Rabu, 08 Juni 2011

Jadi Pengamen Setelah Hengkang dari Pelita Harapan

KAYANGAN, --- Bagi siapa saja yang menyeberang ke Sumbawa lewat Labuhan Lombok (Lotim)  – Poto Tano (Sumbawa), pasti terhibur.

Pasalnya, setiap hari Najamudin (50) asal Korleko Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur, selalu menghibur setiap orang yang mau nyeberang ke Sumbawa. Sementara menunggu kedatangan Kapal yang akan merekai naiki, para penumpang dihibur dengan berbagai suguhan lagu-lagu bernuansa dangdut maupun sasak.

Namun lagu-lagu yang sering diperdengarkan Najamudin kepada para calon penumpang ketika ditanya Penulis adalah lagu-lagunya H.Rhoma Irama. Karena memang calon penumpang yang mau nyeberang ke Pulau Sumbawa rata-rata minta lagu

”Rata-rata calon penumpang kepingin dihibur dengan lagu-lagu dangdut. Ya, saya nyanyikan saja lagu-lagunya H.Rhoma Irama,”kata Najamudin polos.

Pada tahun 1980-an, ketika masih muda, Najamudin yang seorang Tuna Netra asal Korleko Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur ini, aktif dan bergabung dengan Pelita Harapan pimpinan H.Mahsyar. Selama bergabung dengan Pelita Harapan inilah karir menyanyi Najamudin mengalami puncak ketenaran. Sehingga sempat beberapa album yang dikeluarkan Pelita Harapan, suara Najamudin turut juga menghiasinya.

Namun diakui Najamudin, setelah dirinya berkeluarga dan pulang kampung puluhan tahun silam, keberadaan dirinya bersama Pelita Harapan, kandas. Terpaksa Najamudin dalam memenuhi tuntutan kehidupan dalam membina keluarga barunya, mengharuskannya berpisah dengan Pelita Harapan yang selama itu menghidupinya. Akhirnya, Najamudin hingga sekarang berprofesi sebagai pengamen jalanan, yang setiap hari mangkal di berbagai tempat umum. Seperti di pasar, terminal, keliling kampung, serta di pelabuhan Kayangan.

”Sudah empat tahun saya ngamen ditempat ini (labuhan Lombok). Selama menjalani profesi ini, kadang saya mujur kalau lagi ramai calon penumpang yang sedang beristirahat menunggu kedatangan kapal dari Poto Tano Sumbawa. Dan kadang apes, kalau sedang sepi,”katanya iba.

Suara Najamudin memang mirip dengan suaranya H.Rhoma Irama. Sehingga tak mengherankan, semua lagu-lagu miliknya H.Rhoma Irama dikuasainya. Ketika ditanya, seberapa sering mendengar setiap lagunya H.Rhoma Irama diputar sampai hafal betul, mengingat dirinya seorang Tuna Netra, Najamudin mengaku, bahwa dirinya dalam menghafal lagu-lagu Rhoma tersebut, hanya sebentar.  ”Cukup sekali putar saja sudah bisa hafal,”katanya.

 Sungguh luar biasa, anugerah Allah Swt yang diberikan kepada hamba-Nya kelebihan seperti itu. ”Sedangkan lagu-lagu sasak belum tentu hafal sekali putar,” katanya.

Dalam menjalai profesinya sebagai pengamen jalanan tersebut, Najamudin mengaku sering medapatkan penghasilan paling sedikit tiap hari kalau lagi apes hingga 80.000 rupiah, dan paling banyak yang didapatkan kalau lagi ramai sampai melebihi 200.000 rupiah tiap hari. Pernyataan Najamudin tersebut dibenarkan juga oleh teman-temannya, yang tidak mau dipublikasikan namanya, yang selalu setia mendampingi Najamudin kemana saja dalam menjalankan profesinya itu.

Selain itu, disamping suaranya bagus, ketika ditanya Penulis, apakah tidak ada niat untuk masuk dapur rekaman. Najamudin mengaku bahwa dirinya sering ditawari masuk dapur rekaman oleh beberapa produser yang ada di Pulau Lombok, tapi semua itu ditolaknya, dengan alasan bahwa penghasilan profesinya sekarang lebih disukainya.

”Dulu, ketika saya masih di Sekolah Luas Biasa (SLB) Pancor, saya sering ditawari rekaman, tapi saya menolak, biar ngamen saja,”katanya.(Eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar