KLU,Suarakomunitas.net,-- Jenazah Zhu Wenjin, kelahiran 12 April 1972 ( 39 tahun), tinggi 178 cm, Kewarganegaraan China dengan nomor paspor G 1996 4597, yang dikabarkan hilang di Gunung Rinjani sejak tanggal 23 Februari 2011 silam, akhirnya ditemukan.
Jenazah Zhu Wenjin, yang menghebohkan dunia awal tahun 2011 silam, ditemukan oleh seorang warga Desa Sesait bernama Amaq Cakep (57) pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2011, di Hutan Taman Nasional Gunung Rinjani ( HTNGR). Saat itu, Amaq Cakep bersama anaknya Aliman (27) sedang mengejar Kijang yang lari dan terjatuh ke dalam jurang atau tebing yang curam di Lendang Penyeranan Tempos Re sebelah selatan Gunung Malang dan Pondokan Lokak.
Secara tidak sengaja,Amaq Cakep bersama anaknya Aliman ini menemukan dua buah tas pinggang, yang satu bermerek Sport berwarna hitam dan yang satunya lagi tidak bermerek, yang berisi HP bermerek Pantech, sebuah Kamera digital, satu pasang kaos kaki warna hitam, 1 stel baju warna coklat, satu bungkus kwaci,dan paspor warna cokelat bernama Zhu Wenjin, serta beberapa ID Card, diantaranya kartu kaca mata,kartu ATM HBS,kartu Bank China Guangdong,dan kartu Bank Chou You.
Sementara Jenazah Zhu Wenjin, menurut cerita Amaq Cakep, bahwa jenazah yang ditemukan tanpa kepala dibawah jurang disebuah kali mati sekitar 50 meter dari tempat ditemukannya tas miliknya tersebut, sangat mengagetkan dirinya.
Awalnya, lanjut cerita Amaq Cakep, dirinya bersama anaknya Aliman, ketika hendak mencari rusa yang terjatuh ke dalam jurang hasil buruannya, secara tidak disengaja, dia melihat sesosok mayat tanpa kepala berada dijurang tersebut dengan posisi telentang. Hal inilah yang membuat Amaq Cakep kaget dan merasakan ketakutan yang luar biasa.Tanpa pikir panjang, Amaq Cakep bersama anaknya Aliman, yang sudah tiga hari berada dilokasi Lendang Penyeranan Tempos Re untuk berburu rusa itu, segera naik dari jurang itu dengan berpegangan pada pohon-pohon pakis yang tumbuh ditebing jurang tersebut, dan langsung pulang.
Sesampainya di rumah Aliman bersama ayahnya takut menceritakan kejadian yang dialaminya tersebut ke orang lain, karena barang yang ditemukan itu, diyakini milik orang yang ditemukan tinggal tengkorak itu.
Tiga hari kemudian semenjak tibanya dirumah pada hari minggu (7/8/11) kegelisahanpun semakin menjadi-jadi, “saya takut kalo-kalo arwah orang tersebut akan mendatangi kami, karena barangnya telah kami ambil, “ungkapnya. Sehingga pada hari Rabu (10/8/11), mereka melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pemusungan (Kantor Kepala Desa) Sesait. Bersama pihak kepolisian, Pemusungan Sesait menuju Rumah A. Cakep dan Aliman untuk mengambil Barang Bukti.
Menurut Kapolsek Kayangan Ipda Komang Sugatha, ketika dikonfirmasi tentang kebenaran ditemukannya mayat yang tinggal tengkorak tersebut, membenarkannya. Dikatakan Kapolsek yang berkumis lebat ini, barang bukti yang diambil dari orang yang menemukan mayat itu, sudah diamankan di Polsek Kayangan, guna penyelidikan lebih lanjut.
Menindak lanjuti tentang kebenaran penemuan mayat tersebut,Komang Sugatha, selanjutnya berkoordinasi dengan Polres Lombok Barat. Sehingga Polres Lombok Barat menurunkan anggotanya sejumlah 5 orang menuju ke TKP.
Komang Sugatha juga menjelaskan bahwa, Tim Evakuasi dibawah pimpinan Bripda I Komang Gus Endhi (anggota Satreskrim Polres Lobar), yang terdiri dari Fonter 4 orang, dari Kepolisian 5 orang, dari Polhut satu orang dan dua orang penemu mayat tersebut, Kamis, 11 Agustus 2011 sekitar jam 12 siang berangkat menuju Santong guna melakukan persiapan-persiapan pendakian. Dan tepat jam 13,00 wita, tim evakuasi berangkat menuju kawasan HTNGR.
Perjalanan tim evakuasi menuju ke TKP itu, memakan waktu satu hari satu malam, baru tiba di TKP. Perjalanan itu juga sangat melelahkan, sehingga menurut Komang Gus endhi, pimpinan tim evakuasi mengatakan kepada wartawan suarakomunitas.net, ketika dikonfirmasi di polsek Kayangan, mengatakan, mereka harus berkemah satu malam di gunung Malang. Hal ini dimaksudkan, menurut Endhi, agar kesehatan dan kekuatan fisik masing-masing anggota tim tidak terganggu. Karena menurutnya, masih jauh perjalanan menuju ke TKP sebagai lokasi tempat dimana ditemukannya jenazah Zhu Wenjin warga Negara China tersebut berada.
Keesokan harinya, tim diberangkatkan kembali menuju TKP. Tiba di TKP,masing-masing anggota tim diharuskan turun ke jurang, kesebuah kali mati dimana jenazah warga Negara China itu berada.
Menurut Komang Gus Endhi, kondisi mayat sesaat sebelum diangkat, adalah dalam posisi telentang. Tidak memiliki kepala,tangan sebelah hilang, dari panggul ke bawah masih menempel daging, sebagian rusuk sudah tidak utuh, bagian atas panggul berupa kerangka saja.Dibawah kerangka jenazah Zhu Wenjin tersebut mengalir air tetapi kecil.
“Ketika jenazah tersebut kami angkat, daging yang masih menempel dibagian bawah panggulnya tersebut, jatuh dan menempel diatas batu kali,”jelas Gus Endhi.
Sementara itu, Jhon Muhamad yang mewakili pihak keluarga Zhu Wenjin mengatakan bahwa, dirinya meyakini jenazah itu adalah memang benar jenazah Zhu Wenjin.
“Dari semua barang bukti yang ditemukan, saya yakin, bahwa jenazah itu memang benar Zhu Wenjin, walau ketika ditemukan kondisinya tanpa kepala dan beberapa bagian tubuhnya sudah tidak utuh lagi,”katanya dengan nada haru.
“Kepalanya hilang, saya yakin mungkin hilang dibawa arus aliran air dan kumungkinan kedua mungkin dimakan binatang melata seperti biawak,ular dan lain sejenisnya,”lanjutnya.
“Cuman yang tidak bisa saya bayangkan, bagaimana kesedihan istrinya ketika nanti tiba di Indonesia menyaksikan kondisi jenazah suaminya,”tambah Jhon sedih, sambil berlinag air mata.
“Namun kita tunggu saja hasil laboratorium forensic Rumah Sakit Bayangkara Mataram untuk memastikannya,”imbuhnya.
Diceritakan Jhon, bahwa Zhu Wenjin ini adalah seorang sastrawan dan dosen salah satu perguruan tinggi di China. Dia senang berpetualang sambil mencari inspirasi baru bagi tulisan ilmiahnya. Sehingga mengharuskan dirinya bersama istrinya menjelajah Asia Tenggara hingga ke Indonesia.
Menurut Jhon, sebelum kejadian yang menimpa keluarga Ms Anna Wong (istri mendiang Zhu Wenjin) yang berakhir di Gunung Rinjani Lombok itu, Zhu Wenjin bersama istrinya berniat jalan-jalan ke kawasan Asia Tenggara khususnya ke Malaysia. Namun, Zhu Wenjin belum cukup rasanya kalau dirinya belum tiba di Indoesia.
Sehingga menurut cerita istrinya Zhu Wenjin (Ms Anna Wong), yang diceritakannya kepada Jhon,bahwa Zhu Wenjin ketika berada di Malaysia berniat pergi ke Indonesia, tetapi istrinya tidak ikut dan memutuskan untuk kembali ke China. Sementara Zhu Wenjin meneruskan perjalanan ke Indonesia melalui jalur penerbangan Kuala Lumpur – Padang. Dari Padang kemudian Jakarta, terus ke Kupang, Maumere (Flores NTT).
Dari Maumere, Zhu Wenjin lewat jalan darat, terus ke pulau Komodo, kemudian nyeberang lewat pelabuhan Sape Bima NTB terus ke Sumbawa, kemudian nyeberang ke Lombok lewat Pelabuhan Poto Tano Sumbawa.
Setiba di Lombok (masih cerita Jhon) Zhu Wenjin terus menuju Bayan (Senaru). Sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Solo, Zhu Wenjin berniat naik ke Gunung Rinjani terlebih dahulu. Rupanya ditempat inilah riwayat hidupnya berakhir.
Menurut cerita istri Zhu Wenjin Ms Anna Wong, bahwa suaminya dari Maumere berangkat menuju Solo lewat darat. Karena Zhu Wenjin sudah memboking tiket pesawat penerbangan dari Solo-Kualalumpur – China.
Terakhir dikatakan Ms Anna Wong, pada tanggal 22 Februari 2011, delapan bulan lalu, Dia masih kontak dengan suaminya.Diceritakannya, saat itu suaminya sedang berada di Gunung sudah 5 jam. Namun tidak disebutkan Gunung dimana. Lalu istrinya menyarankan agar turun saja, tidak usah melanjutkan pendakian. Namun suaminya Zhu Wenjin mengatakan kepada istrinya, “ini sudah tanggung, tinggal beberapa jam lagi baru nyampe di danau segara anak Gunung Rinjani. Setelah beberapa waktu kemudian, Ms Anna wong kehilangan kontak dengan suaminya. Rupanya kata-kata itulah yang terakhir diucapkan Ms Anna wong kepada suaminya, hingga akhirnya hilang dan baru 8 bulan kemudian baru ditemukan jenazahnya, oleh seorang warga Sesait ketika sedang berburu rusa di Lendang Penyeranan Tempos Re Gunung Rinjani.
Dengan hilangnya Zhu Wenjin sejak tanggal 23 Februari 2011 delapan bula yang lalu, maka Ms Anna Wong dengan seluruh keluarga besarnya di China, telah membuat pengumuman atau selebaran keseluruh kawasan pulau Lombok NTB untuk mencari dan mengidentifikasi keberadaan suaminya Zhu Wenjin.
Dalam selebaran tersebut, bertuliskan bahwa, ‘Barang siapa yang menemukan Zhu Wenjin, maka akan diberikan imbalan atau reward sebesar USD 4.000 atau sekitar 35 juta.(Eko).
Jenazah Zhu Wenjin, yang menghebohkan dunia awal tahun 2011 silam, ditemukan oleh seorang warga Desa Sesait bernama Amaq Cakep (57) pada hari Jumat tanggal 5 Agustus 2011, di Hutan Taman Nasional Gunung Rinjani ( HTNGR). Saat itu, Amaq Cakep bersama anaknya Aliman (27) sedang mengejar Kijang yang lari dan terjatuh ke dalam jurang atau tebing yang curam di Lendang Penyeranan Tempos Re sebelah selatan Gunung Malang dan Pondokan Lokak.
Secara tidak sengaja,Amaq Cakep bersama anaknya Aliman ini menemukan dua buah tas pinggang, yang satu bermerek Sport berwarna hitam dan yang satunya lagi tidak bermerek, yang berisi HP bermerek Pantech, sebuah Kamera digital, satu pasang kaos kaki warna hitam, 1 stel baju warna coklat, satu bungkus kwaci,dan paspor warna cokelat bernama Zhu Wenjin, serta beberapa ID Card, diantaranya kartu kaca mata,kartu ATM HBS,kartu Bank China Guangdong,dan kartu Bank Chou You.
Sementara Jenazah Zhu Wenjin, menurut cerita Amaq Cakep, bahwa jenazah yang ditemukan tanpa kepala dibawah jurang disebuah kali mati sekitar 50 meter dari tempat ditemukannya tas miliknya tersebut, sangat mengagetkan dirinya.
Awalnya, lanjut cerita Amaq Cakep, dirinya bersama anaknya Aliman, ketika hendak mencari rusa yang terjatuh ke dalam jurang hasil buruannya, secara tidak disengaja, dia melihat sesosok mayat tanpa kepala berada dijurang tersebut dengan posisi telentang. Hal inilah yang membuat Amaq Cakep kaget dan merasakan ketakutan yang luar biasa.Tanpa pikir panjang, Amaq Cakep bersama anaknya Aliman, yang sudah tiga hari berada dilokasi Lendang Penyeranan Tempos Re untuk berburu rusa itu, segera naik dari jurang itu dengan berpegangan pada pohon-pohon pakis yang tumbuh ditebing jurang tersebut, dan langsung pulang.
Sesampainya di rumah Aliman bersama ayahnya takut menceritakan kejadian yang dialaminya tersebut ke orang lain, karena barang yang ditemukan itu, diyakini milik orang yang ditemukan tinggal tengkorak itu.
Tiga hari kemudian semenjak tibanya dirumah pada hari minggu (7/8/11) kegelisahanpun semakin menjadi-jadi, “saya takut kalo-kalo arwah orang tersebut akan mendatangi kami, karena barangnya telah kami ambil, “ungkapnya. Sehingga pada hari Rabu (10/8/11), mereka melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pemusungan (Kantor Kepala Desa) Sesait. Bersama pihak kepolisian, Pemusungan Sesait menuju Rumah A. Cakep dan Aliman untuk mengambil Barang Bukti.
Menurut Kapolsek Kayangan Ipda Komang Sugatha, ketika dikonfirmasi tentang kebenaran ditemukannya mayat yang tinggal tengkorak tersebut, membenarkannya. Dikatakan Kapolsek yang berkumis lebat ini, barang bukti yang diambil dari orang yang menemukan mayat itu, sudah diamankan di Polsek Kayangan, guna penyelidikan lebih lanjut.
Menindak lanjuti tentang kebenaran penemuan mayat tersebut,Komang Sugatha, selanjutnya berkoordinasi dengan Polres Lombok Barat. Sehingga Polres Lombok Barat menurunkan anggotanya sejumlah 5 orang menuju ke TKP.
Komang Sugatha juga menjelaskan bahwa, Tim Evakuasi dibawah pimpinan Bripda I Komang Gus Endhi (anggota Satreskrim Polres Lobar), yang terdiri dari Fonter 4 orang, dari Kepolisian 5 orang, dari Polhut satu orang dan dua orang penemu mayat tersebut, Kamis, 11 Agustus 2011 sekitar jam 12 siang berangkat menuju Santong guna melakukan persiapan-persiapan pendakian. Dan tepat jam 13,00 wita, tim evakuasi berangkat menuju kawasan HTNGR.
Perjalanan tim evakuasi menuju ke TKP itu, memakan waktu satu hari satu malam, baru tiba di TKP. Perjalanan itu juga sangat melelahkan, sehingga menurut Komang Gus endhi, pimpinan tim evakuasi mengatakan kepada wartawan suarakomunitas.net, ketika dikonfirmasi di polsek Kayangan, mengatakan, mereka harus berkemah satu malam di gunung Malang. Hal ini dimaksudkan, menurut Endhi, agar kesehatan dan kekuatan fisik masing-masing anggota tim tidak terganggu. Karena menurutnya, masih jauh perjalanan menuju ke TKP sebagai lokasi tempat dimana ditemukannya jenazah Zhu Wenjin warga Negara China tersebut berada.
Keesokan harinya, tim diberangkatkan kembali menuju TKP. Tiba di TKP,masing-masing anggota tim diharuskan turun ke jurang, kesebuah kali mati dimana jenazah warga Negara China itu berada.
Menurut Komang Gus Endhi, kondisi mayat sesaat sebelum diangkat, adalah dalam posisi telentang. Tidak memiliki kepala,tangan sebelah hilang, dari panggul ke bawah masih menempel daging, sebagian rusuk sudah tidak utuh, bagian atas panggul berupa kerangka saja.Dibawah kerangka jenazah Zhu Wenjin tersebut mengalir air tetapi kecil.
“Ketika jenazah tersebut kami angkat, daging yang masih menempel dibagian bawah panggulnya tersebut, jatuh dan menempel diatas batu kali,”jelas Gus Endhi.
Sementara itu, Jhon Muhamad yang mewakili pihak keluarga Zhu Wenjin mengatakan bahwa, dirinya meyakini jenazah itu adalah memang benar jenazah Zhu Wenjin.
“Dari semua barang bukti yang ditemukan, saya yakin, bahwa jenazah itu memang benar Zhu Wenjin, walau ketika ditemukan kondisinya tanpa kepala dan beberapa bagian tubuhnya sudah tidak utuh lagi,”katanya dengan nada haru.
“Kepalanya hilang, saya yakin mungkin hilang dibawa arus aliran air dan kumungkinan kedua mungkin dimakan binatang melata seperti biawak,ular dan lain sejenisnya,”lanjutnya.
“Cuman yang tidak bisa saya bayangkan, bagaimana kesedihan istrinya ketika nanti tiba di Indonesia menyaksikan kondisi jenazah suaminya,”tambah Jhon sedih, sambil berlinag air mata.
“Namun kita tunggu saja hasil laboratorium forensic Rumah Sakit Bayangkara Mataram untuk memastikannya,”imbuhnya.
Diceritakan Jhon, bahwa Zhu Wenjin ini adalah seorang sastrawan dan dosen salah satu perguruan tinggi di China. Dia senang berpetualang sambil mencari inspirasi baru bagi tulisan ilmiahnya. Sehingga mengharuskan dirinya bersama istrinya menjelajah Asia Tenggara hingga ke Indonesia.
Menurut Jhon, sebelum kejadian yang menimpa keluarga Ms Anna Wong (istri mendiang Zhu Wenjin) yang berakhir di Gunung Rinjani Lombok itu, Zhu Wenjin bersama istrinya berniat jalan-jalan ke kawasan Asia Tenggara khususnya ke Malaysia. Namun, Zhu Wenjin belum cukup rasanya kalau dirinya belum tiba di Indoesia.
Sehingga menurut cerita istrinya Zhu Wenjin (Ms Anna Wong), yang diceritakannya kepada Jhon,bahwa Zhu Wenjin ketika berada di Malaysia berniat pergi ke Indonesia, tetapi istrinya tidak ikut dan memutuskan untuk kembali ke China. Sementara Zhu Wenjin meneruskan perjalanan ke Indonesia melalui jalur penerbangan Kuala Lumpur – Padang. Dari Padang kemudian Jakarta, terus ke Kupang, Maumere (Flores NTT).
Dari Maumere, Zhu Wenjin lewat jalan darat, terus ke pulau Komodo, kemudian nyeberang lewat pelabuhan Sape Bima NTB terus ke Sumbawa, kemudian nyeberang ke Lombok lewat Pelabuhan Poto Tano Sumbawa.
Setiba di Lombok (masih cerita Jhon) Zhu Wenjin terus menuju Bayan (Senaru). Sebelum melanjutkan perjalanannya menuju Solo, Zhu Wenjin berniat naik ke Gunung Rinjani terlebih dahulu. Rupanya ditempat inilah riwayat hidupnya berakhir.
Menurut cerita istri Zhu Wenjin Ms Anna Wong, bahwa suaminya dari Maumere berangkat menuju Solo lewat darat. Karena Zhu Wenjin sudah memboking tiket pesawat penerbangan dari Solo-Kualalumpur – China.
Terakhir dikatakan Ms Anna Wong, pada tanggal 22 Februari 2011, delapan bulan lalu, Dia masih kontak dengan suaminya.Diceritakannya, saat itu suaminya sedang berada di Gunung sudah 5 jam. Namun tidak disebutkan Gunung dimana. Lalu istrinya menyarankan agar turun saja, tidak usah melanjutkan pendakian. Namun suaminya Zhu Wenjin mengatakan kepada istrinya, “ini sudah tanggung, tinggal beberapa jam lagi baru nyampe di danau segara anak Gunung Rinjani. Setelah beberapa waktu kemudian, Ms Anna wong kehilangan kontak dengan suaminya. Rupanya kata-kata itulah yang terakhir diucapkan Ms Anna wong kepada suaminya, hingga akhirnya hilang dan baru 8 bulan kemudian baru ditemukan jenazahnya, oleh seorang warga Sesait ketika sedang berburu rusa di Lendang Penyeranan Tempos Re Gunung Rinjani.
Dengan hilangnya Zhu Wenjin sejak tanggal 23 Februari 2011 delapan bula yang lalu, maka Ms Anna Wong dengan seluruh keluarga besarnya di China, telah membuat pengumuman atau selebaran keseluruh kawasan pulau Lombok NTB untuk mencari dan mengidentifikasi keberadaan suaminya Zhu Wenjin.
Dalam selebaran tersebut, bertuliskan bahwa, ‘Barang siapa yang menemukan Zhu Wenjin, maka akan diberikan imbalan atau reward sebesar USD 4.000 atau sekitar 35 juta.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar