Kayangan, KLU - Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah sesuai dengan paradigma baru manajemen pendidikan, perlu adanya pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekolah secara optimal. Hal ini penting, karena sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program tersebut.
Di sisi lain, masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Demikian di ungkapkan oleh Kepala Dikbudpora Kecamatan Kayangan Sahti, M.Pd dalam sambutannya pada acara silaturrahmi Kepala SDN 2 Sesait dengan Komite sekolah, beberapa hari yang lalu.
Hadir pula dalam acara tersebut, Pengawas TK SD/MI, Pengurus Komite Sekolah dan seluruh orang tua murid SDN 1 Sesait
Selanjutnya, Kepala Dikbudpora juga memaparkan tentang fungsi dan peran pentingnya memberdayakan masyarakat sekitar sekolah. Hal ini terungkap, ketika pihak sekolah tidak melibatkan pihak Komite sekolah secara penuh dalam perekrutan calon tenaga guru honorer di sekolah tersebut. Pihak sekolah hanya meluluskan calon tenaga guru yang berasal dari luar. Sementara calon tenaga guru yang ikut tes berasal dari masyarakat sekitar sekolah tidak di luluskan. Hal inilah yang membuat Komite sekolah berang. Karena ada indikasi salah satu oknum guru di sekolah tersebut membocorkan soal tes kepada salah seorang calon yang di nyatakan lulus.
Sehingga dalam rapat Komite tersebut perekrutan hasil penyaringan calon Tenaga Guru Honorer akhirnya dibatalkan. ”Pokoknya hasil tes yang diadakan pihak sekolah, cacat hukum dan ini harus dibatalkan,”kata Zaenul Hadi, salah seorang tokoh muda Dusun Lokok Sutrang dengan nada tinggi. ”Seharusnya, pihak sekolah harus melibatkan Komite ( orang tua murid ) secara proporsional dan dalam perekrutan calon tenaga pendidik di sekolah ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah, sehingga dalam mengambil berbagai keputusan, orang tua murid atau Komite, merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya,”Lanjut Zaenul Mahdi dengan nada lantang.
Menyikapi situasi ini, dengan dipandu Kepala Dinas Dikbudpora, maka masalah perekrutan calon tenaga guru di SD 2 Sesait di pending atau ditinjau ulang. Sehingga untuk membahas masalah ini, di bentuklah panitia khusus yang terdiri dari Pengurus Komite Sekolah ditambah 4 orang dari tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Usai silaturrahmi Kepala Sekolah SD 2 Sesait, Suryadi Jaya, mengharapkan kepada Komite agar segera membahas masalah tersebut.( ndr ).
Di sisi lain, masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Demikian di ungkapkan oleh Kepala Dikbudpora Kecamatan Kayangan Sahti, M.Pd dalam sambutannya pada acara silaturrahmi Kepala SDN 2 Sesait dengan Komite sekolah, beberapa hari yang lalu.
Hadir pula dalam acara tersebut, Pengawas TK SD/MI, Pengurus Komite Sekolah dan seluruh orang tua murid SDN 1 Sesait
Selanjutnya, Kepala Dikbudpora juga memaparkan tentang fungsi dan peran pentingnya memberdayakan masyarakat sekitar sekolah. Hal ini terungkap, ketika pihak sekolah tidak melibatkan pihak Komite sekolah secara penuh dalam perekrutan calon tenaga guru honorer di sekolah tersebut. Pihak sekolah hanya meluluskan calon tenaga guru yang berasal dari luar. Sementara calon tenaga guru yang ikut tes berasal dari masyarakat sekitar sekolah tidak di luluskan. Hal inilah yang membuat Komite sekolah berang. Karena ada indikasi salah satu oknum guru di sekolah tersebut membocorkan soal tes kepada salah seorang calon yang di nyatakan lulus.
Sehingga dalam rapat Komite tersebut perekrutan hasil penyaringan calon Tenaga Guru Honorer akhirnya dibatalkan. ”Pokoknya hasil tes yang diadakan pihak sekolah, cacat hukum dan ini harus dibatalkan,”kata Zaenul Hadi, salah seorang tokoh muda Dusun Lokok Sutrang dengan nada tinggi. ”Seharusnya, pihak sekolah harus melibatkan Komite ( orang tua murid ) secara proporsional dan dalam perekrutan calon tenaga pendidik di sekolah ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah, sehingga dalam mengambil berbagai keputusan, orang tua murid atau Komite, merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya,”Lanjut Zaenul Mahdi dengan nada lantang.
Menyikapi situasi ini, dengan dipandu Kepala Dinas Dikbudpora, maka masalah perekrutan calon tenaga guru di SD 2 Sesait di pending atau ditinjau ulang. Sehingga untuk membahas masalah ini, di bentuklah panitia khusus yang terdiri dari Pengurus Komite Sekolah ditambah 4 orang dari tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Usai silaturrahmi Kepala Sekolah SD 2 Sesait, Suryadi Jaya, mengharapkan kepada Komite agar segera membahas masalah tersebut.( ndr ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar