Jumat, 15 Maret 2013

40 Pejabat Esselon IV KLU Laksanakan OL di Kota Mataram

Mataram,(SK),-- Setelah 42 hari mengikuti Diklatpim di Balai Diklat Pertanian Provinsi NTB yang berlokasi di Narmada, sejumlah 40 pejabat esselon IV KLU Jum’at,(15/03/2013) menggelar Observasi Lapangan (OL) di Kota Mataram.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Diklat yang sekaligus mewakili Kepala BKD dan Diklat Provinsi NTB Drs L.Hasbulwadi, M.Pd mengatakan, Observasi Lapangan (OL) yang diselenggarakan ini adalah dengan tujuan untuk pembelajaran.Dimana tema yang diangkat dalam pelaksanaan Diklatpim IV angkatan XIX tahun 2013 ini adalah pengembangan kepemimpinan inovatif dalam percepatan perwujudan masyarakat NTB yang beriman dan berdaya saing.
Dikatakan, sebagai tindak lanjut akhir dari pelaksanaan Diklat kepemimpinan ini, maka akan dilaksanakan OL, dimana lokus yang diambil adalah satu di daerah lokal dan satu di daerah luar sebagai pembanding.Untuk local diambil Kota Mataram sebagai lokus OL-nya, sedangkan untuk luar daerah diambil Kota Bandung Jawa Barat sebagai lokusnya.

Dari 40 orang peserta Diklatpim angkatan XIX ini, dalam pelaksanaan OL, baik di Kota Mataram maupun ke Kota Bandung, semuanya dibagi dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok ini melaksanakan OL pada lembaga yang berbeda serta masalah atau issu yang diangkat pun berbeda.Kelompok satu dengan ketuanya Tukul Sumadiono,SP mengangkat issu tentang kelembagaan di Dikbudpora Kota Mataram, Kelompok dua dengan ketuanya Irpan,ST yang juga lokusnya sama dengan kelompok satu yaitu di Dikbudpora Kota Mataram mengangkat issu tentang Pendidikan Luar Sekolah.Sementara Kelompok tiga yang di ketuai Datu Madyawati,SKM lokus OL-nya di SMKN 3 Mataram mengangkat issu pelayanan kependidikan serta kelompok empat dengan ketuanya Arnowadi,A.Md lokusnya di Setda Kota Mataram bagian Kesra mengangkat issu pelayanan kepemudaan.
Sementara H.Abdul Azis,SH.MH selaku Widyaiswara yang mendampingi peserta OL baik di Kota Mataram maupun OL ke Kota Bandung nantinya mengatakan, manfaat lain dari digelarnya Observasi Lapangan (OL) bagi para pejabat yang semuanya berasal dari KLU ini adalah untuk memberikan bekal ketrampilan peserta yang nantinya akan dijadikan sebuah model di KLU khususnya di jajaran pendidikan menengah maupun pendidikan luar sekolah.(Eko)

Ketenangan Sebagai Makna Hakiki Manusia Beradab (2)

Oleh : Abu Mushlih Ari Wahyudi

Muslim.Or.Id (SK),-- Dalam perkembangan hidupnya, manusia seringkali berhadapan dengan berbagai masalah yang mengatasinya berat. Akibatnya timbul kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan, bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya kalap sehingga melakukan tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak mungkin dilakukannya, baik melakukan kejahatan terhadap orang lain seperti banyak terjadi kes-kes pembunuhan termasuk pembunuhan terhadap anggota keluarga sendiri maupun melakukan kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum minuman keras dan ubat-ubat terlarang hingga tindakan bunuh diri.

Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yang terasa kian berat dihadapinya. Itu sebabnya, setiap orang ingin memiliki ketenangan jiwa. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa, banyak orang yang mencapainya dengan cara-cara yang tidak Islami, sehingga bukan ketenangan jiwa yang didapat tapi malah membawa kecelaruan dalam jiwanya itu. Untuk itu, secara tersurat, Al-Quran menyebutkan beberapa cara praktis.

a. Dzikrullah.

Dzikir kepada Allah Swt merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa, yakni dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan (dan mendalami hukum-hukum Allah, termasuk dzikrullah). Bila seseorang menyebut nama Allah, memang ketenangan jiwa akan diperolehnya.

Ketika berada dalam ketakutan lalu berdzikir dalam bentuk menyebut ta'awudz (mohon perlindungan Allah), dia menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu berdzikir dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat, dia menjadi tenang kembali karena merasa telah diampuni dosa-dosanya itu. Ketika mendapatkan kenikmatan yang berlimpah lalu dia berdzikir dengan menyebut hamdalah, maka dia akan meraih ketenangan karena dapat memanfaatkannya dengan baik dan begitulah seterusnya sehingga dengan dzikir, ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim, Allah berfirman yang artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram (13:28).

Untuk mencapai ketenangan jiwa, dzikir tidak hanya dilakukan dalam bentuk menyebut nama Allah, tapi juga dzikir dengan hati dan perbuatan. Karena itu, seorang mu'min selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai kesempatan, baik duduk, berdiri maupun berbaring.

b. Yakin Akan Pertolongan Allah.

Dalam hidup dan perjuangan, seringkali banyak rintangan, tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, adanya hal-hal itu seringkali membuat manusia menjadi tidak tenang yang membawa pada perasaan takut yang selalu menghantuinya. Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yang menjalani kehidupan menjadi berputus asa dan bagi yang berjuang menjadi takluk bahkan berkhianat.

Oleh karena itu, agar hati tetap tenang dalam perjuangan menegakkan agama Allah dan dalam menjalani kehidupan yang sesulit apapun, seorang muslim harus yakin dengan adanya pertolongan Allah dan dia juga harus yakin bahwa pertolongan Allah itu tidak hanya diberikan kepada orang-orang yang terdahulu, tapi juga untuk orang sekarang dan pada masa mendatang, Allah berfirman yang artinya: Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (3:126, lihat juga QS 8:10).

Dengan memperhatikan betapa banyak bentuk pertolongan yang diberikan Allah kepada para Nabi dan generasi sahabat dimasa Rasulullah Saw, maka sekarangpun kita harus yakin akan kemungkinan memperoleh pertolongan Allah itu dan ini membuat kita menjadi tenang dalam hidup ini. Namun harus kita ingat bahwa pertolongan Allah itu seringkali baru datang apabila seorang muslim telah mencapai kesulitan yang sangat atau dipuncak kesulitan sehingga kalau diumpamakan seperti jalan, maka jalan itu sudah buntu dan mentok. Dengan keyakinan seperti ini, seorang muslim tidak akan pernah cemas dalam menghadapi kesulitan karena memang pada hakikatnya pertolongan Allah itu dekat, Allah berfirman yang artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (QS 2:214).

c. Memperhatikan Bukti Kekuasaan Allah.

Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa adalah karena manusia seringkali terlalu merasa yakin dengan kemampuan dirinya, akibatnya kalau ternyata dia merasakan kelemahan pada dirinya, dia menjadi takut dan tidak tenang, tapi kalau dia selalu memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah dia akan menjadi yakin sehingga membuat hatinya menjadi tenteram, hal ini karena dia sadari akan besarnya kekuasaan Allah yang tidak perlu dicemasi, tapi malah untuk dikagumi.

Allah berfirman yang artinya: Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tenang (tetap mantap dengan imanku)". Allah berfirman, ("kalau begitu) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah, kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS 2:260).

d. Bersyukur

Allah Swt memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang amat banyak. Kenikmatan itu harus kita syukuri (dengan hati, lisan, dan perbuatan) karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang, hal ini karena dengan bersyukur, kenikmatan itu akan bertambah banyak, baik banyak dari segi jumlah ataupun minimal terasa banyaknya. Tapi kalau tidak bersyukur, kenikmatan yang Allah berikan itu kita anggap sebagai sesuatu yang tidak ada artinya dan meskipun jumlahnya banyak kita merasakan sebagai sesuatu yang sedikit.

Apabila manusia tidak bersyukur, maka Allah memberikan azab yang membuat mereka menjadi tidak tenang, Allah berfirman yang artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat(QS 16:112).

e. Tilawah, Tasmi’ dan tadabbur Al-Quran.

Al-Quran adalah kitab yang berisi sebaik-baik perkataan, diturunkan pada bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, karenanya orang yang membaca (tilawah), mendengar bacaan (tasmi') dan mengkaji (tadabbur) ayat-ayat suci Al-Quran niscaya menjadi tenang hatinya, manakala dia betul-betul beriman kepada Allah Swt, Allah berfirman yang artinya: Allah telah menurunkan perkataan yang baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhanya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya (QS 39:23).

