Selasa, 21 Juni 2011

Peninggalan Datu Bayan ”Kulem” Masih Terpelihara (18)

Sesait, -- Kulem adalah nama sebuah alat yang dipergunakan oleh Mak Beleq (sebutan Datu Bayan sebelum menjadi Datu Bayan) sebagai sikap (senjata) dalam perjalanan jauh ke Semboya, untuk memantau kawasan utara gunung Rinjani yang nantinya akan dijadikan sebagai lokasi mendirikan sebuah kerajaan.

Kulem, yang sudah berusia puluhan abad ini, secara turun binurun masih tersimpan rapi oleh keturunannya yang ke-58  di dusun Sumur Pande Tengak Desa Sesait Kecamatan Kayangan KLU. Kulem tersebut adalah sejenis Perisai terbuat dari kayu dan sebilah keris.

Sebenarnya, Kulem ini adalah nama orang yang mendampingi Mak Beleq dalam perjalanannya menuju daerah Semboya, untuk melihat  seluruh daerah kawasan utara gunung Rinjani, daerah yang mana kira-kira yang cocok untuk mendirikan sebuah kerajaan baru. Dari kerajaan baru inilah nantinya akan dijadikan pusat penyebaran Islam keseluruh pelosok dikawasan utara gunung Rinjani.

Mak Beleq, dengan didampingi oleh pengiringnya yang bernama Kulem pada masa itu, sebelum sampai ke tempat tujuan, Mak Belek singgah dulu disebuah gubug di daerah Santong (sekarang Santong Asli) untuk beristirahat sejenak menghilangkan kepenatan akibat perjalanan jauh. Gubug yang digunakan oleh Mak Beleq sebagai tempat istirahat tersebut, hingga sekarang gubug  ini masih terpelihara dengan baik oleh keturunannya, yang memang berdasarkan purusanya.

Untuk sampai ketempat yang dituju oleh Mak Beleq bersama pendampingnya Kulem kala itu, mengharuskan dirinya singgah dulu untuk beristirahat dirumah yang sampai saat ini masih terpelihara di Santong Asli. Setelah itu baru dilanjutkan perjalanannya menuju Semboya. Tiba disana, dicarilah tempat yang cocok dijadikan pijakan, untuk melihat daerah sejauh mata memandang yang ada di lereng utara gunung Rinjani. Batu pijakan yang digunakan oleh Mak Beleq kala itu, yang oleh masyarakat adat wet Sesait dikenal dengan nama”Batu Penginjakan Semboya,” juga sampai saat ini masih terpelihara dengan baik dan dijaga oleh purusanya.

Pada setiap tahun, untuk memperingati hijriyahnya Mak Beleq dalam menapak tilas mencari daerah baru sebagai lokasi sebuah kerajaan yang akan didirikannya, maka Kulem ini selalu dibawa ke Semboya oleh keturunannya dalam sebuah acara ritual.

Mak Beleq didalam menjalankan misinya mencari daerah baru tersebut, berdasarkan naluri darah birunya sebagai calon Datu/Raja, maka dipilihlah daerah Bayan untuk dijadikannya sebagai daerah kerajaannya nanti.
Dimana pada saat yang bersamaan, pada masa itu di Bayan sudah ada Raja yang memerintah, yang bernama Emban Sereak. Rupanya, Mak Beleq inilah yang diceritakan dalam perjalanan sejarah nantinya yang akan menjadi Raja Bayan menggantikan Raja Emban Sereak.

Dalam perjalanan sejarah berikutnya, diceritakan bahwa Kulem ini juga dikenal sebagai salah satu tokoh penyebar Agama Islam di daerah Sesait. Salah satu tokoh keturunan  Kulem ( penyebar Islam ) di gumi Sesait adalah H.Yamani, atau yang lebih dikenal dengan sebutan H.Imok/ Amaq Imok.

Alat ini (Kulem) tersebut, hingga kini masih tersimpan dengan baik oleh keturunannya yang ke- 58, Masidep, yang juga Sekjen Perbekel Adat Wet Sesait, yang berpenampilan low profil ini.(Eko).

 

1 komentar:

  1. mohon petunjuknya saya pernah bermimpi berada pada sebuauh mesjid yang didalemnya sedang dimainkan musik, katanya dengan musik itu mereka menyebarkan islam, dan dimimpi itu disebutkan bahwa nama dari mesjid itu adalah dalem kulem, bangunannya seperti pendopo didaerah jawa. yg jadi pertanyaan saya, apakah ada mesjid tersebut.

    terima kasih.

    mohon dibalas ke email saya ronnyahmad@gmail.com

    BalasHapus