Oleh : Abu Mushlih Ari Wahyudi
Muslim.Or.Id (SK),-- Istilah
peradaban dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian terhadap
perkembangan kebudayaan. Peradaban adalah kebudayaan yang bernilai
tinggi. Perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur
budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, maka masyarakat
pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi.
Menurut
Azyumardi Azra (2007), peradaban mencakup berbagai aspek kehidupan
manusia, sejak dari pandangan hidup, tatanilai, sosial budaya, politik,
kesenian, ilmu pengetahuan, sains, teknologi, dan banyak lagi.
Manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk beradab dan berbudaya yang tidak bisa hidup di luar adab dan
budaya tertentu. Manusia beradab dan berbudaya yang hidup dalam suatu
masyarakat beradab bukanlah sesuatu yang alamiah, melainkan diciptakan
melalui berbagai upaya yang mendukung terciptanya manusia beradab dan
masyarakat adab.
Di Indonesia, sila kelima Pancasila
Kemanusiaan yang adil dan beradab memberi pengakuan bahwa manusia yang
hidup di Indonesia diperlakukan secara adil dan beradab oleh
penyelenggara negara. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai
bahwa suatu tindakan yang berhubungan dengan kehidupan bernegara dan
bermasyarakat didasarkan atas sikap moral, kebajikan dan hasrat
menjunjung tinggi martabat manusia, serta sejalan dengan norma-norma.
Kemanusiaan yang adil dan beradab juga mencakup perlindungan dan
penghargaan terhadap budaya dan kebudayaan yang dikembangkan bangsa yang
beragam etnik dan golongan.
Sila kelima Pancasila tersebut secara tegas mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang beradab. Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang ditandai dengan ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab. Konsep masyarakat adab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Sila kelima Pancasila tersebut secara tegas mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang beradab. Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang ditandai dengan ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab. Konsep masyarakat adab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Dari sejarah kita belajar bahwa secara
nyata peradaban manusia telah berubah dari waktu ke waktu. Hal ini
merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Burung membuat
sarangnya tetap sama selama berabad-abad, namun manusia telah beranjak
dari gua-gua, rumah di atas pokok kayu, gubuk, rumah adat sampai dengan
pencakar langit pada saat ini. Hal ini semata-mata disebabkan manusia
mempunyai akal budi yang merupakan kelebihan dari makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan akal budi manusia selalu
berubah dari waktu ke-waktu dalam rangka melakukan perbaikan nilai hidup
ataupun kualitas hidup. Dari kenyataan ini kita bisa belajar bahwa pada
hakekatnya manusia tidak anti perubahan, walaupun perubahan bisa
dilakukan secara sadar ataupun karena terpaksa berubah oleh karena suatu
kondisi tertentu.
Perubahan peradaban manusia mengalami
percepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak terjadinya
revolusi industri di Eropa pada abad ke-15. Pada abad ke 20 yang
disebutkan oleh Alvin Toffler sebagai awal dari Gelombang Ke Tiga (Abad
Informasi), kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi menjadi
pendukung utama perubahan yang sangat cepat. Perubahan yang terjadi di
suatu negara bisa mengakibatkan pengaruh berantai secara global terhadap
negara lain.
Globalisasi merupakan fenomena khusus
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global. Kehadiran teknologi
informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.
Di Indonesia, problematika peradaban
yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang
bahasa, kesenian, dan kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi
yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural akan berpengaruh terhadap keberadaan
kesenian di Indonesia.
Padahal, kesenian tradisional merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih,
masyarakat disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan
kesenian tradisional kita. Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan
berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari
berbagai belahan bumi. Hal ini dapat menyebabkan terpinggirkannya
kesenian asli Indonesia.
Akibat globalisasi, masyarakat banyak
mengalami anomi, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal
yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat. Selain itu
juga terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri
sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang
tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian manusia sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar