SESAIT,Lombok Utara - Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat, yang sudah dimulai akhir tahun 2010 lalu, kini mendekati 80% rampung.
Pembangunan sanitasi berukuran 12 x 8 meter, yang berlokasi di Dusun Tukak Bendu Desa Sesait Kecamatan Kayangan ini, menelan biaya sebesar 300 juta rupiah, ditambah dana swadaya murni masyarakat sebesar 6 juta rupiah.
Ketua Panitia Pembangunan Ahmad Sugianto mengatakan, dengan dana sebesar itu, bisa membangun lima lokal pengembangan, yang rencana semula hanya tiga local. Diakui Sugianto, bahwa pembangunan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat ini bisa dilaksanakan berkat dukungan dan kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat Tukak Bendu.
“Ini tentunya tidak akan berhasil, tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat dan pemerintah setempat,”katanya.
Dikatakannya juga, yang mengerjakan bangunan yang 80% hampir rampung ini, adalah pekerja local. Hal ini dimaksudkan agar mudah pengontrolannya. Disamping itu untuk memberdayakan masyarakat setempat.
Sementara itu, menurut Masdin salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, nantinya kalau bangunan ini sudah difungsikan, maka disamping digunakan sebagai tempat pembuangan limbah manusia, juga bisa dimanfaatkan sebagai kantor dusun.
“Bangunan ini bisa fungsi ganda, artinya bisa digunakan sebagai tempat pembuangan limbah manusia (WC) dan bisa digunakan sebagai kantor dusun,”terang Masdin.
Setelah berfungsi, nantinya akan dijaga oleh seorang petugas yang ditunjuk (Satpam) dengan diberi penghasilan yang cukup dari swadaya masyarakat, berupa iuran tiap bulannya sebesar tiga ribu rupiah per Kepala Keluarga.
Menurut Sekretaris KSM Pada Nawang Misyadin,S.Pd bahwa, pembangunan ini dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat Pada Nawang Tukak Bendu, yang dibentuk oleh warga masyarakat dengan di dampingi oleh Fasilitator.
Tanah yang digunakan untuk pembangunan ini merupakan tanah dusun seluas 216 m2, dengan kontribusi masyarakat yang tinggi diharapkan KSM dapat melakukan kegiatan pengembangan. Pengembangan yang diharapkan adalah membangun Kantor Dusun tanpa mengurangi mutu dan volume MCK.
Di tambahkannya, bahwa untuk kesinambungan dan perawatan pasca konstruksi, masyarakat mengangkat tenaga operator yang di upah dengan menggunakan dana iuran pengguna sebesar Rp.3.000,- (Tiga Ribu Rupiah) per bulan per KK.Adapun jumlah pengguna adalah 195 KK/695 jiwa.(Eko).
Ketua Panitia Pembangunan Ahmad Sugianto mengatakan, dengan dana sebesar itu, bisa membangun lima lokal pengembangan, yang rencana semula hanya tiga local. Diakui Sugianto, bahwa pembangunan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat ini bisa dilaksanakan berkat dukungan dan kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat Tukak Bendu.
“Ini tentunya tidak akan berhasil, tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat dan pemerintah setempat,”katanya.
Dikatakannya juga, yang mengerjakan bangunan yang 80% hampir rampung ini, adalah pekerja local. Hal ini dimaksudkan agar mudah pengontrolannya. Disamping itu untuk memberdayakan masyarakat setempat.
Sementara itu, menurut Masdin salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, nantinya kalau bangunan ini sudah difungsikan, maka disamping digunakan sebagai tempat pembuangan limbah manusia, juga bisa dimanfaatkan sebagai kantor dusun.
“Bangunan ini bisa fungsi ganda, artinya bisa digunakan sebagai tempat pembuangan limbah manusia (WC) dan bisa digunakan sebagai kantor dusun,”terang Masdin.
Setelah berfungsi, nantinya akan dijaga oleh seorang petugas yang ditunjuk (Satpam) dengan diberi penghasilan yang cukup dari swadaya masyarakat, berupa iuran tiap bulannya sebesar tiga ribu rupiah per Kepala Keluarga.
Menurut Sekretaris KSM Pada Nawang Misyadin,S.Pd bahwa, pembangunan ini dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat Pada Nawang Tukak Bendu, yang dibentuk oleh warga masyarakat dengan di dampingi oleh Fasilitator.
Tanah yang digunakan untuk pembangunan ini merupakan tanah dusun seluas 216 m2, dengan kontribusi masyarakat yang tinggi diharapkan KSM dapat melakukan kegiatan pengembangan. Pengembangan yang diharapkan adalah membangun Kantor Dusun tanpa mengurangi mutu dan volume MCK.
Di tambahkannya, bahwa untuk kesinambungan dan perawatan pasca konstruksi, masyarakat mengangkat tenaga operator yang di upah dengan menggunakan dana iuran pengguna sebesar Rp.3.000,- (Tiga Ribu Rupiah) per bulan per KK.Adapun jumlah pengguna adalah 195 KK/695 jiwa.(Eko).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar