TANJUNG - Untuk mengatasi risiko bencana alam yang menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Lombok Utara sebagai salah satu daerah yang terpetakan sebagai lokasi rawan bencana alam pemerintah setempat siap melakukan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat, salah satunya Yayasan Koslata NTB termasuk LSM Oxfam NTB.
Demikian dikatakan Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH saat mengahadiri ekspos program pengurangan risiko bencana alam tahun 2011 di Lombok Utara yang diselenggarakan oleh Yayasan Koslata NTB bersama LSM Oxfam NTB. Acara yang berlangsung di Aula kantor bupati setempat juga dihadiri jajaran kepala SKPD setempat diantaranya Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian, Peternakan Kelautan (DKPPK), KLU. Ir. Hermanto, Kepala Dinas PU Pertambangan dan Energi KLU, Ir. Ali Anshari serta pihak terkait lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Djohan juga meminta kepada seluruh kepala SKPD di KLU untuk tanggap terhadap persoalan bencana alam di KLU. “ Kita ingin semua pejabat KLU peka terhadap persoalan ini. Karena data yang ada KLU adalah daerah yang rawan bencana alam belum lagi semua fasilitas pemerintah berada di sepanjang pantai, “ tegasnya.
Dijelaskannya, Lombok Utara secara geografis memiliki daerah pegunungan, bukit, laut. Kondisi ini juga memberikan manfaat bagi masyarakat tetapi akan menjadi bencana jika tidak di kelola dengan baik, “ ujarnya.
Untuk itu pemerintah juga akan memfokuskan dalam dalam sector pembangunan dan perencanaan yakni bagai mana upaya mengelola atau merawat hutan dan alam agar tidak menjadi bencana bagi masyarakat. Dengan kondisi alam di KLU seperti ini tentu kita akan bersinergi dengan lembaga swadaya masyarakat yang fokus terhadap persoalan bencana alam. Insya Alah dalam waktu dekat KLU juga akan memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), karena saat ini dari 500 kabupaten/kota yang ada baru separuhnya yang memiliki BPBD, “ ujarnya.
Sementara dalam kesempatan tersebut, Direktur Yayasan Koslata NTB, Junaidi, SH menyatakan, awal tahun 2010 lalu Koslata membuat program dalam mengurangi dampak risiko bencana alam di KLU, pemetaan daerah yang rawan terhadap bencana, serta membangun pemahaman bersama masyarakat dalam mengurangi risiko bencana. Sedangkan tahun ini akan meningkatkan sinergitas dengan pemerintah agar semua rencana dapat terwujud dengan baik, “ sebutnya.
Tak hanya itu tahun 2010 lalu konslata juga memetakan 10 desa di KLU sebagai daerah yang rawan bencana alam sekaligus membetuk tim yang sudah dilatih untuk membantu mengatasi persoalan ini bersama masyarakat, “ tambahnya.
Hal senada juga di katakan Program Officer LSM Oxfam NTB, Adi Widiyanto, kerugian banyak ditimbulkan akbiat bencana alam baik itu materi, fasilitas hingga korban jiwa. Disamping itu bencana alam juga berkontribusi memundurkan hasil pembangunan. “ Banyak program pembangunan yang belum dapat dicapai akibat bencana alam, “ katanya.
Upaya mengatsi persoalan ini bukan semata-mata bagai mana mencegah terjadi banjir atau tanah longsor, tetapi bagaimana upaya membangun ketahanan dan kesiapan masyarakat dan pihak terkait lainnya untuk megatasi dan mengahadapi persoalan ini sehingga dampak yang di timbulkan dapat di cegah atau dikurangi.
Oxfam dan Koslata tahun 2011 hingga 2012 tetap berkomitmen bekerja dalam mengurangi risiko bencana hingga di akhir program nanti pemerintah juga memasukan dalam agenda rutin rencana program pembangunan di KLU, “ tandasnya. (in)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar