Sesait,(SK) --- Kualitas, produktifitas dan hasil
tani ternak tradisoanal di Lombok Utara masih tergolong rendah. Hal ini
mendorong masyarakat untuk membentuk kelompok sebagai alat pengajuan
bantuan dan pemberdayaan ke Pemerintah Daerah (Pemda). Kelompok Tani
ternak 'Bina Bersama' Dusun Lokok Tujan Desa Sesait Kecamatan Kayangan
adalah salah satu Kelompok Tani Ternak yang baru beberapa waktu lalu
diresmikan.
Ketua
Kelompok Tani 'Bina Bersama', Ismuningrat mengungkapkan bahwa selain
faktor keamanan pembentukan kenlompok tani ternak juga bertujuan untuk
mampu mengolah dan mengembangkan hasil pertanian dan peternakan. Namun
jelasnya, mengingat keterbatasan kemampuan masyarakat maka kami sangat
mengharapkan bantuan dan pembinaan dari pemerintah.
Dalam kelompok 'Bina Bersama', lanjut ketua kelompok yang biasa
disapa Ingrat, semua program kerja kelompok atas dasar kesepakatan
bersama semua anggota. Jumlah anggota sebanyak 40 orang terbilang besar
bila dibandingkan persyaratan minimal jumlah anggota yang ditentukan
Dinas Peternakan yaitu 15 orang. Namun jumlah anggota yang besar sangat
menguntungkan kami dalam pengamanan ternak.
Ditambahkannya, dalam waktu delapan bulan terakhir terjadi sekitar 12
kali kasus pencurian ternak sapi di wilayah Dusun Lokok Tujan dan
sekitarnya. Dengan terjaminnya keamanan kami akan memiliki kesempatan
untuk melakukan upaya penguatan kelembagaan sekaligus pengembangan
pengelolaan ternak, baik dalam hal harga maupun pemanfaatan limbah.
Untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan Pemda.
Ditempat terpisah, Sekretaris Desa Sesait Agus Demung Waji saat
dikonfirmasi di ruang kerjanya menyebutkan bahwa sampai saat ini
terdapat delapan kelompok ternak di Desa Sesait. Kelompok tersebut
terbentuk dalam kurun waktu 2010 sampai awal 2012. Semuanya terdaftar di
Dinas Peternakan yang terdiri dari dua kelompok ternak SMD (Sarjana
Membangun Desa) dan memperoleh bantuan dari Pusat, sedangkan enam
kelompok lainnya adalah atas dasar kesadaran masyarakat sendiri.
Selain karena faktor keamanan, tujuan pembentukan kelompok juga
diarahkan dalam rangka pencapaian derajat hidup masyarakat. Maka dalam
rangka itu, terang Sekdes, masyarakat harus dibina untuk merubah pola
dan sistem peternakan yang lebih maju. Di Desa Sesait kedepan kita akan
arahkan upaya antar kelompok untuk lebih komunikatif dan koordinatif
baik dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam hal penguatan
kelembagaan.
Keberadaan dua kelompok ternak yang dikelola oleh SMD akan sangat
membantu perkembangan kelompok-kelompok yang ada disamping adanya
pembinaan dan bantuan dari pemerintah. Sehingga dengan adanya interaksi
antar kelompok akan sangat memudahkan dalam proses transfer ilmu dan
teknologi. Kondisi tersebut merupakan ciri peternak modern dengan
indikator adalah kemandirian kelompok dan kesejahtera anggota.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Adibawe UPTD Peternakan dalam
setiap kesempatan selalu mengapresiasi setiap terbentuknya kelompok
ternak. "Ini adalah bentuk kesadaran masyarakat untuk lebih maju dan
mandiri," ucap Kabid Peternakan. Sebagai program unggulan pemerintah
Provinsi NTB, Bumi Sejuta Sapi (BSS) di tahun 2012 masih dalam tahapan
akselerasi atau percepatan jumlah populasi ternak hingga satu juta sapi.
Untuk mendukung program tersebut ada beberapa bentuk program yang
akan digalakkan Pemda yaitu penyebaran pejantan, PIN, pengendalian
produksi, pengendalian penyakit pedet, pengendalian pemotongan induk
produktif, stimulus kandang dan 1 induk 1 r 1 anak. Berdasarkan
peraturan Bupati No. 16 tahun 2011 maka Pemda akan memberikan bantuan
sapi bergulir kepada kelompok ternak yang masih tergolong kurang mampu.
Bantuan akan diberikan selama 4 tahun dan setelah itu akan dikembalikan
lagi untuk selanjutnya diberikan kepada masyarakat yang belum menerima.
Selain itu Adibawe juga menyebutkan jumlah kelompok ternak yang
bergitu tinggi yaitu 195 kelompok dan terbesar ada di Kecamatan bayan
dan Kayangan. Sekitar 90 kelompok belum mendapatkan bantuan. Jadi kami
berharap kepada kelompok baru untuk bersabar, harapnya. Untuk populasi
sapi di kecamatan Kayangan terdapat sekitar 15 ribu ekor. Jika populasi
ternak tersebut terus bisa ditingkatkan maka harapan untuk bisa mandiri
dan sejahtera akan semakin nyata.(HMD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar