Kayangan,(SK),-- GPA (Gabungan Pencinta Alam)
Santong merupakan organisasi kepemudaan yang bergerak di bidang social
serta pendidikan lingkungan hidup.Selama 13 tahun berdirinya
(02/07/2006) silam, GPA Santong ini telah banyak yang telah
dilakukannya.
Sejak
berdirinya 13 tahun silam hingga saat ini, GPA Santong telah melakukan
pendidikan dasar pencinta alam sebanyak 7 kali, termasuk diklatsar yang
diselenggarakan saat ini.
Ketua Panitia Diklatsar VII GPA Santong Sudikatmono dalam laporannya
mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti diklatsar GPA Santong tahun
ini 25 orang, yang terdiri dari laki-laki 23 orang dan perempuan 2
orang, yang berasal dari 3 Kecamatan, (Bayan,Kayangan dan Gangga).
Dikatakannya, untuk perekrutan anggota GPA Santong ini dilakukan
setiap tahun.Karena GPA ini merupakan organisasi kepemudaan yang
bergerak di bidang social dan lingkungan hidup, maka peserta yang
mengikuti Diklatsar kali ini pun sebagian besar dari kalangan pemuda.
Sudikatmono berharap agar pelaksanaan kegiatan ini bisa berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana, maka pihaknya menaruh harapan kepada
semua pihak terutama kepada para narasumber yang berasal dari dinas
terkait atas keterlibatannya memberikan bimbingan pengetahuan serta
ketrampilan lainya demi suksesnya kegiatan ini.
Sementara itu, Noval selaku Ketua GPA Santong dalam sambutannya
mengatakan, GPA Santong ini adalah sebuah organisasi sebagai wadah untuk
berkumpul dan berserikat mencapai tujuan.
Noval menyatakan, dalam diklatsar GPA-VII tahun ini, tema yang di
usung adalah membangun sikap mental Generasi Muda yang berwatak jujur,
bertanggungjawab dan memiliki semangat untuk melesatrikan alam. Noval
melihat bahwa pemuda merupakan persoalan yang sangat penting untuk
mendapatkan perhatian, karena menurutnya ditangan para pemudalah bangsa
ini mampu berdiri, sehingga memiliki sikap nasionalisme dan rasa cinta
terhadap lingkungan, dimana lingkungan merupakan tempat segala macam
makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya berkembang biak dan
bereproduksi sehingga harus dijaga akan kelestariannya.
Dihadapan tamu undangan dan peserta Diklatsar VII yang berlangsung di aula Gedung Serba Guna Santong,Senin, (09/07), Noval juga mengaku bahwa di jaman yang serba modern dewasa ini, banyak sekali persoalan-persoalan lingkungan yang terjadi, seperti terjadi bencana alam tsunami,tanah longsor, banjir bandang hampir sebagian pulau Indonesia,gunung meletus,kebakaran hutan,kekeringan,polusi udara yang disebabkan oleh emisi karbon, serta meningkatnya abrasi air laut yang disebabkan oleh mencairnya es kutub utara.
Dihadapan tamu undangan dan peserta Diklatsar VII yang berlangsung di aula Gedung Serba Guna Santong,Senin, (09/07), Noval juga mengaku bahwa di jaman yang serba modern dewasa ini, banyak sekali persoalan-persoalan lingkungan yang terjadi, seperti terjadi bencana alam tsunami,tanah longsor, banjir bandang hampir sebagian pulau Indonesia,gunung meletus,kebakaran hutan,kekeringan,polusi udara yang disebabkan oleh emisi karbon, serta meningkatnya abrasi air laut yang disebabkan oleh mencairnya es kutub utara.
Disamping itu, kata Noval, belum lagi terjadi eksploitasi
hutan,pertambangan serta konflik lahan-lahan hutan produktif yang mampu
menunjang kelangsungan hidup hayati di dalamnya serta dapat menopang
kehidupan masyarakat sekitarnya.Hal inilah yang menjadi perhatian serius
pemerintah untuk bagaimana menangani persoalan-persoalan
tersebut.Karena selama ini segala macam permasalahan tersebut, belum
mampu terselesaikan dengan baik.
Oleh sebab itu,perlu perhatian semua pihak terkait dengan bagaimana melesatrikan dan memelihara alam ini.Karena cintanya alam kepada kita,belum sebanding dengan cintanya kita kepada alam.Sehingga cintanya alam kepada kita akan di tukar oleh begitu banyak bencana yang datang silih berganti.
“Mari, kita sadari,kita hayati,kita pahami arti dan peran kita terhadap alam dan lingkungannya,”ajak Noval.
Kepala Desa Santong Muhakim, dalam pengantarnya mengajak seluruh
elemen masyarakat terutama adik-adik peserta diklat agar selalu menjaga
kondusifnya keamanan lingkungan alam ini.
Dikatakan, keberadaan GPA Santong selama ini sangat di rasakan
manfaatnya oleh masyarakat maupun pemerintah setempat, terutama dalam
menekan sekecil mungkin maraknya illegal loging, termasuk keamanan
lingkungan hutan kawasan I TNGR.Dengan adanya kegiatan semacam ini
(diklatsar) sangat membantu sebagai ajang pengembangan diri, sebagai
cikal bakal menjadi seorang pemimpin.”Ini merupakan suatu kemajuan yang
luar biasa,”puji Kades berjenggot ini. “Kedepan, mari kita jaga dan
lestarikan ala mini, serta jaga keamanan lingkungan ala mini,”ajaknya
serius.
Sementara narasumber perwakilan TNGR Kawasan I, Ketut Puja sangat
mengapresiasi kegiatan yang melibatkan generasi muda dalam menjaga dan
melestarikan ala mini, karena ini merupakan kegiatan yang bernilai
positif.”Mudah-mudahan kegiatan yang di rencanakan 8 hari ini dapat
berlangsung dengan baik sesuai rencana,”harapnya.
Wakil Ketua DPRD KLU Burhan M.Nur,S.IP dalam sambutannya selaku
anggota kehormatan GPA Santong mengatakan, GPA Santong ini merupakan
organisasi social, bukan organisasi tempat mencari uang.Sebab kalau
sebuah organisasi yang dibuat semata-mata sebagai tempat mencari uang,
maka tentu tidak akan berhasil mencapai tujuan sesuai dengan tujuan dan
asas dari sebuah organisasi itu dibentuk.
Politisi Demokrat DPRD KLU asal Desa Santong ini mengaku sangat
tertarik dengan kegiatan yang di gagas rekan-rekan GPA di wilayahnya.
Karena dirinya sebelum aktif di DPRD KLU, ia salah satu anggota aktif di
GPA Santong ini.Sehingga apa yang telah diperbuat teman-teman GPA-nya
sangat penting artinya dalam berbuat untuk kepentingan pengelolaan
lingkungan alam sekitar. Dari sejak berdirinya 13 tahun lalu, GPA
Santong ini sudah bertekad untuk merubah dirinya sendiri sebagai
pencinta alam yang memiliki tekad menjaga alam beserta segala isinya
agar tetap lestari demi kelangsungan hidup makhluk disekitarnya. Usai
memberikan sambutan, Wakil Ktua DPRD KLU asal Desa Santong ini, kemudian
di daulat untuk menyematkan tanda peserta tanda dimulainya Diklatsar
VII bagi siswa baru GPA Santong tahun 2012(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar