Senin, 19 September 2011

Ketika Kekeringan Menimpa Kayangan

Kayangan, --- Perubahan cuaca dan iklim menyebabkan terjadinya pergeseran musim.Perubahan ini disebabkanadanya pemanasan global.

Pemanasan global yang dimaksud adalah karena disebabkan efek rumah kaca dan penebangan pohon secara liar dan tidak bertanggungjawab,sehingga menyebabkan kekeringan cukup parah diberbagai belahan dunia.

Masalah kekeringan ini, juga merupakan salah satu problem klasik yang dihadapi Kabupaten Lombok Utara,khususnya di wilayah Kecamatan Kayangan.Karena sampai saat ini, wilayah ini belum terlepas dari masalah kekeringan, seperti yang juga terjadi dan melanda dunia.

Dibagian timur wilayah KLU, khususnya diwilayah Kecamatan Kayangan, kekeringan yang melanda daerah ini cukup menyita perhatian H.Abidin Mustakim.

Pada musim kemarau yang dirasakan cukup panjang oleh sebagian masyarakat Kayangan yang haus akan datangnya musim penghujan tahun ini, berharap banyak akan terpenuhinya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.Seperti minum,masak,mandi dan mencuci.

Selain itu, akibat kekeringan ini pula, potensi lahan pertanian dan perkebunan diwilayah Kayangan belum bisa dioptimalkan.Akibatnya ribuan hektar lahan perkebunan milik H.Abidin Mustakim menjadi kekeringan dan bahkan diawal bulan ini, ada sebagian lahannya yang sudah ditanami ribuan bibit pohon penghijauan, hangus terbakar.

“Kebakaran itu terjadi akibat tangan-tangan usil yang tidak bertanggung jawab,”katanya kesal.

H.Abidin Mustakim, ketika wartawan suarakomunitas.net ini berkunjung ke lahan perkebunan miliknya di Empak Mayong Desa Kayangan Lombok Utara beberapa waktu lalu,ia banyak bercerita berbagai hal tentang upaya-upaya yang telah dilakukannya untuk menyelamatkan tanaman dan bibit yang sudah dipersemaikan di kebun miliknya.

 Diantaranya, dengan melibatkan penduduk sekitar untuk bergotong royong menyirami bibit tanaman yang masih ada ditempat persemaiannya.Selain itu,H.Abidin Mustakim juga mendatangkan Tangky penyiram untuk menyiram lahan-lahan yang selama ini dibina dan dipeliharanya.

“Itu semua saya lakukan adalah untuk menyelamatkan ribuan tanaman yang sudah ditanam pada musim hujan tahun 2010 lalu,”katanya.

“Mudah-mudahan pada awal musim hujan tahun ini, kembali saya programkan untuk menanami lahan-lahan kosong dan lahan yang sempat terbakar beberapa waktu lalu di lapangan umum Kecamatan Kayangan serta 1,40 Ha lahan di Air Bari yang memang disediakan oleh masyarakat, ”lanjutnya.

Akibat kekeringan yang melanda daerah ini, banyak sumber mata air yang debit airnya berkurang dan bahkan ada yang sampai mengering.Seperti Sumur Jembung di Empak Mayong, airnya sudah mongering sejak tahun 2005 silam.

Penanganan permasalahan kekeringan diwilayah KLU, khususnya di wilayah Kecamatan Kayangan ini, Pemerintah saat ini tengah membangun Sumur Bor di daerah Air Bari Desa Gumantar Kecamatan Kayangan. (Eko).

RAPAT KOORDINASI INTERNAL PERTAMA KEPALA MA NIKARAPAT KOORDINASI INTERNAL PERTAMA KEPALA MA NIKA

Kayangan,KLU-- Untuk pertama kalinya Kepala Madrasah Aliyah (MA) Nurul Islam Kayangan Murdiyanto,SE mengadakan rapat koordinasi internal,Sabtu (17/09/2011).

Dalam rapat internal tersebut dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren, Pengurus Yayasan Bidang Pendidikan,Ketua Komite, para wakil Kepala Bidang Kurikulum,Bidang Humas, Bidang Kesiswaan dan Bidang Sarana Prasarana, Kepala MTs Nika,Dewan Guru serta Tenaga Administrasi di lingkup Ponpes Nurul Islam Kayangan.

Pada kesempatan itu, sebagai Kepala Madrasah yang baru, Murdiyanto, yang beberapa waktu lalu menggantikan Agus Suparno,S.Hi yang mendapatkan promosi tugas baru ke tempat lain, menyampaikan beberapa hal menyangkut program kerja Madrasah diawal kepemimpinannya.

Dalam rapat koordinasi internal ini,Murdiyanto mengingatkan kepada seluruh waka, dewan guru dan tenaga administrasi khususnya di tingkat Aliyah, agar saling bekerjasama dalam menjalankan tugas.

”Mari kita bekerja sama dalam menjalankan madrasah ini,”ajaknya.

Murdiyanto juga mengajak kepada semua dewan guru agar proses belajar mengajar berhasil dilaksanakan dengan aktif,efisien, efektif dan terkendali, tentu dengan adanya keterlibatan semua pihak yang tergabung dalam lembaga yang baru dipimpinnya.Sambil menyitir sebuah ungkapan orang bijak mengatakan ’jika salah merencanakan dari awal maka hasilnya juga tidak maksimal.’

Untuk mendukung proses KBM agar bisa berjalan sesuai dengan tujuannya, maka perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang diperlukan. Untuk itu, Murdiyanto berjanji akan melengkapi segala fasilitas yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana pendukung.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Islam Kayangan Ust.Muh.Turmuzi,SH,M.Pd, yang juga aktivis  partai Kedaulatan di DPRD KLU ini, menyampaikan beberapa hal terkait dengan tugas dan fungsi sebagai tenaga pendidik,setiap kegiatan agar dituangkan dalam RAPBM,perubahan beberapa istilah dan nomenklatur madrasah serta beberpa hal terkait dengan perubahan kepengurusan yayasan.

Disamping itu,Ust.Turmuzi yang asal Jelantik Lombok Tengah ini berharap, agar apa yang menjadi kebutuhan madrasah yang dirasakan sangat mendesak diselesaikan dengan tidak mengenyampingkan selalu berkoordinasi dengan pihak Yayasan.

Terkait dengan penegakan disiplin masuk sekolah, Turmuzi mengingatkan agar peraturan tata tertib yang diatur pihak sekolah supaya tetap diberlakukan. Seperti pelarangan membawa  HP ke sekolah bagi siswa.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komite Sekolah Nurta,S.PdI, mendukung pelarangan bawa HP bagi siswa ke sekolah.Alasannya, agar siswa tidak terganggu konsentrasi belajarnya.

”Sesuatu yang ditanggapi tidak serius maka hasilnya pun tidak akan masksimal,”katanya..(Eko).

 

Minggu, 18 September 2011

Camat Kayangan Gelar Halal Bihalal

Kayangan,-- Puluhan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda,para Kepala SKPD,para Kepala Desa,Ketua BPD,LPM,Panitia HUT RI ke 66 memenuhi aula Kantor Camat Kayangan,Kamis (15/09/2011).

Kehadiran para undangan ini adalah untuk mengikuti acara Halal Bihalal tingkat Kecamatan yang digelar Camat Kayangan.

Halal Bihalal merupakan salah satu kegiatan yang sangat positif untuk mempererat hubungan silaturrahmi antar SKPD dan sarana komunikasi yang efektif kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat di wilayah Kecamatan Kayangan.

“Dengan silaturrahmi seperti ini maka akan mampu memperkokoh tali persaudaraan antar ummat, khususnya di Kayangan ini,”kata Nurdin,S.Pd selaku Ketua Panitia HUT RI ke 66 mengawali laporannya.

Kegiatan Halal Bihalal juga dirangkaikan dengan laporan Panitia HUT RI ke 66 tahun 2011 dan sekaligus pembubarannya.

Pada kesempatan itu, Nurdin juga membacakan seluruh nama-nama para donatur penyumbang dana HUT RI ke 66 tahun 2011.Dimulai dari anggota DPRD asal Kayangan.

”Dari 8 anggota DPRD asal Kayangan, hanya 3 orang yang nyumbang yaitu Djekat,Syamsul Anwar Lc dan Muh. Turmuzi,SH,M.Pd,”katanya.

“Yang lainnya, mungkin tahun depan, ”tambahnya.

Sementara itu,Camat Kayangan dalam sambutan tunggalnya mengatakan bahwa kegiatan seperti ini perlu diadakan sebagai perekat silaturrahmi antar sesama.Karena momen ini sangat tepat dilakukan sebab disamping sebagai ajang silaturrahmi, juga sekaligus halal bihalal.Kegiatan halal bihalal ini juga dirangkai dengan pembubaran Panitia HUT RI ke 66 sekaligus pembagian hadiah bagi para juara.

Camat Kayangan pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam semua kegiatan, karena berkat kerja sama yang baik sehingga semua kegiatan yang direncanakan bisa berjalan sesuai diharapkan.

“Berkat kerja sama yang baik sehingga semua kegiatan yang kita rencanakan bisa sukses,”katanya.

“Kita patut bersyukur karena kita bisa laksanakan berbagai kegiatan dalam HUT RI ke 66 tahun ini, ketimbang Kecamatan lain yang ada di KLU ini, kita sendiri yang bisa laksanakan kegiatan, ”tambahnya.

Camat Kayangan juga mengucapkan selamat kepada para juara-juara dari berbagai mata lomba yang diperlombakan.

“Mudah-mudahan prestasi yang diraih tahun ini bisa dipertahankan dan lebih baik lagi pada tahun-tahun mendatang,”harapnya.

Diakhir sambutannya, Camat Kayangan secara resmi membubarkan Panitia HUT RI ke 66 tahun 2011.(Eko).

Kamis, 15 September 2011

Serah Terima Jabatan Kepala MA Nurul Islam Kayangan Berlangsung Sederhana

Kayangan, -- Serah terima jabatan Kepala MA Nurul Islam Kayangan dari pejabat lama Agus Suparno,S.Hi kepada pejabat baru Murdiyanto,SE, berlangsung sederhana, Selasa, 12/09/2011.

Serah terima jabatan yang dihadiri Pimpinan Ponpes Nurul Islam, Ketua Komite,Pembina Ponpes,Kepala MTs dan seluruh dewan guru serta hadir pula dari pengurus OSIS, yang berlangsung di aula gedung MA Nurul Islam yang baru selesai dibangun beberapa waktu lalu, yang walau kegiatan yang digelar di gedung yang baru dibngun dengan dana hibah Pemda Prov.NTB ini sederhana, namun suasananya tetap dalam nuansa kekeluargaan.

Dalam sambutan tunggalnya,Pimpinan Ponpes Nurul Islam Kayangan Ust. Muh.Turmuzi,SH,M.Pd mengucapkan terima kasih kepada Agus Suparno,S.Hi selaku pejabat lama Kepala MA Nurul Islam Kayangan, atas dedikasi dan atas segala tugas yang telah dilaksanakan dari sejak diangkat 10 Juni 2009 hingga 11 September 2011. Sehingga dalam pelaksanaan tugas selaku pemegang amanat di lembaga, khususnya di lembaga MA, dibawah naungan Yayasan Ponpes ini bisa membawa kearah kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya. ”Semoga amal baiknya selama ini diterima Allah Swt,”katanya.

Dan kepada pejabat yang baru, Ust. Muh. Turmuzi,SH.M.MPd, juga mengucapkan selamat menjalankan tugasnya yang baru, semoga tugas baru yang merupakan amanah ini, bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu tugas yang diemban ini adalah tugas yang mulia, maka ust.Turmuzi yang juga aktivis di DPRD KLU ini juga berharap, tentunya kita semua menaruh harapan dan meyakini bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Hal-hal yang berkaitan dengan tugas administrasi, terutama masalah keuangan dan tugas lainnya, akan diselesaikan  kemudian. “Silahkan kepada pejabat yang baru untuk menyesuaikannya dengan pejabat lama,”Turmuzi.

Sementara itu Pembina Ponpes Nurul Islam Kayangan H.Abidin Mustakim, mengatakan sangat bersyukur kepada kedua lembaga (MA maupun MTs), bahwa dimasa mendatang mudah-mudahan para pemegang amanah lebih baik dan lebih serius lagi dalam mengelolanya.

“Walau ada pergeseran pejabat, itu tidak mengurangi makna didalam menjalankan tugas sehari-hari.Yang penting ikhlas dan bersungguh-sungguh, Insya Allah akan berhasil dan sukses,”ingatnya.

Ditempat yang sama pejabat lama (Agus Suparno,S.Hi), dalam sekapur sirihnya buat lembaga yang baru saja ditinggalkannya, berpesan bahwa, sebenarnya keberadaan dirinya di Madrasah tersebut, diakuinya masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikannya. Namun karena panggilan tugas yang lain, yang menurut dirinya juga lebih penting yang menanti didepannya, maka tugas-tugas yang belum sempat terselesaikan di Madrasah yang selama ini tempatnya mulai dikenal orang, tentunya dirinya merasa sangat sedih meninggalkannya terlalu cepat.

Namun, walau demikian Agus Suparno berjanji akan tetap membantu tugas-tugas yang sekiranya membutuhkan keterlibatannya. Pada kesempatan itu  juga, ia mengucapkan selamat kepada pejabat baru yang menggantikannya, semoga dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Madrasah Aliyah yang baru, akan membawa perubahan kearah yang lebih baik.Disamping itu, dirinya juga bersedia sebagai penghubung ke KKM dalam menjalankan tugas sebagai mana layaknya Kepala Madrasah yang baru, maka membutuhkan penyesuaian demi penyesuaian untuk mendapatkan informasi tentang Madrasah di masa mendatang.

“Mari kita berjuang bersama-sama membangun Madrasah ini lewat jalur pendidikan,”ajaknya penuh semangat.

Dibagian akhir pertemuan tersebut, pejabat baru juga menyampaikan terima kasih kepada pihak Yayasan Ponpes Nurul Islam yang telah mempercayakan kepada dirinya sebagai pemegang amanah yaitu sebagai Kepala Madrasah Aliyah yang baru, menggantikan Agus Suparno,S.Hi, yang sudah dan segera melaksanakan tugasnya yang baru ditempat lain.

“Mengingat saya sebagai Kepala Madrasah Aliyah yang baru, demi majunya sebuah lembaga tentunya tidak lepas dari dukungan dan kerjasama semua pihak, terutama pihak Yayasan,Komite,Wakamad-wakamad,dewan guru dan seluruh civitas akademika Ponpes Nurul Islam Kayangan,”harapnya.

“Saya harapkan, jangan sungkan-sungkan untuk memberikan kritik dan saran serta masukan yang sifatnya membangun, demi majunya lembaga yang saya pimpin ini,”ajaknya.(Eko).

Selasa, 13 September 2011

Penyelesaian Kasus Pemblokiran Jalan di Salut, Camat Kayangan Lakukan Mediasi

Kayangan, -- Aksi pemblokiran jalan yang menghubungan enam wilayah dusun di Desa Salut dan Selengen, dilakukan warga karena kekecewaan mereka terhadap janji-janji yang kerap kali dilontarkan oleh salah seorang pejabat di DPRD KLU, minggu (11/09).
 
Sudah puluhan tahun kondisi jalan yang menghubungkan dusun Sambik Rindang,-Salut yang penuh dengan bebatuan ini, belum juga mendapatkan perhatian dari Pemda KLU.Bahkan ketika masih bergabung dengan Lombok Barat pun keadaan jalan ini sudah seperti itu.Kondisi ini terus berlangsung hingga dilakukannya aksi blokir jalan oleh warga yang merasa dikecewakan itu.

Melihat kondisi ini, Camat Kayangan bersama Muspika, senin (12/09/2011) turun tangan melakukan langkah-langkah persuasive guna mecari titik temu permasalahan tersebut.

Dalam melakukan mediasi dengan warga Salut tersebut, Camat Kayangan berharap kasus ini segera mendapatkan penyelesaian. Dihadapan para tokoh desa Salut dan Selengen itu, Camat Kayangan juga berjanji untuk menghubungkan masalah ini ke Bupati KLU. “Mudah-mudahan saja kasus ini segera mendapatkan respon dari Bupati,”katanya berharap.

Inti permasalahan ini sehingga mencuat, menurut Kadus Mursinjong Supardi (38) mengatakan, jalan-jalan yang se zaman dengan jalan ini ketika mulai pertamakali dibuka tahun 1980-an, semuanya sudah diaspal.Tetapi jalan ini, jangankan diaspal, diperkeras pun tidak pernah. Sehingga kondisi jalan ini sangat memprihatinkan.Tidak bisa dilalui kendaraan, sebab bebatuan yang besar-besar bermunculan dari jalan raya.Kondisi ini semakin diperparah ketika musim hujan.

“Warga kecewa dengan kondisi jalan yang ada sekarang, dimana jalan banyak yang berlubang tergerus air pada musim hujan,”kata Kadus Sambik Rindang L.Jayadi.

Dalam tuntutannya warga menuntut janji-janji yang telah disampaikan oleh salah seorang anggota DPRD KLU Husnaen, yang dulu telah berjanji dihadapan masyarakat, akan memperbaiki jalan tersebut pada tahun ini.Janji itu hingga saat ini belum ada realisasinya.

Disamping itu, warga juga menuntut perhatian pemerintah daerah KLU agar masalah jalan ini segera diperbaiki, jangan dibiarkan berlarut-larut.

“Kapan ada kepastian dari Pemda KLU tentang kesiapannya memperbaiki jalan yang penuh bebatuan ini, baru kami buka pemblokiran jalan tersebut,’kata Nasrun salah seorang tokoh masyarakat dusun Mursinjong.

“Intinya, kapan Pemda berikan kita kepastian akan memperbaiki jalan ini, maka sejak itu pula jalan yang kami blokir ini kami buka,”tegas Kadus Sambik Rindang L.Jayadi, yang dibenarkan oleh warganya yang lain.

Pada kesempatan itu, Camat Kayangan menyarankan agar Kepala Desa Salut dan Kepala Desa Selengen membuat surat yang ditujukan kepada Bupati, tembusan kepada Kecamatan,DPRD dan Dinas PU KLU. Dan Camat Kayangan juga mengambil langkah-langkah dengan mengajak kedua Kades untuk bersama-sama menghadap Bupati untuk mencari jalan keluar sesuai tuntutan warganya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Kesbanglinmaspol Kabupaten Lombok Utara Drs Irakasma, menanggapi masalah tersebut.Irakasma mengharapkan agar masalah ini jangan sampai terjadi tindakan anarkis dalam melakukan aksi.”Selesaikanlah dengan baik, mudah-mudahan Pemda KLU segera dapat menyelesaikannya dengan mengedepankan kepentingan masyarakat dalam tahun ini,”katanya. (Eko)

Minggu, 11 September 2011

Agus Suparno,Akhirnya Mundur dari Jabatan Kepala MA Nurul Islam Kayangan

Kayangan, -- Setelah dua tahun lebih mengabdikan diri di Madrasah Aliyah Nurul Islam Kayangan, akhirnya  Agus Suparno,S.Hi, resmi mengundurkan diri dari Jabatan Kepala MA.

Mundurnya Agus Suparno dari jabatan Kepala MA Nurul Islam ini adalah semata-mata demi kemajuan madrasah itu sendiri.Selama dirinya mengabdikan diri di MA tersebut, Agus Suparno merasakan banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi. Namun demikian, dirinya mengaku belum cukup rasanya mengabdikan diri dalam waktu yang sesingkat itu.

Dalam rapat yang digelar pihak Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam Kayangan,yang berlangsung, Sabtu (10/ 09/2011) di gedung MA Nika, yang dihadiri Pimpinan Ponpes, Pengurus Yayasan,  Pengurus  Komite, Pembina Ponpes, Kepala MTs dan dewan guru serta seluruh civitas akademika Ponpes Nika, Agus Suparno didaulat secara resmi untuk menyampaikan secara langsung pernyataan  dirinya mundur dari jabatan Kepala MA.

Ia menyatakan, sebenarnya dirinya tidak ada niat untuk menomor duakan Ponpes Nika ini.Karena menurutnya, dirinya mengaku bahwa ia dikenal orang dan berhasil lulus dalam SPMD beberapa waktu lalu, adalah berawal dari madrasah ini.Ia juga mengaku sangat berat rasanya meninggalkan madrasah yang selama ini mengorbitkan namanya sehingga dikenal orang, baik dilingkungan madrasah, Kecamatan maupun di tingkat Kabupaten.  Namun dirinya menyadari bahwa panggilan tugas suci yang di embannya saat ini adalah juga sangat penting demi karirnya.

“Banyak cara kita bisa berjuang untuk madrasah ini.Salah satu misalnya untuk jadi guru, jadilah guru yang baik dan rajin, jadi TU, jadilah TU yang rajin,”katanya menghiba.

Begitu pula dengan tugas-tugas yang lainnya, menurut Agus Suparno S.Hi, membutuhkan konsentrasi yang penuh dedikasi serta loyalitas terhadap tanggung jawab yang diberikan Yayasan kepada para pemegang amanat di dua lembaga, baik MA maupun MTs dibawah naungan Ponpes Nurul Islam Kayangan.

“Siapa pun pengganti saya untuk memimpin MA Nurul Islam ini, mari kita berjuang bersama-sama,”ajaknya.

Sementara itu, pimpinan Yayasan Nurul Islam Kayangan Nurdin,S.Pd mengucapkan terima kasih kepada Agus Suparno,S.Hi atas jasa-jasa yang telah disumbangkan selama mengabdikan diri sebagai Kepala MA Nurul Islam. Mudah-mudahan apa yang telah diperbuat selama ini dicatat sebagai amal baiknya oleh Allah Swt.

“Ada dua sejarah yang terjadi di Ponpes Nurul Islam Kayangan ini. Dulu kepala MTs ketika di jabat oleh Abdul Gaib, diberhentikan dari jabatannya oleh Yayasan, tetapi sekarang, jabatan Kepala MA Nurul Islam Kayangan yang ketika di jabat oleh Agus Suparno, mengundurkan diri dari jabatannya,”kata Nurdin mengingatkan.

“Pendidikan itu hidup, maka dalam pengelolaannya harus dikelola secara hidup.Artinya, harus segera dicarikan penggantinya,”katanya.

Pembahasan tentang siapa pengganti Agus Suparno sebagai Kepala MA Nurul Islam Kayangan, maka rapat dilanjutkan usai sholat maghrib.(Eko).

Misteri Munculnya Sayyid Anom di Gumi Sesait ( 25 )

Bagian Kedua
SESAIT, --- Setelah Mak Beleq memastikan, bahwa Bayanlah sebagai lokasi letak kerajaan baru yang akan didirikannya nanti, maka Mak Beleq kembali ke Sesait.

Di dalam hatinya, Mak Beleq terus membayangkan, kapan rencananya itu menjadi kenyataan. Maka untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, Mak Beleq secara diam-diam survey ke daerah Bayan.
Dalam perjalanannya menuju Bayan, Maq Beleq sering singgah dibeberapa tempat, yang kelak dikemudian hari, setelah beliau berkuasa di Bayan, dijadikan daerah penyebaran Islam. Daerah yang sering disinggahinya diantaranya Dasan Beleq (Gumantar), Salut, Batu Kumbung, Semokan dan Anyar. Sehingga tidak heran ditempat-tempat yang sering disinggahi oleh Maq Beleq kala itu, hingga sekarang situs Mesjid Kuno masih ada dan tetap terpelihara.

Diceritakan oleh Juru Tulis Perbekel Adat Wet Sesait Masidep,S.Pd, bahwa setibanya di Bayan, Maq Beleq tinggal dirumah salah seorang penduduk yang tinggal sendiri diladang miliknya dipinggir kerajaan. Pada saat survey ke daerah Bayan ini, secara kebetulan Raja Bayan (Emban Sereak) yang berkuasa saat itu, di Istana Kerajaan sedang berlangsung acara Gawe Beleq dalam rangka pernikahan putrinya (tidak diketahui namanya).

Sebagaimana lazimnya kebiasaan dikalangan istana,jika raja mengadakan gawe beleq/ mengkarya besar-besaran, pasti berlangsung cukup lama, yaitu bisa 7 hari 7 malam dan bahkan bisa lebih dari itu. Acaranya pun disetiap gawe beleq seperti itu, peresean pasti tidak terlupakan.Begitu pula dengan Raja Bayan Emban Sereak kala itu, adakan gawe beleq 7 hari 7 malam untuk menikahkan putrinya. Nah,didalam acara gawe besar-besaran tersebut, Raja Emban Sereak mengundang dan  mendatangkan para jawara-jawara (para Pepadu pilih tanding) dari seluruh negeri yang ada di Pulau Lombok dan bahkan ada yang berasal dari luar daerah kekuasaannya. Disamping itu, raja juga menghadirkan para Pangeran atau Putra Mahkota dari seluruh Kerajaan yang tersebar diseluruh negeri di Pulau Lombok dan maupun yang berasal dari pulau seberang.

Oleh Maq Beleq, dari kejauhan terdengarlah sayup-sayup suara gong gambelan yang sedang ditabuh oleh para penabuh (sekaha) dari arah kerajaan. Maka Maq Beleq bertanya pada orang tua tempatnya tinggal itu, yang sudah dianggapnya sebagai neneknya tersebut, bunyi apakah itu. Neneknya mengatakan bahwa bunyi atau suara itu berasal dari kerajaan yang sedang Karya Besar (Gawe Beleq), yang didalamnya ada peresean.

Mendengar cerita neneknya itu, Maq Beleq lantas berkeinginan datang langsung untuk melihat dari dekat acara dimaksud. Namun niatnya itu tidak kesampaian, karena neneknya melarang pergi ketempat keramaian, dengan alasan, mereka adalah orang biasa, orang pedusunan alias orang udik. “Mana mungkin kita bisa hadir ditempat seperti itu.Lebih-lebih gawe tersebut, Raja yang mengadakan,”kata neneknya suatu saat.

Disamping itu, Maq Beleq masih kecil dan terlalu muda untuk hadir ditempat keramaian dan bahkan tidak jelas asal-usulnya. Karena yang hadir ditempat itu, disamping dari kalangan istana, juga dihadiri oleh para Pangeran dari kerajaan tetangga maupun para raja atau putra mahkota dari seluruh negeri.

Perasaan geger bercampur penasaran ingin melihat dari dekat, terus berkecamuk didalam hatinya. Secara pelan-pelan, Maq Beleq terus memohon kepada neneknya agar mau mengantarkan dirinya ketempat dimana Raja mengadakan acara gawe tersebut, walau hanya nonton dari kejauhan. Neneknya, melihat kemauan yang keras pada diri cucunya, akhirnya pada malam terakhir dari puncak acara gawe itu, neneknya mau mengantarkan cucunya.

Diceritakan, setelah Maq Beleq diijinkan neneknya untuk melihat dari dekat acara gawe beleq yang diadakan oleh Raja yang berkuasa kala itu, maka dengan didampingi oleh neneknya Maq Beleq berangkatlah menuju istana dimana acara gawe beleq tersebut berlangsung.

Dalam perjalanan, perasaan gembira bercampur senang terus berkecamuk dalam hatinya, kepingin cepat sampai tujuan. Seberapa ramaikah acara itu.Hal inilah yang membuat hati Maq Beleq merasa senang dan bahagia. Sudah tidak bisa dibayangkan lagi, bagaimana cara mengungkapkan perasaan gembiranya.

Dengan langkah yang pasti sambil senyum sumringah,Maq Beleq yang didampingi neneknya berangkatlah menuju istana kerajaan dimana Raja sedang mengadakan gawe beleq itu.

Akhirnya, walau dengan bersusah payah Maq Beleq bersama neneknya, tiba jualah mereka di istana kerajaan. Setibanya di istana, mereka hanya bisa menyaksikan acara dari kejauhan. Walau demikian, Maq Beleq merasa puas.

Ketika partai terakhir dari acara peresean tersebut, tampillah calon menantu raja, yang oleh para pangeran yang hadir tersebut, dikenalnya sebagai jawara atau pepadu pilih tanding. Sehingga membuat kecut para pangeran yang hadir. Dengan tampilnya pepadu pilih tanding di arena, yang tidak lain adalah calon menantu raja yang berkuasa saat itu, sesekali melontarkan sesumbarnya.

Namun, dari seluruh pangeran yang hadir maupun dari kalangan rakyat biasa, tidak ada yang berani tampil melawan calon mantu raja.Bahkan tidak ada yang berani mengeluarkan suara sepatah kata pun. Dalam keheningan malam yang semakin larut itu, ditambah dengan rasa ketakutan yang mencekam, maka tiba-tiba muncullah seorang pemuda ke tengah arena menyatakan kesiapannya untuk beradu tanding dengan pepadu pilih tanding yang terlebih dahulu berada di tengah arena. Pemuda itu tiada lain adalah Maq Beleq sendiri.

Dikisahkan, tanpa pikir panjang pepadu pilih tanding yang tak pernah terkalahkan tersebut, langsung meladeni pemuda tadi (Maq Beleq).Awalnya pada ronde-ronde permulaan, Maq Beleq tidak melawan atau membalas pukulan demi pukulan yang dilontarkan lawannya.Begitu pula dengan ronde berikutnya, Maq Beleq tetap tidak mau membalas pukulannya.

Para pangeran yang hadir menyaksikan peristiwa itu, merasa keheranan. Tidak mungkin seorang lawan tidak membalas pukulan dari musuhnya.Lebih-lebih yang dilawan itu adalah pepadu pilih tanding yang tidak pernah terkalahkan di seantero Lombok kala itu.”Disinilah letak misterinya.Tidak mungkin seorang pepadu jika berlaga melawan pepadu pilih tanding tidak membalasnya,”terang Masidep, salah seorang tokoh adat Sesait, yang juga pekembar peresean di daerah KLU ini.

Diceritakan, bahwa pada ronde kedua, barulah Maq Beleq meladeni atau membalas pukulan lawannya (pepadu pilih tanding calon mantu raja), dengan tiga pukulan, yaitu satu pukulan ditelinga kiri, satu pukulan ditelinga kanan dan satu pukulan di kepala.Tak ayal lagi, pepadu pilih tanding tersebut bocor dan jatuh pingsan.Melihat musuhnya bocor dan tak sadarkan diri, Maq Beleq takut, sementara penonton ribut, karena pepadu idola mereka yang tidak lain calon mantu raja kalah. Maka sambil membuang tameng/perisainya, Maq Beleq langsung kabur. Dengan bantuan neneknya, maka Maq Beleq lari, sehingga selamat dan terhindar dari perhatian kalangan istana.

Sementara itu, dikalangan istana sibuk mencari siapa dan dari mana pemuda tadi yang mengalahkan calon menantu raja, karena raja bertanya tentang hal ihwal kejadian tersebut.Sehingga para punggawa kerajaan melapor kepada raja, bahwa ada seorang pemuda yang mampu mengalahkan calon menantunya.

Maka raja Emban Sereak, setelah mendapatkan laporan tersebut, segera menitahkan para punggawa kerajaan untuk menyelidiki keberadaan orang yang telah mengalahkan calon menantunya itu. Dengan menyusuri seluruh daerah kerajaan, maka usaha para punggawa kerajaan tersebut pun, tidak sia-sia. Mereka mendapatkan sebuah petunjuk yang mengarah kepada pemuda yang sedang mereka cari.Ketika mereka sampai di pojok kampung dipinggir daerah kekuasaan kerajaan, mereka mendapatkan berita bahwa ada yang melihat keberadaan  pemuda itu, ketika menghadiri acara gawe yang diselenggarakan pihak kerajaan.

Setelah mendapatkan informasi keberadaan pemuda tadi, maka raja mengutus utusannya untuk mencari orang yang dianggap pernah bersama dengan pemuda yang mengalahkan calon menantunya itu.Para utusan kerajaan itu pun berangkatlah menuju sebuah pedusunan yang terletak dipinggir kerajaan, sekitar lereng gunung Sangkareang Rinjani.

Setiba disana,para punggawa atau para utusan kerajaan tadi bertanya tentang keberadaan pemuda yang pernah melawan dan mengalahkan pepadu kerajaan beberapa waktu lalu, yang hingga saat itu belum sadarkan diri selama 3 hari 3 malam. Disamping ingin mengetahui secara detail tentang siapa sebenarnya pemuda itu, yang bisa mengalahkan pepadu kerajaan yang sudah terkenal tak terkalahkan diseantero jagad masa itu. Mungkinkah, pemuda itu bisa mengobatinya.Karena pepadu yang dikalahkannya itu adalah calon menantu Raja yang sudah 3 hari 3 malam belum sadarkan diri.

Pada saat bersamaan, tersiarlah kabar keseluruh pelosok kerajaan dikalangan rakyat Bayan, tentang kekalahan pepadu kerajaan oleh seorang pemuda yang tidak dikenal.Isu itu sudah menjadi buah bibir dari seluruh rakyat kerajaan kala itu.

Amaq Bangkol ( orang tua tempat tinggal pemuda itu) mengatakan bahwa, memang ada seorang pemuda yang tinggal bersamanya. Namun Amaq Bangkol mengaku keberadaan pemuda tadi hanya tinggal bersamanya selama 3 hari. Setelah itu menghilang dan muncul kembali setelah 3 hari kemudian. Keadaan ini berlangsung terus-menerus hingga peristiwa kekalahan pepadu kerajaan olehnya itu terjadi.

Disinilah letak misterinya.Keberadaan pemuda yang tinggal bersama Amaq Bangkol itu, 3 hari ada dan 3 hari menghilang. Dan menghilangnya pun tidak diketahui, dia menghilang kemana.Amaq Bangkol sendiri tidak mengetahuinya.Hanya saja pemuda itu pernah mengatakan bahwa dirinya mengaku berasal dari “Sesait”.

Amaq Bangkol juga mengaku tidak tahu namanya.Karena memang pemuda itu tidak pernah menceritakan siapa sebenarnya dirinya.Hanya saja dia menyebut dirinya berasal dari Sesait.

Utusan kerajaan pun hanya berpesan kepada Amaq Bangkol, jika pemuda itu datang lagi, agar dia diajak ke istana menghadap raja.

Berselang 3 hari kemudian, sebagaimana yang pernah diceritakan Amaq Bangkol kepada utusan kerajaan sebelumnya, maka pemuda itu pun muncul lagi di Bayan.

Dikisahkan, bahwa setelah pemuda itu diberitahu pesan utusan kerajaan untuk meminta dirinya menghadap ke istana, maka Amaq Bangkol pun berangkatlah ke istana kerajaan untuk melaporkan keberadaan pemuda itu, bahwa pemuda yang dimaksud sudah ada dirumahnya.

Lalu Raja segera mengutus punggawanya untuk menjemput pemuda yang dimaksud (Amaq Beleq).Maka pemuda itu pun setuju dijemput, dengan syarat Amaq Bangkol diikutkan juga ke istana.Para utusan raja pun menyetujuinya.Maka berangkatlah mereka  menuju istana kerajaan dengan menggunakan pengawalan pasukan berkuda yang ketat.

Setiba di istana kerajaan, maka pemuda tadi dipersilahkan duduk di atas singgasana yang sudah dipersiapkan disamping singgasana raja. Namun pemuda tadi menolak dan memilih duduk dibawah, bersama-sama dengan para bangsawan kalangan istana.

Rajapun bertanya tentang siapa sebenarnya pemuda itu.Nama,asal-usulnya serta orangtuanya.Pemuda itu menjawab, ”menurut orang Sesait, mereka memberikan aku nama Amaq Beleq, asalku dari Sesait dan orang tuaku, aku sendiri tidak tahu.Apakah Demung Titik Pati (Datu Sesait yang sedang berkuasa saat itu) tempat aku dibesarkan sebagai orang tuaku atau bukan, itu akupun tidak tahu. Yang jelas aku diberi nama Amaq Beleq,”terangnya.
Setelah Raja mengetahui identitas pemuda itu, maka raja berfikir bahwa pemuda inilah yang pantas menggantikan posisinya sebagai raja Bayan.Atas penawaran Raja ini,Amaq Beleq menolak dengan alasan dia masih kecil, belum pantas  memegang amanah dan belum berpengalaman.

Setelah didesak Raja,akhirnya Amaq Beleq pun menyanggupinya dengan satu syarat, yaitu ketika Amaq Beleq diangkat menjadi Raja Bayan menggantikan posisi Raja Emban Sereak, maka Amaq Beleq minta dijemputkan isterinya di Gunung Rinjani.

Disini juga letak misterinya.Pemuda tadi mengaku asalnya dari Sesait, dia tinggal dengan Datu Sesait.Tetapi setelah ditawari jadi Raja Bayan menggatikan raja emban sereak, dia setuju, asalkan dijemputkan isterinya di Gunung Rinjani.

Raja Emban Serak pun menyanggupinya.Maka diperintahkanlah para punggawa dan prajurit kerajaan sejumlah 400 orang untuk pergi ke gunung Rinajani, guna menjemput isteri Amaq Beleq yang katanya berada di gunung Rinjani.Namun diceritakan bahwa, dalam perjalanan menuju ke gunung Rinjani tersebut, para utusan kerajaan yang diberangkatkan dengan kekuatan sejumlah 400 orang tersebut,yang sampai tujuan hanya tinggal 20 orang.Yang lainnya, tidak mampu naik dan bahkan diantara para prajurit utusan tersebut, ada yang percaya dan ada pula yang tidak percaya.

”Mustahil seorang pemuda dari udik yang tidak tahu asal usulnya dan yang akan dijadikan raja di Bayan, katanya memiliki istri di gunung Rinjani lagi,”kata sebagian prajurit yang tidak percaya itu.

Dikisahkan, para utusan yang jumlahnya hanya 20 orang yang sampai gunung Rinjani untuk bertugas menjemput istri Amaq Beleq tersebut,terperangah dan kaget.Ketika mereka tiba di gunung Rinjani, ternyata isteri Amaq Beleq (Nenek Bini) yang dimaksud, sudah bersiap-siap akan berangkat, lengkap dengan kereta ‘Juli Jempana’(tandu pengantin) miliknya.

Akhirnya, isteri Amaq Beleq Nenek Bini dengan di arak keliling sekitar gunung Rinjani dan akhirnya dibawa pulang oleh 20 orang prajurit ke kerajaan Bayan.Sejak saat itu, Amaq Beleq diangkat sebagai Raja Bayan menggantikan Raja sebelumnya Emban Sereak, dengan sebutan”Datu Bayan.”

Setelah memangku secara resmi sebagai Raja Bayan, yang terkenal dengan sebutan Datu Bayan, maka misi utama yang akan dilakukan Datu Bayan kala itu adalah menggiatkan penanaman Tauhid dan Syareat Agama Islam, dengan tidak meninggalkan budaya yang berkembang dan berlaku sebelumnya di daerah Bayan.Ini berarti, agama jalan dan adat pun jalan seiring. Inilah misi utama Datu Bayan.

Selain misi itu, ada misi yang paling besar dalam menyebarkan ajaran Islam, yaitu, Datu Bayan berkeinginan mengislamkan orang Jawa,Madura, Bali, Surabaya dan seluruh kawasan pulau Lombok.Sehingga daerah-daerah yang ada di Jawa, yang pernah di kunjunginya dalam misi penyebaran agama Islam oleh para utusan Datu Bayan itu antara lain, seperti Betawi, Banten, Surabaya,Jombang dan Sumenep.

Dalam perjalanan pulang, para utusan Datu Bayan ini, pernah singgah di Bali yaitu di daerah Singaraja dan Karangasem.Namun, sebelum para utusan ini diberangkatkan dalam misi penyebaran Agama Islam tersebut, ada sebuah kesepakatan antara Datu Bayan dengan para utusan yaitu sebelum misi selesai penyebaran Islam di pulau Jawa, Madura dan Bali, maka para utusan tidak boleh kembali. Setelah misi tersebut sudah selesai baru penyebaran Islam di pusatkan di pulau Lombok.

Tetapi, kesepakatan tersebut tidak di patuhi oleh para ulama yang ada di Lombok.Artinya, para ulama yang ada di Lombok menginginkan agar penyebaran Islam di Lombok dilakukan bersamaan dengan para utusan yang ke pulau Jawa.

Dengan melanggar kesepakatan tersebut, ada seorang ahli nujum yang menghadap Raja, melaporkan bahwa ada musuh kerajaan yang asalnya dari pulau Bali bernama “Nengah Subagan”.

Raja bertanya kepada ahli Nujum tersebut, tentang siapa sebenarnya Nengah Subagan itu.Ahli Nujum mengatakan bahwa keberadaan Nengah Subagan saat itu, masih dalam kandungan ibunya yang baru berusia 3 bulan.

Sementara itu, penyebaran Islam di pulau Lombok khususnya di daerah utara gunung Rinjani, yang lebih dikenal dengan sebutan “Paer Daya” itu terus berlangsung.Sehingga dalam misi penyebaran Islam di Paer Daya dibeberapa daerah utara gunung Rinjani, diberikan hak otonomi untuk mendirikan Mesjid/langgar sebagai tempat ibadah dalam menjalankan syareat Islam.Itulah sebabnya, hingga saat ini beberapa peninggalan Mesjid Kuno di daerah utara gunung Rinjani masih ada dan tetap terpelihara.

Daerah-daerah tersebut antara lain, Mesjid Borok Sokong Tanjung, Mesjid Soloh Rempek,Mesjid Sesait,Mesjid Salut,Mesjid Gumantar,Mesjid Anyar, Mesjid Bayan,Mesjid Loloan,Mesjid Balung Birak dan lain-lain.

Dalam misi penyebaran Islam dengan memberikan hak otonom tersebut, maka Datu Bayan berfatwa yang terakhir di Mesjid Kuno Bayan, “Bahwa seluruh ulama dan tokoh adat penyebar Islam di undang untuk mendengarkan Fatwa terakhir Datu Bayan”.

Isi Fatwa Datu Bayan : “Saya sampai disini misi saya dalam penyebaran Islam.Silahkan dilanjutkan dan pertahankan penyebaran Islam di seluruh pelosok daerah otonom masing-masing.”

Pada saat berlangsungnya Fatwa Datu Bayan tersebut, secara fisik keberadaannya sudah tidak kelihatan, hanya suaranya saja (maerat) yang didengar oleh seluruh undangan yang hadir mendengarkan fatwanya yang terakhir itu.

Sehingga Datu Bayan, saat memberikan fatwa terakhir, berpesan dan mengingatkan kepada seluruh ulama dan tokoh adat yang hadir, bahwa barang siapa yang ingat kepada dirinya (Datu Bayan), maka datanglah ke tempat ini (Mesjid Kuno Bayan), aku pasti ada disini (Mesjid Kuno Bayan).

Masing-masing orang/ulama yang mendengar suara fatwa terakhir Datu Bayan itu, dimana sumber suara tersebut,lalu diberi tanda dengan batu. Sehingga sampai dengan saat ini, masyarakat mengenalnya dengan jirat Makam Bayan,Makam Sesait,Makam Karang Salah,Makam Semokan,Makam Loloan dan makam-makam lainya, yang semuanya itu terletak dilingkungan Mesjid Kuno Bayan.

Khusus di Sesait, untuk mengenang jasa Maq Beleq, karena untuk pertama kalinya dia muncul di Sesait (Koloh Bandan), ternyata Maq Beleq itu adalah seorang Sayyid keturunan Nabi Muhammad Saw, yang oleh orang Sesait dikenalnya dengan nama Si Sayyid (Sayyid Anom), sehingga untuk mengenangnya diabadikan dengan nama sebuah kampung, yang hingga saat ini bernama Sesait.@(Eko).

Tuntut Pengaspalan Jalan, Massa Blokir Jalan

Oknum Dewan Dituding Pembohong
 
Aksi massa menutup dan blokir jalan di desa Salut dan Selengan Kecamatan Kayangan
KLU, MataramNews - Aksi turun ke jalan dan pemblokiran jalan raya dalam menyuarakan aspirasi, dilakukan masyarakat desa Salut dan desa Selengan Kecamatan Kayangan, KLU, pada Minggu (11/9/2011), masyarakat menutup jalan dengan menanam pohon pisang sekaligus menutup akses jalan dengan semak belukar.
 
Ratusan aksi massa itu, berkumpul sejak pagi membawa perlengkapan berupa pamphlet, besi-besian berupa parang, cangkul dan lainnya. Dalam aksinya massa yang berkumpul di badan jalan provinsi itu, sambil meneriakkan aspirasinya dengan menuding salah seorang oknum dewan sebagai pembohong. Tidak tanggung-tanggung masa memasang pamplet yang bertuliskan “janji-janji doang dan Husnaen Pembohong”.
 
Pamplet yang dipasang massa, atas kekecewaan terhadap oknum anggota dewan
Menurut Kepala Dusun, Mur Injong Supardi, selaku coordinator aksi kepada MataramNews mengungkapakan, bahwa aksi dilakukan atas kekecewaan masyarakat karena bosan dengan janji-janji pemerintah KLU dalam pengaspalan jalan.”selama ini masyarakat Dusun Mur Injong, Dusun Sambik Rindang, dan Dusun Lendang Berora sering dijanjikan oleh Pemerintah untuk pengaspalan jalan yang menghubungkan ke tiga Dusun dengan jalan provinsi. Namun janji tinggal janji, semakin sering para pejabat kami ingatkan semakin sering pula mereka lupa,” uncap Supardi, dengan nada kecewa. 
 
Hal ini juga dibenarkan L. Jayadi, Kepala Dusun Sambik Rindang Desa Salut, bahwa pemerintah tidak adil terhadap masyarakat desa Salut, pasalnya ruas jalan dari jalan provinsi Desa Selengen hingga Mur Injong sepanjang 12 km merupakan jalan utama yang dibangun tahun 1980-an dengan pengerasan jalan dilaksanakan pada tahun 1993 oleh perusahan Jambu Mete. “Lalu kenapa jalan ini tidak jadi skala prioritas, lebih-lebih ini kan jalan kabupaten, karena cabang langsung ruas jalan provinsi, justru sebaliknya jalan desa yng lebih diutamakan, apa karena mereka basis politik pemerintah?, “ungkapnya kesal.
 
Akses jalan bebatuan yang dijanjikan akan di aspal oleh Pemkab KLU
Ia juga menambahkan, bahwa potensi desa Salut sangat baik dibanding dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Kayangan. “Jumlah kendaraan roda empat yang memuat barang setiap hari, minimal 25 kendaraan,” sebut Kadus Sambik Rindang.
 
Masa juga meneriakkan kekecewaannya kepada anggota Dewan (Husnaen, Red). Menurut Supardi Husnanen selaku anggota dewan telah berjanji untuk mengupayakan pengaspalan jalan dengan segera pada tahun 2011, bahkan ia sendiri yang langsung kelapangan untuk mengukur panjang jalan, tetapi sampai saat ini ribuan penduduk kami menunggu janji-janji palsu. “Hal inilah yang membuat masyarakat kami kecewa dengan menuding Husnaen sebagai pembohong,” tegas Supardi.
 
Kepala Dusun Mur Injong yang juga koordinator aksi berjanji tidak akan membuka ruas jalan sampai tuntutan mereka direspon segera oleh pemerintah. Bayangkan terang supardi, harga komoditas kami sangat rendah tidak sebanding dengan biaya yang kami keluarkan, hal ini sebagai akibat dari besarnya biaya trasnportasi yang dikeluarkan pengusaha akibat badan jalan yang penuh dengan bebatuan dan krikil tajam. “Untuk itu sekali lagi kami tegaskan bahwa kami akan aksi sampai tuntutan kami direspon,” tegas Supardi. Masa juga mengacam akan aksi ke kantor Bupati dan DPRD KLU.
 
Sementara ditempat terpisah, saat ditemui MataramNews, Husnaen, menolak tudingan masyarakat yang mengatakan dirinya sebagai pembohong. Husnaen justru menuding masyarakat salah paham atas janjinya. Ia membenarkan pernah berjanji akan membantu masyarakat saat menghadiri undangan Maulid di Masji Dusun Sambik Rindang.
Husnaen menjelaskan bahwa saat itu ia berjanji akan mengupayakan pengaspalan jalan dalam APBD 2012 bukan tahun anggran saat saya menghadi undangan maulid di tahun 2011 ini.
 
Anggota Dewan yang juga Ketua Komisi III DPRD KLU ini juga memuji langkah-langkah yang dilakukan masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya. Menurutnya ini bentuk perkembangan pemahaman politik masyarakat. Husnaen juga berjanji akan tetap berusaha memperjuangkan aspirasi masyarakat Desa Salut dan Desa Selengen. “Saya akan tetap memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan masyarakat semampu saya,” tegas Husnaen. (DN)
 

Rabu, 07 September 2011

Empat Hari Pasca Lebaran,Penyeberangan Poto Tano-Kayangan Membludak

Kayangan,-- Lonjakan penumpang penyeberangan Poto Tano Sumbawa – Kayangan Lombok, terjadi empat hari pasca lebaran.
 
Pasalnya, dari pantuan wartawan media ini saat berlibur di Sumbawa beberapa waktu lalu, bahwa pada hari ke-4 pasca lebaran,di pelabuhan penyeberangan Poto Tano Sumbawa, para calon penumpang berjubel antri ditempat parkir menunggu giliran masuk ke kapal penyeberangan.Termasuk wartawan media ini.

Kebanyakan dari calon penumpang ini adalah sebagian besar para Mahasiswa yang kuliyah di Mataram.

Arman (23) salah seorang Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Mataram mengatakan bahwa, dirinya bersama teman-temannya sengaja berangkat pada hari itu, karena mereka memanfaatkan momen pasca lebaran sebelum masuk kuliyah, untuk bersilaturrahmi dengan keluarga,teman-temannya dari daerah lain yang kuliyah di kota Mataram. Disamping itu, mereka juga agar bisa bersilaturrahmi dengan para dosen mereka maupun dengan tetangga kost mereka.

Emi Asmawati (22) Mahasiswi asal Taliwang mengungkapkan, dirinya cepat-cepat ke Mataram, disamping dapat bersilaturrahmi dengan seluruh temannya dari daerah lain, juga ada beberapa tugas mata kuliyah yang harus segera diselesaikannya.

Lain halnya dengan Benedektus Seran (25) asal Maumere Plores ini, mengaku bahwa dirinya untuk cepat sampai di Mataram membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga butuh lebih awal nyeberang ke Mataram. “Kalau nunggu menjelang masuk kuliyah kita ke Mataram, kita khawatir terlambat,”katanya dengan logat timor yang polos.

Dalam perjalanan pulang, wartawan media ini juga sempat memperagkan dengan bantuan Capten Kapal, bagaimana cara menggunakan baju pelampung, jika sewaktu-waktu terjadi keadaan gawat. Para penumpang yang lain juga ikut mencoba satu persatu.Namun tidak semua mencoba, hanya memperhatikan saja penumpang yang lain memperagakannya.

Penyeberangan Poto Tano Sumbawa-Kayangan Lombok itu, bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.Bagi yang sering nyeberang, tentu tidak asing lagi.Pada tahun 1987, penyeberangan antar pulau ini masih menggunalan kapal kayu. Rutenya pun bukan dari poto tano, tapi dari Pelabuhan Alas ke Pelabuhan Kayangan Lombok. Dan itupun penyeberangan hanya sekali dalam sehari. Namun sejak tahun 1988, sudah mulai menggunakan kapal Fery sebagai alat penyeberangan untuk mengganti kapal kayu yang selama itu digunakan.

Seiring dengan perkembangan pembangunan, armada penyeberangan pun lambat laun bertambah. Hingga saat ini arus penyeberangan Pototano Sumbawa-Kayangan Lombok hamper setiap saat kapal nyandar dan bongkar muat penumpang.(Eko).

Warga Kayangan Sediakan Lahan 1,40 Ha untuk Penghijauan

Kayangan, -- Kepedulian sebagian warga masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan sangat jarang yang peduli.
Namun lain halnya dengan Murdin, salah seorang warga Karang Tal Desa Kayangan, yang sehari-harinya berprofesi sebagai guru SD ini, malah sengaja menyediakan lahan miliknya untuk dijadikan lokasi penghijauan. Tidak tanggung-tanggung, dia menyedikan lahan seluas 1.290 M2 berlokasi di Dusun Air Bari Desa Gumantar Kecamatan Kayangan KLU, untuk ditanami dengan tanaman penghijauan.

Untuk merealisasikan niat baiknya ini, Murdin bekerja sama dengan H.Abidin Mustakim, yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia maya asal Bima ini.Niat baik tersebut, bak gayung bersambut. Bersama wartawan media ini, Murdin dan H.Abidin Mustakim, Selasa sore, (06/09) meninjau lokasi lahan yang menurut rencana akan dihijaukan dalam waktu dekat.

Terkait dengan rencana penghijauan lahan tersebut, H.Abidin Mustakim telah menyediakan ratusan tanaman dari berbagai jenis. Diantara jenis bibit yang sudah ada ditempat persemaiannya di kebun miliknya di Empak Mayong itu, adalah jati putih (gamalina),lamtoro gung,gol, sengon, imba,elak-elak,waru, bidara,  kapuk, jarak,bunut,kesambik, akasia dan segala jenis tanaman lainnya.

“Semua jenis bibit ini akan ditanam di lahan milik Murdin yang berlokasi di Air Bari Desa Gumantar,”katanya bersemangat.

Namun diakui H.Abidin Mustakim, sebelum diadakan penanaman, terlebih dahulu harus diadakan penggalian lubang minimal dua bulan sebelum tanam. Hal ini dimaksudkan, agar tanah yang ada, terutama dilubang tersebut, nantinya dapat beradaptasi dengan sinar matahari. Sebab menurutnya, sinar matahari itu banyak mengandung unsure hara dan vitamin yang dibutuhkan tanaman.

“Untuk lahan yang disediakan Murdin di Air Bari ini, sangat cocok dengan tanaman jati putih, ”jelas H.Abidin.

Sebab mneurutnya, disamping daerah itu bebatuan, juga dalam waktu bersamaan sedang dibangun sumur bor. “Jadi momen ini sangat tepat,” katanya.

Untuk mendukung program ini, H.Abidin Mustakim menyebutnya dengan program “Kehati”. Kehati yang maksud H.Abidin adalah Keanekaragaman hayati. Artinya, semua makhluk hidup bisa hidup berdampingan ditempat itu.

Sedangkan menurut Murdin pemilik lahan itu, mengungkapkan bahwa nantinya dimasa mendatang jika penghijauan tersebut sudah berhasil, maka dirinya berencana akan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat observasi dan penelitian. Disamping itu bisa juga dijadikan sebagai tempat rekreasi untuk generasi dimasa mendatang.

“Semoga saja niat ini akan menjadi nyata,”harapnya. (Eko)

Selasa, 06 September 2011

Ratusan Tanaman Penghijauan Ld.Galuh Terbakar

Kayangan,--- Lahan Lendang Galuh yang sudah ditanami ratusan tanaman penghijauan tahun 2010 lalu, terbakar,Sabtu (03/09).

Lahan yang terletak di sebelah selatan Kantor Camat Kayangan KLU ini, yang sejak tahun 2010 lalu dihijaukan oleh H.Abidin Mustakim, dengan programnya dari Hulu ke Hilir dan dari Hilir ke Hulu itu, kini tidak terlihat lagi.

Pasalnya, menurut keterangan Edi Kartono (30), saat persitiwa kebakaran itu terjadi, dirinya mengaku bahwa, ketika pulang kantor pada siang hari sabtu minggu lalu, api yang menggerogoti lahan yang dipenuhi ratusan tanaman penghijauan di lendang galuh Kayangan itu, masih menyala. Api yang menghanguskan seluruh areal penghijauan dibagian selatan lapangan umum Kecamatan Kayangan ini, diperkirakan berasal dari puntung rokok yang tidak sengaja dibuang oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Sebab siang itu, menurut Edi Kartono yang bekerja di UPK PNPM Kecamatan Kayangan ini, angin sedang bertiup kencang. Sehinnga besar kemungkinan peristiwa tersebut diakibatkan oleh api yang berasal dari puntung rokok yang tertiup angin.

Menurut H.Abidin Mustakim (65) yang selama ini dikenal sebagai perintis penghijauan dilahan kering, sangat menyesalkan terjadinya peristiwa kebakaran  tersebut. Dirinya mengaku sangat kaget, dan bahkan sampai pingsan, begitu melihat lahan penghijauan yang selama ini dirintisnya, melalui program yang ditelurkannya dari hulu ke hilir dan dari hilir ke hulu beberapa waktu silam, yang ditanami ratusan pohon pelindung itu, kini sudah tidak kelihatan satu pohon pun.

“Bagaimana kita tidak kaget melihat lahan yang sudah tahunan kita pelihara dan kita bina, hilang begitu saja akibat kebakaran ini,”katanya sedih.

Sekcam Kayangan R.Kertamono, mengaku sangat menyayangkan terjadinya peristiwa kebakaran tersebut. “Ini ulah tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab,”katanya singkat.

Akibat kebakaran yang terjadi minggu lalu tersebut, H.Abidin Mustakim mengaku mengalami kerugian tidak sedikit. Bayangkan, katanya, jumlah pohon yang terbakar sekitar 295 pohon. Semua pohon ini sedang mengalami pertumbuhan, yang semuanya rata-rata sudah berumur satu tahun

Jenis-jenis pohon yang turut dilalap si jago merah tersebut, menurut H.Abidin Mustakim, salah seorang peraih Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia, dalam hal pengelolaan lingkungan hidup ini, diantaranya, ketapang, jarak,bunut,kesambik,asam,imba,kapuk,bidara,singapur,elak-elak,kelapa,gol,ambon karet, waru,nanas,beringin dan lain-lain.

H.Abidin Mustakim mengatakan bahwa, keberadaannya selama ini dalam mengelola lingkungan hidup selama di Kayangan sejak kedatangannya dari Bima tahun 1978 lalu itu, memiliki resep dengan memposisikan dirinya sebagai perintis,pengabdi, Pembina dan penyelamat.

Inilah yang membuat diri seorang H/.Abidin Mustakim bertahan dan terus semangat dalam merintis, mengabdi, membina dan menyelamatkan lahan-lahan tidur yang dimiliki masyarakat agar ditanami dengan pohon-pohon pelindung yang bermanfaat bagi keberlangsungan hidup kehati.

Namun, peristiwa kebakaran lahan penghijauan di lendang galuh komplek lapangan umum Kecamatan Kayangan tersebut, untuk dijadikan bahan renungan dan referensi semua pihak yang terkait. Agar bagaimana pengelolaan lingkungan dimasa mendatang lebih baik dari yang sebelumnya.

Dimasa mendatang,H.Abidin Mustakim mengaku, berencana memprogramkan kembali penghijauan dilokasi kebakaran tersebut. “Tahun 2012 mendatang, kami programkan kembali untuk menghijaukannya.Ini butuh keseriusan,perhatian dan keterlibatan semua pihak tentang masalah ini,”katanya berharap.(Eko).

 

Pesona Wisata Tiu Gong San Baro Bentek


Pesona wisata Tiu Gong Lombok Utara
KLU, MataramNews - Lombok Utara memang amat kaya dengan potensi alam sebagai objek wisata. Banyak potensi wisata yang terdapat di Kabupaten termuda NTB ini, diantaranya wisata pantai, wisata air, wisata hutan, wisata gunung dan wisata budaya. Di kecamatan Gangga saja terdapat banyak sekali objek wisata terutama wisata alam seperti air terjun, pegunungan, pantai, taman, dan kesenian tradisional serta artefak budaya yang bernilai kearifan lokal tinggi. Misalnya Kolam Gong  yang masih amat alami. Objek wisata ini terletak di Desa Bentek tepatnya di wilayah Dusun San Baro.   
Tiu Gong merupakan salah satu lokasi wisata alam yang mengagumkan. Dalam penelusuran MataramNews, ternyata pemandangan alamnya masih sangat alami. Airnya jernih sebening embun pagi. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata wisata alam ini belum brgitu dikenal, terutama wisatawan domestik, apalagi wisatawan mancanegara.

Penasaran dengan pesona keindahannya, oleh tim MataramNews mencari tahu lebih jauh keberadaan wisata ini ke warga yang berdomisili di sekitar wisata tersebut. Menurut penuturan Yardi, bahwa Tiu Gong memang membawa pesona tersendiri bagi yang memandangnya, namun saat ini sambung Yardi, belum begitu banyak dikenal orang, akibatnya wisata alam Tiu Gong sepi dari kunjungan wisatawan, padahal wisata ini memiliki keasrian yang indah dan elok. Wisata ini sangat cocok untuk refresing atau membuang kejenuhan akibat aktivitas sehari-hari yang begitu padat dan membosankan.

Tiu gong dapat memberi kita warna dan corak berbeda ketimbag objek wisata lain yang sejenis, sebab berada di atas aliran sungai besar yang membatasi wilayah Tanjung dan Gangga. Tiu gong adalah aset wisata bernilai jual tinggi bagi daerah yang potensial berkembang pesat bila dikelola dengan baik oleh pihak-pihak terkait untuk menopang roda perekonomian masyarakat setempat.

Salah satu pengunjung yang kebetula berada sedang menikmati keindahan Tiu Gong, kepada Matarannews mengatakan, Tiu Gong memberi kesan positif dan nuansa kealamian yang luar biasa. Pesona alam berupa bebatuan dan pepohonan yang rindang menambah keasrian obyek wisata ini.

Bagi yang ingin berkunjung ke lokasi wisata ini jangan ragu karena akses jalan yang bagus dan tak memakan waktu lama untuk menempuh obyek wisata ini. Jarak tempuhnya kira-kira 14 km dari Tanjung dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Setelah sampai kita bisa meminta bantuan jasa guide lokal. Selanjutnya, giliran anda berkunjung ke wisata Tiu Gong. (Dj)

Remas Baiturrahim Lokok Sutrang Juara Umum Lomba Pawai Takbiran

Kayangan,KLU,-- Malam terakhir bulan Ramadhan, di mana-mana terdengar gema takbir,tahmid dan tasbih mengagungkan kebesaran nama Allah. Kegiatan semacam ini terus berlangsung sepanjang tahun.Bahkan untuk memeriahkan kegiatan ini diadakanlah pawai takbiran pada malam lebaran yang terus mentradisi sepanjang zaman.
Tidak terkecuali, Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang pada malam takbiran,  juga ikut ambil bagian dalam lomba pawai takbiran, yang diadakan oleh Panitia Lomba Pawai Takbiran tingkat Desa Sesait pada tahun ini.

”Alhamdulillah, berkat kerjasama dan dukungan seluruh komponen yang ada di dusun Lokok Sutrang dalam mendukung kegiatan ini, maka sungguh mustahil dapat terlaksana dan berjalan dengan baik.” Demikian yang dikatakan oleh Kepala Dusun Lokok Sutrang A. Murhaeni.

Selanjutnya, A. Murhaeni menjelaskan bahwa, Remaja Mesjid Baiturrahim dan Kelompok Bajang Patuh  Dusun Lokok Sutrang, sebelum mengikuti lomba pawai takbiran ini, telah sepakat bekerjasama dalam mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan kesiapan mengikuti lomba pawai takbiran tahun ini.Termasuk juga dalam mengerahkan seluruh anggota Remja Mesjid dan anggota dari Bajang Patuh untuk ikut ambil bagian dalam lomba pawai takbiran tingkat desa ini. Sehingga, dari 19 jumlah kontingen terdaftar, yang hadir hanya 9 kontingen.

Dimana Remaja Mesjid Baiturrahim Dusun Lokok Sutrang, yang walaupun mendapatkan posisi nomor 9 dalam hal pendaftaran, namun kontingen ini paling awal hadir di lokasi pawai dan mendapatkan kesempatan pertama tampil di panggung kehormatan untuk menunjukkan kebolehannya dalam memukul beduk yang diiringi oleh takbiran yang menggema keseluruh desa sesait.

Lebih jauh A. Murhaeni menerangkan bahwa, yang dipercaya untuk memukul beduk adalah Jumahir Wiratanudatar dan Jomel A.Warr  sedangkan yang dipercaya untuk mengumandangkan gema takbir mengiringi irama beduk yang dipukul oleh Jumahir adalah Nahul Khan. Sehingga, decak kagum dari seluruh pengunjung gemuruh membahana memecah kesunyian malam takbiran yang dipusatkan di halaman depan kantor Desa Sesait ini, membuat para dewan juri terlena dengan duet Jumahir – Nahul tersebut. Akhirnya, kontingen Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang keluar sebagai juara umum dalam lomba takbir pada malam Idul Fitri 1432 H/2011,urainya.

Menurut Ketua Panitia Lomba Takbiran tingkatt Desa Sesait Kardiantara,S.Pd, mengatakan bahwa, krieteria penilaian terdiri dari tiga aspek, diantaranya, miniatur terbaik, peserta pawai dan atraksi. Semua kriteria penilaian ini, menjadi satu kesatuan yang utuh.

Menurut Suhaedin (38) salah satu designer Miniatur Mesjid Kuno Sesait, yang digunakan sebagai pendukung dalam lomba  Takbiran pada malam Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H tahun ini, bahwa sejak persiapan hingga selesai dibuat  miniatur tersebut, dibutuhkan waktu selama satu bulan.

”Miniatur Mesjid yang kami buat dalam lomba pawai takbiran tahun ini adalah Minatur Mesjid Kuno Sesait. Alasan kami memilih miniatur Mesjid Kuno Sesait ini, disamping agar beda dengan tahun lalu, juga kami ingin menonjolkan lebih kepada nuansa adat yang kita miliki,”kata Suhaedin, yang juga sering dikenal dengan sebutan Bang Hae ini.

Sementara itu Ketua Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Zaenul Hadi,S.Pd, mengaku bahwa, pihaknya sudah dua kali mengikuti kegiatan lomba pawai takbiran yang diselenggarakan oleh panitia tingkat desa Sesait ini. Dimana menurut Zaenul Hadi yang juga ketua Bajang Patuh Dusun lokok Sutrang ini, selama keikutsertaan mereka dalam lomba pawai takbiran tersebut, selalu keluar sebagai juara umum.

”Tahun 2010 yang lalu, kita keluar sebagai juara umum dan pada tahun 2011 ini, kembali kita dipercaya sebagai juara umum,” katanya bangga.

”Semuanya ini, berkat keikutsertaan serta dukungan semua pihak, baik dari sejak persiapan hingga pelaksanaan kegiatan, ” tambahnya. (Eko)

Senin, 05 September 2011

Bersaing Adakan Lomba Gema Pawai Takbiran

Lomb Gema Takbiran Desa Sesait semarak
KLU, MataramNews - Menyambut hari kemenangan pada hari raya Idul Fitri 1 syawal bagi kaum muslimin merupakan sesuatu yang terindah yang bisa melahirkan kebahagiaan secara spiritual. Pada hari yang fitri bagi kaum muslimin tidak sempurna rasanya ketika setiap pribadi-pribadi kaum mukmin dan muslim mengisi hari raya tanpa mengumandangkan kalimat takbir, tahmid dan tahlil. Karena pada hari tersebut semua orang akan kembali ke fitrahnya sebagai manusia sejati, suci laksana bayi yang baru lahir kedunia.
 
Sehingga sudah menjadi tradisi bagi kaum muslimin di Indonesia bahkan di semua belahan Dunia menyambut dan memeriahkan hari raya idul fitri melalui berbagai macam kegiatan dengan tetap melantunkan kebesaran, keagungan dan kemahabesaran Ilahai. Demikian halnya Lombok Utara dengan Kabupaten termuda di NTB, Pemerintah Kabupaten jauh hari sebelumnya sudah menyiapkan kegiatan dalam rangka menyambut kedatangan hari raya Idul fitri dengan menggelar Lomba Pawai Takbiran tingkat Kabupaten yang dipusatkan di lapangan Super Semar Tanjung.
 
semua kontingen tertib dan teratur
Demikian halnya Desa Sesait, Desa dengan jumlah penduduk dan Dusun terbanyak di Kabupaten Lombok Utara dan satu-satunya Desa yang sistem pemerintahannya berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal yaitu Kepala Pemerintahan Desa bergelar Pemusungan. Desa Adat yang mayoritas penduduknya 100 % Islam  tidak ketinggalan dalam memaknai setiap moment penting di hari nan fitri.
 
Atas inisiatif kaum muda Adat Sesait di masing-masing kekeliangan Lomba Gema Pawai Takbiran pun digelar. Dalam Pidato sambutannya Ketua Panitia Satriawadi kepada mataramNews Senin, 29-07-2011 mengungkapkan bahwa kegiatan Lomba Gema Pawai Takbiran merupakan kegiatan rutin Pemerintah Desa.
 
Tokoh Muda kharismatik yang juga anggota Majelis Krama Desa (MKD) Desa Sesait ini menjelaskan maksud dan tujuan Pawai Takbiran. Menurutnya Kegiatan ini murni atas kesadaran semua masyarakat Wet Adat Sesait sebagai bentuk rasa cintanya kepada Islam dan Rasulullah SAW. Sedangkan maksud dan tujuan kegiatan adalah untuk memeriahkan malam Hari Raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan Ummat Manusia yang setelah sebulan lamanya berhasil melawan musuh yang nyata dan abadi yaitu hawa nafsu, sehingga pada hari kemenangan ini harus dirayakan dengan mengumandangkan Kebesaran, keagungan dan kemahakuasaan Ilahi.
 
Perpaduan Budaya Arab dan Lokal sangat mendominasi kegitan
Tokoh Pemuda yang akrab disapa Jojon, juga menyebutkan tujuan utama pelaksanaan kegiatan Pawai takbiran adalah semata-mata untuk meningkatkan hubungan sillaturrahim antar sesama kaum muslimin. Sekretaris Panitia Aden membenarkan apa yang disampaikan Ketua Panitia. Memang benar selain perayaan kemenangan, sillaturahim adalah tujuan pokok kegiatan karena dengan kokohnya sillaturahim maka ukuwah islamiyah akan terbangun sehingga islam akan jaya sebagai agama rahmatan lil’alamin.
Sementara itu Pemusungan Sesait yang diwakili oleh Ketua MKD dan Sekdes mengungkapkan kebanggaannya kepada kaum muda atau Bajang Wet Adat Sesait yang telah mampu menggagas kegiatan dan melaksanakan kegiatan pawai takbiran. Ini merupakan bagian dari proses Learning By Doing atau sebuah proses untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, terang Ketua MKD Karyadin.
 
Sama halnya dengan Ketua MKD Koordinator lapangan Rangga Topan Yamanullah mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak khususnya Pemerintah Desa Sesait yang sejak awal sangat banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada kami panitia. Tokoh pemuda yang lincah dan energik ini juga menjelaskan bahwa keberhasilan dan kesuksesaan kegiatan sangat tergantung kekompakan tim, jelasnya.
 
Ahmad Zubiadi pembawa acara (MC), saat berakhirnya acara pada jadwal malam pertama Lomba Gema Pawai Takbiran sambil terseyum kepada MataramNews menerangkan bahwa, Kegiatan pawai takbiran kali ini bisa dikatakan lebih sukses dan meriah. Dan alhamdulilah ini semua berkat keikhlasan, kesungguhan dan kerja sama semua pihak. Untuk pengumuman pemenang dan pemberian hadiah akan dilaksanakan besok malam atau bertepatan pada malam 1 syawal 1432 H, terangnya. (DN).
 

Masyarakat Adat Bayan Gelar Lebaran di Masjid Kuno


Bayan, suarakomunitas - Hari Raya idul Fitri tahun ini, memang berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang dimana pelaksanaannya dilakukan secara serentak oleh umat Islam di Indonesia. Namun pada tahun ini Isul Fitri mulai dilaksanakan sejak hari senin 29 Agustus oleh Thariqat Naqsabandi, kemudian disusul oleh warga Muhammadiyah 30 Agustus, dan dilanjutkan dengan pengumuman pemerintah bahwa Idul Fitri jatuh hari Rabu 31 Agustus 2011 yang berdasarkan hisab dan rukyat.

Semua perbedaan hari raya Idul Fitri itu tidak sampai memutuskan hubungan silaturrahmi antar sesame umat Islam, bahkan diakui sebagai rahmat bagi umat Islam. Namun suasana yang agak berbeda adalah lebaran adat yang digelar oleh masyarakat adat yang tinggal di kaki Rinjani Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di Desa Bayan Kecamatan Bayan. Berbeda baik dari segi tanggal pelaksanaan maupun dari segi pakaian yang dikenakan, yang semua prosesinya dipusatkan di beberapa masjid kuno.

Pelaksanaan Idul Fitri secara adat Wetu Telu ini dilaksanakan tiga hari setelah 1 Syawal, yang pada tahun ini bertepatan dengan hari Sabtu 3/9. Acara yang diawali dengan menggemakan takbir,  tahmid dan tahlil ini dilaksanakan oleh penghulu, kiyai, ketip, modin dan kiyai santri yang jumlahnya tidak lebih dari 44 orang dengan mengenakan ikat kepala dan baju berwarna putih serta kain tenunan asli Bayan.

Acara dilanjutkan dengan sholat Idul Fitri dan khutbah serta bersalam-salaman antar sesama jama’ah. Setelah itu para kiyai dan penghulu kembali ke beberapa gubug dan kampu untuk memotong hewan persiapan untuk peraayaan Isul fitri, yang akan dihidangkan  sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.

Setelah semua hidangan sudah siap, lalu ditempatkan disebuat ancak saji yang terbuat dari bambu dan dibawa kembali ke masjid kuno sekitar pukul 18.00 wita dan melakukan doa dan makan bersama. Sementara dibeberapa kampu adat juga menyiapkan masakan untuk disajikan kepada para kiyai dan penghulu serta jama’ah adat.  Demikianlah beberapa prosesi singkat Idul fitri secara adat Wetu telu di Bayan yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan. (Ari)

 

Pimpinan Ponpes Nurul Islam Kayangan, Santuni 61 Anak Yatim

Kayangan,--Pemberian santunan ini, menurut pimpinan Yapnika yang juga anggota DPRD KLU ini, dimaksudkan agar anak-anak yatim yang ditinggal oleh orang tuanya, bisa merasakan kebahagiaan di bulan puasa tahun ini.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya,setiap  Ramadhan akan berakhir, banyak aktivitas yang dilakukan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam Kayangan, yang berlokasi di Dusun Empak Mayong Desa Kayangan KLU ini.

Pada usianya yang ke 18 tahun ini, banyak hal yang sudah diperbuat untuk kemaslahatan ummat. Diantaranya adalah melakukan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pengajian umum dengan mendatangkan para tuan guru sebagai penceramah, melakukan kerja bhakti diberbagai tempat ibadah, memberikan bea siswa bagi siswa yang tidak mampu, hingga memberikan santunan kepada anak-anak yatim yang ada diwilayah Kayangan.

Ponpes Nurul Islam Kayangan dalam kiprahnya, tidak hanya memperhatikan anak untuk berprestasi dibidangnya saja. Namun juga memperhatikan kehidupan social anak-anak Yatim yang ada disekitarnya.

Dalam pemberian santunan kali ini, menurut Pimpinan Yayasan Nika Ust.Muh.Turmuzi, SH.M.Pd, bahwa pemberian santunan kepada anak-anak yatim yang tersebar diwilayah Kayangan itu, patut diperhatikan. Pasalnya, mereka sudah kehilangan seorang kepala rumah tangga, yang setiap hari mencari nafkah untuk anak-anaknya.

Melihat fakta ini, lanjut Turmuzi dihimbau kepada seluruh elemen masyarakat Kayangan dan seluruh Civitas Akademika Ponpes NuruI Islam tergerak hatinya untuk sedikit meringankan beban yang ditanggung anak yatim yang ada diwilayah ini.

“Anak-anak yatim yang kita hadirkan sejumlah 61 orang anak ini, berasal dari 9 dusun dari 3  desa, yang ada diwilayah Kecamatan Kayangan,”jelas pimpinan Yapnika yang juga politisi partai kedaulatan di DPRD KLU ini.

“Dari jumlah 61 orang anak yatim yang kita santuni untuk yang kedua kali ini, terdiri dari 33 putra dan 28 putri, jadi ada peningkatan jumlah dari sebelumnya hanya 30 orang,”katanya.

Sementara itu, Pembina Ponpes Nurul Islam Kayangan H.Abidin Mustakim, juga mengatakan bahwa, Ponpes ini sudah memiliki PA (Panti Asuhan) Nurul Mustakim. Lokasi pembangunan gedungnya sudah tersedia tanah seluas 10,5 are, yang merupakan tanah wakaf yang telah diwakifkan oleh H.Abidin Mustakim sendiri.

“Peletakan batu pertama pembangunan gedungnya sudah dilaksanakan oleh Kementerian agama Provinsi Nusa Tenggara Barat, tanggal 14 Juli 2011 lalu, bersamaan dengan Hault Ponpes Nurul Islam ke 18,”jelas H.Abidin Mustakim yang asal Bima ini.

Kehadiran anak-anak yatim dari beberapa wilayah dusun di tiga desa wilayah Kayangan ini, adalah salah satu cikal bakal dari calon anak asuh dari PA itu.

Menurut salah seorang pengurus komite Ponpes Nika A.Jojo, bahwa pemberian santunan kepada anak-anak yatim ini akan dilaksanakan secara bertahap. Diakui A.Jojo, masih banyak anak-anak yatim yang belum terdeteksi diwilayah Kayangan ini.

“Semoga santunan ini bermanfaat dan dapat merasakan kebahagiaan di hari raya fitri bagi diri anak-anak yatim yang sudah ditinggal orang tuanya ini,’harap A.Jojo.(Eko)

Jelang Lomba Takbiran, Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Sibuk

Sesait,--Merayakan malam sebelum Idul Fitri atau yang lebih dikenal dengan malam  takbiran sudah menjadi tradisi di kalangan masyarkat Lombok,khususnya di KLU.

Tidak terkecuali masyarakat Desa Sesait, bahwa pada tahun ini, panitia lomba takbiran mengadakan kegiatan lomba takbiran tingkat Desa Sesait. Kegiatan semacam ini, rencananya nanti akan di ikuti oleh seluruh Remaja Mesjid se Desa Sesait. Dimana menurut rencana start dari batas dusun masing-masing dan finish di depan kantor Desa Sesait.

Tiap tahun tradisi ini selalu meriah, dimana pada setiap perayaan semacam ini seluruh warga yang tergabung dalam forum Remaja Mesjid menyuguhkan berbagai karya kreattif mereka berupa maket Mesjid mini dan hiasan yang lain sebagai pendukung dari kegiatan takbiran dimaksud.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Takbiran tingkat Desa Sesait Kardiantara,S.Pd, bahwa dibeberapa dusun dalam wilayah Desa Sesait, persiapan warga untuk menyambut lomba malam takbiran sudah cukup matang.

”Insya Allah, kalau kita melihat persiapan warga mempersiapkan segala sesuatunya, kita yakin bahwa acara ini bisa berlangsung sukses, ”ucapnya.

Di Dusun Lokok Sutrang, persiapan menjelang lomba malam  takbiran, juga sudah mulai latihan memukul beduk. Malahan mereka juga sudah mulai mengisi malam dengan latihan takbir kemenangan yang biasa diucapkan pada malam  takbiran saat Idul Fitri/Idul Adha. Bahkan sebagai panduan mereka takbiran, mereka menggunakan ringtone melalui HP mereka.

”Ini sebagai latihan saja, agar tidak grogi dan terbiasa,”kata Miswadi,salah seorang yang nantinya akan bertugas sebagai pemandu dalam takbiran malam Idul Fitri.

Miniatur Mesjid yang dikerjakan secara swadaya oleh Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang ini, adalah bentuk Mesjid Kuno Sesait abad ke 14 M. Maket Mesjid Kuno ini nantinya akan di arak keliling dusun dan finish di kantor Desa Sesait pada malam lomba takbiran jelas H-1 Idul Fitri.

Dari pantauan media ini, hampir semua dusun di Desa Sesait sudah menyiapkan berbagai karya yang akan dibawa saat malam takbiran nantinya. Miniatur mesjid dengan hiasan lampu warna warni mendominasi karya remaja mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang. Selain itu berbagai hiasan yang berhubungan dengan Islam juga sudah disiapkan oleh warga. Warga juga sudah mulai membersihkan mesjid, pagar,tembok dicat, karpet dicuci, lantai dipel mengkilap dan berbagai perabot di dalam mesjid dibersihkan.

Menurut Kadus Lokok Sutrang A.Murhaeni, bahwa kesiapan menjelang lomba takbiran pada malam Idul Fitri tahun ini, pengurus Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang sudah mempersiapkan segala sesuatunya, terkait atribut-atribut pendukung lomba nantinya. Mulai dari kesiapan kostum, lampu asesoris,para peserta atraksi hingga maket Mesjid.
 
”Untuk tahun ini, penampilan kita agak berbeda dari tahun lalu. Kalau tahun ini kita membuat sendiri maketnya, sedangkan tahun lalu, kita sewa,
”terangnya.

Ketua Remaja Mesjid Baiturrahim Lokok Sutrang Zaenul Hadi,S.Pd, mengatakan bahwa lomba takbiran jelang Idul Fitri tahun ini, akan melibatkan semua unsur remaja, baik dari unsur Bajang Patuhnya maupun dari generasi tua.

”Kita ingin dalam lomba malam takbiran kali ini, semua unsur terlibat, agar kompak,”kata Zaenul Hadi, yang baru lulus S1 Matematika ini.

Sementara untuk persiapan pembuatan maket Mesjid Kuno sesait ini, memakan waktu cukup lama baru tuntas.

Dikatakan Bang Hae yang mendisaign maket Mesjid Kuno Sesait itu, bahwa proses pembuatan dari sejak persiapan hingga selesainya dibuat maket itu, memakan waktu sampai dua bulan.

”Mudah-mudahan saja hasil karya kita ini, bermanfaat demi syiarnya agama Islam di Gumi Paer Sesait ini,”harap Bang Hae.(Eko)