Kayangan,(SK),-- Salah satu program infrastruktur Pemerintah
Kabupaten Lombok Utara adalah peningkatan sarana transportasi jalan dan
jembatan.
Namun sebelum KLU berdiri, ketika itu masih gabung dengan Lombok
Barat, banyak sekali pekerjaan infrastruktur yang ditinggal begitu saja
oleh dinas terkait. Pengerjaannya belum selesai 100%, malah ditinggal,
sehingga KLU yang baru berdiri beberapa tahun itu, menyisakan PR yang
sangat memprihatinkan.
Sebut saja diantaranya adalah jembatan Lokok Tawah yang berada di Kampung Lendang Kendal Dusun Tanak Muat, salah satu dusun terpencil dalam wilayah Desa Kayangan Kecamatan Kayangan Lombok Utara.
Kondisi jembatan itu hingga sekarang, menurut keterangan Rahdan (35)
warga Kampung Lendang Kendal yang rumahnya tidak jauh dari jembatan
tersebut, mengatakan kondisinya sangat memprihatinkan. Bayangkan,
katanya, sejak 7 tahun lalu jembatan ini tidak pernah kunjung selesai
dikerjakan oleh pihak yang bertanggung jawab,malah ditinggal begitu
saja.
“Jadi kapan kami bisa menikmati akses jalan yang menghubungkan dusun
Lendang Batu dengan dusun Empak Mayong tersebut, kalau tidak kunjung
diselesaikan, ”katanya dengan nada tanya.
Dikatakan Rahdan, yang penting jembatan ini segera di perhatikan oleh
Pemerintah, yang dalam hal ini dinas terkait, agar warganya bisa
melakukan aktifitas sehari-hari dalam mengakses segala hasil
pertaniannya.
“Maunya kami, Pemerintah sesering mungkin turun silaturrahmi ke
daerah kami yang jauh dari keramaian ini, jangan hanya sebatas turun di
daerah yang mudah di jangkau, terutama Pemerintah Desa dan yang lebih
khusus juga anggota DPRD KLU yang berasal dari wilayah
setempat,”bebernya.
Jembatan Lokok Tawah Lendang Kendal Tanak Muat Desa Kayangan ini,
memang dulunya, ketika masih gabung dengan Lombok Barat, jembatan
tersebut dikerjakan oleh kontraktor yang berasal dari Lombok Timur. Oleh
oknum kontraktor tersebut, menurut cerita Serajin (43) yang kebetulan
waktu itu dirinya mengaku sebagai Bendahara Panitia Pembangunan Jembatan
tersebut, pernah mengatakan bahwa tugas mereka hanya mengerjakan
jembatannya saja, sedangkan untuk penimbunan sayap jembatan itu adalah
tanggung jawab Pemerintah.
Namun apa yang terjadi, masih menurut cerita Serajin, pada saat
pengerjaan perakitan besi untuk persiapan ngecor, semen kala itu sudah
tidak ada, habis. Jadi para pekerja (buruh) sempat nganggur selama 4
bulan. Mereka (Panitia) tidak pernah tahu semen di dapatkan darimana,
yang penting dapat digunakan untuk ngecor.
Masih cerita Serajin, jembatan tersebut dibangun 7 tahun silam, yaitu sekitar tahun 2005. Tujuh tahun telah berlalu, namun kondisi jembatan Lokok Tawah ini masih menyisakan sebuah harapan.Kabarnya, pihak Dinas PU KLU sudah turun melihat dari dekat kondisi jembatan itu. Katanya, jembatan itu harus dibongkar karena bahan jembatan yang ada sekarang tidak kuat dan disarankan buat jembatan baru.
Yang dibutuhkan masyarakat ditempat itu, mohon dinas terkait segera
membuatkan jembatan baru, agar penantian panjang masyarakat yang
membutuhkan akses jalan di tempat itu, akan bisa merasakan nikmatnya
hasil pembangunan yang terus didengungkan oleh Pemda KLU di berbagai
pertemuan. Semoga harapan itu segera menjadi kenyataan.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar