Sabtu, 31 Desember 2011

Empat Warga Lendang Batu Kayangan Terima Bantuan

Kayangan,-- Musibah kebakaran yang menghanguskan 4 buah rumah warga Dusun Lendang Batu Desa Kayangan Kecamatan Kayangan pertengahan September 2011 lalu, kini bisa bernafas lega.

Pasalnya, setelah menunggu cukup lama uluran tangan dari Pemerintah Daerah KLU, akhirnya di penghujung tahun 2011 ini, harapan tersebut menjadi kenyataan bagi keempat warga Dusun Lendang Batu yang tertimpa musibah kebakaran tanggal 15 September 2011 lalu.

Peristiwa kebakaran yang menghanguskan 4 buah rumah dan beberapa bangunan disekitarnya itu, mengharuskan Sahid,Ayudi, Sayu dan Zulkarnain, terpaksa mengungsi ke tetangga terdekat.

Melalui Kantor Penanggulangan Bencana KLU, Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH menyerahkan bantuan sebesar 5 juta rupiah bagi empat warga Dusun Lendang Batu Desa Kayangan yang terkena musibah tersebut.

Camat Kayangan Tresnahadi dalam pengantarnya pada acara penyerahan bantuan tersebut mengatakan bahwa, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Pemerintah KLU kepada warganya yang terkena musibah.

“Jangan dilihat jumlah nominalnya, tapi lihatlah bentuk perhatian Pemerintah kepada warganya yang terkena musibah,”ingat Tresnahadi.

“Mari kita terima musibah ini dengan lapang dada, jadikan ini sebagai pelajaran, agar kedepan kita lebih berhati-hati menjaga harta benda kita sehingga musibah serupa tidak terulang lagi,”ajaknya.

Tresnahadi berharap bahwa dengan diterimanya bantuan dari Pemerintah KLU kepada warga yang terkena musibah kebakaran di Dusun Lendang Batu Desa Kayangan ini agar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk membangun rumah mereka kembali.

“Ini sebagai perangsang dan sebagai motivasi bagi warga yang terkena musibah, supaya lebih semangat dalam membangun rumahnya masing-masing,”jelasnya.

Untuk diketahui bahwa ada beberapa daerah yang ada di KLU rawan bencana, karena ini memang letak geografis KLU yang memungkinkan terjadinya bencana. Misalnya saja sebut Tresnahadi, rawan terjadinya tanah longsor,banjir dan lain sebagainya.

Iwan MA Sekretaris Kantor Penanggulangan Bencana KLU pada kesempatan itu juga mengatakan bahwa, yang namanya musibah, itu tidak bisa di pastikan kapan datangnya.

“Sesungguhnya bencana yang menimpa kita itu lepas dari kendali umat manusia, itu hanya Allah Swt yang mengetahuninya,”kata Iwan MA.

“Untuk itu, perlu kita antisipasi dengan berbagai upaya, termasuk dengan mengadakan penghijauan,”tambahnya.

Pemberian bantuan ini adalah bentuk perhatian Bupati KLU kepada warganya yang terkena musibah, sehingga melalui Kantor Penanggulangan Bencana KLU ini, Bupati menitipkannya untuk diserahkan kepada empat orang warga Lendang Batu (Sahid, Zulkarnain, Sayu, Ayudi) yang terkena musibah kebakaran September 2011 lalu.

Menurut Kasi TRC (Tim Reaksi Cepat) Resedep mengatakan bahwa selain bantuan yang diberikan kepada warga Lendang Batu yang terkena musibah kebakaran ini, pihak Kantor Penanggulangan Bencana KLU juga telah menyalurkan bantuan enam buah Tandon kepada masyarakat Kayangan.

Tandon ini memang sengaja diberikan oleh Pemerintah kepada warga masyarakat yang berada jauh dari sumber mata air sehingga bisa dimanfaatkan sebagai wadah penampungan air keperluan hidup sehari-hari warga.

Jika didaerah tersebut nantinya sudah ada jaringan air bersih dan Tandon ini tidak dimanfaatkan lagi, maka Tandon tadi bisa dipindahkan ke daerah yang belum ada jaringan air bersihnya untuk dimanfaatkan oleh warga yang memerlukannya. (Eko)

Pertemuan Koordinasi Dengan Para Pihak, Bupati KLU Ajak Bersinergi

Tanjung,-- Untuk mewujudkan Tioq Tata Tunaq dalam membangun masyarakat Lombok Utara yang berdaulat,mandiri, bermartabat dan sejahtera secara berkelanjutan. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan kapasitas kader pembangunan desa, pemerintahan desa dan organisasi warga dalam mengelola pembangunan desanya secara partisipatif dan mengembangkan jaringan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan.
  Demikian yang dikatakan R.Agus Hadianto selaku Koordinator Program Access Phase II, dalam pemaparannya  pada Presentasi Rencana Aksi Program Penguatan Keberdayaan Warga,Organisasi Warga dan Pemerintahan Desa dalam mendorong Desa Mandiri, dihadapan Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH,Kepala Bappeda Ir.H.Nanang Matalata,Kepala BPMD Drs.H.Jayadi,Asisten 1 Simparudin,SH,Program Access NTB Arif Mahmudi,Penanggung Jawab program Access Kamardi,SH,para Camat,Fasduk dan Fasping, yang berlangsung di Kafe Anom Sokong Tanjung,Jum’at (30/12/2011).

Selanjutnya R.Agus Hadianto menjelaskan bahwa misi program Access yang merupakan kerja sama Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia ini, diantaranya meningkatkan kapasitas para actor-aktor pembangunan di desa,Kecamatan dan Kabupaten.

“Para actor pembangunan desa yang dimaksud adalah KPMD,Pemerintah Desa,Organisasi Warga,Kaum Marjinal,Kaum Perempuan dan Warga Miskin,”terangnya.

“Sasaran program Access ini ada dua yaitu Mitra Langsung dan Mitra Tidak Langsung, ”tambahnya.

Menurut R.Agus Hadianto, yang termasuk bagian dari Mitra Langsung itu diantaranya Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) sebanyak 198 orang yang terdiri dari laki-laki 99 orang dan perempuan 99 orang, kemudian Pemerintahan Desa (Kades,BPD, Kaur dan Lembaga Teknis di Desa), sejumlah 132 orang, yang terdiri dari laki-laki 105 orang dan perempuan 27 orang, yang lain adalah Organisasi Warga (Banjar,Kelompok Tani, Posyandu, Karang Taruna,Kelompok Kerajinan, Remaja Mesjid dan lain-lain.

Sedangkan yang termasuk Mitra Tidak Langsung terdiri dari seluruh warga di 33 desa yang ada di Kabupaten Lombok Utara, yang menurut data dari Bappeda tahun 2010 lalu bahwa penduduk KLU berjumlah 199.904 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 98.623 jiwa dan perempuan 101.281 jiwa.

Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH dalam sambutannya mengajak kepada seluruh elemen warga masyarakat,SKPD,Mitra Koalisi untuk bersinergi melaksanakan program Access dalam rangka menuntaskan masalah kemiskinan di daerah ini. Dimana menurut data statistic bahwa KLU menduduki urutan tertinggi di NTB masalah kemiskinan yaitu 43,14 %.

“Ini adalah persoalan yang peka dan paling prinsip yang harus segera diselesaikan di KLU,”tegas Bupati.
Bupati juga mengatakan bahwa Pemerintah Daerah KLU, selama 2 tahun terakhir dengan dana APBD sudah diprogramkan tentang pembiayaan masalah kemiskinan. Disamping itu Pemerintah Daerah juga telah membangun ribuan Rumah Layak Huni, yang hingga saat ini mencapai 12 ribu lebih.

“Kalau tidak ada tambahan jumlah dalam penyelesaian masalah rumah layak huni ini, maka kita akan memerlukan waktu selama 12 tahun baru tuntas,”ingatnya.

“Untuk itu, saya bersyukur dengan adanya lembaga ini (YLKMP), untuk berperan serta dalam rangka membangun masyarakat KLU untuk lebih baik, ”katanya.

Bupati berharap agar seluruh pelaku dalam rencana aksi program Access di daerah ini bersinergi dalam penguatan keberdayaan warga,organisasi warga dan Pemerintahan Desa dalam mendorong menuju Desa Mandiri.

“Mari kita laksanakan program ini dengan penuh rasa tanggung jawab, karena ini adalah salah satu kewajiban kita yang antinya akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt,”ajak Bupati.

Sementara dalam diskusi yang dipandu Kamardi,SH dengan para pihak diperoleh kata sepakat bahwa minggu pertama bulan januari 2012 diseluruh Desa dan Kecamatan akan memulai rencana aksi program Penguatan Keberdayaan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintahan Desa dalam mendorong Desa Mandiri. (Eko)

Jumat, 30 Desember 2011

Bupati KLU Kukuhkan Kelompok Ternak “Pada Tunak” Lengkukun

Kayangan,-- Lebih dari 161 kelompok ternak pada tahun 2011 terbentuk  diwilayah KLU.Perkembangan ini sangat signifikan dengan antusiasme masyarakat untuk membentuk kelompok ternak. Karena manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama yang memiliki ternak.

Hal tersebut dikatakan Kepala DPPKP KLU Ir.Hermanto dalam pengantarnya pada acara  pengukuhan Kelompok Ternak Pada Tunak Lengkukun oleh Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH.

Hermanto menyebutkan beberapa manfaat terbentuknya kelompok ternak diantaranya adalah sebagai wadah kerjasama antar peternak, memudahkan pengamanan besar dan pengawasan lingkungan, untuk memudahkan pengelolaan ternak dan untuk memudahkan usaha peternakan.

Sementara Kepala UPTD Peternakan Kecamatan Kayangan Wayan Suweden melaporkan bahwa keberadaan kelompok ternak Pada Tunak Lengkukun ini adalah tidak terlepas dari peran serta dan usaha kerja keras dari  petugas IB melakukan pembinaan yang ada diwilayah ini (Raden Supardin) dalam memperjuangkan nasib para peternak, sehingga kelompok ini terbentuk. 

Masyarakat Lengkukun Desa Kayangan sudah memiliki komitmen untuk membentuk kelompok ternak dengan harapan tidak mengharapkan bantuan dari Pemerintah. Namun diakui Suweden, walau kelompok ini dari sejak awal sebelum terbentuk sudah memiliki komitmen tidak menerima bantuan dari Pemerintah.

”Kalau memang kelompok ini sudah wajar memperoleh bantuan, kenapa tidak,”katanya dengan nada Tanya.

Suweden juga menyatakan bahwa kelompok ternak yang sudah terbentuk diwilayah Kecamatan Kayangan hingga akhir tahun 2011 ini berjumlah 32 kelompok. Dari jumlah ini, Suweden berharap terus bertambah pada tahun-tahun mendatang.

Raden Supardi petugas IB yang memfasilitasi terbentuknya kelompok Ternak Pada Tunak Lengkukun  menyatakan bahwa, awalnya sebelum terbentuknya kelompok ternak ini, dirinya mengajak warga masyarakat berswadaya dengan kekuatan yang ada membentuk kelompok ternak tanpa  mengharapkan bantuan dari pihak manapun.

“Hingga saat ini jumlah populasi ternak yang tergabung dalam kandang kolektif Kelompok Ternak Pada Tunak Lengkukun 187 ekor, dengan jumlah anggota 68 orang,”terang R.Supardi.

Kelompok Ternak Pada Tunak Lengkukun yang akan dikukuhkan Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH dengan komposisi Ketuanya Samarudin,Sekretaris Maswandi dan Bendahara Rasdin ini, terbentuk pada tahun 2010.

‘Setiap minggu kita lakukan pembagian tugas jaga untuk ronda di Poskamling Kandang Kolektif, dengan komposisi 10 orang tiap malam, kecuali pada malam Sabtu dan Minggu komposisi jaga hanya 9 orang,”kata Ketua Kelompok Ternak Pada Tunak Lengkukun Samarudin (30), yang dibenarkan juga oleh Sekretarisnya Maswandi (27). 

Ditempat yang sama Camat Kayangan Tresnahadi dalam sekapur sirihnya mengharapkan kedepan, agar kelompok ternak yang sudah terbentuk ini bisa menjadi kelompok yang mandiri.

Tresnahadi juga mengingatkan kepada kelompok ternak Pada Tunak Lengkukun ini, agar bisa menunjukkan kinerjanya dimasa mendatang, karena ini akan dinilai dan di evaluasi oleh Dinas Peternakan yang ada ditingkat Kecamatan.

Selanjutnya Tresnahadi mengajak kepada seluruh masyarakat diwilayah ini terutama anggota kelompok ternak Pada tunak, agar dalam pengembangan peternakan yang tepat guna dan berhasil guna, harus didukung oleh kondusifitas keamanan wilayah.

Usai mengukuhkan Pengurus Kelompok Ternak Pada Tunak Lengkukun Desa Kayangan, Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH dalam sambutannya mengatakan bahwa, dengan lahirnya kelompok ternak ini,Insya Allah, Pemda KLU juga tidak akan menutup mata untuk memberikan support. Hanya saja di akui Bupati bahwa yang menjadi permasalahan kompleks di KLU saat ini adalah data kemiskinan mencapai 43,14 % tertinggi di NTB.

“Di Kayangan ini, kita akui adalah daerah kering, maka kita harus mampu bekerja sesuai dengan kondisi daerah ini,”kata Bupati.  

“Selama KLU ini berdiri, sudah 14 M dana yang dikucurkan untuk  bantuan khusus kepada kelompok peternakan, termasuk di Kayangan ini ”jelasnya.(Eko).

 

Kamis, 22 Desember 2011

Penguatan Keberdayaan Pemerintahan Desa Dalam Mendorong Desa Mandiri

Tanjung,-- Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan access dalam implementasi program di lapangan yang akan dilaksanakan oleh tim pelaksana.
Demikian yang diungkapkan R.Agus Hadianto selaku Koordinator Program Access dari YLKMP saat membuka acara Workshop dan Pelatihan Tim Pelaksana Program Penguatan Keberdayaan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintahan Desa dalam Mendorong Desa Mandiri, yang berlangsung di Medana Bay Marina,Selasa (20/12/2011).

Kegiatan workshop yang melibatkan 36 orang tim pelaksana yang terdiri dari Fasilitator Pendukung,Managemen Program, Fasilitator Pendamping dan Pendukung Metodology ini adalah berasal dari YLKMP,Perekat Ombara (PO), AMAN, PUGAR, Bareng Maju, Pelangi, Solidaritas Perempuan, Bappeda dan Kecamatan.

Tim pelaksana berjumlah 22 orang yang terdiri 11 perempuan dan 11 laki-laki serta selain tim pelaksana terdapat 14 fasilitator pendamping yang akan menjadi mitra dari tim pelaksana dalam implementasi program. Fasilitator tersebut terdiri dari 2 orang dari Bappeda,2 orang dari BPMD serta 2 orang per kecamatan di Kabupaten Lombok Utara.

Menurut R.Agus Hadianto bahwa kegiatan workshop ini diselenggarakan guna memberikan pemahaman secara menyeluruh tentang Program Penguatan Keberdayaan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintahan Desa dalam Mendorong Desa Mandiri.Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang program tersebut sangat penting bagi tim pelaksana dan fasilitator pendamping sebagai pembekalan tim yang akan menjalankan  rencana aksi mitra guna penguatan keberdayaan warga organisasi warga dan Pemerintahan Desa dalam mendorong desa mandiri.

Dikatakan Agus Hadianto, materi yang akan disampaikan oleh narasumber yang sengaja didatangkan dari Bali tersebut diantaranya Membangun pemahaman tentang pengertian Desa Mandiri, Mengembangkan berbagai strategi untuk merintis terwujudnya Desa Mandiri,Memberikan pembekalan tentang prinsip dan nilai-nilai Access, penyempurnaan pemahaman appreciative intervieu, Strength Based Approach,interaksi dinamis/ pertautan para pihak,penulisan cerita sukses serrta berbagai issu lainnya.

Agus Hadianto mengharapkan hasil yang didapatkan dari pelaksanaan workshop yang pelaksanaannya berlangsung selama tiga hari ini, masing-masing tim pelaksana,fasilitator pendamping memahami konsep desa mandiri,memahami alur/siklus program, memahami prinsip dan nilai access, memahami makna SBA ABA AI dan mampu menyusun strategi membangun interaksi dinamis/pertautan para pihak.

Disamping itu, lanjut Agus bahwa proses dalam workshop dan pelatihan tersebut menggunakan metode partisipatif dan apresiatif, yang mana akan disesuaikan dengan kebutuhan orang dewasa, yaitu seluruh peserta adalah pelaku utama dalam proses.Sementara fasilitator hanya memandu jalannya proses sehingga lebih terarah dan memberi ruang bagi seluruh peserta untuk berperan aktif.

“Workshop dan pelatihan yang diikuti Fasduk maupun Fasping ini akan difasilitasi oleh Team Access Phase II,”jelas Agus.

Sementara team access phase II Nehik, yang memang sengaja didatangkan dari Bali dalam penyampaian materinya mengatakan bahwa arah strategis yang diharapkan dalam pemberdayaan warga dan penguatan organisasi warga dan OMS lain adalah Kesadaran Kritis, Pengorganisasian dan Mobilisasi sumber daya.Interaksi dinamis para pihak (antara masyarakat sipil dengan pemerintah di berbagai level - membangun mekanisme, relasi, kepercayaan antara para pihak yang terlibat), serta Perluasan  dampak dan replikasi: perluasan dari praktek-praktek yang baik melalui kolaborasi dan mengembangkan relasi dengan kabupaten lain, proyek lain, dan sebagainya.

Sementara kunci untuk interaksi dinamis Komunitas (OMS) dan Pemerintah menurut Nehik adalah memiliki 4 area, yaitu  Partisipasi masyarakat, Transparasi, Akuntabilitas, penyebaran informasi, Pelayanan Publik dan Keadilan Sosial.

“Fokus uatama Access tahap II adalah Orang Miskin,Perempuan,Orang Muda dan Kelompok Marjinal lainnya,”kata Nehik.

Selanjutnya Nehik menjelaskan bahwa Komitmen Access yang disumbangkan selama ini diantaranya Mendukung dan mendorong proses-proses perencanaan dan penganggaran desa yang partisipatif, inklusif jender dan social, Menyumbang pada sistem-sistem dan proses yang berjalan, Mendukung proses –proses interaksi yang inklusif dan berbasis aset/kekuatan, Memastikan warga  memiliki informasi  proses pembangunan sehingga dapat terlibat aktif  dalam mendorong pelayanan publik yang bermutu.

Disamping itu untuk Mendukung keterlibatan warga  dalam pengelolaan sekolah (Citizen Report Card) dan Puskesmas serta Memastikan orang miskin, perempuan dan kaum marjinal lain mendapatkan manfaat dari proses-proses pembangunan.

Nehik juga menyebut bahwa prinsip access adalah Mendorong keadilan gender dan keadilan social, Mengembangkan pendekatan pemberdayaan dan pendekatan berbasis sumberdaya setempat,Mendorong keberlanjutan, Berdasarkan kerjasama dan kolaborasi,Mendorong proses-proses yang lebih partisipatif, transparan, dan  akuntabel serta Pembelajaran terus menerus.

“Pendekatan berbasis aset menghasilkan Warga dan organisasinya yang memiliki power/kuasa serta Warga bisa menentukan arah proses-proses dan memimpin apa yang dimulainya,”jelas Nehik. 

“Perubahan yang Berkelanjutan karena mereka bisa memutuskan hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka, ”tutupnya.(Eko)

Sabtu, 17 Desember 2011

Kiprah H.Abidin Mustakim Melestarikan Lingkungan, Gandeng Pramuka

Kayangan,-- Upaya melestarikan lingkungan hidup dalam mendukung program dari Hulu ke Hilir diawal musim penghujan ini, kiprah H.Abidin Mustakim terus digalakkan.
Berbagai upaya telah dilakukannya, baik dari persiapan persemaian bibit yang dimulai sejak musim kemarau yang berkepanjangan pertengahan tahun lalu, hingga pendistribusian bibit-bibit yang siap tanam dilahan yang kosong maupun mengganti pohon yang mati dilahan yang memang sudah ditanami beberapa waktu lalu.

Diakui H.Abidin Mustakim bahwa lokasi persemaian bibit yang ada di wilayah KLU ini tersebar di empat wilayah, yaitu selain di kebun miliknya di Empak Mayong Kayangan, juga ada di Pusuk,Kelanjuhan Gumantar dan Sukadana Bayan.

Dengan menggandeng pihak Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kayangan, dipenghujung tahun 2011 ini, kembali H.Abidin Mustakim menghijaukan Lapangan Umum Kecamatan Kayangan yang pada tahun lalu (2010) sudah ditanami dengan 93 jenis pohon penghijauan. Namun awal September lalu sempat terbakar hingga menghanguskan ratusan pohon yang sudah satu tahun tumbuh.

Menurut H.Abidin Mustakim penyediaan bibit pada tahun ini sudah dipersiapkannya, tinggal bagaimana mendistribusikannya ke lahan yang siap tanam.

“Bibit saya bagikan secara cuma-cuma, tinggal bagaimana bibit ini bisa diangkut ke lokasi tanam, itu diserahkan kepada orang yang mengambilnya,”katanya.

Untuk tahap pertama, bibit yang siap tanam di lapangan umum Kayangan ini,H.Abidin Mustakim menyediakan 1.000 pohon dari 35 jenis tanaman. Dari jumlah itu yang paling banyak adalah dari jenis Rupe,mahoni, jamplung,imba, plamboyan dan asam.

“Harapan kita kepada semua pihak bahwa jika bibit ini sudah kita tanam, maka kita harus jaga 3M (Menanam,Memeihara dan Memanen), artinya jangan hanya menanam saja, tapi kita harus jaga,pelihara,rawat,”jelas H.Abidin. 

Camat Kayangan Tresnahadi, juga berharap agar semua masyarakat sekitar termasuk semua SKPD terlibat langsung dalam menaman, memelihara dan menjaga setiap bibit pohon yang sudah ditanam.

“Ini adalah salah satu kewajiban kita untuk terlibat langsung dalam memeliharanya,”kata Tresnahadi pada suatu kesempatan.

Sementara pihak Kwartir Ranting Gerakan Pramuka khususnya DKR Kayangan melalui Ketuanya Supriadi mengatakan bahwa untuk mendukung program penghijauan H.Abidin Mustakim dari Hulu ke Hilir yang sudah digulirkan beberapa tahun terakhir ini, gerakan pramuka Kayangan siap terlibat langsung dalam medukungnya.

“Kita juga ingin sebagai pelopor penghijauan di wilayah Kayangan ini selain H.Abidin Mustakim,”kata Supriadi bersemangat.

Keterlibatan gerakan pramuka Kayangan dalam setiap kegiatan penghijauan diwilayah setempat patut diacungi jempol. Melalui Ketua Kwarran Syukri dan dibantu Ketua DKR Kayangan Supriadi bahwa dalam setiap kegiatan kepramukaan diwilayah Kayangan ini selalu diselipkan acara penghijauan.Sehingga tidak heran gerakan pramuka Kayangan juga bisa disebut sebagai pelopor penghijauan diwilayah ini.

Sebelum bibit siap tanam, maka yang harus dilakukan pertamakali adalah menggali lubang terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar unsure-unsur hara yang terdapat dalam tanah bisa beradaptasi dengan sinar matahari.

Dengan mengerahkan seluruh anggota pramuka penegak dan pandega diwilayah Kayangan, dibantu masyarakat setempat yang dihadiri  pihak TNI, acara penghijauan di lapangan umum Kecamatan Kayangan telah dimulai, Sabtu (17/12/2011).

“Semoga kegiatan ini sebagai awal kebangkitan semangat juang para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka Penegak/Pandega dalam memperjuangkan  hijaunya negeri Kayangan ini,”tutup Supriadi.(Eko)

Jajaran Korem 162 Wirabhakti, Lakukan Penanaman Pohon di Kayangan

Kayangan,-- Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Pohon Nasional, telah dicanangkan secara serentak di seluruh Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia, beberpa waktu lalu.
Dengan melibatkan seluruh jajaran SKPD,PNS, Pramuka,Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kayangan maupun masyarakat setempat, acara penanaman pohon disekitar areal Lapangan Umum Kecamatan Kayangan, Jajaran Korem 162 Wirabhakti yang menerjunkan satu pasukan TNI dari Bataliyon Gebang,Sabtu (17/12/2011), sukses. 

Masing-masing orang diberikan jatah menanam satu pohon ditempat yang sudah ditentukan. Termasuk Camat Kayangan yang diwakili Sekcam R.Kertamono dengan didampingi H.Abidin Mustakim, tokoh perintis wanatani lahan kering di Kayangan, menanam pohon. Bibit-bibit pohon yang ditanam diareal Lapangan Umum Kecamatan Kayangan tersebut, menurut H.Abidin Mustakim sebagian besar Rupe,Mahoni,Beringin,Jamplung dan Trambesi.

“Yang jelas, jumlah yang ditanam kali ini sekitar 1.000 pohon dengan 40 jenis pohon,”terangnya.
Gerakan menanam pohon dan kerja bakti yang dilakukan jajaran Korem 162 Wirabhakti dengan menerjunkan satu pasukan dari Bataliyon Gebang ini adalah akan  menjadi motivasi bagi masyarakat Lombok Utara, khususnya Kayangan, untuk lebih giat dan lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan dan melestarikan lahan dan hutan berbasis masyarakat, baik secara ekologis, ekonomis maupun social.

Dikatakan  Letkol. Inf. Asep Nurdin (Kepala Seksi Oprasi Korem 162/WB) bahwa, tujuan kegiatan ini selain meningkatkan jiwa korsa dan profesionaslisme prajurit infantri  dalam mendukung tugas pokok Kodam IX Udayana, juga memupuk sejarah yang ditinggalkan oleh pendahulu bangsa ini, seperti Panglima Jenderal Soedirman.     “Keberadaan kami di Kayangan ini adalah disamping melakukan penghijauan dan kerja bakti disekitar  Pasar Umum Kayangan, juga kami ingin perkenalkan program infanteri dengan harapan  kemanunggalan TNI dengan masyarakat lebih dekat lagi,”katanya.

Sementara itu, Camat Kayangan yang diwakili Sekcam R.Kertamono dalam sekapur sirihnya mengajak semua pihak yang hadir, untuk melakukan pelestarian sumber daya alam, dengan menanam berbagai jenis pohon disekitar lapangan umum Kecamatan ini, dimana menurutnya areal ini pernah terbakar awal September lalu.

 “Dalam pemeliharaan tanaman yang sudah ditanam kali ini, bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah semata, namun itu adalah menjadi tanggung jawab kita bersama masyarakat Kayangan untuk menjaga dan melestarikannya,”ajaknya.

“Mari kita jaga dan pelihara semua tanaman yang sudah kita tanam disekitar areal Lapangan Umum ini, sehingga untuk 5-10 tahun kedepan, Insya Allah areal Lapangan ini akan sejuk dan nyaman serta indah untuk menjadi tempat istirahat, ”pesannya.(Eko)

Jumat, 09 Desember 2011

Berwisata ke Makam Raja Sumbawa

Sumbawa,-- .Makam Sampar, begitulah masyarakat Sumbawa menyebutnya. Makam ini letaknya tidak jauh dari kota Sumbawa besar, sekitar 1 km arah timur Dalam loka.

Siapa saja yang datang ketempat tersebut, cukup dengan mendaki bukit setinggi 100 m dari Ai-Awak maupun Keban-Lapan kelurahan seketeng, Sumbawa Besar, kita akan langsung tiba di depan gerbang lokasi perkuburan Makam Sampar.

Situs ini disebut Makam Sampar, karena terletak di atas sampar (daratan di atas bukit). Masyarakat setempat dari sejak jaman dahulu memang sengaja menempatkan pekuburan diatas bukit mengikuti tradisi para leluhur yang biasanya membuat Makam / perkuburan di atas bukit.

Jika kita perhatikan disekitar kompleks pemakaman Sampar ini, agak berbeda dengan makam-makam disekitarnya, karena dimakam sampar ini merupakan kuburan atau makam para raja Sumbawa terdahulu bersama ahli waris serta kerabatnya.

Meskipun lokasi makam para Raja Sumbawa yang disebut Makam Sampar tersebut, yang oleh masyarakat secara turun temurun ditempatkan diatas bukit, namun tidaklah lebih tinggi dari makam-makam rakyat biasa di sekitarnya. Dan bahkan masih ada makam-makam  rakyat biasa yang berada lebih tinggi dari makam sampar itu sendiri.

Makam Sampar dikelilingi oleh batu-batu yang disusun sedemkian rupa seperti tembok setinggi 1 m yang membatasinya dengan kuburan masyarakat biasa. Siapa nama-nama raja Sumbawa yang dikuburkan di makam sampar ini tidak dapat ditunjukkan  dengan pasti, karena tidak ada bukti tertulis yang terdapat pada  pada tiap kuburan tersebut, seperti halnya makam para raja-raja di pulau Jawa. Hal ini terjadi sangat dimungkinkan dengan alasan bahwa Agama Islam tidak memperkenankan pengkultusan terhadap kuburan.

Dewasa ini, disebelah timur Makam Sampar telah dibangun perumahan Bukit Permai, sehingga makin mempermudah bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke  Makam Sampar tersebut.

Untuk bisa mengunjungi makam Sampar ini, kita dapat dipandu oleh juru Peliharanya Ahmad Yani yang tinggal di Keban Lapan Seketeng Sumbawa.

Setelah kita puas mengunjungi situs Makam Sampar yang merupakan Makam  para Raja Sumbawa ini, kemudian kita bisa melanjutkan perjalanan menuju situs makam lainnya, yang memiliki karomah tersendiri pada jamannya.

Karongkeng adalah sebuah desa yang berjarak 6 km dari Empang ibu kota Kecamatan Empang  (107 km dari Sumbawa Besar). Untuk bisa sampai ke makam karongkeng ini, dapat ditempuh dengan menggunakan alat transportasi tradisional daerah setempat berupa kendaraan cidomo, sepeda gayung, sepeda motor ataupun mobil, karena jalannya cukup baik.

Melalui jalur jalan raya dari Empang, sebelum memasuki dusun karongkeng ada tanjakan sepanjang 50 m. pada akhir tanjakan sebelah kanan terlihat dengan jelas papan penunjuk yang bertuliskan lokasi makam Karongkeng.

Memasuki areal makam, terasa sejuk karena berada di Lutuk kerimbunan daun pohon asem yang bertengger dengan angkernya disekitar kompleks makam. Untuk mendapatkan keterangan dan penjelasan lebih jauh, ada juru pelihara  yang tinggalnya tidak jauh dari makam didalam Dusun Karongkeng, yang bernama Fatimah, sehari-harinya biasa dipanggil Ipok (ibunya Adnansyah). Mereka adalah keturunan juru pelihara makam terdahulu.

Dari profil makam Karongkeng ini terlihat bahwa jasad yang terkubur ditempat itu bukanlah orang sembarangan. Jasad yang dimakamkan ditempat itu adalah H. Abdul Karim (Haji Kari) seorang penyiar Islam / seorang Mubaliq Islam yang berjasa pada masanya di daerah Sumbawa khususnya Karongkeng.

Beliau adalah tokoh yang memiki Karomah yang luar biasa, karena konon katanya berdasarkan cerita secara turun-temurun di daerah Karongkeng, Abdul Karim, ketika hendak ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji kala itu, tanpa menggunakan alat transportasi seperti yang dilakukan jaman sekarang. Namun Abdul Karim ketika itu pergi tanpa melalui perjalanan yang biasa.

Abdul Karim adalah anak dari keluarga biasa, namun Allah mentaqdirkannya dengan ilmu dan karomah yang sungguh diluar kemampuan manusia biasa, sehingga beliau mengembangkan Islam di Sumbawa bagian timur pada masanya, jauh sebelum raja Sumbawa masuk Islam di tahun 1623. Sayangnya kita tidak dapat mengetahui secara pasti bagaimana masa kehidupan Abdul Karim kala itu. (@)

Pengurus PMI KLU Periode 2011-2016, Resmi Dikukuhkan

Tanjung,-- Pengukuhan pendirian Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lombok Utara periode 2011-2016, resmi dikukuhkan oleh Ketua Palang Merah Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat, atas nama Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia, yang berlangsung di Medana Bay Marina,Kamis, (08/12/2011).
Hadir dalam acara tersebut, disamping Bupati KLU H.Djohan Sjamsu,SH, Ketua Palang Merah Provinsi Nusa Tenggara Barat H.Mesir Suryadi,SH,Pengurus PMI KLU, hadir pula seluruh pimpinan SKPD lingkup Setda KLU, Satgana,KSR,TSR,PMR dan undangan lainnya.

Dalam acara pengukuhan Pengurus Baru PMI KLU periode 2011-2016 ini, didahului dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia oleh Sekretaris PMI Provinsi NTB, baru kemudian Pengukuhan dan Pelantikan.
H.Djohan Sjamsu,SH (Bupati KLU) di percaya sebagai Ketua PMI Kabupaten Lombok Utara periode 2011-2016. Sementara untuk Wakil Ketua I Kepala Dinas Kesehatan KLU dr Benny Nugroho Sugiantoro, Wakil Ketua II Fathurrahman,S.Sp, Wakil Ketua III Herianto,SP, Sekretaris Drs Parthu, Wakil Sekretaris Drs Husin,Bendahara Hj.Marniati, SH.MM. Sedangkan anggota-anggotanya diantaranya, Ir Nanang Matalata,Ir.H.Alianshari Manopol,Drs Suhrawardi,M.Pd dan Drs Jamiludin.

Dalam sambutannya Bupati KLU mengatakan bahwa keberadaan pengurus baru PMI KLU ini dituntut untuk bekerja penuh ikhlas dan penuh dedikasi serta bertanggung jawab.PMI ini adalah urusan kemanusiaan, yang menyangkut juga urusan dari tugas kita masing-masing.

“Saya berharap agar kita semua bekerja dengan sebaik-baiknya, karena ini adalah tugas social dan kemanusiaan,”tegas Bupati.

Masalah gedung sebagai tempat PMI bermarkas, Bupati berjanji akan mencari ruang khusus. Karena diakui Bupati bahwa markas tersebut sangat perlu harus ada.Disamping sebagai tempat berkantor para pengurus, juga sebagai tempat menyimpan sarana dan prasarana kelengkapan PMI.

“Kalau sudah semua sarana prasarana ini ada, baru ada aktiviats yang mengisinya,”katanya.

Diawal kepemimpinannya di PMI KLU yang baru saja dikukuhkan, H.Djohan Sjamsu berupaya melakukan beberapa hal, diantaranya menurut Bupati adalah akan mengupayakan menambah relawan yang pengadaannya dari seluruh wilayah KLU,mengupayakan adanya transpusi darah,menambah tim Satgana PMI KLU,Adanya SDM masyarakat yang handal terutama di daerah rawan bencana.

“Mudah-mudahan, rangkaian kegiatan ini bisa kita lakukan dengan sebaik-baiknya,”harapnya.

Sementara itu, Ketua PMI Provinsi NTB H.Mesir Suryadi dalam arahannya usai mengukuhkan Pengurus Baru PMI KLU Periode 2011-2016 mengatakan bahwa inti kehadiran kita disetiap kegiatan seperti ini, bukan seremonial belaka, tetapi apa yang bisa kita perbuat, apa yang bisa kita lakukan untuk kemaslahatan masyarakat.

Pada tanggal 17 September 1945, dengan Keppres yang ditanda tangani Presiden Sukarno, mengawali berdirinya PMI di Indonesia sebagai suatu organisasi yang memiliki legitimasi.

Perhatian Pemerintah terhadap keberadaan PMI ini sebagai suatu organisasi yang sangat dibutuhkan kehadirannya ditengah-tengah masyarakat, tidak hanya masyarakat di Indonesia saja bahkan masyarakat Internasional, terus di upayakan. Sehingga dengan PP No.7 tahun 2011 diharuskan Presiden menanda tangani APBN menyangkut masalah Pendanaan PMI.

Ketua PMI Provinsi Nusa Tenggara Barat yang pernah menjadi anggota DPRI Dapil NTB untuk beberapa periode ini, menyatakan bahwa di NTB sendiri terdapat 17 Rumah Sakit Pemerintah,80 Rumah Sakit Bersalin dan 150 Puskesmas yang menjadi mitra PMI. Sementara diakuinya dari jumlah data tersebut tidak mungkin PMI bisa melayani semuanya, karena keterbatasan PMI yang ada didaerah.

“Di NTB ini ada 4 posko PMI, yaitu di Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa dan Bima dan ditambah satu lagi yang ada di KLU sekarang ini,”jelas H.Mesir Suryadi.

Suryadi juga mengharapkan kepada anggota PMR yang dari siswa sekolah, dimana jika ingin adakan pelatihan-pelatihan pihaknya akan memfasilitasinya.

Kepada para tenaga relawan,KSR,TSR, Ketua PMI Provinsi NTB juga berharap agar mampu berbuat lebih banyak dalam membantu masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Sementara itu,Wakil Sekretaris PMI KLU Drs Husin menjelaskan bahwa jumlah KSR,TSR diwilayah KLU yang sudah pelatihan baru 36 orang, yang belum 10 orang.

“Tenaga KSR yang sudah pelatihan, jika dibutuhkan tenaganya suatu saat, harus siap. Sementara tenaga TSR walau sudah ikut pelatihan, jika dibutuhkan, boleh tidak ikut,”jelas Husin.

Disinggung masalah kebutuhan tenaga untuk di secretariat PMI, Husin mengatakan itu tergantung kebutuhan secretariat dan biasanya untuk tenaga secretariat di carikan atau direkrut dari KSR yang sudah ada. (Eko)

Kamis, 08 Desember 2011

Temu Kader PKK NTB, Kader PKK KLU Siap Berangkat ke KSB

Tanjung,--  Dalam rangka temu Kader PKK tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat yang pelaksanaannya di KSB mulai tanggal 6 hingga 8 Deseber 2011, Tim Penggerak PKK KLU siap berangkat.

Tim Penggerak PKK KLU beranggotan 15 orang dan Kader PKK pilihan tingkat Kecamatan se KLU sejumlah 10 orang, sehingga Tim PKK KLU yang siap berangkat ke KSB berjumlah 25 orang.

Menurut coordinator Tim PKK KLU yang akan berangkat ke KSB Aluh Nursehan mengatakan bahwa, kader-kader yang akan diberangkatkan ke KSB dalam rangka mengikuti Temu Kader PKK se NTB tersebut adalah merupakan Kader-kader PKK pilihan. Mereka diambil untuk masing-masing Kecamatan 2 orang kader yang pengabdiannya lebih dari 5 tahun.

“Dua orang Kader yang diambil per Kecamatan itu terdiri dari satu orang Kader Posyandu dan satu orang Kader PKK pilihan,”kata Aluh Nursehan, yang juga Kader PKK utusan Desa Selengen Kayangan ini.

“Sebenarnya di PKK itu banyak sekali programnya dan sebetulnya kalau semua program yang ada di PKK itu jalan, maka seluruh kepentingan data statistic bisa diambil dari PKK,”terang Aluh.

Cuman Aluh menyoroti masalah tidak adanya insentif buat Kader-kader PKK ini.”Coba ada, seandainya sekedar pemberian honor saja buat kader-kader ini, bagaimana jadinya kader-kader PKK ini akan menjadi lebih baik dalam bekerja,”kata Aluh dengan nada Tanya

Kegiatan puncak temu Kader PKK yang dijadualkan diikuti oleh 10 Kabupaten dan Kota se NTB di KSB ini, bertujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan serta saling bertukar informasi dan pengalaman antar kader  dalam pelaksanaan gerak PKK di daerah masing-masing.Disamping itu dengan adanya pertemuan kader seperti ini, juga dapat mempererat tali silaturrahmi antara kader dengan pengelola serta penentu kebijakan program KB di daerah NTB. Pertemuan ini merupakan momentum strategis dalam memberdayakan dan mendorong para Kader PKK sebagai pengelola program KB Nasional dilapangan.

Kiprah dan kerja keras para kader di lapangan perlu mendapat apresiasi yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat. Para kader tersebut sangat menentukan keberhasilan pembangunan masyarakat dan daerah masing-masing, khususnya program kependudukan dan KB Nasional.

Para kader dalam menjalankan tugasnya di lapangan dituntut harus tetap berkoordinasi dengan pihak terkait, terutama dengan Kepala Desa, tokoh masyarakat serta kader pembangunan lainnya demi mempercepat perwujudan programnya.

Kerja keras Kader dengan penuh ikhlas dan tanpa pamrih telah mampu membangun dan memberdayakan keluarga, yang dimulai dari menegakkan pondasi keluarga hingga aplikasinya terhadap 10 program pokok kerja PKK di masyarakat.

Dalam ajang temu Kader PKK NTB yang digelar pada tahun 2011 di KSB ini, banyak sekali ramgkaian mata lomba yang dijadualkan. Untuk KLU sendiri akan mengikuti semua mata lomba yang dilombakan.

Menurut Koordinator Kader PKK KLU yang asal Kayangan ini mengatakan bahwa semua jenis mata lomba yang dilombakan dalam ajang temu kader PKK NTB kali ini, KLU akan mengikuti semuanya.

“Dari 5 (lima) cabang mata lomba yang dijadualkan sudah ditentukan siapa yang akan mengikuti,”kata Aluh.
“Saya sendiri akan mengikuti lomba penyuluhan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), lomba pengisian KMS Gender diikuti oleh Mistriayu, lomba okulasi tanaman buah diikuti oleh Parwate, lomba membuat APE (alat permainan edukatif) dan lomba membangun kerja sama (bentuk permainan yang menggunakan bola) diikuti oleh Tim,”rinci Aluh.

Dengan mengikuti berbagai lomba yang dilombakan pada ajang temu kader PKK NTB di KSB tersebut, Aluh berharap agar Kader-kader pilihan yang mewakili KLU dapat mengikuti semua mata lomba dengan penampilan yang maksimal, sehingga bisa mendapatkan predikat terbaik dari semua yang lombakan.

“Kita berharap tampil sebagai peserta yang terbaik dari semua Kabupaten/Kota di NTB, yang walaupun usia KLU ini masih tergolong muda, namun kita sudah bisa menunjukkan bahwa KLU mampu untuk bersaing dan berbuat maksimal,” kata Aluh Nursehan berharap. (Eko)

Jumat, 02 Desember 2011

Gugus Depan Santong,Resmi Mewakili Kwarran Kayangan LT III

Kayangan,-- Menghadapi pelaksanaan LT III di tingkat Kwartir Cabang khususnya di Kabupaten Lombok Utara, Kwartir Ranting Kayangan lakukan berbagai persiapan.
 
Persiapan dimaksud dibuktikan dengan telah ditunjuknya Gugus Depan Santong dalam Musran yang berlangsung diaula Kantor Camat Kayangan,Kamis,(01/12) yang dihadiri Kamabiran dan seluruh pengurus kwarran,Kepala Sekolah,para Pembina Penggalang dari masing-masing sekolah,para andalan ranting, dan DKR, untuk mewakili Kwartir Ranting Kayangan dalam LT III yang pelaksanaannya diperkirakan pada minggu ketiga bulan Desember 2011 ini.

Kegiatan yang    dikategorikan ke dalam kegiatan rutin tiga tahunan sekali ini membutuhkan persiapan yang matang. Karena LT (Lomba Tingkat)  ini mengutamakan ketrampilan individu.

Camat Kayangan Tresnahadi selaku Kamabiran menganggap pertemuan yang melibatkan seluruh Pengurus Kwarran dan para andalan ini, sangat penting artinya bagi keberlangsungan Gerakan Pramuka yang ada didaerah ini.Menurutnya bahwa gerakan pramuka merupakan suatu gerakan bagi peserta didik, karena banyak hal yang didapatkan melalui kegiatan ini.

“Dengan segala hormat, mari kita bersama-sama mendukung program gerakan pramuka yang ada di Kwartir Ranting Kayangan ini, karena pihak Kwarran sendiri tidak mampu jalan sendiri dan berbuat banyak, tanpa dukungan dan kebersamaan kita semua,”ajak Tresnahadi.

“Lebih-lebih dalam pesiapan menghadapi LT III yang sudah diambang pintu dan persiapan menghadapi Raimuna tahun 2012 mendatang, ”tambahnya.

Kamabiran mengajak kepada semua peserta yang hadir, karena apapun hasil Musran pada hari itu adalah keputusan bersama, maka harus bersama-sama pula bertanggung jawab, baik menyangkut pendanaan,tenaga dan pikiran dalam persiapan menghadapi LT III maupun Raimuna mendatang.

Terkait dengan rencana penghijauan dengan melibatkan Gerakan Pramuka didaerah ini, pihak Kecamatan Kayangan dengan bekerja sama dengan dinas terkait, dalam hal ini Dinas Kehutanan Provinsi NTB dan Dinas Pertanian dan Kehutan KLU dalam hal pengadaan bibit.

“Kalau bibitnya sudah siap tanam,nanti kita informasikan lebih lanjut tentang kapan kepastian menanamnya,”jelasnya.

 Sementara itu Ketua Kwartir Ranting (Kwarran) Kayangan Syukri yang secara langsung memandu Musran tersebut menyampaikan beberapa hal terkait dengan persiapan menghadapi LT III. Dimana peserta LT III ini sesuai dengan juknis yang telah diturunkan pihak cabang, bahwa pesertanya harus dari Gugus Depan utuh.

Persyaratan ini agak menyimpang dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya, karena pihak Kwartir Ranting Kayangan telah mendahului merekrut peserta dari semua sekolah, sehingga peserta yang akan dipersiapkan untuk menghadapi LT III nantinya sudah siap.

Namun Syukri mengaku bahwa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap Kwarran yang pada LT III Lombok Utara, yang pelaksanaannya diperkirakan minggu ketiga Desember 2011  atau usai ujian semester bagi setiap sekolah adalah berdasarkan Juknis yang diturunkan pihak Cabang harus Gugus Depan utuh.
“Jadi peserta yang sudah terlanjur direkrut, terpaksa dibatalkan,” tegas Syukri.

Syarat yang harus dipenuhi setiap Kwarran, pesertanya harus berasal dari Gudep utuh.”Ini informasi terakhir yang kami terima dari Cabang,”jelas Syukri yang juga Kepala SMP SATAP Salut ini serius.

Syukri berharap dalam pelaksanaan LT III KLU tahun ini, agar bisa mewakili Kwarran Kayangan sebagai Gugus Depan yang utuh, maka pada kesempatan itu juga setelah melalui berbagai pertimbangan dalam pembahasan yang alot, maka ditunjuklah Gugus Depan Santong yang akan mewakili Kwarran Kayangan pada LT III tahun ini. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa selama ini Gugus Depan Santong adalah Gugus Depan aktif dalam latihan, baik kegiatan di Kwartir maupun di pangkalan.

Gugus Depan Santong yang ditunjuk, ketika ditanya kesiapannya mewakili Kwarran Kayangan dalam LT III minggu ketiga desember ini mengatakan kesiapannya, dengan harapan dukungan pembinaan lebih lanjut dari pihak Kwarran.

“Mudah-mudahan perserta didik yang kita kirim ini konsentrasi dengan ilmu-ilmu serta ketrampilan yang sudah dibekali, paling tidak bisa tampil di LT III dengan hasil yang memuaskan, itu sudah lumayan,”harap Sekretaris Kwarran Kayangan Alimudin.

Ketika ditanya bagaimana peran pihak Kwarran dalam membina dan mempersiapkan peserta yang nantinya akan dikirim ke LT III, Alimudin menjelaskan bahwa itu akan dipersiapkan dengan baik dengan melibatkan semua Pembina mahir dibidangnya.Sehingga bekal ilmu maupun ketrampilan personal sangat dituntut untuk dikuasai. Dengan demikian, maka bekal ketika mengikuti LT III nantinya sudah banyak dan tidak diragukan lagi.

“Melihat persiapan semua ini, kita berharap bisa berlanjut ke LT IV,”asa Alimudin yang berpenampilan low profil ini.

Diakui Alimudin bahwa sebelumnya pihaknya sudah merekrut peserta sebanyak 20 orang dari semua sekolah yang ada di Kayangan. Namun karena turun aturan atau juknis tentang persyaratan mengikuti LT adalah harus Gugus Depan yang utuh, termasuk dengan kelengkapan administrasinya. 

“Kita terus bina koordinasi dengan pihak gugus yang akan mewakili  untuk menjalin komunikasi dengan baik, terutama tentang jadual pembinaannya,”harapnya. (Eko)

Kamis, 01 Desember 2011

Sosialisasi UU No.23 Tahun 2004 Tentang PKDRT, Melibatkan Dua Kecamatan

Kayangan,-- Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Hal tersebut disampaikan Camat Kayangan Tresnahadi dalam pengantarnya ketika membuka secara resmi Sosialisasi UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), yang diikuti oleh 60 peserta yang teridiri dari PNS,tokoh Agama,tokoh masyarakat,tokoh pemuda, LSM, Karang Taruna, Kepala Desa dan Sekdes, dari dua Kecamatan (Bayan dan  Kayangan), berlangsung di aula Kantor Camat Kayangan,Selasa,(30/11/2011).

Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, lanjut Tresnahadi adalah merupakan jaminan yang diberikan oleh Negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Dalam pertemuan tersebut Tresnahadi merespon dan mendukung diadakannya sosialisasi UU No.23 tahun 2004 tentang PKDRT dimaksud, dimana sosialisasi ini melibatkan dua Kecamatan. Ini sangat beralasan karena dengan diadakannya sosialisasi seperti ini, tentunya masyarakat akan memiliki gambaran dan memahami apa isi Undang – Undang KDRT. 

Tresnahadi juga mengingatkan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi dewasa ini, lebih-lebih dengan dunia glamour yang serba wah tersebut, harus bisa difilter terutama yang berdampak negative.

“Ini yang harus kita antisipasi, jangan sampai berkembang pada generasi muda kita,”tegas Tresnahadi.

“Saya minta kepada kita semua yang hadir ditempat ini, mari kita ikuti Sosialisasi ini dengan serius serta dengan sebaik-baiknya agar kita bisa memahami isi UU dimaksud, sehingga didalam kehidupan bermasyarakat bisa kita terapkan.”ajak Tresnahadi.

Sementara itu, pemateri dalam Sosialisasi UU No.23 Tahun 2004 tentang PKDRT Muhadi,SH menyampaikan bahwa, Undang-Undang ini dibuat oleh Pemerintah adalah untuk memberikan kepastian hukum dalam masyarakat.Tidak menutup kemungkinan kekerasan dalam rumah tangga pasti ada dalam kehidupan bermasyarakat. 

Kekerasan ini bisa berwujud kekerasan fisik, yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat, ada pula berwujud kekerasan psikis, yang dapat mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya atau bisa berakibat pada penderitaan psikis berat pada diri seseorang. Selain itu, sebut Muhadi, bahwa bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga juga dapat berupa kekerasan seksual dan penelantaran rumah tangga.

“Seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup RTnya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian, ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut, termasuk pelarangan untuk bekerja bagi yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut,”urai Muhadi serius.

Apabila terjadi hal-hal yang menurut hukum termasuk kekerasan dalam rumah tangga, maka korban juga memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial atau pihak lain baik sementara maupun berdasarkan penetapan perlindungan dari pengadilan; Mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis; Mendapatkan penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban; Mendapatkan pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap proses pemeriksaan sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan; dan mendapatkan pelayanan bimbingan rohani. 

Lebih jauh Muhadi menjelaskan tentang kewajiban pemerintah dan masyarakat dalam hal mencari jalan keluar kasus-kasus kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Diantaranya adalah merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam RT; menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi tentang kekerasan dalam RT; menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi tentang kekerasan dalam RT; menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif gender dan isu KDRT serta menetapkan standar pelayanan yang sensitif gender.

Sementara pemateri yang lain dari Bidang PP dan PA BPM, PPKB, Pemdes KLU Melsip, menjelaskan materi tentang upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga, diantaranya Penyediaan ruang pelayanan khusus di kantor kepolisian;Penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial dan pembimbing rohani; Pembuatan dan pengembangan sistem dan mekanisme kerja sama program pelayanan yang melibatkan pihak yang mudah diakses oleh korban; dan Memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga dan teman korban.

“Setiap orang yang mendengar, melihat atau mengetahui terjadinya KDRT wajib melakukan upaya sesuai batas kemampuannya untuk mencegah berlangsungnya tindak pidana dan memberikan perlindungan kepada korban,”jelas Melsip.

Selain itu lanjutnya, orang juga bisa memberikan pertolongan darurat; dan membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.(Eko).