Oleh karena itu, sebagai mu'min, interaksi kita dengan al-Qur'an haruslah sebaik mungkin, baik dalam bentuk membaca, mendengar bacaan, mengkaji dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manakala interaksi kita terhadap Al-Quran sudah baik, maka mendengar bacaan Al-Quran saja sudah membuat keimanan kita bertambah kuat yang berarti lebih dari sekedar ketenangan jiwa, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS 8:2).

Dengan berbekal jiwa yang tenang itulah, seorang muslim akan mampu menjalani kehidupannya secara baik, sebab baik dan tidak sesuatu seringkali berpangkal dari persoalan mental atau jiwa. Karena itu, Allah Swt memanggil orang yang jiwanya tenang untuk masuk ke dalam syurga-Nya, Allah berfirman yang artinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam syurga-Ku (QS 89:27-30). (bersambung)

Kamis, 14 Maret 2013

Menggapai Ketentraman dan Hidayah ( 1 )

Oleh : Abu Mushlih Ari Wahyudi

Muslim.Or.Id (SK),-- Istilah peradaban dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian terhadap perkembangan kebudayaan. Peradaban adalah kebudayaan yang bernilai tinggi. Perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Menurut Azyumardi Azra (2007), peradaban mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, sejak dari pandangan hidup, tatanilai, sosial budaya, politik, kesenian, ilmu pengetahuan, sains, teknologi, dan banyak lagi.

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk beradab dan berbudaya yang tidak bisa hidup di luar adab dan budaya tertentu. Manusia beradab dan berbudaya yang hidup dalam suatu masyarakat beradab bukanlah sesuatu yang alamiah, melainkan diciptakan melalui berbagai upaya yang mendukung terciptanya manusia beradab dan masyarakat adab.

Di Indonesia, sila kelima Pancasila Kemanusiaan yang adil dan beradab memberi pengakuan bahwa manusia yang hidup di Indonesia diperlakukan secara adil dan beradab oleh penyelenggara negara. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai bahwa suatu tindakan yang berhubungan dengan kehidupan bernegara dan bermasyarakat didasarkan atas sikap moral, kebajikan dan hasrat menjunjung tinggi martabat manusia, serta sejalan dengan norma-norma. Kemanusiaan yang adil dan beradab juga mencakup perlindungan dan penghargaan terhadap budaya dan kebudayaan yang dikembangkan bangsa yang beragam etnik dan golongan.

Sila kelima Pancasila tersebut secara tegas mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang beradab. Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang ditandai dengan ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab. Konsep masyarakat adab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Dari sejarah kita belajar bahwa secara nyata peradaban manusia telah berubah dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Burung membuat sarangnya tetap sama selama berabad-abad, namun manusia telah beranjak dari gua-gua, rumah di atas pokok kayu, gubuk, rumah adat sampai dengan pencakar langit pada saat ini. Hal ini semata-mata disebabkan manusia mempunyai akal budi yang merupakan kelebihan dari makhluk hidup lainnya.

Berdasarkan akal budi manusia selalu berubah dari waktu ke-waktu dalam rangka melakukan perbaikan nilai hidup ataupun kualitas hidup. Dari kenyataan ini kita bisa belajar bahwa pada hakekatnya manusia tidak anti perubahan, walaupun perubahan bisa dilakukan secara sadar ataupun karena terpaksa berubah oleh karena suatu kondisi tertentu.

Perubahan peradaban manusia mengalami percepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak terjadinya revolusi industri di Eropa pada abad ke-15. Pada abad ke 20 yang disebutkan oleh Alvin Toffler sebagai awal dari Gelombang Ke Tiga (Abad Informasi), kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi menjadi pendukung utama perubahan yang sangat cepat. Perubahan yang terjadi di suatu negara bisa mengakibatkan pengaruh berantai secara global terhadap negara lain.

Globalisasi merupakan fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Di Indonesia, problematika peradaban yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, dan kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian di Indonesia.

Padahal, kesenian tradisional merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih, masyarakat disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini dapat menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.

Akibat globalisasi, masyarakat banyak mengalami anomi, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian manusia sendiri.

Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi. Percampuran bahasa bisa mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.(@) (bersambung)

40 Pejabat Esselon IV KLU Ikuti Ujian

Narmada,(SK),-- Sekitar 40 pejabat esselon IV KLU yang sejak pertengahan Februari lalu di karantina di Balai Diklat Pertanian Provinsi NTB, Kamis (14/03/2013) mengikuti ujian penguasaan materi.
Ketua panitia Diklatpim IV angkatan XIX Pola Kemitraan antara Pemerintah Provinsi NTB dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Drs L.Hasbulwadi, M.Pd mengatakan, ujian yang diselenggarakan oleh LAN (Lembaga Administrasi Negara) ini dimaksudkan untuk memotret sejauh mana penguasaan materi yang telah diberikan oleh para Widyaiswara BKD Provinsi NTB selama mengikuti Diklatpim ini.
Diharapkan, ujian yang diikuti oleh 40 orang pejabat esselon IV lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara ini agar benar-benar bisa menjawab seluruh soal ujian yang telah dipersiapkan dan langsung dibawa dari Jakarta oleh LAN. Soal-soal ujian yang akan ditempuh oleh para peserta ini nantinya ada yang bersifat open book dan ada yang bersifat close book, sehingga para peserta dalam menjawab seluruh pertanyaan yang ada, jangan sampai terlewatkan. Karena menurutnya, semua soal dan jawaban itu nantinya ada bobot penilaiannya.”Mohon semua soal yang ada nantinya di jawab, agar nilainya ada, jangan samapai kosong,”harapnya.
L.Hasbulwadi mengatakan, PNS mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.Sosok PNS yang diharapkan adalah yang mampu mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan pembangunan.
Berdasarkan UU No.43 tahun 1999 sebagai perubahan atas UU No.8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dan aturan pelaksanaannya PP No,101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS, bahwa sesuai dengan tuntutan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan PNS yang memiliki kompetensi jabatan.
L.Hasbulwadi yang sehari-harinya bertugas di BKD Provinsi NTB yang menangani masalah Diklat PNS ini menyebutkan, berdasarkan pasal 3 PP No.101 thun 2000 tersebut menyatakan bahwa sasaran Diklatpim bagi para pejabat PNS ini adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.

Sedangkan tujuan penyelenggaraan Diklatpim IV ini, menurutnya adalah untuk meningkatkan pengetahuan,keahlian,ketrampilan dan sikap prilaku untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pejabat esselon IV secara professional yang dilandasi pada kepribadian sesuai dengan kemampuan kebutuhan instansi.Untuk itu,ujian yang diselenggarakan pihak LAN ini adalah sebagai jawaban akhir dari penyelenggaraan Diklatpim yang sudah berlangsung cukup lama ini.
Sementara itu, pejabat dari LAN yang sengaja di datangkan dari Jakarta Dra Niken dalam arahannya sesaat sebelum ujian dimulai menitipkan beberapa pesan penting terkait aturan main dalam ujian yang harus ditaati oleh para pejabat esselon IV asal KLU ini.
Dikatakan, ujian yang di gelar pihak BKD Provinsi Nusa Tenggara Barat ini adalah merupakan rangkaian evaluasi akhir dari pelaksanaan Diklat yang sudah berlangsung selama 42 hari. Dra Niken menjelaskan bahwa dalam tata tertib ujian kali ini dibagi menjadi 2 tahap. Untuk tahap pertama berlangsung selama 3 jam dalam bentuk pertanyaan essay dan tidak boleh open book serta untuk tahap kedua yang juga waktunya 3 jam, bentuk pertanyaannya study kasus dan ini boleh buka buku.
Tujuan ujian ini adalah untuk menguji sejauhmana penyerapan para peserta diklat oleh para widyaiswara.Apabila nilainya rata-rata dibawah 70, berarti pembelajaran yang dilakukan selama ini belum optimal.Atau mungkin juga disebabkan oleh kurang tanggapnya para peserta menyerap materi dari para widyaiswara,sehingga hasilnya kurang maksimal.
Selaku pihak yang mewakili LAN, Dra Niken berharap, ujian yang dilaksanakan ini bisa berlangsung dengan aman,tertib dan terkendali serta tidak ada yang saling merugikan.Selin itu,Dra Niken juga berpesan kepada para peserta yang mengikuti Diklatpim tersebut untuk bisa menerapkan ilmunya sekembalinya ke SKPD masing-masing. Diantara pesan penting itu antara lain, masing-masing pejabat harus memiliki kemampuan menyusun tata naskah dinas,mampu menyusun tata kelola keuangan,barang dan memiliki kemampuan menyusun produk hukum yang diperlukan.(Eko)

Kamis, 07 Maret 2013

Tingkatkan Disiplin, Kunci Utama Keberhasilan

Narmada,(SK),-- Tidak terasa, pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim IV) bagi para pejabat esselon IV KLU pola kemitraan antara Pemda KLU dengan BKD Provinsi Nusa Tenggara Barat di Balai Diklat Pertanian NTB, memasuki minggu ketiga.
Sekretaris Daerah KLU Drs H.Suardi,MH dalam arahannya di depan 40 pejabat esselon IV ketika tampil membawakan materi muatan teknis substantif lembaga,Kamis (07/03/2013) menekankan agar masing-masing peserta untuk menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.Karena tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti diklat penjenjangan ini.
”Ini amanat yang diberikan oleh daerah,bukan oleh kami, tapi karena ini merupakan keharusan dalam jabatan, maka harus dijalankan dan nikmati kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,”tandas Suardi.

Selain itu, Sekda juga berharap agar sikap-sikap egoisme harus di buang jauh-jauh, sehingga timbul sikap saling menghargai satu sama lain. Hal ini di maksudkan, karena jika orang mau sukses itu kuncinya harus disiplin.Jangan sampai menganggap hal ini hanya seremonial belaka. ”Saya tidak inginkan kesan yang kurang bagus ini muncul ke permukaan, mari kita terus bina kemitraan ini dengan baik sehingga hubungan silaturrahmi tetap terpelihara,”pesannya.
Banyak hal yang menjadi sorotan Sekda terhadap berbagai persoalan yang muncul selama pelaksanaan Diklatpim di Balai Diklat Pertanian Provinsi NTB Narmada ini. Beberapa persoalan yang muncul ini terungkap ketika para peserta diklatpim diberikan kesempatan untuk mengungkapkan isi hati masing-masing, terkait dengan suka duka dan pengalaman baru yang mungkin di dapatkan selama hampir tiga minggu mereka di karantina di Balai Diklat tersebut.
Terkait dengan itu, Sekda mengingatkan kepada seluruh peserta Diklatpim, terutama yang rumahnya berdekatan dengan lokasi untuk tidak pulang,karena ini merupakan program Pemerintah yang biayanya cukup besar, jadi harus di amankan. Seluruh peserta Diklatpim yang mengikuti pendidikan dan latihan penjenjangan ini merupakan para pejabat esselon IV yang semuanya berasal dari KLU. Keberadaan 40 pejabat yang mengikuti Diklatpim angkatan ke XIX tahun 2013 ini, sengaja di adakan, karena memang merupakan kewajiban Pemda untuk bagaimana meningkat SDM aparatur di daerah Tioq Tata Tunaq ini menjadi lebih baik.Minimal segala ilmu yang di peroleh peserta dari narasumber atau para widyaiswara BKD Provinsi NTB, setelah mereka kembali nantinya dapat mengaplikasikannya di SKPD masing-masing untuk mendukung visi Kabupaten Lombok Utara yang maju dan beradab.(Eko)

Aparatur Pemerintah yang Berkelas, Ciri SDM Modern

Narmada,(SK),-- Pengelolaan informasi dan penulisan laporan telah menjadi kegiatan umum di lingkungan pekerjaan, baik di instansi swasta maupun di instansi pemerintah.Kegiatan ini merupakan kegiatan penting dalam system informasi tiap organisasi.
Demikian dikatakan Ir Darmansyah, MM selaku Widya Iswara BKD dan Diklat NTB ketika tampil sebagai pembicara membawakan tema Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan, dihadapan 40 pejabat esselon IV lingkup Pemda KLU yang sedang mengikuti Diklatpim pola kemitraan antara Pemda Provinsi NTB dengan Pemda KLU,Rabu (06/03/2013) di Balai Diklat Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dikatakan,setiap orang yang tergabung dalam organisasi atau instansi, baik sebagai staf, skretaris maupun pimpinan pada setiap tingkatan perlu mengetahui pengelolaan informasi dan teknik pelaporan. Lebih-lebih para pejabat eselon IV di lingkungan SKPD yang ada di KLU yang saat ini sedang mengikuti Diklat penjenjangan karir di Balai Diklat Pertanian Provinsi NTB selama 1,5 bulan tersebut, harus memahaminya.Sebab bagaimanapun, katanya, merekalah sebagai lower manager atau supervisor yang langsung menghadapi para pelaksana kegiatan penanganan informasi dan pelaporan bagi SKPD-nya.Selain itu, kata Darmansyah, mereka pula yang langsung menghadapi para pimpinan tingkat atasnya yang memerlukan bantuan penyelesaian informasi dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai pemimpin, baik sebagai middle manager maupun top manager.
Dalam rangka membangun manusia modern, Darmansyah berharap agar seluruh aparatur pemerintah, terutama para pejabat pemangku kebijakan selalu mendengar, melihat, berfikir, bekerja, berkata yang baik-baik dengan cara yang benar. Pembangunan SDM sangat baik di kembangkan karena masih banyak yang perlu di benahi, terutama kesadaran terhadap tugas,kewajiban dan tanggung jawabnya.
Memasuki minggu ke tiga pelaksanaan Diklat bagi para pejabat esselon IV yang berasal dari KLU ini, kondisi kesehatan seluruhnya masih dalam kondisi yang normal.Proses pembelajaran dari sejak minggu pertama hingga minggu ke-tiga juga masih berlangsung normal.Dari segi fasilitas, baik tempat pemondokan maupun fasilitas pendukung lainnya sudah terjamin.Hanya saja, kata Aripin, salah seorang peserta asal Bayan ini mengaku menu makanan saja yang mungkin perlu perbaikan.”Yang penting memenuhi standar gizi dan membangkitkan selera makan,”katanya singkat.
Dari pantauan wartawan media ini di lokasi Diklat, hanya saja penyakit yang di derita oleh sebagian besar para peserta Diklat terutama pada jam-jam siang dan sore hari adalah penyakit ngantuk. Sedangkan kendala yang lainnya hingga memasuki minggu ke tiga pelaksanaan Diklat ini bisa di minimalisir.(Eko)

Manusia Merupakan Unsur Terpenting Dalam Organisasi

Narmada,(SK),-- Membicarakan menejemen sumber daya manusia saat ini merupakan hal yang sangat penting dan menjadi kewajiban bagi para pengelola organisasi, baik public maupun privat.
Hal ini dikatakan Drs H.Djaswad,SH.MH ketika tampil sebagai pembicara atau narasumber widya iswara BKD dan Diklat Provinsi Nusa Tenggara Barat dihadapan 40 pejabat esselon IV KLU yang sedang mengikuti Diklatpim IV pola kemitraan antara Pemda KLU dan Pemda NTB selama 42 hari di Balai Diklat Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat,Selasa (26/02/2013).
Dikatakan, para pimpinan maupun anggota organisasi dituntut untuk mengetahui bagaimana manusia sebagai sumber yang mempunyai daya atau energy mempunyai kemampuan untuk dipergunakan dalam membangun organisasi.Hal ini karena memang, masalah organisasi tidak terlepas dari unsure manusia sebagai sumber daya organisasi yang harus di manage sebagai sumber-sumber daya yang lain.

“Manusia merupakan sumber daya dalam organisasi yang berpartisipasi dan memberikan kontribusi sesuai dengan bidang tugas,strategi masing-masing sesuai dengan yang telah ditentukan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya,”tegas Djaswad yang juga mantan Sekda Kota Mataram ini.
Selanjutnya Djaswad menyatakan,manusia, pegawai, sebagai salah satu sumber daya organisasi sering ditunjuk sebagai factor utama jika terjadi kegagalan pencapaian tujuan organisasi.Begitu banyak alas an yang bisa dipakai justifikasi terhadap upaya-upaya peningkatan peran SDM dalam organisasi, seperti, sebut saja katanya, merubah manusia tidak semudah merubah tata letak ruangan kantor, karena manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai keinginan sendiri, dan sebagainya.Namun bagaimanapun hal ini tidak bisa dijadikan pembenaran untuk akhirnya melupakan usaha-usaha kearah pencapaian tingkat profesionalitas pegawai yang salah satunya adalah melalui menejemen sumber daya manusia.
Drs H.Djaswad,SH.MH menyebut bahwa manajemen sumber daya manusia tidak bisa di pelajari secara terpisah atau sendiri, tetapi harus berintegrasi dengan ilmu lainnya seperti manajemen kepegawaian,manajemen perencanaan, manajemen kepemimpinan,organisasi dan beberapa ilmu yang terkait dengan kependudukan dan lain sebagainya. Namun demikian H.Djaswad,SH.MH lebih memfokuskan kepada hal-hal yang ketenagakerjaan,manusia yang mempunyai daya untuk maju demi tercapainya tujuan organisasi.
Tujuan organisasi yang dimaksud adalah untuk mengetahui dan menilai sejauh mana menejemen sumber daya dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan.Secara umum manajemen sumber daya meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengevaluasian kegiatan sumber daya dalam suatu organisasi.Sehingga dalam sebuah organisasi yang menjadi unsure terpenting adalah manusianya.(Eko)