Senin, 13 Februari 2012

Jembatan Lokok Tawah Tanak Muat Kayangan, Riwayatmu Dulu dan Kini

Kayangan,(SK),-- Salah satu program infrastruktur Pemerintah Kabupaten Lombok Utara adalah peningkatan sarana transportasi jalan dan jembatan.

Namun sebelum KLU berdiri, ketika itu masih gabung dengan Lombok Barat, banyak sekali pekerjaan infrastruktur yang ditinggal begitu saja oleh dinas terkait. Pengerjaannya belum selesai 100%, malah ditinggal, sehingga KLU yang baru berdiri beberapa tahun itu, menyisakan PR yang sangat memprihatinkan.

Sebut saja diantaranya adalah jembatan Lokok Tawah yang berada di Kampung Lendang Kendal Dusun Tanak Muat, salah satu dusun terpencil dalam wilayah Desa Kayangan Kecamatan Kayangan Lombok Utara.
Kondisi jembatan itu hingga sekarang, menurut keterangan Rahdan (35) warga Kampung Lendang Kendal yang rumahnya tidak jauh dari jembatan tersebut, mengatakan kondisinya sangat memprihatinkan. Bayangkan, katanya, sejak 7 tahun lalu jembatan ini tidak pernah kunjung selesai dikerjakan oleh pihak yang bertanggung jawab,malah ditinggal begitu saja.

“Jadi kapan kami bisa menikmati akses jalan yang menghubungkan dusun Lendang Batu dengan dusun Empak Mayong tersebut, kalau tidak kunjung diselesaikan, ”katanya dengan nada tanya.

Dikatakan Rahdan, yang penting jembatan ini segera di perhatikan oleh Pemerintah, yang dalam hal ini dinas terkait, agar warganya bisa melakukan aktifitas sehari-hari dalam mengakses segala hasil pertaniannya.

“Maunya kami, Pemerintah sesering mungkin turun silaturrahmi ke daerah kami yang jauh dari keramaian ini, jangan hanya sebatas turun di daerah yang mudah di jangkau, terutama Pemerintah Desa dan yang lebih khusus juga anggota DPRD KLU yang berasal dari wilayah setempat,”bebernya.

Jembatan Lokok Tawah Lendang Kendal Tanak Muat Desa Kayangan ini, memang dulunya, ketika masih gabung dengan Lombok Barat, jembatan tersebut dikerjakan oleh kontraktor yang berasal dari Lombok Timur. Oleh oknum kontraktor tersebut, menurut cerita Serajin (43) yang kebetulan waktu itu dirinya mengaku sebagai Bendahara Panitia Pembangunan Jembatan tersebut, pernah mengatakan bahwa tugas mereka hanya mengerjakan jembatannya saja, sedangkan untuk penimbunan sayap jembatan itu adalah tanggung jawab Pemerintah.

Namun apa yang terjadi, masih menurut cerita Serajin, pada saat pengerjaan perakitan besi untuk persiapan ngecor, semen kala itu sudah tidak ada, habis. Jadi para pekerja (buruh) sempat nganggur selama 4 bulan. Mereka (Panitia) tidak pernah tahu semen di dapatkan darimana, yang penting dapat digunakan untuk ngecor.

Masih cerita Serajin, jembatan tersebut dibangun 7 tahun silam, yaitu sekitar tahun 2005. Tujuh tahun telah berlalu, namun kondisi jembatan Lokok Tawah ini masih menyisakan sebuah harapan.Kabarnya, pihak Dinas PU KLU sudah turun melihat dari dekat kondisi jembatan itu. Katanya, jembatan itu harus dibongkar karena bahan jembatan yang ada sekarang tidak kuat dan disarankan buat jembatan baru.

Yang dibutuhkan masyarakat ditempat itu, mohon dinas terkait segera membuatkan jembatan baru, agar penantian panjang masyarakat yang membutuhkan akses jalan di tempat itu, akan bisa merasakan nikmatnya hasil pembangunan yang terus didengungkan oleh Pemda KLU di berbagai pertemuan. Semoga harapan itu segera menjadi kenyataan.(Eko).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar