sejarah budaya bangsa itu tetap diyakini 
mengandung nilai-nilai luhur universal yang menjadi pedoman bagi bangsa 
Indonesia, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan 
Beradab, Persatuan Indonesia,Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat 
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
 Seluruh Rakyat Indonesia.
Namun di sisi lain, pengamalan sila-sila dari Pancasila itu dianggap mulai luntur, sehingga diperlukan langkah-langkah untuk bisa mempertahankan dan mengembalikan nilai-nilai luhur Pancasila itu sebagai ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai elemen, termasuk suku, ras, agama dan sebagainya, namun Pancasila, itulah konsep dan tujuan kemerdekaan sebagai salah satu ideologi negara Republik Indonesia.
Namun banyak kalangan menilai pengamalan nilai-nilai Pancasila itu pascareformasi ini sudah mulai luntur dan bahkan hilang. Contoh nyata, misalnya, dapat dilihat melalui sejumlah kasus yang belakangan muncul, antara lain isu sara, aksi tawuran antarpelajar, hingga teroris.
“Kalau dulu kita kenal dengan Sumpah Pemuda, ditambah sila ketiga 
Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Namun beberapa kasus yang muncul 
belakangan ini, sama sekali tidak mencerminkan hal itu,” kata salah 
seorang tokoh masyarakat Kayangan Masidep,S.Pd.
Hari kesaktian pancasila merupakan sebuah tombak sejarah yang sangat 
besar bagi bangsa Indonesia, karena telah gugurnya pahlawan revolusi 
yang di fitnah demi membela bangsa tanah air Indonesia tercinta ini. 
yaitu dengan gugurnya ke-6 (enam) Jenderal dan 1 (satu) Perwira Menengah
 TNI Angkatan Darat. Adapun ke tujuh pahlawan revolusi sebagai akibat 
keganasan PKI adalah : "Jenderal Anumerta Ahmad Yani , Letjen Anumerta 
Suwondo parman , Letjen Anumerta Suprapto. Mayjen Anumerta Pandjaitan, 
Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Letjen Anumerta M.T.Haryono, Kapten
 Anumerta Piere Tendean".
Dari ke 7 pahlawan tersebut dapat kita ambil hikmah yang sangat besar
 dan dapat kita pelajari bahwa suatu pengorbanan mereka harus kita 
hargai dan peringati dengan berlangsungnya di tanggal 1 oktober. Dengan 
memberontaknya suatu gerakan yang masuk kedalam sistem pemerintahan 
Negara Indonesia Republik Indonesia saat itu, yang kemudian dinamakan 
dengan G 30 S/PKI, yang di ketuai oleh D.N.Aidit tersebut, yang ingin 
mencoba meruntuhkan kedudukan sistem kesatuan pemerintahan Negara 
Indonesia menjadi komunis, dimana komunis itu artinya seseorang yang 
menganut paham anti Tuhan. Ini maksudnya tidak memiliki Tuhan Yang Maha 
Esa didalam hidupnya. Oleh karena itu badan pertahanan negaralah yang 
menjadi sasaran utamanya sehingga dibuat fitnah-fitnah yang 
berlangsungnya perpecahan di negara indonesia pada saat itu. Akibatnya 
TNI yang keberadaannya dari,oleh dan untuk rakyat menjadi korban 
keganasan PKI pada tanggal 30 September 1965, yang kemudian mereka itu 
di kenal dengan nama pahlawan REVOLUSI yang tetap setia pada janji dan 
sumpahnya untuk membela tanah air negara kesatuan republik indonesia 
yang tercinta ini. 
Untuk itu sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, sepatutnyalah 
kita tetap mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi 
dan jati diri bangsa Indonesia itu, karena sudah menjadi tanggung jawab 
bersama semua pihak.  Peran para pemimpin bangsa ini kedepan seharusnya 
dilakukan sejak dini perlunya penanaman nilai-nilai Pancasila itu kepada
 masyarakat, terutama melalui proses sejak duduk di bangku sekolah, jika
 perlu justru di tingkat PAUD [pendidikan anak usia dini] seharusnya 
sudah bisa ditanamkan nilai-nilai Pancasila itu melalui kurikulum yang 
diajarkan di sekolah tersebut.
Mungkin banyak sekali hikmah, pelajaran yang dapat kita petik dan ambil dari peristiwa 1 oktober ini. karena merupakan sebuah motivasi , dorongan , semangat untuk kaum-kaum muda penerus bangsa di masa yang akan datang. dan bisa dijadikan sebuah tolak ukur dan acuan agar kita menjaga negara kesatuan republik indonesia ini agar bebas dari segala macam jajahan serta hasutan-hasutan yang akan tujuan intinya akan meruntuhkan kesatuan Republik Indonesia.
Dengan memperingati peringatan peristiwa 1 Oktober 1965 kita pun 
harus menghargai segala jasa-jasa para pahlawan yan telah gugur di medan
 perang demi tujuan intinya mempersatukan negaran indonesia, agar bisa 
membuat bangsa indonesia ini berkembang dan maju. dan harus kita lihat 
juga nilai sebuah pancasialis dari sebuah arti dari pancasila yaitu pada
 sila ke -1 dengan berisikan "ketuhanan yang maha esa" maka dari itu 
sudah sepatutnya kita sebagai bangsa indonesia berketuhanan yang maha 
esa. apapun ras dan dalam perbedaan agama kita harus tetap bersatu dan 
kokoh guna menjadikan indonesia ini makmur dan lestari.(ASI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar