TANJUNG- Ironis memang dengan realita kenerja para pejabat legislatif yang sedang terjadi di KLU saat ini, belum saja menunjukkan kinerja yang bisa dibanggakan, para dewan terhormat ini terlalu banyak meminta hak mereka, slah satunya dengan memaksakan pengadaan sejumlah pasilitas sebagai pendukung peningkatan kinerja. Dan tidak hanya itu, para anggota DPR ini kini gemar jalan-jalan kelaur daerah tentu dengan uang rakyat.
Saat ini Ada hal baru yang harus diketahui banyak mayarakat, bahwa anggota DPRD KLU memilki kegemaran baru, yakni gemar membentuk pansus dan jalan-jalan keluar daerah dengan alasan keperluan pendalaman atas kasus yang dihadapi masing-masing pansus.
Contoh paling sederhana, ketika rombongan pansus CPNSD dan pansus perubahan logo daerah, yang silih berganti pergi ke luar daerah, namun anehnya hingga detik ini tidak ada hasil nyata dari kenerja dua pansus tersebut. Dan saat ini masih ada dua pansus yang siap beragkat jalan-jalan keluar daerah, yakni pansus RTRW dan terawangan yang juga hingga kini belum melakukan action.
Salah satu anggota dewan yang sekaligus ketua komisis III DPRD KLU, Husnain mengatakan, apa yang dilakukan pansus saat melakukan kunjungan ke satu daerah ya untuk mendapatkan data tambahan sebagai bahan reperensi guna penyelesaian setiap kasus yang didalami, seperti CPNS.
“Itu bukan jalan-jalan, tapi untuk keperluan pendalaman permasalah yang kita hadapi, dan pencarian inpormasi yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan pendukung,” ungkapnya kepada Radar Lombok.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pansus belum bisa bekerja maksimal, karena keterbatasan jumlah anggota DPRD, dimana satu orang anggota dewan juga terlibat di hampir semua pansus yang berbeda. Tidak hanya itu, lambannya kerja pansus juga dikarenakan masih banyak agenda lain yang harus dielesaikan.
Dan ketika menyinggung tidak dilibatkannya wartawan dalam setiap kunjungan pansus keluar daerah, husnain menjawab, wartawan tidak harus ikut dalam setiap kunjungan.
Sementara, ketua NTB Parlemen Wacht (NPW) KLU, Bagiarti SH, kepada Koran ini mengatakan, kami tidak melihat hasil kongkrit dari kinerja ssemua pansus yang telah terbentuk selama ini, meski mereka (Pansus-red) telah menghabiskan uang daerah untuk melakukan kunjungan ke berbagai tempat, bahkan kami melihat pansus terkesan mandul.
“Kami ragu dengan kinerja empat pansus yang ada, tidak satupun panus yang hingga kini mampu memperlihatkan kinerjanya. Terutama pansus CPNS dan pansus terawangan,” ungkapnya kepada radar Lombok kemarin.
Lebih lanjut dikatakannya, terkait kunjungan pansus ke luar daerah, semestinya harus melibatkan media, karena dengan begitu semua temuan dapat dipublikasikan, dan tidak hanya mereka anggota pansus saja yang tahu.
“Kenapa wartawan tidak dilibatkan dalam setiap kunjungan investigasi, bagaimana masyarakat bisa tahu temuan apa yang didapat disana, bisa saja mereka katakan A, meski yang sebenarnya terjadi B, dan siapa yang bisa menjamin apa yang disampaikannya adalah benar?,” kaluhnya kecewa.
Hal senada juga di ungkapkan sejumlah warga KLU, mereka mengatakan, kita tidak tahu apa hasil dari kunjungan setiap pansus ke luar daerah yang katanya untuk mecari pakta dan data pendukung terkait persoalan yang dihadapi, seperti pansus CPNS dan Terawangan. Karena tidak melibatkan wartawan atau pihak yang bisa dipercaya dan independen.
“Ada indikasi bahwa pembentukan pansus guna menyelesaikan setiap masalah yang ada di daerah ini hanya untuk memenuhi keinginan dan tuntutan masyarakat, tanpa harus menindak lanjutinya labih lanjut, dan terbukti hingga detik ini belum ada satu pun yang mampu di selesaikan, terlebih terawangan dan CPNS,” jelasnya.
Bahkan berdasarkan berbagai inpormasi yang berhasil didapat Koran ini, menyebutkan adanya indikasi salah satu pansus yang pergi keluar daerah tidak pergi ketempat tujuan, dan justru jalan-jalan ke daerah lain. (dnu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar